Anda di halaman 1dari 27

EVALUASI LAHAN

Kemampuan dan Kesesuaian Lahan


Merupakan kegiatan yang bermaksud membandingkan
persyaratan yang diminta oleh tipe penggunaan lahan yang
akan diterapkan dengan sifat atau kualitas lahan yang
dimiliki oleh lahan yang akan digunakan.

Evaluasi lahan  potensi lahan

a. Kemampuan • Potensi lahan untuk penggunaan secara


lahan umum

b. Kesesuaian • Potensi penggunaan lahan untuk


Lahan jenis tanaman tertentu
Evaluasi lahan  aspek ekonomi, sosial, ekologi (lingkungan)

• Bagaiman lahan sekarang dikelola, apa akibat bila cara tsb terus
dilakukan ? Apakah ada masalah yang muncul ?
• Bila muncul masalah, perbaikan apa yang perlu dilakukan ?
• Penggunaan lain apakah yg memungkinkan dapat dilakukan secara
fisik dan relevan dari segi sosio-ekonomi ?
• Diantara kemungkinan tersebut mana alternatif penggunaan yang
memungkinkan menghasilkan produksi yang langgeng (aspek
kelestarian) ?
• Input apa yg diperlukan utk mendapatkan hasil yg diinginkan dan
dpt menekan akibat yg tdk menguntungkan (aspek ekonomi dan
lingkungan )?
Tujuan evaluasi lahan :
menentukan nilai (kelas) suatu lahan untuk tujuan
tertentu
Dasar Evaluasi Lahan

• Kesesuaian lahan harus didasarkan atas penggunaan lahan


untuk tujuan tertentu
• Diperlukan perbandingan biaya dan keuntungan dalam
penggunaan lahan yg direncanakan
• Diperlukan pendekatan multidisiplin
• Harus relevan dengan sifat fisik, ekonomi dan sosial daerah
• Berdasarkan atas penggunaan utk waktu yg tidak terbatas
• Evaluasi meliputi lebih dari satu macam penggunaan
Evalusi
Kemampuan lahan
KEMAMPUAN LAHAN

 Dirancang utk suatu penggunaan lahan yg sifatnya lebih luas


dan menitikberatkan pada sifat fisik lahan yg relatif sukar
berubah
 Dalam sistem evaluasi kemapuan lahan sistem pengkelasan
yang dipakai diadopsi dari USDA
Kelas I – IV  arable land
Kelas V – VIII  non arable land

 Suatu lahan diklasifikasikan/dikelaskan menjdi delapan kelas


penggunaan lahan berdasarkan intensitas faktor penghambat
8 kelas kemampuan lahan

Semakin Tinggi
kelas Kemampuan
Lahan
 Semakin
Sedikit alternatif
penggunaan lahan
Asumsi yang digunakan dlam evaluasi kemampuan lahan :

1. Klasifikasi kemampuan lahan adl klasifikasi yg didasarkan pd


pengaruh bersama anatar unsur lahan (iklim dan sifat tanah yang
permanen)
2. Klasifikasi kemampuan lahan bukan penilaian produktivitas tanah
untuk tanaman tertentu
3. Tingkat pengelolaan yg digunakan dlm klasifikasi kemampuan
lahan adl tingkat pengelolaan yg tinggi
4. Kelas kemampuan lahan dapat berubah jika proyek reklamasi besar
dilakukan scr permanen (pembanguann tanggul, irigasi)
5. Jarak ke pasar, ukuran dan bentuk areal, letak bukan merupakan
kriteria klasifikasi
Kelas I

 Sesuai untuk semua penggunaan lahan tanpa memerlukan


tindakan pengawetan tanah khusus
 Cocok untuk berbagai jenis penggunaan pertanian, padang
rumput, hutan dan cagar alam
 Topografi datar, dalam, bertekstur agak halus atau sedang,
mudah diolah  tidak memiliki hambatan atau ancaman
kerusakan
Kelas II

 Terdapat bbrp penghmbt yang dapt mengurangi pilihan penggunaan jenis


tananman shg diperlukan usaha pengawetan pada tingkat sedang
(pengolahan kontur, pergiliran tanaman, guludan)
 Faktor penghambat dapat meliputi satu atau kombinasi dari sifat berikut :
1. Lereng landai
2. Kepekaan erosi sedang
3. Kedalaman tanah agak kurang ideal
4. Struktur tanah agak kurang baik
5. Gangguan salinitas sedikit
6. Kadang-kadang tergenang banjir
7. Drainase mudah diperbaiki dgn pembuatan saluran
8. Iklim sedikit menghambat
Kelas III

 Terdapat penghambat agak berat, yang dapt mengurangi pilihan penggunaan jenis
tananman shg diperlukan usaha pengawetan tanah yang khusus (penanaman dlm
strip, pembuatan teras, pergiliran tanaman)

 Faktor penghambat dapat meliputi satu atau kombinasi dari sifat berikut :
1. Lereng agak curam
2. Kepekaan erosi agak tinggi
3. Sering tergenang banjir
4. Permeabiitas utk tanah sawah sangat lambat
5. Sering tergenang meski drainase telah diperbaiki
6. Tanah dangkal
7. Daya menahan air rendah
8. Kesuburan rendah & tidak mudah diperbaiki
9. Salinitas atau Na sedang
10. Penghambat iklim sedang
Kelas IV

 Terdapat penghambat berat, yang dapt membatasi pilihan penggunaan jenis


tananman shg diperlukan pengelolaan yang sangat hati-hati
 Faktor penghambat dapat meliputi satu atau kombinasi dari sifat berikut :
1. Lereng curam
2. Kepekaan erosi tinggi
3. Erosi yg sudah terjadi berat
4. Tanah dangkal
5. Daya menahan air rendah
6. Sering tergenang banjir yg menimbulkan tanaman rusak berat
7. Drainase terhambat & sering tergenang meski dibuat saluran drainase
8. Salinitas atau Na agak tinggi
9. Penghambat iklim sedang
Kelas V

 Terdapat penghambat yang sukar dihilangkan, yang dapat


membatasi penggunaan tanah dan mempunyai sedikit atau
tanpa bahaya erosi. Hanya cocok utk tanaman rumput ternak
atau dihutankan.
 Faktor penghambat dapat meliputi satu atau kombinasi dari
sifat berikut :
1. Drainase sangat buruk atau terhambat
2. Sering kebanjiran
3. Berbatu-batu
4. Penghambat iklim cukup besar
Kelas VI

 Terdapat penghambat yang sangat berat sehingga tidak sesuai utk


pertanian dan hanya cocok utk tanaman rumput ternak atau dihutankan.
 Faktor penghambat dapat meliputi satu atau kombinasi dari sifat berikut :
1. Lereng sangat curam
2. Bahaya erosi atau erosi yg sudah terjadi sangat berat
3. Berbatu-batu
4. Tanah dangkal
5. Drainase sangat buruk atau tergenang
6. Daya menahan air rendah
7. Salinitas atau Na tinggi
8. Penghambat iklim besar
Kelas VII

 Sama sekali tidak sesuai utk usaha tani dan hanya sesuai utk
padang penggembalaan atau dihutankan.
 Faktor penghambat dapat meliputi satu atau kombinasi dari sifat
berikut :
1. Lereng terjal
2. Erosi sangat berat
3. Berbatu-batu
4. Tanah dangkal
5. Drainase terhambat
6. Salinitas atau Na tinggi
7. Iklim sangat menghambat
Kelas VIII

 Terdapat faktor penghambat yg tidak dapat diperbaiki lagi. Tidak sesuai utk
usaha tani dan harus dibiarkan dalam keadaan alami atau atau dibawah vegetasi
alam. Dapat digunakan utk daerah rekreasi cagar alam atau hutan lindung.
Termasuk kelas ini Bad-land, batuan singkapan, pasir pantai dan bekas tambang,
 Faktor penghambat dapat meliputi satu atau kombinasi dari sifat berikut :
1. Sangat terjal
2. Erosi atau bahaya erosi sangat berat
3. Iklim sangat buruk
4. Tanah selalu tergenang
5. Berbatu-batu
6. Kapasitas menahan air sangat rendah
7. Tanah dangkal
8. Salinitas atau Na sangat tinggi
KESESUAIAN LAHAN

 Mrp kecocokan (adaptability) suatu lahan untuk tipe


penggunaan lahan (jenis tanaman dan tingkat pengelolaan)
tertentu

 Dirancang untuk penggunaan lahan yg lebih detil  komoditi


tertentu
 Dasar penentuan  sifat fisik dan kimia yg dapat dirubah
 Struktur pengkelasan meliputi  sesuai dan tidak sesuai
Kesesuaian Lahan

Kesesuaian lahan aktual

 mrp kesesuaian lahan


saat ini dlm keadaaan Kesesuaian lahan
alami tanpa ada potensial
perbaikan lahan
 mrp kesesuaian lahan
setelah dilakukan
perbaikan lahan
Evaluasi Kesesuaian Lahan

• Proses pendugaan (penilaian) tingkat kesesuaian lahan untuk


berbagai alternatif penggunaan penggunaan pertanian
maupun non pertanian (pertanian, kehutanan, perumahan,
pariwisata, konservasi, dll)

• Data yang dibutuhkan :


1. Data iklim (CH, Kelembapan, Suhu)
2. Data tanah (sifat fisik, kimia, mineralogi tanah, relief, dll)
3. Data tanaman, prasyarat tumbuh tanaman
Kesesuaian Lahan

• Metode yang digunakan adlh metode yg diadopsi dari FAO


(1976)

• Empat kategori yang digunakan :


1. Ordo  menunjukkan suatu lahan sesuai atau tidak
2. Kelas  menunjukkan tingkat kesesuaian lahan
3. Sub kelas  jenis pembatas dan perbaikan apa yg dapat
dilakukan
4. Unit  perbedaan besarnya faktor penghambat
ORDO

Menunjukkan sesuai atau tidak sesuai untuk suatu jenis


penggunaan lahan tertentu

1. Ordo S (sesuai)
2. Ordo N (tidak sesuai)
 Dpt digunakan dlm jangka
 Memiliki kesulitas dlm
waktu yg tdk terbatas
penggunaan utk tujuan yg
 Memberikan keuntungan
direncanakan
yg memuaskan
 Memiliki faktor
 Tanpa atau sedikit resiko
penghambat baik fisik
kerusakan thd sumberdaya
maupun ekonomi
lahannnya
KELAS

Menunjukkan tingkat kesesuaian dari ordo tersebut


Penulisannya  memberikan nomor dibelakang simbol ordo

2. Ordo N (tidak sesuai)


1. Ordo S (sesuai)
Terdapat dua kelas :
 Kelas N1
Terdapat tiga kelas :
(tidak sesuai saat ini)
a. Kelas S1 (sangat sesuai)
b. Kelas S2 (cukup sesuai)
 Kelas N2
c. Kelas S3 ( sesuai
(tidak sesuai untuk selamanya)
marginal)
SUB KELAS
 Menunjukkan jenis pembatas atau macam perbaikan yang
diperlukan dalam kelas tsb.
 Dapat terdiri dari satu atau lebih sub kelas, tgt jenis faktor
pembatas yg ada.
 Penulisan  simbol huruf kecil setelah simbol kelas.
Faktor pembatas Simbol
Rejim suhu t
Ketersediaan air w
Media perakaran r
Retensi hara f
Hara tersedia n
Bahaya erosi e
Potensi mekanisasi m
Faktor pembatas Simbol
Rejim suhu t
1, suhu rata-rata tahunan
Ketersediaan air w
1. Bulan kering
2. Curah hujan tahunan
Media perakaran r
1. Drainase 4. kematangan gambut
2. Tekstur 5. ketebalan
3. Kedalaman efektif
Retensi hara f
1. KTK 2. pH
Hara tersedia n
1. P2O5 (olsen) 2. K2O
Bahaya erosi e
1. Kemiringan lereng
Potensi mekanisasi m
1. Batu permukaan
2. Singkapan batuan (rock outcrop)
Contoh analisis kesesuaian lahan

• Tanaman jagung membutuhkan persyaratan tumbuh sebagai


berikut :
• Data hasil analisis potensi lahan untuk budidaya tanaman
jagung adalah sbb : excell
• Lakukan analisis kesesuaian lahan aktual dan apabila
dimungkinkan dilakukan perbaikan kualitas lahan tentukan
kesesuaian lahan potensialnya !
tugas

• Lakukan telaah Skripsi tentang budidaya tanaman Padi,


Jagung, Kedelai, Kacang tanah, kacang hijau, kentang, ubi jalar
yang dibudidayakan di lahan bukan polybag
• Cari data iklim dan data analisis tanah awal (sifat fisik dan
kimia tanah ) yang dilakukan termasuk kondisi daerah
penelitian (kemiringan lahan, kondisi profil tanah jika ada,
batuan, dll)
• Analisis kesesuaian lahan dgn membandingkn kondisi aktual
daerah penelitian tsb dg kriteria kesesuaian lahan utk jenis
komoditi tertentu !
• Tugas ditulis tangan, gunakan sumber yg berbeda dan
sebutkan identitas Skripsi yg anda telaah.
• .

Anda mungkin juga menyukai