Anda di halaman 1dari 21

INFERTILITAS

PREVALENSI INFERTILITAS

Systematic Analysis of National Health Survey, 2010


Systematic Analysis of National Health Survey, 2010
INFERTILITAS

 adalah ketidakmampuan untuk hamil setelah


setahun atau lebih seksual aktif tanpa KB
 ketidakmampuan mempertahankan kehamilan
sampai usia kehamilan aterm
 Ada dua tipe infertilitas :
 Primer  pasangan yang tidak pernah hamil
 Sekunder  pasangan yang pernah bisa hamil
tapi kemudian tidak bisa hamil lagi
 peluang terjadinya konsepsi 60% dalam 6 bulan, 90%
dalam 12 bulan, dan 95% dalam 24 bulan
 frekuensi intercourse mempengaruhi peluang terjadinya
konsepsi, jika pasangan hanya melakukan intercourse 1x
dlm seminggu dalam 6 bln, maka peluang terjadinya
kehamilan hanya 15%
 Jika pasangan meningkatkan frekuensi intercourse
menjadi 4x/ minggu selama masa periode ovulasi,
peluang terjadinya konsepsi meningkat sampai 83%
 Penelitian menunjukkan bahwa waktu yang optimal
dalam melakukan hubungan seksual untuk terjadinya
konsepsi adalah sekitar 48 jam pada pertengahan siklus
PENYEBAB INFERTILITAS
 Berbagai faktor yang menghalangi bertemunya sel
telur & sperma atau menghambat perjalanan telur yang
terfertilisasi untuk berimplantasi ke dinding uterus
dapat mengakibatkan infertilitas
FAKTOR RISIKO
INFERTILITAS
 Faktor yang mempengaruhi kedua pasangan (pria &
wanita) : perilaku, pekerjaan & lingkungan,
emosional
 Faktor yang mempengaruhi wanita : terganggunya
ovulasi, transport gamet, implantasi
 Faktor yang mempengaruhi laki-laki :
terganggunya viabilitas sperma, pengeluaran
sperma
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEDUA PASANGAN (PRIA &
WANITA)
 Faktor perilaku
 Merokok
 Penggunaan alcohol (meskipun tdk berat)
 Latihan berlebihan
 Berat badan 10-15% diatas atau dibawah BB ideal
 Partner sexual multiple (meningkatkan risiko STD)

 Faktor pekerjaan dan lingkungan


 Eksposure terhadap :
 Suhu lingkungan tinggi
 Bahan-bahan kimia tertentu
 Radiasi
 Emisi gelombang mikro atau elektromagnetik berat

 Faktor emosi
 Tingkat stress tinggi
 Depresi
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA
 Faktor yang dapat mengganggu ovulasi : Pertambahan usia, Kondisi
medis kronik dan atau berhubungan dengan pengobatan,
Ketidakseimbangan hormon, ditandai dengan : menstruasi tidak
teratur, menorraghia (perdarahan memanjang dan banyak),
hirsutisme, jerawat, Kista ovarium 
 Faktor yang dapat mengganggu transport gamet : Prosedur bedah
atau tindakan invasive yg melibatkan servix atau uterus, misal :
myomectomy, Dilatasi & kuretase, Paparan DES
(Diethylstilbestrol) pada uterus, Berbagai tindakan bedah yg secara
langsung melibatkan tuba falopi, Berbagai bedah pelvic,
Endometriosis, Kehamilan ektopik, Riwayat STIs atau PID
 Faktor yang dapat menggangggu implantasi : Lebih dari sekali
induced aborsi, Ketidakseimbangan hormon
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI LAKI-LAKI
 Faktor yang dapat mempengaruhi viabilitas sperma: Peresepan obat
ulcer atau psoriasis, Paparan genital terhadap suhu panas : bak mandi
panas, ruang steam/uap, celana ketat, Cryptochidism, Prostatitis, Infeksi
saluran genital , Varicocele, Mumps/gondong seletah pubertas
 Faktor yang dapat mempengaruhi pengeluaran sperma : Disfungsi
ereksi, Ejakulasi retrograde, Riwayat hernia repair, Hipospadia,
Vasectomy
EVALUASI AWAL PADA INFERTILITAS
 Pola menstruasi pasangan wanita
 Jumlah kehamilan dgn pasangan saat ini atau pasangan
sebelumnya, serta hasil akhir kehamilan (lahir hidup/ keguguran)
 Identifikasi disfungsi seksual pada kedua pasangan
 Riwayat STIs atau pembedahan/trauma saluran genital pd kedua
partner
 Masalah gaya hidup : konsumsi alcohol, merokok, penyalahgunaan
obat, pekerjaan, serta pola aktivitas fisik kedua pasangan
 Kondisi medis kronis dan pengobatannya pd kedua pasangan
 Poa hubungan seksual pasangan terkait siklus ovulasi pasangan
wanita
 Lamanya pasangan berhubungan tanpa KB
 Tehnik natural/ home test yg telah digunakan pasangan
EVALUASI KOMPREHENSIF &
TES DIAGNOSTIK
 Pria : analisis semen, analisis hormon endokrin, usg transrectal atau
scrotal, biopsi testikuler
 Wanita : postcoital test, analisis kadar hormon dlm darah,
hysterosalpingogram,hysteroscopy, dan laparoscopy
MANAJEMEN INFERLITITAS
 Terapi Faktor-faktor Servical
 Terapi faktor-faktor Endometrium dan Tuba
 Terapi faktor-faktor Ovarium
 Terapi faktor-faktor pada Pria
 Assisted/Advanced Reproductive Therapies
 Surrogate Parenting
TERAPI FAKTOR-FAKTOR
SERVICAL
 Terapi abnormalitas serviks paling mudah dan paling
banyak berhasil adalah inseminasi intrauterine.
 Dalam prosedur ini, dokter memasukkan sperma
langsung ke dalam uterus pada waktu menjelang
ovulasi.
 Wanita posisi lithotomi  dokter pasang speculum ke
dalam vagina  membersihkan serviks  sampel
sperma dalam spuit 1 mL yang disambung kateter
fleksibel yg tipis  kateter tsb dimasukkan ke dalam
serviks sampai mencapai permukaan uterus 
specimen semen disuntikkan ke uterus dgn hati-hati
melepaskan kateter wanita posisi supine minimal
TERAPI FAKTOR
ENDOMETRIUM DAN TUBA
 Kebanyakan infertilitas yang disebabkan faktor pada endometrium dan
tuba memerlukan tindakan pembedahan.
 Pilihannya : hysteroscopy, laparoscopy, atau laparotomi, yang diikuti
hysterosalpingogram untuk mengevaluasi keefektifan tindakan
TERAPI FAKTOR-FAKTOR
OVARIUM
 Biasanya diberikan medikasi untuk menstimulasi ovulasi, obat
penyubur.
 Kehamilan multiple biasanya terjadi pada terapi ini.
 Clomiphene citrate (Clomid, Serophene), human menopause
gonadotropin (Pergonal, Humegon, Repronex), GnRH sintesis, dan FSH
murni merupakan contoh obat-obatan penyubur yang sering digunakan
untuk mengobati disfungsi ovarium (Garcia & Nelson, 2006).
TERAPI FAKTOR-FAKTOR PADA
PRIA
 Jika varicocele merupakan penyebab rendahya produksi sperma, maka
diperlukan pembedahan.
 Jika penyebab rendahnya jumlah sperma tidak diketahui dan kadar FSH,
LH, dan testosterone normal, dokter biasanya meresepkan Clomid untuk
meningkatkan produksi sperma.
 Alternatif tindakan lain adalah inseminasi intrauterine pada wanita
ADVANCED REPRODUCTIVE
THERAPIES
 Kelahiran Louise Brown pada tahun 1978 merupakan hasil advanced
reproductive therapy (ART) pertama yg berhasil pada manusia,
fertilisasi in vitro.
 Lima macam ART antara lain :
 in vitro fertilization (IVF)
 gamete intrafallopian transfer (GIFT)
 zygote intrafallopian transfer (ZIFT)
 tubal embryo transfer (TET)
 intracytoplasmic sperm injection (ICSI)
SURROGATE PARENTING
 Surrogate parenting merupakan suatu proses dimana seorang wanita
mengandung sampai usia aterm dari pasangan infertile.
 Seorang gestational surrogate atau surrogate mother, hanya
mendonasikan penggunaan uterusnya, atau dapat juga mendonasikan
ovumnya dan setuju untuk dilakukan inseminasi dengan sperma dari
pasangan pria.
 Surrogate parenting banyak menuai persoalan legal etik sehingga
perlu dilakukan konseling pada pasangan infertile, surrogate dan
pasangan/suaminya, serta keluarga.
ASPEK PSIKOSOSIAL PADA
INFERTILITAS
 Konsekuensi psikososial terkait infertilitas meliputi syok, rasa bersalah,
isolasi, depresi, dan stress. Partner yang teridentifikasi masalah
merupakan yang paling berisiko memiliki rasa bersalah. Sangat penting
untuk menghindari penggunaan kalimat yang mengimplikasikan
“menyalahkan” saat berdiskusi masalah infertilitas.
 Infertilitas memberikan tekanan pada hubungan pasangan.
 Sharing informasi yang lengkap dan seimbang tentang adopsi serta
mendukung perasaan dan keputusan pasangan penting untuk dilakukan.
TINDAKAN KEPERAWATAN
 Focus utama tindakan keperawatan terkait infertilitas meliputi
pemberian support pada pasangan sejak menjalani diagnosis dan
mereka memilih terapi.
 Keterampilan komuniasi terapeutik sangat diperlukan.
 Setelah dokter memberi tahu pasangan tentang diagnosis mereka dan
pilihan terapi yang dapat dilakukan, peran utama perawat adalah
memberikan informasi tambahan, membantu mereka membuat
keputusan berdasarkan pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai