Anda di halaman 1dari 78

PENGELOLAAN

LABORATORIUM IPA
di SEKOLAH
Modul 1 Kegiatan Belajar 2
NASIB
ALAT IPA DI SEKOLAH
Salah Penempatan dan Jarang Digunakan
Tidak dibersihkan setelah digunakan
Tempat Penyimpanan Lembab dan Jarang dibersihkan
Kualitas Alat tidak baik sehingga tidak bisa digunakan
Tempat Penyimpanan Lembab sehingga terjadi korosi
Terkontaminasi Zat Kimia
Salah Pemakaian
Penyimpanan Alat Tidak Teratur
Salah Penyimpanan
Tempat Penyimpanan Lembab dan Jarang digunakan
Salah Penempatan dan Kurang Perawatan
PENGELOLAAN LABORATORIUM

PERENCANAAN FISIK LABORATORIUM

PENGELOLAAN AKTIVITAS LABORATORIUM

PEMELIHARAAN PERALATAN LABORATORIUM

LABORATORY SAFETY RULES


PERENCANAAN FISIK
LABORATORIUM
LABORATORIUM
• Laboratorium merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan,
pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian dan sebagainya dengan
menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan
kuantitas dan kualitas yang memadai. (Depdiknas, 2002)
• Kegiatan laboratorium/praktikum akan memberikan peran yang sangat besar
terutama dalam:
1. membangun pemahaman konsep;
2. verifikasi (pembuktian) kebenaran konsep;
3. menumbuhkan keterampilan proses (keterampilan dasar bekerja ilmiah) serta
afektif siswa;
4. menumbuhkan “rasa suka” dan meningkatkan motivasi terhadap pelajaran
yang dipelajari;
5. melatih kemampuan psikomotor.
10

L-1 L-1 L-1


RG. PERSIAPAN
RG. SIMPAN

K01
L-1 L-1

K01
M-2
M-1

K01
M-3

sink
39.35 mm

M-05 M-05 M-05 M-05

selasar
K02

M-4
M-05 M-05 M-05 M-05
Sink
K02

M-05 M-05 M-05 M-05


K02

M-05 M-05 M-05 M-05


150.93 mm

K02

M-05 M-05 M-05 M-05


K02

L-2

80.57 mm
Syarat Rancang Bangun Laboratorium:

1 Dekat dengan ruang-ruang yang lain

2 Mendapat sinar matahari langsung yang cukup.

3 Dua pintu, daun pintu dibuka ke luar

4 Fasilitas untuk menggelapkan ruang

5 Penerangan 500 lux

6 Fleksibel, dapat digunakan sebagai ruang kelas, tempat


percobaan, tempat berdiskusi, tempat guru berdemonstrasi
PERABOTAN
• Perabotan (mebeler/furnitur) laboratorium harus mudah
dipindah-pindahkan sesuai keperluan.
• Perabotan tidak perlu dapat dipindahkan-pindahkan: “stasion
layanan – service station”, lemari alat, dan meja demonstrasi.
• Seluruh atau sebagian besar stasion layanan dapat dibuat di
sekeliling ruangan (pada tembok ruangan). Sebagian kecil dapat
di buat di tengah ruang.
• Besar ruang kerja 1 siswa ideal: 2,5 m2 – 3,5 m2.
• Jumlah meja sesuai jumlah kelompok, jumlah kursi sesuai jumlah
siswa. Idealnya 1 kelompok terdiri atas 2 atau 3 siswa.
Meja Siswa

• Untuk laboratorium kimia dan biologi sebaiknya tahan terhadap bahan-bahan kimia korosif.
Meja dilapisi dengan bahan vinyl, resin, formika, HPL atau bahan lain yang tahan korosi.
• Bebas dari bahan ferromagnetik (besi dan baja), agar percobaan-percobaan yang berkaitan
dengan kemagnetan tidak mengalami gangguan.
• Ukuran meja standar 120 cm 60 cm, dengan tinggi 80 cm. Kursi disesuaikan dengan tinggi meja.
• Kursi 25 cm lebih pendek dari tinggi meja.
• Daun meja berpinggir menonjol ke luar ± 10 cm dari kaki-kaki
• Di bawah daun meja ada satu rak tempat menyimpan buku-buku siswa.
Stasion Layanan
• Daun meja berpinggir menonjol ke luar ± 10 cm dari kaki-kaki
• Di bawah daun meja ada satu rak tempat menyimpan buku-
buku siswa.
• Bak cuci cukup satu untuk dua kelompok.
• Soket listrik stasion layanan bertegangan 220 V mampu
menangani arus min. 1A.
• Seluruh jaring-jaring listrik stasion layanan dapat dikendalikan
(dimatikan dan dihidupkan) secara sentral dari ruang persiapan
guru (supervisor).
• Ukuran stasion layanan layanan sama dengan ukuran meja
siswa
• Stasion layanan dapat berbentuk seperti gambar diatas. Model
ini menggabungkan dua stasion layanan menjadi satu,
dirancang untuk dapat digunakan oleh dua kelompok siswa.
• Ruang di bagian bawah stasion layanan digunakan untuk ruang
penyimpanan alat.
Meja Demonstrasi
• Meja demonstrasi terletak dekat papan tulis,
• Berukuran kira-kira ± 200 cm × 80 cm, dengan tinggi
90 cm.
• Salah satu ujung daun meja demonstrasi menonjol
ke luar kira-kira 10 cm untuk menjepitkan katrol
meja dan lain-lain.
• Lantai di bawah meja demonstrasi dan papan tulis
ditinggikan ± 15 cm.
• Meja demonstrasi dilengkapi dengan 2 (dua)
stopkontak, satu untuk alat-alat biasa dan lainnya
untuk alat-alat proyeksi.
• Stopkontak untuk alat biasa disarankan 220 V 3 A,
untuk alat-alat proyeksi 220 V 6 A.
• Stop kontak untuk alat-alat proyeksi sebaiknya
ditempatkan di ujung meja.
Lemari Alat

• Ketinggian rak dapat diatur


• Alat-alat yang berat dan tinggi diletakkan di bawah
lemari.
• Sebagian atau seluruh pintu lemari alat hendaknya
terbuat dari kaca sehingga tembus pandang.
• Rak-rak yang ada di bagian bawah lemari dapat dibuat
tidak tembus pandang.
Lemari Asap

• Lemari asap : tempat melakukan percobaan yang


menghasilkan uap atau gas yang berbahaya bagi tubuh.
• Tujuan : untuk menghindari ruang laboratorium dari
pencemaran (kontaminasi) oleh zat-zat (gas atau uap)
berbahaya.
• Terbuat dari bahan yang tahan api, tahan asam dan
tahan karat.
• Pintu geser lemari asap harus mudah dibuka dan
ditutup.
• Dilengkapi mesin penyedot untuk menyalurkan gas-gas
hasil reaksi ke luar laboratorium dengan baik.
Upaya Pengamanan dan Keselamatan
• Listrik. Seluruhan jaring-jaring listrik untuk siswa hendaknya dapat dikendalikan
(dimatikan dan dihidupkan) secara sentral dari dekat tempat duduk guru, atau dari ruang
persiapan.
• Pintu Lab. Pintu sebaiknya lebih dari satu. Daun pintu dibuka ke luar, memungkinkan
siswa dapat keluar dengan lebih mudah apabila ada bahaya di dalam ruang lab.
• Kipas Sirkulasi. Kipas berfungsi sebagai “ventilasi paksa” untuk membantu sirkulasi udara
jika diperlukan.
• Tirai dan gorden. Tirai atau gorden untuk menggelapkan ruang sebaiknya terbuat dari
bahan yang tidak mudah terbakar.
• Kebakaran. Harus disediakan alat pemadam kebakaran. Jenis yang baik ialah kelas ABC.
• Alat dan bahan yang berbahaya. Ada lemari atau rak yang digunakan khusus untuk
menyimpan alat dan bahan yang berbahaya. Lemari khusus ini selalu terkunci.
Pengambilan alat dan bahan dari dalamnya hanya boleh dilakukan oleh guru atau laboran.
• PPPK. Di setiap lab (bahkan di setiap sekolah) harus tersedia sejumlah kotak PPPK
(Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan).
Tempat penyimpanan peralatan
Laboratorium
PENGELOLAAN AKTIVITAS
LABORATORIUM
STRUKTUR ORGANISASI LABORATORIUM

SISWA
Yang perlu diperhatikan dalam penjadwalan
laboratorium:
• Hindari dua kelas belajar sains pada saat yang sama
• Banyak pertemuan tiap pelajaran tiap minggu
• Waktu senggang untuk ruang laboratorium
• Jumlah jam pelajaran tiap minggu
• Lama sekolah dibuka
• Banyak kelas
Simulasi Pengaturan Jadwal Laboratorium
1. Identifikasi Jumlah Jam Pelajaran (JP) total dalam satu Minggu
Jam Waktu Kelas Mapel Pengajar Keterangan
Ke-
1 07.00 – 07.40
2 07.40 – 08.20
3 08.20 – 09.00
…..

2. Hitung jumlah jam efektif yang dapat digunakan dengan


mempertimbangkan pola JP IPA yang dijadwalkan serta waktu senggang
LAB, kemudian perkirakan kapasitas layanan Laboratorium per minggu
Hari Jumlah Pola JP (per Jam Kapasitas Keterangan
JP pertemuan) Senggang perhari
Senin 9 3 2 2 kelas
….
Simulasi Pengaturan Jadwal Laboratorium
3. Susun distribusi penjadwalan berdasarkan pertimbangan kapasitas
layanan Laboratorium per minggu yang telah diperhitungkan
Jam Waktu Kelas Mapel Pengajar Keterangan
Ke-
1 07.00 – 07.40
2 07.40 – 08.20
3 08.20 – 09.00
09.00 – 09.15
4 09.15 – 09.55
5 09.55 – 10.35
6 10.35 – 11.15
7 11.15 – 11.55
11.55 – 12.20
8 12.20 – 13.00
9 13.00 – 13.40
Hakikat dan Komponen
Pengetahuan

Sikap
(Tahu
Mengapa)

Produktif
Konsep
Fakta
Prosedur
Prinsip
Kreatif
Inovatif

Keterampilan
Pengetahuan
(Tahu
(Tahu Apa)
Bagaimana)
Pendekatan non-ilmiah
vs
Pendekatan ilmiah
Mengkomunikas
Berpikir Kritis i

Penemuan Coba- Menalar


coba

Prasangka Mencoba

Akal Sehat Menanya

Intuisi Mengamati
Pendekatan induktif dan deduktif
Teori Akuisisi Informasi

Teaching Learning

Menyajikan Informasi Memperoleh Informasi

Mendorong Proses Kognitif Memaknai Materi Ajar


Zone of Proximal Development (ZPD)
by Vygotsky

Vygotsky did not think children needed to be ready to learn new


concepts but they should be provided with problems above their
level of development.
PENGELOLAAN ALAT & BAHAN

Jumlah
Karakteristik
Fungsi

Alat
Tempat
IPA

Pemakaian

Rusak Perbaikan
•Tindak Tujuan
pencegahan terhadap
kerusakan alat
•Agar peralatan dapat berfungsi
lebih lama
•Mudah ditemukan dan siap
pakai
Prinsip Penyimpanan Alat

• Keselamatan/keamanan pemakai dan alat pada waktu alat diambil dan


dikembalikan
• Kemudahan menemukan dan mengambil alat
• Frekuensi pemakaian alat
• Tempat alat-alat digunakan
Hal-hal yang perlu diperhatikan
• Peralatan yang sering digunakan harus mudah diambil dan dikembalikan
• Pipet dan buret disimpan dalam keadaan berdiri, tertutup
• Sumbat karet dan sumbat gabus disimpan di laci/ bak khusus
• Sumbat karet dan sumbat gabus disimpan berdasarkan ukuran
• Tempat penyimpanan diberi nama
• Alat elektronik dan alat bantu dari logam disimpan jauh dari tempat menyimpanan zat kimia
• Bahan kimia disimpan berdasarkan tingkat bahaya nya dan jauhkan dari sumber panas/api dan
terlindung dari cahaya matahari
• Zat kimia dalam botol diberi tanggal “diterima” dan “pertamakali dibuka”
• Label harus dalam keadaan jelas.
• Botol berisi zat kimia tidak diletakkan dan disimpan di lantai
• Botol berisi zat kimia tidak diletakkan dan disimpan di lemari asap
• Botol berisi asam kuat dan basa kuat tidak diletakkan berdekatan
• Bahan kimia yang reaktif dengan air disimpan di tempat dingin, atau gunakan larutan khusus
(Natrium dalam minyak tanah)
Administrasi Alat dan Bahan
Buku Iventaris
alat/bahan.
Kartu Stok
Daftar
Alat/bahan
Label
Kartu Reparasi
Kartu Peminjaman
Buku Inventaris Alat/Bahan
• Format buku iventaris alat/bahan terdiri dari kolom-kolom:
• Kode katalog. Untuk mempermudah pengecekan alat dan bahan sebaiknya diurutkan sesuai dengan
nomor katalog alat.
• Nama alat/bahan. Dituliskan nama alat atau bahan. Misalnya Neraca empat lengan .
• Merk/Type. Dituliskan type alat tersebut. Misalnya Ohaus typenya 311.
• Produsen. Dituliskan nama pabrik pembuatnya. Ini diharapkan jika terjadi kerusakan dapat diperoleh
informasi tentang cara memperoleh komponen yang rusak.
• Asal/tahun. Dituliskan alat tersebut, misalnya dari droping pemerintah atau dari pembelian sekolah
atau sumbangan, serta ditulis tahun memperolehnya.
• Tahun menggunakan. Dituliskan kapan mulai digunakan. Sebab kemungkinan pada tahun
diperolehnya tidak langsung digunakan, tetapi disimpan terlebih dahulu karena persediaan cukup.
Hal ini untuk mengetahui umur pakai alat.
• Jumlah. Dituliskan jumlah alat.
• Baik/rusak. Dituliskan jumlah alat yang dalam kondisi baik maupun yang rusak.
Kartu Stok
• Kartu stok berguna untuk mengetahui jumlah alat/bahan yang tersedia pada saat dibutuhkan, serta dapat
mengetahui tempat penyimpanannya. Kartu stok dibuat dari sepotong kertas dengan warna yang
berbeda-beda untuk setiap kelompok alat.
• Kartu stok hendaknya dicek ulang setiap akhir semester. Sebaiknya kartu stok disusun dalam kotak sesuai
urutan abjad (huruf depan nama alat/bahan) Cara mengisi kartu stok sebagai berikut:
• Huruf (abjad)
• Diberi huruf sesuai dengan nama alat.
• Nama alat/bahan/perlengkapan/perkakas.
• Spesifikasi alat.
• Kode (nomor katalog)
• Tempat penyimpanan. Misalnya R1 = rak nomor 1, A2 = almari nomor 2 , L = laci.
• Keadaan. Baik atau rusak.
No. Katagori Simbol Warna
1. Kimia, umum dan perkakas K Merah
2. Fisika F Biru
3. Biologi B Hijau
4. Alat Visual V Putih
5. Bahan Kimia C Kuning
Daftar Alat/Bahan

• Dengan daftar ini, kita dapat dengan mudah mengetahui apakah suatu LKS
dapat dilaksanakan atau tidak, serta metode apa yang diterapkan. Misalnya
jumlah alat/bahan yang tersedia bila tidak mencukupi untuk eksperimen
kelompok, maka lebih baik disampaikan dengan metode demonstrasi.

Mata Pelajaran : ………………………………….


Judul Percobaan : ………………………………….

No Nama Alat/Bahan Jumlah Kondisi


Label

• Label ditempelkan pada setiap tempat menyimpan alat/bahan (almari, laci,


rak).

No. No. Katalog Nama alat/bahan Jumlah


       
 
Kartu Reparasi

• Kartu Reparasi mencatat riwayat kerusakan dan jenis perbaikan yang


dilakukan atas peralatan yang mengalami kerusakan atau perawatan
perbaikan/pembaruan komponen alat

Kode Katalog : ……………………………………

Nama Alat : ……………………………………

No Nama Komponen Alat Jenis Tanggal Tanggal Catatan


Reparasi Kerusakan Reparasi
Kartu Peminjaman
• Administrasi alat juga mencakup proses ketika siswa melakukan peminjaman alat
dan bahan untuk percobaan, prosesnya:
• Siswa mengisi form peminjaman alat, ditandatangani laboran
• Laboran mengisi buku peminjaman alat, ditandatangani siswa
• Laboran menyerahkan alat-alat dan bahan yang dibutuhkan
• Form diserahkan siswa pada laboran saat mengembalikan alat, arsip.
• Laboran memberikan catatan bila ada alat yang rusak atau hilang selama percobaan
• Siswa melakukan penggantian bila ada alat yang rusak
• Laboran melakukan pengajuan bila ada bahan yang habis
PEMELIHARAAN PERALATAN
LABORATORIUM
Asas Pemeliharaan Alat

• Menjaga kebersihan alat atau kebersihan tempat menyimpan


bahan secara berkala.
• Menjaga atau menghindari dari zat-zat yang korosif, atau mudah
bereaksi dengan alat.
Pemeliharaan Peralatan Umum
• Alat-Alat dari Kaca dan Bahan Tahan Korosi
• Alat-alat dari kaca, terutama wadah, perlu dibersihkan dengan baik sehabis digunakan.
Percobaan menggunakan bahan kimia dapat terganggu jika terdapat sisa-sisa zat atau
kotoran yang menempel pada wadah yang digunakan untuk reaksi kimia.
• Alat-alat yang terbuat dari bahan tahan korosi (stainless steel, aluminium) cukup dijaga
dengan menempatkannya di tempat yang tidak terlalu lembab, dan secara periodik
dibersihkan dari debu atau kotoran lain yang melekat padanya.

• Alat-Alat dari Logam


• Alat-alat logam lebih aman jika diletakkan (disimpan) di tempat yang kering, tidak
lembab, dan bebas dari uap yang korosif. Uap korosif dapat bersumber dari bahan-
bahan kimia yang tercecer, kandungan air di udara, dan keringat manusia.
• Bagian-bagian alat dari logam ada yang bergesekan satu sama lain, seperti roda
dengan poros, dan gerigi dengan gerigi. Agar tidak mudah aus, bagian-bagian yang
bergesekan ini selalu harus diberi pelumas.
Pemeliharaan Peralatan Khusus
• Multimeter
• Siswa jangan menghubungkan amperemeter langsung di antara terminal-terminal
sumber tegangan (PLN).
• Pada waktu menggunakan amperemeter atau voltmeter yang memiliki rentang ukur
banyak (multirange), mulailah dengan menggunakan rentang yang paling tinggi.
• Ketika siswa pertama kali menggunakan alat-alat ukur listrik, wajibkan siswa meminta
guru memeriksa rangkaian yang dibuatnya, sebelum mengalirkan arus.
• Simpanlah alat-alat ukur listrik di tempat yang kering (tidak lembab) dan bebas dari
uap korosif.

• Basic Meter
• Basic meter hanya boleh digunakan untuk mengukur tegangan DC, dan ketika
digunakan untuk mengukur harus selalu dimulai dari rentang ukur yang paling tinggi.
Untuk lebih memahami basic meter, lakukan percobaan pada modul Seri Pendalaman
Inkuiri Basic Meter.
Pemeliharaan Peralatan Khusus

• Catu Daya
• Catu daya dilengkapi sekring dan sekring elektronik. Sekring yang putus dapat diganti
dengan sekring dengan ukuran yang sama yang banyak dijual di toko elektronik.
• Toleransi catu daya adalah 10%. Jika catu daya dihubungkan dengan rangkaian
elektronik, tegangannya dapat saja menyimpang sedikit hingga 10% dari tegangan
yang ditentukan.
• Sebagai contoh, ketika diset pada 6 volt dan dihubungkan dengan rangkaian
elektronik, tegangan keluaran dapat berkisar antara 5,4 volt hingga 6,6 volt.

• Slinki
• Slinki tidak boleh digunakan sebagai mainan. Slinki yang kusut sulit untuk diperbaiki.
Slinki yang mengalami perubahan bentuk (termasuk bengkok sedikit) tidak dapat
digunakan sebagaimana mestinya, sehingga harus dilakukan pemotongan.
Pemeliharaan Peralatan Khusus
• Neraca Pegas
• Neraca pegas tidak disarankan untuk digunakan menggantung beban pada rentang waktu
yang lama. Hal ini dapat mengakibatkan berkurangnya elastisitas pegas. Guru disarankan
menghitung dan memperkirakan beban yang akan digunakan, jangan sampai jauh melebihi
kapasitas neraca pegas.

• Stopwatch Analog
• Jangan sampai terjatuh, dekat dengan magnet, terkena sinar matahari langsung dalam waktu
yang cukup lama. Hal-hal tersebut dapat saja mengganggu/mempengaruhi posisi roda gigi
dalam stopwatch mengakibatkan macet pada stopwatch. Ketika disimpan, stopwatch harus
dalam keadaan nyala (jarum dibiarkan berputar) sehingga posisi pegas dalam stopwatch
dapat kembali seperti semula setelah digunakan.

• Kereta Dinamika Bermotor


• Buka sekrup atas untuk mengganti baterai. Pasang baterai sesuai keadaan semula. Beberapa
kereta dinamika memiliki 3 slot baterai namun hanya 2 yang digunakan.
• Kendorkan sekrup samping untuk memasang roda yang lepas, lalu kencangkan kembali
namun jangan terlalu kencang agar roda dapat berputar luwes.
Pemeliharaan Peralatan Khusus
• Pewaktu Ketik
• Ketika menggunakan pewaktu ketik, sesuaikan tegangan yang dibutuhkan. Umumnya
pewaktu ketik menggunakan tegangan sebesar 6 volt.
• Jika getaran dirasa kurang stabil, perlu dilakukan pengaturan dengan cara memutar
baut pengatur. Beberapa model terbaru menggunakan penyelaras getaran elektronik
sehingga pengaturan tidak dibutuhkan.
• Pita ketik digunakan sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan, jadi sebelum digunakan
harus dipotong sesuai kebutuhan. Pita ketik juga dapat digunakan bolak balik.

• Termometer
• Jangan menggunakan termometer untuk mengaduk zat cair, sebab tandonnya
berdinding tipis. Hanya thermometer tertentu yang khusus dibuat untuk digunakan
sekaligus sebagai pengaduk.
• Ketika akan digunakan siswa perlu diperingatkan agar tidak memasukkan termometer
ke nyala api atau ke benda yang diperkirakan suhunya lebih tinggi daripada
kemampuan mengukur termometer.
Pemeliharaan Peralatan Khusus
• Pembakar Spiritus
• Jangan membiarkan spiritus berada dalam pembakar dalam waktu yang cukup lama.
Spiritus yang dibiarkan lama dapat menguap menyisakan pelarut air. Sehingga spiritus
sisa percobaan harus disimpan di tempat khusus spiritus bekas.
• Sebelum percobaan perlu dipastikan spirtus yang digunakan mencukupi. Ketika
memeriksa keadaan spiritus dalam pembakar, harus dengan membuka tutup atas.
Tidak boleh memeriksa jumlah spiritus dalam pembakar dengan menggoyang untuk
menimbulkan bunyi gemercik karena spiritus dapat tembus melalui celah pada
pembakar. Bahan bakar spiritus mudah terbakar.

• Labu Erlenmeyer
• Dapat digunakan pada suhu tinggi, namun usahakan untuk menghindari perubahan
suhu secara mendadak. Oleh karena itu, ketika dibakar, labu erlenmeyer harus selalu
berisi cairan untuk menyerap kalor yang disalurkan pada dinding labu.
Pemeliharaan Peralatan Khusus

• Pipa Lubang Kecil


• Umumnya digunakan bersamaan dengan sumbat karet. Ketika dimasukkan ke dalam
sumbat karet, terlebih dahulu gunakan air atau vaselin untuk melumasi.

• Lensa dan Prisma


• Lensa-lensa, prisma dan cermin perlu disimpan di tempat yang kering (tidak lembab)
untuk menghindari jamur. Salah satu sisi dibuat buram untuk diletakkan sebelah
bawah sebagai alas sehingga sinar yang melewati bagian tersebut dapat terlihat jelas.
Ketika dibersihkan, harus menggunakan lap kering yang lembut, terutama pada lensa
atau benda optik yang terbuat dari plastik akrilik. Untuk membersihkan lensa dapat
menggunakan lap micro-fiber, plas-chamois, atau lap khusus lensa. Jangan sampai
terjatuh ke lantai karena dapat mengakibatkan lensa pecah.
Pemeliharaan Peralatan Khusus
• Magnet
• Batang magnet disimpan berpasangan dengan arah kutub-kutub magnet saling
berlawanan, Lebih baik jika dilekatkan "batang penjaga" (keepers) yang terbuat dari
besi lunak. Magnet harus dihindarkan dari benturan dan panas karena jelas dapat
mengurangi kemagnetannya.

• Resistor
• Memiliki tutup yang terbuat dari plastik. Saat resistor rusak atau tidak berfungsi
dengan baik, dapat diganti menggunakan resistor yang umum berada di pasaran.
Caranya adalah dengan membuka tutup resistor dari dasarnya, lalu cabut resistor lama
(gunakan solder untuk melunakkan patrian) lalu ganti dengan yang baru (rekatkan
dengan solder).

• Serbuk Besi
• Jarang dijual di pasaran, untuk itu jumlah serbuk besi perlu dipertahankan. Biasakan
untuk menggunakan alas ketika melakukan percobaan sehingga memudahkan
mengembalikan kedalam botol setiap selesai digunakan.
Pemeliharaan Peralatan Khusus
• Mikrometer Sekrup dan Jangka Sorong
• Setelah digunakan, jangka sorong dan mikrometer selalu dibersihkan terlebih dahulu
lalu disimpan dalam keadaan kering di tempat yang kering. Poros geser diberi pelumas
secukupnya dan diperiksa setiap 2 bulan sekali.
• Jangka sorong yang macet harus terlebih dahulu diperbaiki oleh laboran sebelum
digunakan oleh siswa. Jangka sorong yang macet dilonggarkan terlebih dahulu dengan
cara dicongkel perlahan menggunakan obeng. Setelah dapat digerakkan baru dilumasi
dan dibersihkan berulang-ulang.

• Neraca 311
• Neraca 311 harus disimpan dalam keadaan bersih, ada baiknya jika ditutup plastic
selama penyimpanan. Neraca 311 yang sudah sulit dikalibrasi perlu ditambah atau
dikurangi bebannya. Model terbaru dari neraca 311 dapat digunakan untuk menimbang
benda dalam zat cair.
Pemeliharaan Peralatan Khusus

Pemeliharaan Mikroskop

Pemeliharaan :

1. Tempatkan mikroskop di dalam lemari khusus yang tidak lembab diterangi


lampu pijar atau pada Boks atau casing khusus yang diberi silica gel.
2. Cermin pemantul, lensa okuler dan objectif tidak boleh disentuh
sembarangan kecuali sedang dibersihkan dengan kain/kertas halus.
3. Hindari debu dengan menutup dengan plastik penutup mikroskop
Lemari Penyimpanan Mikroskop
Carta

Pemeliharaan :

1. Carta sebaiknya ditempatkan di dalam lemari khusus


2. Simpan di tempat yang kering dan tidak lembab
3. Carta dapat disampul dengan plastik
Model Anatomi

Pemeliharaan :

1. Model Anatomi sebaiknya ditempatkan di dalam lemari


kaca yang tidak lembab
2. Bersihkan model dengan kuas berbulu halus
Kartu Peraga

Pemeliharaan:
1. Setelah digunakan disimpan kembali ke dalam kotak
2. Cek kelengkapan kartu
Peraga Bioplastik

Pemeliharaan :

1. Simpan pada kotaknya


2. Hindari dari terik matahari dan tergores benda tajam
KEAMANAN DAN KESELAMATAN
KERJA DI LABORATORIUM
Kenapa dibutuhkan?
Kegiatan laboratorium seringkali menjadi aktivitas
yang sangat menarik untuk belajar IPA

Semua laboratorium didesain dengan keamanan


dan keselamatan siswa sebagai prioritas utamanya

Dengan mengikuti aturan umum di Laboratorium


IPA, siswa akan mendapatkan pengalaman belajar
IPA yang baik, aman dan mendidik
Prosedur Keamanan dan Keselamatan
1
• Directions

2
• Dress Code

3
• Heating and Fire Safety

4
• Electrical Safety

5
• Chemical Safety

6
• Glassware and Sharp-Object Safety

7
• Animal Safety

8
• Cleanup
I. Directions

Pastikan membaca semua petunjuk sebelum memulai aktivitas

Ajukan pertanyaan jika ragu

Tidak memulai kegiaatan atau menyentuh peralatan apapun


sebelum diperintahkan

Tidak melakukan kegiatan eksperimen tanpa meminta izin terlebih


dahulu

Jika anda mengalami cedera atau sakit, segera beritahu guru anda
II. Dress Code
Selalu menggunakan goggles setiap
saat

Ikat dengan rapi rambut panjang anda


ke belakang menjauh dari wajah

Pastikan tidak ada bagian pakaian


anda yang longgar

Gunakan sepatu yang menutupi kaki


secara penuh selama di Laboratorium

Gunakan sarung tangan khusus jika


diperlukan
III. Heating and Fire Safety
Pastikan tempat kerja anda senantiasa bersih dan rapi serta
bebas barang yang tidak diperlukan

Jangan pernah menyentuh sumber api atau sumber panas

Arahkan objek yang panas atau dipanasakan menjauh dari


anda serta orang lain

Jangan pernah memanaskan bahan dalam wadah tertutup

Jangan pernah menyentuh benda yang panas. Jika anda


tidak yakin, anggap benda tersebut panas.

Ketahui dengan pasti dimana lokasi APAR dan selimut


pemadam api berada.

Jangan pernah membuang material panas ke dalam tempat


sampah, tanyakan guru anda apa yang harus dilakukan.
IV. Electrical Safety
Jangan pernah menggunakan peralatan elektronik
dengan kabel yang terkelupas.

Pastikan bentangan kabel tidak berpotensi tertarik atau


tersandung tidak sengaja

Jangan menempatkan kabel dalam posisi


menggantung yang dapat dengan mudah tertarik atau
terjatuh

Jangan pernah menempatkan kabel dekat dengan


sumber air

Jangan pernah mencoba memperbaiki kerusakan


kelistrikan sendiri, segera beritahukan guru anda

Lepaskan hubungan kelistrikan dengan menarik steker,


bukan kabel
V. Chemical Safety
Jika mata atau kulit anda terkena percikan zat kimia, segera beritahukan guru anda

Jangan pernah mencicipi, menyentuh, atau menghirup bahan kimia. Posisikan bahan
kimia menjauh sekitar 15 cm dari hidung anda

Pastikan semua wadah bahan kimia yang tidak digunakan selalu tertutup

Jangan pernah mengembalikan bahan kimia yang telah dipisahkan kembali ke dalam
wadahnya. Buang sisa zat kimia tersebut ke tempat yang diarahkan guru anda.

Lakukan proses menuangkan zat kimia di tempat anda bekerja atau di wastafel yang
disediakan, tidak di atas lantai

Gunakan segera pembersih mata (eyewash) jika mata tekena percikan zat kimia

Selalu mencuci tangan setelah menangani bahan kimia, tanaman, atau tanah
VI. Glassware and Sharp-Object Safety
Beritahukan guru anda segera jika terjadi
barang gelas yang pecah

Jangan pernah menggunakan barang


gelas yang telah rusak atau pecah, segera
berikan barang tersebut kepada guru anda

Senantiasa menggunakan pisau dan alat


pemotong lainnya dengan hati-hati

Selalu menggunakan pelindung mata

Arahkan proses pemotongan menjauh dari


diri anda dan orang lain
VII. Animal Safety
Jangan pernah menyakiti hewan

Sentuh hewan jika diperlukan saja

Ikuti dengan seksama petunjuk guru


anda dalam menangani hewan

Selalu mencuci tangan anda setelah


menangani hewan
VIII. Cleanup
Ikuti petunjuk guru anda dalam
menyimpan dan membuang
bahan-bahan sisa praktikum

Bersihkan area kerja anda dan


pastikan tidak ada sampah
tersisa di lantai

Cucilah tangan anda setelah


selesai melakukan proses
pembersihan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai