Kelompok 4
Kelompok 4
S DENGAN NYERI
DIAGNOSA MEDIS ABSES PLEURA DI RUANG
GARDENIA RSUD Dr. DORIS SYLVANUS
PALANGKA RAYA
Nyeri adalah suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak
menyenangkan terkait kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial
(Meliala & Suryamiharja, 2017).
Berdasarkan American Pain Society (APS) 50 juta warga Amerika lumpuh
sebagian atau total karena nyeri, dan 45% dari warga Amerika membutuhkan
perawatan nyeri yang persisten seumur hidup mereka. Kira-kira 50-80% pasien di
rumah sakit mengalami nyeri disamping keluhan lain yang menyebabkan pasien
masuk rumah sakit (Ivan, 2013).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Nyeri merupakan kondisi
berupa perasaan tidak
menyenangkan bersifat sangat
subyektif karena perasaan nyeri
berbeda pada setiap orang
dalam hal skala atau
tingkatannya, dan hanya orang
tersebutlah yang dapat
menjelaskan atau mengevaluasi
rasa nyeri yang dialaminya
(Hidayat, 2012).
Klasifikasi Nyeri
1. Nyeri akut, adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit, atau
intervensi bedah dan memiliki proses yang cepat dengan intensitas yang
bervariasi (ringan sampai berat), dan berlangsung untuk waktu yang
singkat (Andarmoyo, 2013). Nyeri akut berdurasi singkat (kurang lebih 6
bulan) dan akan menghilang tanpa pengobatan setelah area yang rusak
pulih kembali (Prasetyo, 2010).
2. Nyeri kronik, adalah nyeri konstan yang intermiten yang menetap
sepanjang suatu periode waktu, Nyeri ini berlangsung lama dengan
intensitas yang bervariasi dan biasanya berlangsung lebih dari 6 bulan
(Potter &Perry, 2012).
BAB III
TIN JAUAN KASUS
Lanjutan…
• Keluhan Utama:
Pasien mengatakan”nyeri pada luka pemasangan WSD”.
• Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien mengatakan mengeluh sesak nafas dan nyeri dada, sejak ±2
minggu sebelum masuk rumah sakit, tanggal 17 Nopember 2019
pasien pernah berobat ke puskesmas pahandut, karena tidak ada
perubahan\kondisi pasien semakin memburuk dan disertai sesak
nafas yang semakin memberat sehingga pada tanggal 6 Desember
2019 keluarga pasien membawa pasien ke Poli Paru Rumah Sakit
Doris
Sylvanus Palangka Raya dan belum mendapat terapi, pasien
disarankan untuk dirawat di ruang Gardenia dengan advis untuk
perawat ruangan : infus NaCl 0,9% 15 tpm, Moxifloxacin 1x400mg,
Methylprednisolon 3x62,5mg, Omeprazole inj 2x1, Clindamicin
2x300mg. Sampai saat pengkajian pasien masih dalam perawatan.
Lanjutan …
• Keadaan Umum
Kesadaran pasien compos mentis, terpasang infus NaCl 0,9%
drip Ketorolac 15 tpm ditangan kiri, pasien tampak duduk
ditempat tidur, pasien kadang tampak meringis, pasien
mengeluh nyeri pada luka pemasangan WSD dengan
spesifikasi nyeri timbul kadang saat aktivitas/bergerak, nyeri
seperti ditusuk jarum pada sisi dada sebelah kanan tempat
pemasangan WSD dengan skala nyeri 4 dan nyeri hilang
timbul, tidak terpasang oksigen, terpasang WSD disisi dada
sebelah kanan dengan produksi cairan darah kemerahan
diselang WSD ±50ml.
ANALISA DATA
KEMUNGKINAN
DATA SUBYEKTIF DAN DATA OBYEKTIF MASALAH
PENYEBAB
1. Data Subjektif : Adanya faktor penyebab NYERI
(abses paru)
Pasien mengatakan “nyeri pada luka pemasangan
AKUT
WSD” adanya infeksi parenkim paru
P : Nyeri timbul kadang saat aktivitas/bergerak.
Q : Nyeri seperti ditusuk jarum. inflamasi parenkim paru
R :Pada sisi dada sebelah kanan tempat adanya abses paru dekat
pemasangan WSD pleura
S : Skala nyeri 4
terjadi pergesekan antara
T : Nyeri hilang timbul pleura parietal dan visceral
Data Objektif: saat respirasi
Pasien kadang tampak meringis.
Tampak terpasang WSD disisi dada sebelah kanan. implus diteruskan di korteks
cerebri
Tampak massa paru pada hemithorax sebelah
kanan dari hasil foto thorax (hasil foto thorax). Nyeri dipersepsikan
TTV : TD : 130/90 mmHg, N : 116 x/menit, R :
Nyeri akut
22 /menit, S : 36,50 C (axilla)
2. Data Subjektif : - Proses gejala penyakit Resiko Infeksi
Data Objektif: Abses paru
1) Tampak luka pemasangan
WSD disisi dada sebelah Akumulasi cairan yang
kanan yang ditutupi perban. berlebih di paru
2) Tampak terpasang WSD disisi
dada sebelah kanan. Prosedur invasif
3)Leukosit 10.120 10^3/uL (pemasangan WSD)
4)TTV :
TD : 130/90 mmHg Resiko Infeksi
N : 116 x/menit
R : 22 /menit
S : 36,50 C (axilla)
BAB IV
PEMBAHASAN