Disusun Oleh :
NUPTK : 8452765667220003
1
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh :
ii
BIODATA PENULIS
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr.Wb
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan best practice ini pada tanggal
1 November 2019.
Wa’alaikumsalam Wr.Wb
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL................................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... ii
BIODATA PENULIS............................................................................................ iii
KATA PENGANTAR........................................................................................... iv
DAFTAR ISI......................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................1
B. Jenis Kegiatan..............................................................................................2
C. Manfaat Kegiatan.........................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
LAMPIRAN..........................................................................................................15
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
ceramah’ (b) selain ceramah, metode yang selalu dilakukan guru adalah penugasan.
Sebagian siswa mengaku jenuh dengan tugas-tugas yang hanya bersifat teoritis. Tinggal
menyalin dari buku teks.
Untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0, siswa harus dibekali keterampilan
berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills). Salah satu model pembelajaran
yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013
adalah model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/inquiry Learning)..
Discovery/inquiry Learning merupakan model pembelajaran memahami konsep, arti,
dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.
Discovery terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya
untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi,
klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferensi..
Setelah melaksanakan pembelajaran IPA dengan model Discovery/inquiry
Learning, penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar siswa meningkat. Lebih
bagus dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Ketika model Discovery/inquiry
Learning ini diterapkan pada Unit 1. Sistem Pencernaan pada Manusia untuk kelas VIII
dan Unit 2. Kalor dan Perpindahannya untuk kelas VII ternyata proses dan hasil
belalajar siswa sama baiknya. Praktik pembelajaran Discovery/inquiry Learning yang
berhasil baik ini penulis simpulkan sebagai sebuah best practice (praktik baik)
pembelajaran berorientasi HOTS dengan model Discovery/inquiry Learning.
B. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan best practice ini adalah kegiatan
pembelajaran Mapel IPA SMP dengan dua unit pembelajaran yaitu Unit 1. Sistem
Pencernaan Makanan pada Manusia dan Unit 2. Kalor dan Perpindahannya.
C. Manfaat Kegiatan
Manfaat penulisan best practice baik ini adalah meningkatkan kompetensi
siswa dalam pembelajaran Mapel IPA SMP yang berorientasi HOTS.
2
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
B. Bahan/Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah materi kelas
VIII untuk Unit 1. Sistem Pencernaan pada Manusia dan kelas VII untuk Unit 2. Kalor
dan Perpindahannya.
3
Cara yang digunakan dalam pelaksanaan praktik baik ini adalah menerapkan
pembelajaran IPA dengan model pembelajaran Discovery/inquiry Learning.
Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan praktik baik yang telah dilakukan
penulis.
1. Pemetaan KD
Pemetaan KD dilakukan untuk menentukan pasangan KD yang dapat diterapkan
dalam IPA. Berdasarkan hasil telaah KD yang ada di kelas VII dan VIII, penulis
memilih Unit 1 untuk materi Sistem Pencernaan pada Manusia dan Unit 2 untuk
materi Kalor dan Perpindahannya.
2. Analisis Target Kompetensi
Hasil analisis target kompetensinya sebagai berikut :
Unit Pembelajaran Target Kompetensi
Unit 1. Sistem 1. Menganalisis sistem pencernaan pada manusia
Pencernaan Pada 2. Memahami gangguan yang berhubungan dengan
Manusia sistem pencernaan
3. Memahami upaya menjaga kesehatan sistem
pencernaan
Unit 2. Kalor dan 1. Menganalisis konsep kalor dan penerapannya dalam
Perpindahannya kehidupan sehari-hari
2. Menganalisis konsep perpindahan kalor dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
4
Indikator Kunci:
3.5.7 Menganalisis proses dan hasil pencernaan secara mekanik pada
manusia.
3.5.8 Menganalisis proses dan hasil pencernaan secara kimiawi pada
manusia
3.5.9 Menjelaskan gangguan yang berhubungan dengan system
pencernaan manusia.
3.5.10 Menjelaskan upaya Dalam memelihara kesehatan system
pencernaan manusia.
Indikator Pengayaan:
3.5.11 Menyimpulkan keberkaitan antara struktur pencernaan makanan
dan kebutuhan tekstur makanan untuk usia yang berbeda.
IPK Unit 2. Kalor dan Perpindahannya
Unit 2 3.4.1.Mendeskripsikan konsep kalor
3.4.2.Mendeskripsikan hubungan kalor dengan perubahan wujud
3.4.5.Menganalisis azaz black dan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari
3.4.6. Menganalisis konsep perpindahan kalor
4.4.1 Menerapkan konsep kalor dalam kehidupan sehari-hari
5
Pemberian Guru memulai kegiatan Peserta didik dihadapkan
rangsangan pembelajaran dengan pada sesuatu yang
(Stimulation) mengajukan pertanyaan, menimbulkan
anjuran membaca buku, dan kebingungannya,
aktivitas belajar lainnya kemudian dilanjutkan
yang mengarah pada untuk tidak memberi
persiapan pemecahan generalisasi, agar timbul
masalah. keinginan untuk
menyelidiki sendiri.
Stimulasi pada fase ini
berfungsi untuk
menyediakan kondisi
interaksi belajar yang dapat
mengembangkan dan
membantu peserta didik
dalam mengeksplorasi
bahan.
Pernyataan/ Guru memberi kesempatan Permasalahan yang dipilih itu
Identifikasi kepada peserta didik untuk selanjutnya harus
masalah mengidentifikasi sebanyak dirumuskan dalam bentuk
(Problem mungkin agenda-agenda pertanyaan, atau hipotesis,
Statement) masalah yang relevan dengan yakni pernyataan sebagai
bahan pelajaran, kemudian jawaban sementara atas
salah satunya dipilih dan pertanyaan yang diajukan.
dirumuskan dalam bentuk
hipotesis (jawaban sementara
atas pertanyaan masalah).
6
Pengumpu- Ketika eksplorasi berlangsung Tahap ini berfungsi untuk
lan data guru juga memberi menjawab pertanyaan atau
(Data kesempatan kepada para membuktikan benar tidaknya
Collection) peserta didik untuk hipotesis. Dengan demikian
mengumpulkan informasi yang peserta didik diberi
relevan sebanyak-banyaknya kesempatan untuk
untuk membuktikan benar atau mengumpulkan (collection)
tidaknya hipotesis. berbagai informasi yang
relevan, membaca literatur,
mengamati objek, wawancara
dengan nara sumber,
melakukan uji coba sendiri
dan sebagainya.
7
Pembuktian Verifikasi bertujuan agar Peserta didik melakukan
(Verification) proses belajar akan berjalan pemeriksaan secara cermat
dengan baik dan kreatif jika untuk membuktikan benar atau
guru memberikan kesempatan tidaknya hipotesis yang
kepada peserta didik untuk ditetapkan tadi dengan temuan
menemukan suatu konsep, alternatif, dihubungkan dengan
teori, aturan atau pemahaman hasil pengolahan data.
Menarik Proses menarik sebuah Berdasarkan hasil verifikasi
simpulan/ kesimpulan yang dapat maka dirumuskan prinsip-
generalisasi dijadikan prinsip umum dan prinsip yang mendasari
(Generalizati berlaku untuk semua kejadian generalisasi.
on) atau masalah yang sama,
dengan memperhatikan hasil
verifikasi.
8
E. Waktu dan Tempat Kegiatan
Praktik baik ini dilaksanakan 5 Oktober sampai 1 November Tahun 2019
bertempat di kelas 8 untuk Unit 1 (Sistem Pencernaan Manusia) dan kelas 7 untuk
Unit 2 (Kalor dan Perpindahannya) SMP Kridha Doplang.
9
BAB III
HASIL KEGIATAN
A. Hasil
Hasil yang dapat diilaporkan dari best practice ini diuraikan sebagai berikut.
1. Proses pembelajaran IPA yang dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran Discovery Learning berlangsung aktif. Peserta didik menjadi
lebih aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan
pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktifitas pembelajaran yang
dirancang sesuai sintak Discovery Learning mengharuskan siswa aktif
selama proses pembelajaran.
2. Pembelajaran IPA yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran
Discovery Learning meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan
transfer knowledge.
Setelah membaca dan mendiskusikan LKPD, peserta didik akan terlibat
langsung proses menentukan sifat larutan dan peserta didik aktif bertanya,
diskusi dan juga menulis. Dan semua itu dilakukan dengan senang dan
gembira, semua peserta didik dalam kelompok aktif dan kreatif.
Setelah selesai, peserta didik juga terlatih untuk presentasi dari hasil diskusi
kelompoknya serta kelompok yang lain menanggapi dengan aktif.
3. Penerapan model pembelajaran Discovery Learning meningkatkan
kemampuan peserta untuk berpikir kritis.
Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi peserta didik untuk bertanya dan
menanggapi masalah yang dibahas dalam pembelajaran khususnya saat
presentasi.
Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi
HOTS suasana kelas cenderung sepi dan serius. Peserta didik cenderung
bekerja sendiri-sendiri untuk berlomba menyelesaikan tugas yang diberikan
guru. Fokus guru adalah bagaimana peserta didik dapat menyelesikan soal
yang disajikan; kurang peduli pada proses berpikir siswa. Tak hanya itu,
materi pembelajaran yang selama ini selalu disajikan dengan pola deduktif
(diawali dengan ceramah teori tentang materi yang dipelajari, pemberian
tugas, dan pembahasan), membuat peserta didik cenderung menghapalkan
10
teori. Pengetahuan yang diperoleh siswa adalah apa yang diajarkan oleh
guru.
Berbeda kondisinya dengan praktik baik pembelajaran IPA berorientasi
HOTS dengan menerapkan Discovery Learning ini. Dalam pembelajaran ini
pemahaman siswa tentang akibat kalor melalui sarana LKPD dan diskusi
yang menuntut kemampuan siswa untuk berpikir kritis.
4. Penerapan model pembelajaran Discovery Learning juga meningkatkan
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (problem solving).
Discovery Learning yang diterapkan dengan menyajikan permasalahan atau
contoh kontekstual mampu mendorong peserta didik merumuskan
pemecahan masalah.
Sebelum menerapkan Discovery Learning, penulis melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan buku guru dan buku siswa. Meskipun
permasalahan yang disajikan dalam buku teks kadang kala kurang sesuai
dengan kehidupan sehari-hari siswa, tetap saja penulis gunakan. Jenis
contoh yang digunakan juga hanya contoh dari buku teks.
Dengan menerapkan Discovery Learning, peserta didik tak hanya belajar
dari teks tulis, tetapi juga dari video serta diberi kesempatan terbuka untuk
mencari data, materi dari sumber lainnya.
11
C. Cara Mengatasi Masalah
Agar peserta didik yakin bahwa pembelajaran IPA dengan Discovery
Learning dapat membantu mereka lebih menguasai materi pembelajaran, guru
memberi penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa,dan manfaat belajar
berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking
skills/HOTS). Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya HOTS akan membuat
peserta didik termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu, kesadaran
bahwa belajar bukan sekadar menghafal teori dan konsep akan membuat siswa
mau belajar dengan HOTS.
Kekurangmampuan guru membuat video pembelajaran dapat diatasi
dengan mengunduh video sesuai dengan KD yang akan dibelajarkan baik dari
youtube maupun dari Rumah Belajar. Dengan demikian, selain menerapkan
kegiatan literasi baca tulis, peserta didik juga dapat meningkatkan literasi
digitalnya.
12
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Pembelajaran IPA dengan model pembelajaran Discovery Learning layak
dijadikan best practice baik pembelajaran berorientasi HOTS karena dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer pengetahuan,
berpikir kritis, dan pemecahan masalah.
2. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis
dan cermat, pembelajaran IPA dengan model pembelajaran Discovery Learning
yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga
mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad 21.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran tematik dengan model
pembelajaran Discovery Learning, berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan
buku guru yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi pembelajaran
yang kontekstual sesuai dengan latar belakang peserta didik dan situasi dan
kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna dan
menyenangkan.
2. Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam
belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini
akan membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan
lama (tidak mudah lupa).
3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut
melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah,
seperti penyediaan sarana da prasarana yang memadai dan kesempatan bagi
penulis utuk mendesiminasikan best practiceini akan menambah wawasan guru
lain tentang pembelajaran HOTS.
13
DAFTAR PUSTAKA
14
Lampiran 1 : RPP, Materi dan LKPD
15
menjaga kesehatan sistem manusia.
pencernaan.
Kompetensi Keterampilan
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
• Memahami sistem organ pencernaan
• Memahami enzim pencernaan
B. Materi Pembelajaran
Sistem Pencernaan pada manusia
• Organ pencernaan
• Enzim pencernaan
C. Metode Pembelajaran
1.Pendekatan : Scientific
2.Model : Discovery Learning
D. Media Pembelajaran
Lembar kerja (siswa)
Lembar penilaian
Laboratorium IPA sekolah
E. Sumber belajar
Buku IPA Kelas VIII Kemdikbud
Buku lain yang menunjang
Multimedia interaktif dan Internet
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ke.2. ( 3 x 40 Menit )
Guru :
Orientasi
16
pembelajaran.
Aperpepsi
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
17
lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan Organ
pencernaan.
4. Menulis
Menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait
Organ pencernaan.
5. Mendengar
Pemberian materi Organ pencernaan oleh guru.
6. Menyimak
Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang
materi pelajaran mengenai materi :
Organ pencernaan
untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan kedisiplinan
ketelitian, mencari informasi.
18
yang disajikan dan mencoba menginterprestasikannya.
2. Membaca sumber lain selain buku teks
Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari
dan membaca berbagai referensi dari berbagai sumber guna
menambah pengetahuan dan pemahaman tentang materi Organ
pencernaan yang sedang dipelajari.
3. Aktivitas
Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat
dipahami dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan
diajukan kepada guru berkaitan dengan materi Organ
pencernaan yang sedang dipelajari.
4. Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber
Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Organ
pencernaan yang telah disusun dalam daftar pertanyaan kepada
guru.
COLLABORATION (KERJASAMA)
19
dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku
pegangan peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan
dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan,
menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui
berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan
belajar dan belajar sepanjang hayat.
20
dikerjakan oleh peserta didik.
Generalization COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI)
(menarik
Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan
kesimpulan)
1. Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Organ pencernaan
berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan,
tertulis, atau media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur,
teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan sopan.
2. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal
tentang materi :
Organ pencernaan
3. Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan
tentanag materi Organ pencernaan dan ditanggapi oleh
kelompok yang mempresentasikan.
4. Bertanya atas presentasi tentang materi Organ pencernaan
yang dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk
menjawabnya.
CREATIVITY (KREATIVITAS)
Peserta didik :
21
1. Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point
penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi Organ
pencernaan yang baru dilakukan.
2. Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Organ pencernaan
yang baru diselesaikan.
3. Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang
harus mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau
dirumah.
Guru :
G. Penilaian
a. Teknik Penilaian
i. Sikap
- Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta
didik sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara
umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh
instrumen penilaian sikap
ii. Keterampilan
Penilaian unjuk kerja
1. Kesesuaian respon dengan pertanyaan
2. Keserasian pemilihan kata
3. Kesesuaian penggunaan bahasa
4. Pelafalan
iii. Pengetahuan
Tes uraian atau pilihan ganda
Tes lisan terhadap obserfasi dikusi
H. Bahan Ajar
Organ dan Proses Sistem Pencernaan Manusia
22
0rgan-organ pencernaan terdiri atas saluran pencernaan yang memanjang
mulai dari mulut hingga ke anus dan kelenjar pencernaan yang terdiri atas
kelenjar ludah, kelenjar lambung, kelenjar usus, hati, dan pankreas.
1) Saluran pencernaan
Saluran pencernaan atau alat-alat pencernaan terdiri dari mulut
(rongga mulut), tekak, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar,
dan anus.
a) Rongga Mulut
Pada rongga mulut makanan mulai dicernakan baik secara mekanis
maupun secara kimiawi.Pencernaan secara mekanis dikunyah oleh gigi dan
lidah.Pencernaan secara kimiawi dilakukan oleh kelenjar air ludah (glandula
salivales).
b) Lidah (Lingua)
Dalam proses pencernaan lidah mempunyai beberapa fungsi penting, yaitu :
(1) membantu mengaduk makan yang ada di dalam rongga mulut,
(2) membantu mendorong makanan pada waktu menelan,
(3) mempertahankan makanan agar berada di antara gigi-gigi atas dan bawah
saat makanan dikunyah,
(4) sebagai indra pengecap
c) Tekak (Faring)
Tekak (faring) merupakan bagian belakang mulut yang sekaligus
merupakan bagian atas tenggorokan.Pada faring terdapat lubang yang
terletak dibagian yang menuju tenggorokan.Lubang ini disebut glotis.Glotis
mempunyai klep yang disebut epiglotis. Epiglotis bersifat lentur dan
berfungsi untuk mencegah makanan masuk ke dalam saluran pernapasan. Hal
tersebut dapat terjadi dengan cara epiglottis menutup saluran pernapasan
sehingga makanan masuk ke dalam kerongkongan. Panjang faring kira-kira 7
cm. Makanan yang sudah dicerna kemudian akan masuk ke dalam
kerongkongan.
d) Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan merupakan saluran panjang (±25 cm) yang tipis sebagai
jalan bolus dari mulut menuju ke lambung. Pada kerongkongan tidak terjadi
proses pencernaan. Masuknya makanan dari kerongkongan ke lambung
disebabkan oleh gerak peristaltik. Gerak peristaltik dapat terjadi karena adanya
kontraksi otot secara bergantian pada lapisan otot polos yang tersusun secara
memanjang dan melingkar
e) Lambung (Ventrikel)
Lambung adalah bagian dari saluran pencernaan berupa kantung besar
terletak dalam rongga perut di sebelah bawah tulang rusuk terkhir agak ke
kiri.Di dalam lambung, makanan dicerna secara kimiawi dengan bantuan enzim
yang disebut pepsin.Pepsin berperan mengubah protein menjadi pepton. Saat
terjadi proses pencernaan pada lambung, otot-otot dinding lambung
berkontraksi..Di dalam lambung terdapat asam klorida (HCl) atau getah
23
lambung atau asam lambung yang menyebabkan lambung menjadi asam.Asam
lambung dihasilkan oleh dinding lambung. Asam lambung memiliki beberapa
fungsi berikut antara lain
(1) mengaktifkan beberapa enzim yang terdapat dalam getah lambung,
misalnya pepsinogen diubah menjadi pepsin,
(2) mengasamkan lambung sehingga dapat membunuh kuman yang ikut masuk
ke lambung,
(3) mengatur membuka dan menutupnya katup antara lambung dan usus dua
belas jari, dan
(4) merangsang sekresi getah usus.
24
Protein diserap dalam bentuk asam amino oleh kapiler darah usus. Dari usus,
asam amino diangkut ke hati dan di dalam hati asam amino akan diubah
sesuai dengan kebutuhan.
Lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserin.Asam lemak dan
gliserin diserap oleh pembuluh kil.Mekanisme penyerapan lemak adalah
sebagai berikut.
(c) Di dalam sel jonjot usus dilepaskan asam karbonat sedangkan asam lemak
dan gliserin membentuk lemak. Kemudian lemak diangkut oleh pembuluh kil
menuju ke vena bawah selangka.
Usus besar terdiri atas usus tebal (kolon) dan poros usus (rektum). Makanan
yang kita makan tidak semuanya diserap oleh ileum. Makanan yang tidak
diserap ini akan masuk ke dalam kolon dan di dalam kolon, sisa makanan
akan dibususkkan oleh bakteri Escherichia coli yang terdapat di dalam
kolon.
h) Anus
2) Kelenjar Pencernaan
a) Kelenjar Ludah
25
Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur (saliva). Kelenjar ludah dalam
rongga mulut ada 3 pasang, yaitu:
b) Kelenjar di Lambung
Asam lambung berfungsi membunuh kuman penyakit atau bakteri yang masuk
bersama makanan dan juga berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi
pepsin-pepsin yang berfungsi memecah protein menjadi pepton dan proteosa.
Enzim renin berfungsi menggumpalkan protein susu (kasein) yang terdapat
dalam susu. Adanya enzim renin dan enzim pepsin menunjukkan bahwa di
26
dalam lambung terjadi proses pencernaan kimiawi. Selain menghasilkan enzim
pencernaaan, dinding lambung juga menghasilkan hormon gastrin.Hormon
gastrin berfungsi untuk mengeluarkan (sekresi) getah lambung.
c) Kelenjar di Usus
27
d) Hati
Fungsi hati yang pertama yaitu sebagai pemproduksi cairan empedu untuk menetralkan
racun-racun yang masuk ke dalam tubuh. Hati juga memegang peranan penting pada
metabolisme tiga bahan makanan yang dikirimkan oleh vena porta setelah diabsorbsi
oleh tubuh dari usus, bahan makanan tersebut adalah karbohidrat, protein, dan lemak.
Cairan empedu berwarna kuning kehijauan, 86% berupa air, dan tidak mengandung
enzim. Akan tetapi, mengandung mucin dan garam empedu yang berperan dalam
pencernaan makanan. Cairan empedu tersusun atas bahan-bahan berikut:
(2) Mucin, berguna untuk membasahi dan melicinkan duodenum agar tidak terjadi
iritasi pada dinding usus.
Empedu mengalir dari hati melalui saluran empedu dan masuk ke usus halus. Dalam
proses pencernaan ini, empedu berperan dalam proses pencernaan lemak, yaitu
sebelum lemak dicernakan, lemak harusbereaksi dengan empedu terlebih dahulu.
Selain itu, cairan empedu berfungsi menetralkan asam klorida dalam kimus,
menghentikan aktivitas pepsin pada protein, dan merangsang gerak peristaltik usus.
e) Pankreas
Getah pankreas dihasilkan di dalam organ pankreas. Pankreas ini berperan sebagai
kelenjar eksokrin yang menghasilkan getah pankreas ke dalam saluran pencernaan dan
sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormone insulin. Hormon ini
dikeluarkan oleh sel-sel berbentuk pulau- pulau yang disebut pulau-pulau langerhans.
Insulin ini berfungsi menjaga gula darah agar tetap normal dan mencegah diabetes
melitus.
28
Getah pankreas ini dari pankreas mengalir melalui saluran pankreas masuk ke usus
halus. Dalam pancreas terdapat tiga macam enzim, yaitu lipase yang membantu dalam
pemecahan lemak, tripsin membantu dalam pemecahan protein, dan amylase
membantu dalam pemecahan pati.
Salah satu kebutuhan pokok makhluk hidup adalah makanan. Untuk menyerap gizi
yang terkandung, makanan harus dicerna terlebih dahulu. Perubahan makanan dari
bentuk yang kompleks menjadi bentuk yang lebih sederhana disebut proses pencernaan
makanan.
Makanan mengalami proses pencernaan sejak makanan berada di dalam mulut hingga
proses pengeluaran sisa-sisa makanan hasil pencernaan. Adapun proses pencernaan
makanan meliputi hal-hal berikut.
6) Defekasi: pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk tubuh melalui
anus
29
.
Walaupun zat makanan telah dilumatkan atau dihancurkan dalam rongga mulut tetapi
belum dapat diserap oleh dinding usus halus. Karena itu, makanan harus diubah
menjadi sari makanan yang mudah larut. Dalam proses ini dibutuhkan beberapa enzim
pencernaan yang dikeluarkan oleh kelenjar pencernaan.
1) Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta peremasan
yang terjadi di lambung.
30
LKPD 3. Organ dan Proses Sistem Pencernaan Manusia
Tujuan: Mengidentifikasi organ-organ pencernaan manusia dan proses yang terjadi di
tiap organ berdasarkan hasil pengamatan video.
31
32
3. Apa yang akan terjadi jika salah satu organ pencernaan mengalami gangguan?
33
PROGRAM REMIDIAL
Nilai
Nama Nilai Nilai
No Setelah Ket
Peserta Didik Ulangan Akhir
Remedial
1
2
3
dst
b.. Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah melampaui
nilai KKM. Kemudian guru memberikan materi pengayaan berupa
penajaman pemahaman dan ketrampilan memecahkan soal yang lebih
kompleks
Mengetahui ,
Kepala SMP Kridha Doplang Guru Mata Pelajaran IPA
34
Satuan Pendidikan : SMP KRIDHA DOPLANG
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/ Semester : VIII
Materi Pokok : Kalor dan Perpindahannya
Alokasi Waktu : 3 x 40
35
Kompetensi Keterampilan
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
Memahami konsep kalor
Menjelaskan kalor jenis
Menganalisis prinsip azaz black
E. Materi Pembelajaran
Kalor :
konsep kalor
kalor jenis zat
kapasitas kalor
kalor dan perubahan wujud
F. Metode Pembelajaran
1.Pendekatan : Scientific
2.Model : Discovery Learning
G. Media Pembelajaran
Komputer, LCD, LKPD
Alat dan Bahan :
Praktikum Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kalor Suatu Zat
1. Gelas beker 4. Termometer
2. Kasa dan kaki tiga 5. Air
3. Pembakar spritus dan korek api 6. Minyak goreng
Praktikum Penerapan Azas Black
1. Gelas beker 4. Termometer
2. Gelas Beker 5. Es batu
3. Air Panas 6. Air Biasa
Lembar penilaian
36
H. Sumber belajar
Buku IPA Kelas VII Kemdikbud
Buku lain yang menunjang
Multimedia interaktif dan Internet
I. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ke.1. ( 3 x 40 Menit )
TAHAP
ALOKASI
PEMBELAJARA KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
N
A. Kegiatan Pendahuluan
Pendahuluan 15 mnt
(persiapan/orientasi)
Guru membuka pembelajaran dengan salam
Guru mengecek kehadiran siswa
Guru menyiapkan secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran
Guru menyampaikan cakupan materi dan
penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus
Apersepsi
Guru melakukan apersepsi dengan
menanyakan apa yang dimaksud dengan kalor?
Dan apa saja yang mempengaruhi kalor ?
37
Penilaian
B. Kegiatan Inti
38
Faktor-Faktor yang mempengaruhi kalor
dan Azas Black.
Memfasilitasi peserta didik mengumpulkan
data pengamatan.
4) Pengolahan Data (Data Processing);
5) Pembuktian
(Verification);
6) menarik kesimpulan/generalisasi
(Generalization),
C. KegiatanPenutup
15 mnt
Penutup:
39
Konfirmasi materi
Peserta didik menyimpulkan cara
mengkonversi suhu dibimbing oleh guru
Tanya jawab
Peserta didik mengerjakan soal-soal untuk
mengukur pencapaian IPK
Guru memberi tugas untuk pertemuan
berikutnya yaitu Perpindahan Kalor
J. Penilaian
a. Teknik Penilaian
1) Sikap :
Lembar observasi Sikap saat pembelajaran
No Nama Siswa Aspek Penilaian Sikap
Keaktifan Kerjasama Peduli
1 ................
2 .................
.... .......................
Rubrik Penilaian Sikap:
40
3 Presentasi
4 Laporan
Rubrik Penilaian Keterampilan:
Keterangan Skor Nilai
Tidak menguasai 1 N= Skore x 100
16
Kurang menguasai 2
Menguasai 3
Sangat menguasai 4
3) Pengetahuan
Alat : soal tes formatif
Teknik : tes tulis
Waktu : post tes
logam.: m = 4 kg
2 Perak 234
t1 = 92 °C
3 Besi 450
41
dicelupkan ke dalam air tersebut? 134.400 J = 160 kg x C
160 kg °C
∆t = 600-200 = 400 °C
Q= 9.200 J
D3 = Q = m x C x ∆t
C=Q/mxC
C = 460 J/Kg°C
Jawaban B
a. Menyelidiki pengaruh jenis zat terhadap kalor yang diperlukan untuk kenaikan
suhu zat.
42
b. Menganalisis waktu yang diperlukan dalam pemanasan zat.
120 menit(3x40menit).
Media,Alat,danBahan
1. LCD proyektor
2. PPT kalor
3. Bahanbacaan
5. Termometer 1 buah
6. Stopwatch 1 buah
8. 100 ml air
Prosedur Kerja
1. Siapkan 2 beker glass masing masing diisi dengan 100 ml air dan 100 mlminyak
goreng!
2. Ukurlah suhu awal air danminyak goring dalam beker glass dengan termometer
43
3. Geser pembakar Bunsen tepat pada dasar beker glass berisi 100 ml air dan
nyalakan stopwatch
4. Catatlah lama waktu untuk menaikkan suhu air sebesar 10C dan masukkan
datanya kedalam tabel
6. Tabel Pengamatan:
kelapa 100 .
.
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM)
setelah melakukan tes sumatif, maka akan diberikan pembelajaran tambahan
sebagai remedial terhadap IPK yang belum tuntas dengan teknik :
44
Kemudian diberikan tes kembali dengan ketentuan :
K. Bahan Ajar
Kalor
Pengertian Kalor
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara
umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan
mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh
benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang
dikandung sedikit.
Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan
suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor :
1. massa zat
2. jenis zat (kalor jenis)
3. perubahan suhu
Sehingga secara matematis dapat dirumuskan :
Q = m.c.(t2 – t1)
Dimana :
45
Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten), persamaan yang
digunakan dalam kalor laten ada dua macam Q = m.U dan Q = m.L. Dengan U
adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah kalor lebur (J/kg)
Dalam pembahasan kalor ada dua kosep yang hampir sama tetapi berbeda yaitu
kapasitas kalor (H) dan kalor jenis (c)
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
benda sebesar 1 derajat celcius.
H = Q/(t2-t1)
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg
zat sebesar 1 derajat celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan besar kalor
jenis adalah kalorimeter.
c = Q/m.(t2-t1)
H = m.c
Analisis grafik perubahan wujud pada es yang dipanaskan sampai menjadi uap.
Dalam grafik ini dapat dilihat semua persamaan kalor digunakan.
Keterangan :
Pada Q1 es mendapat kalor dan digunakan menaikkan suhu es, setelah suhu
sampai pada 0 C kalor yang diterima digunakan untuk melebur (Q2), setelah semua
menjadi air barulah terjadi kenaikan suhu air (Q3), setelah suhunya mencapai suhu
100 C maka kalor yang diterima digunakan untuk berubah wujud menjadi uap (Q4),
46
kemudian setelah berubah menjadi uap semua maka akan kembali terjadi kenaikan
suhu kembali (Q5)
Asas Black
Menurut asas Black apabila ada dua benda yang suhunya berbeda kemudian
disatukan atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu
tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. Aliran ini akan berhenti sampai terjadi
keseimbangan termal (suhu kedua benda sama). Secara matematis dapat
dirumuskan :
Q lepas = Q terima
Yang melepas kalor adalah benda yang suhunya tinggi dan yang menerima kalor
adalah benda yang bersuhu rendah. Bila persamaan tersebut dijabarkan maka akan
diperoleh :
Q lepas = Q terima
Catatan yang harus selalu diingat jika menggunakan asasa Black adalah pada
benda yang bersuhu tinggi digunakan (t1 – ta) dan untuk benda yang bersuhu rendah
digunakan (ta-t2). Dan rumus kalor yang digunakan tidak selalu yang ada diatas
bergantung pada soal yang dikerjakan
47
48
Lampiran 3 : LKPD
LKPD UNIT 1 (SISTEM PENCERNAAN MANUSIA)
49
5. Berdasarkan hasil pengamatan video, tuliskan nama-nama organ pencernaan beserta proses yang
terjadi pada tiap organ tersebut pada tabel berikut.
50
6. Apa yang akan terjadi jika salah satu organ pencernaan mengalami gangguan?
51
LKPD 1. Akibat Kalor
c. Menyelidiki pengaruh jenis zat terhadap kalor yang diperlukan untuk kenaikan
suhu zat.
d. Menganalisis waktu yang diperlukan dalam pemanasan zat.
120 menit(3x40menit).
Media,Alat,danBahan
1. LCD proyektor
2. PPT kalor
52
3. Bahanbacaan
5. Termometer 1 buah
6. Stopwatch 1 buah
8. 100 ml air
Prosedur Kerja
1. Siapkan 2 beker glass masing masing diisi dengan 100 ml air dan 100 mlminyak
goreng!
2. Ukurlah suhu awal air danminyak goring dalam beker glass dengan termometer
3. Geser pembakar Bunsen tepat pada dasar beker glass berisi 100 ml air dan
nyalakan stopwatch
4. Catatlah lama waktu untuk menaikkan suhu air sebesar 10C dan masukkan
datanya kedalam tabel
6. Tabel Pengamatan:
53
Jenis Volume Waktu untuk
mencapai
Zat (ml)
.
Air 100
.
Minyak .
kelapa 100 .
.
55
Lampiran 5. Dokumen Hasil Presentasi Best Practice
56