Kelompok 1
Kelompok 1
PEMERIKSAAN FISIK
HEAD TO TOE, DAN PENGKAJIAN KEPERAWATAN
OLEH KELOMPOK 1
NURUL MAGHFIRA
AYUNIAR
Pengukuran Tanda-Tanda Vital
Defenisi :
Temperatur (Suhu)
merupakan besaran
pokok yang mengukur
derajat panas suatu
makhluk hidup/benda.
Pengukuran Suhu Tubuh Alat dan Bahan :
dapat dilakukan di Termometer
beberapa tempat yaitu : Larutan desinfektan
di mulut (oral),
Sarung tangan
anus( rektal), Ketiak
(axilla), dan Telinga Alat tulis
(auricular). Bengkok
Prosedur Kerja :
Pemeriksaan rambut
Pemeriksaan kulit
• Inspeksi : bentuk dan
• Inspeksi : kebersihan, warna, kesimetrisan kepala,
pigmentasi, lesi/perlukaan, kebersihan rambut, disribusi
cari apakah ada area yang rambut merata atau tidak
memar, sianosis, dan pucat. karena bisa saja rambutnya
Karena normal:nya kulit tidak ada yang utuh ataupun
ada ikterik/pucat/sianosis. kebotakan pada rambut,
• Palpasi : kelembapan kulit kemudian perhatikan kulit
,suhu apakah hangat atau kepala atau rambutnya kotor
dingin, tekstur perhatikan atau tidak, dan rambutnya
ketebalannya, edema, dan bercabang /tidak karena
turgor kulit dengan cara cubit rambut bercabang adalah
secara halus kulit lengan rambut yang tidak sehat
bawah karena normalnya bila • Palpasi : adanya
kulit cepat kembali ke bentuk pembengkakan di kepala
semula berarti turgor pasien rambutnya mudah
normal. rontok/tidak, serta tekstur
rambut nya kasar atau halus
Pemeriksaan kuku
PEMERIKSAA
N
MATA
Pemeriksaan Leher
Palpasi untuk mencari apakah ada nyeri tekan. Rabalah dengan jari-
jari seluruh sangkar iga dan jaringan parut, benjolan , lesi, serta otot
harus terasa padat dan licin. periksa tractile fremitus. (perawat
PALPASI berdiri dibelakang pasien, instruksikan pasien untuk mengucapkan
angka “tujuh-tujuh” atau “enam-enam” sambil melakukan perabaan
dengan kedua telapak tangan pada punggung pasien) normalnya
taktil fremitus cendrung sebelah kanan lebih teraba jelas.
Gunakan ujung jari tengah dari tangan yang dominan untuk
mengetuk jari tengah tangan yang lainnya tepat di bawah sendi
PERKUSI distal (yang terjauh) : perkusi toraks membantu menentukan batas
paru-paru dan apakah paru-paru terisi dengan udara, cairan atau
bahan padat.
1. INSPEKSI
Pengamatan pertama mencari ictus cordis, yaitu denyutan dinding thorax karena pukulan
ventrikel kiri pada dinding thorax. Bila normal akan berada di ICS-5 pada linea
medioclavikularis kiri selebar 1 cm saja. Inspeksi ictus cordis sulit didapat pada pasien-
pasien yang gemuk, berotot besar atau kelenjar mammaeyang besar. Dengan mengetahui
letak ictus, secara tidak langsung bias diperroleh gambaran tentag ada tidaknya
pembesaran jantung (pembesaran jantung ictus cordis bias sampe berada di linea axilaris
anterior). Ictus cordis yang sangat nyata/=kuat sesuai juga dengan meningkatkan kerja
ventrikel kiri seperi pada seorang yang sedang sangat berdebar ketakutan atau hipertensi
sistolik.
Bulging precodial (daerah precordial yang lebih menonjol dari dinding thorax yang lain).
Menunjukan kemungkinan pembesaran ventrikel kanan atau aneurysma pangkal aorta.
2. PALPASI
Pada ictus cordis meraba ictus cordis dengan telapak jari II-III-
IV(seringkali juga ictus tidak tampak namun bias teraba). Dirasakan kekuatan
pukul dan ditentukan lebarnya ictus cordis yang normal tidak lebih dari 1 cm
persegi.
Kalau teraba lebIh lebar dan pukulannya kuat serta letaknya bergeser
kekiri hal ini sesuai dengan Hipertrifi Ventrikel Kiri (misalnya karena
Hipertensi yang lama). Sedangkan Hipertrofi Ventrikel Kanan akan
menimbulkan gerakn naik turun didaerah linea sternalis kiri. Keadaan ini
disebut Rigth Ventricular Lift/=Heaving.
Hitung frekuensi jantung/= hear rate(HR)
Pada palpasi dihitung frekuensi jantung (HR) selama 1 menit penuh serta
diamati teratur tidaknya denyut jantung. Kemudian membandinkan HRdengan
frekuensi nadi yang telah kita hitang sebelumnya (atau lebih tepat bersamaan
waktu bila ada pemeriksaan lain yang membantu). Bila ternyata ada
perbedaan jumlah denyut nadi dengan HR . Hal ini sesuai dengan adanya
Fibrilasi Atrium .
Memeriksa ada tidaknya thrill, yaitu getaran ictus cordis, tidak lain ini
adalah murmur (pada auskultasi) derajat 5-6 yang karena kers/kasarnya dapat
kita raba.
3. PERKUSI
Pada pemeriksaan perkusi ditentukan batas-batas jantung, karena daerah
jantung terdengar pekak. Dengan demikian, dapat ditentukan ukuran jantung
apakah lebih besar dari pada batas-batas normal ataukah tidak membesar.
Pembesaran jantung yang dapat diperiksa dengan perrkusi adalah pembesaran
ventrrikel kiri, yaitu dapat membessar kekiri agak ke bawah.
Pembesaran ventrikel kanan kurang dapat ditentukan dengan perkusi karena
pembesarannya lebih ke arah antero posterior. Perkusi pada pasien gemuk atau
sangat berotot akan menyulitkan penetuan batas-batas jantung dengan baik.
4. AUSKULTASI
Auskultasi jantung yaitu mendengar bunyi jantung dengan alat stetoskop. Untuk
itu, diperlukan suasana yang tenang agar bunyi jantung terdengar baik. Kesalahan
terbanyak pada auskultasi adalah ingin mendengar sekaligus/seketika semua bunyi-
bunyi jantung yang semestinya satu demi satu sesuai dengan tempatnya, bunyi
jantung mana yang kita perhatikan. Mula-mula gunakanlah sisi membrane dengan
tekanan kuat untuk mendengar nada-nada yang lebih tinggi, kemudian sisi bell
dengan tekanan ringan untuk mendengar nada-nada yang lebih rendah.
a. Bunyi jantung (BJ)
b. BJ I. adalah bunyi menutupnya katup mitral dan tricuspidalis
c. BJ II. Adalah bunyi menutupnya katup aorta dan pulmonalis
d. Tentang Bunyi Jantung III/BJ III (kalau ada).
BJ III didengar didaerah M.
BJ III terdengar sesudah BJ II dengan jarak cukup jauh. Namun, tidak
melewati separuh fase diastolik, nadanya rendah (sehingga lebih jelas dengan
sisi bell.
PEMERIKSAAN
PAYUDARA DAN
AKSILA
PAYUDARA
1. Inspeksi : perhatikan kulit payudara harus licin tanpa ada lesung dan warnanya
sama dengan kulit lainnya. Periksa apakah ada edema yang dapat menyertai
obstruksi limfe dan menandakan adanya suatu kanker.
Inspeksi putting : perhatikan ukuran dan bentuknya. Ingatlah perkembangan
payudara yang normal selama masa hidup, dan karakteristik payudara akan
berubah bila dalam kehamilan dan penuaan.
Inspeksi : kulit aksila untuk melihat apakah ada kemerahan, infeksi atau
pigmentasi yang tidak wajar,
INPEKSI
• Atur posisi yang tepat, yaitu berbaring telentang dengan tangan di kedua
sisi dan sedikit menekuk. Bantal kecil diletakkan di bawah lutut untuk
menyokong dan melemaskan otot-otot abdomen.
• Buka abdomen mulai dari prosesus xifoideus sampai simpisis pubis.
• Amati bentuk perut secara umum, warna kulit, kontur permukaan perut,
(adanya) retraksi, benjolan, (adanya) ketidak simetrisan, jaringan perut,
striae, dll.
• Perhatikan posisi, bentuk, warna, dan (adanya) inflamasi atau
pengeluaran umbilikus.
• Amati gerakan kulit pada perut saat inspirasi dan ekspirasi.
AUSKULTASI
Palpasi
Ekstremitas Atas
1. Tahap Anamnesis
Anamnesis adalah suatu proses tanya
ajwab atau komunikasi untuk mengajak
klien dn keluarga bertukar pikiran dan
perasaan. Mencakup keterampilan verbal
dan non verbal, empati, rasa kepedulian
yang tinggi.
Tujuan Anamnesis
1. Untuk mendapatkan keterangan
sebanyak-banyaknya mengenai
penyakit pasien
2. Membantu menegakka diagnosa
sementara
3. Menetapkan diagnosa banding
4. Membantu menentukan
penatalaksanaan selanjutnya
Langkah-Langkah Anamnesis
1. Mula-mula dipastikan identitas pasien
dengan lengkap (informasi biografi)
2. Keluhan utama
3. Riwayat kesehata saat ini
4. Riwayat penyakit terdahulu
TERIMA
KASIH