PROGRAM PENINGKATAN
KOMPETENSI PEMBELAJARAN
DISUSUN OLEH
ANDRI MURFIN
JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
BIODATA PENULIS
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. SIMPULAN
B. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIR
HALAMAN PENGESAHAN
Pengembangan dalam bentuk Best Practice berjudul Pembelajaran Teks report melalui
Pendekatan Saintifik dengan Model Discoveri Learning di SMP Labschool Palu
Sulawesi Tengah..
Hari : Jumat
Mengetahui,
Kepala SMP Labschool Palu
2 NIP -
3 NUPTK 0448769670130033
5 Pangkat / Gol.Ruang -
8 Agama islam
Kalsum Jotolembah
NIP. 19680301 200604 200 6
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum. Wr.Wb
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karuniaNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan 8 November 2019.
Dalam penyusunan Best Practice penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat.
Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan karya ini.
Waalaikumsalam Wr.Wb
Penulis
Andri Murfin
BAB I
PENDAHULUAN
B. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilaporkan dalam best pracitice ini adalah kegiatan pembelajaran
PPKn dengan menggunakan model Discovery learning yang telah terbukti membuat
proses dan hasil belajar PPKn di kelas VII menjadi baik. Pembelajaran seperti ini
telah dilakukan penulis selama ± Satu Tahun pada beberapa kelas.
C. Manfaat Kegiatan
1. Bagi guru, dapat menjadi bahan evaluasi dalam meningkatkan kualitas diri
terutama dalam masalah penggunaan model-model pembelajaran sehingga
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
2. Bagi sekolah, dapat menjadi bahan masukan dalam meningkatkan pembinaan
pada guru-gurunya terutama dalam masalah penggunaan model-model
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
B. Bahan/Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah materi kelas VII dengan
materi pokok membahas perumusan Dasar Negara.. Pembelajaran menggunakan
Discovery learning, dengan metode diskusi. Kegiatan pembelajaran sesuai pendekatan
saintifik mulai dari mengamati, menanya, mencari informasi, mengasosiasi, dan
mengomunikasikan adapun KD dan IPK adalah :
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI
1.1. Mensyukuri proses perumusan dan 1.1.1 Bersyukur atas perumusan Pancasila
Proses Pembentukan BPUPKI sebagai Dasar Negara.
2.1. Menghargai proses perumusan dan 2.1.1 Berperilaku peduli sebagai wujud
Proses Pembentukan BPUPKI pelaksanaan semangat dan komitmen
para pendiri negara.
3.1. Memahami proses perumusan dan 3.1.1 Mendeskripsikan proses perumusan
Proses Pembentukan BPUPKI Pancasila sebagai dasar negara dalam
Sidang BPUPKI.
3.1.2 Menganalisis proses perumusan
Pancasila sebagai dasar negara dalam
Sidang BPUPKI.
4.1. Menyaji hasil analisis proses 4.1.1 Menyaji hasil analisis proses
perumusan dan Proses Pembentukan perumusan Pancasila sebagai dasar
BPUPKI negara
A. Hasil
Hasil yang dapat diilaporkan dari Best Practice ini diuraikan sebagai berikut.
1. Proses pembelajaran berorientasi higher order thiking skills (HOTS) yang
dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Discovery learning
berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru,
termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktifitas
pembelajaran yang dirancang sesuai sintak Discovery learning mengharuskan
siswa aktif selama proses pembelajaran.
2. Pembelajaran berorientasi higher order thiking skills (HOTS) yang dilakukan
dengan menerapkan model pembelajaran Discovery learning meningkatkan
kemampuan siswa dalam melakukan transfer knowledge.
Setelah membaca, meringkas, dan mendiskusikan Proses Pembentukan BPUPKI,
siswa tidak hanya memahami konsep teks eksplanasi (pengetahuan konseptual)
dan bagaimana membuat ringkasan yang benar (pengetahuan prosedural), tetapi
juga memahami konsep modernisasi. Pemahaman ini menjadi dasar siswa dalam
mempelajari materi PPKn tentang Proses Pembentukan BPUPKI. Pemahaman
tentang konsep tersebut membantu siswa dalam Menelaah Proses Pembentukan
BPUPKI.
3. Penerapan model pembelajaran Discovery learning meningkatkan kemampuan
siswa untuk berpikir kritis.
Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi siswa untuk bertanya dan menanggapi
topik yang dibahas dalam pembelajaran.
Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi
HOTS suasana kelas cenderung sepi dan serius. Siswa cenderung bekerja sendiri-
sendiri untuk berlomba menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Fokus guru
adalah bagaimana siswa dapat menyelesikan soal yang disajikan; kurang peduli
pada proses berpikir siswa. Tak hanya itu, materi pembelajaran yang selama ini
selalu disajikan dengan pola deduktif (diawali dengan ceramah teori tentang
materi yang dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasa), membuat siswa
cenderung menghapalkan teori. Pengetahuan yang diperoleh siswa adalah apa
yang diajarkan oleh guru.
Berbeda kondisinya dengan Best Practice pembelajaran berorientasi HOTS
dengan menerapkan Discovery learning ini. Dalam pembelajaran ini pemahaman
siswa tentang konsep Proses Pembentukan BPUPKI benar-benar dibangun oleh
siswa melalui pengamatan dan diskusi yang meuntut kemampuan siswa untuk
berpikir kritis.
4. Penerapan model pembelajaran Discovery learning juga meningkatkan
kemampuan siswa dalam menemukan serta memecahkan masalah. Discovery
learning yang diterapkan dengan menyajikan teks tulis dan video berisi
permasalahan kontekstual mampu mendorong siswa menemukan serta
merumuskan pemecahan masalah.
Sebelum menerapkan Discovery learning, penulis melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan buku guru dan buku siswa. Meskipun permasalahan yang disajikan
dalam buku teks kadang kala kurang sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa,
tetap saja penulis gunakan. Jenis teks yang digunakan juga hanya pada teks tulis
dari buku teks.
Dengan menerapkan Discovery learning, siswa tak hanya belajar dari teks tulis,
tetapi juga dari video serta diberi kesempatan terbuka untuk mencari data, materi
dari sumber lainnya.
B. Masalah yang Dihadapi
Masalah yang dihadapi terutama adalah belum terbiasanya siswa belajar dengan
model Discovery learning. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang baik
guru selalu mengguakan metode ceramah, siswa pun merasa lebih percaya diri
menghadapi ulangan (penilaian) setelah mendapat penjelasan guru melalui
ceramah.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil best practice pembelajaran tematik dengan model pembelajaran
Discovery learning, berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan
buku guru yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi pembelajaran
yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi dan kondisi
sekolahnya. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
2. Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam
belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini
akan membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan
lama (tidak mudah lupa).
3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut
melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah,
seperti penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi
penulis utuk mendesiminasikan best practice ini akan menambah wawasan guru
lain tentang pembelajaran HOTS.
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.ums.ac.id/50015/5/BAB%20I.pdf
LAMPIRAN
DOKUMENTASI ON 2
1. pendahuluan
Mepenjelasan
materi
2. Kegiatan inti
3. Penutup
4.1. Menyaji hasil analisis proses perumusan 4.1.1 Menyaji hasil analisis proses perumusan
dan penetapan Pancasila sebagai dasar Pancasila sebagai dasar negara IPK
negara Kunci
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. SIKAP SPIRITUAL
1.1.1 Melalui Proses pembelajaran condition siswa Audiens Bersyukur
Degree atas perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara. Behavior
1. SIKAP SOSIAL
2.1.1 Melalui Proses pembelajaran condition siswa Audiens Berperilaku
peduli Degree sebagai wujud pelaksanaan semangat dan komitmen para
pendiri negara. Behavior
2. PENGETAHUAN
3.1.1 Melalui Proses pembelajaran condition siswa Audiens dapat proses
perumusan Pancasila sebagai dasar negara dalam Sidang BPUPKI. Behavior
Dengan Baik dan benar Degree
3.1.2 Melalui Proses pembelajaran condition siswa Audiens dapat menganalisis
proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara dalam Sidang BPUPKI.
Behavior Dengan Baik dan benar Degree
3. KETERAMPILAN
4.1.1 Melalui Proses pembelajaran condition siswa Audiens dapat Menyusun
laporan hasil telaah perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara UUD Behavior
Dengan Baik dan benar Degree
D. Nilai Karakter
1) Religius
2) Mandiri
3) Gotong Royong
4) Kejujuran
5) Kerja keras
6) Percaya diri
7) Kerjasama
E. Materi Pembelajaran
Materi Reguler
3. Semangat Pendiri Negara dalam Merumuskan dan Menetapkan Pancasila sebagai Dasar
Negara Semangat kebangsaan disebut juga sebagai nasionalisme dan patriotisme.
Nasionalisme adalah suatu paham yang menganggap bahwa kesetiaan tertinggi atas setiap
pribadi harus diserahkan kepada negara kebangsaan atau nation state. Patriotisme berasal
dari kata patria, yang artinya tanah air. Patriotisme berarti semangat cinta tanah air atau
sikap seseorang yang bersedia mengorbankan segala-galanya untuk mempertahankan
bangsanya.
Materi Pengayaan
1). Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara
a. Pembentukan BPUPKI BPUPKI dilantik oleh Jepang, beranggotakan enam puluh dua
(62) orang yang terdiri atas tokoh-tokoh bangsa Indonesia dan tujuh (7) orang anggota
perwakilan dari Jepang. Ketua BPUPKI adalah dr. K.R.T Radjiman Wedyodiningrat,
dengan dua wakil ketua, yaitu Ichibangase Yosio (Jepang) dan R.P Soeroso. BPUPKI
mengadakan sidang sebanyak dua kali sidang resmi dan satu kali sidang tidak resmi.
Sidang resmi pertama dilaksanakan tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945,
membahas tentang Dasar Negara. Sidang kedua berlangsung tanggal 10 sampai dengan
17 Juli 1945 dengan membahas rancangan UndangUndang Dasar.
b. Perumusan Dasar Negara Usulan mengenai rumusan dasar Indonesia merdeka dalam
sidang pertama BPUPKI secara berurutan dikemukakan oleh Ir. Soekarno, Mr. Soepomo,
dan Mr. Muhammad Yamin. Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan menyepakati
kesepakatan dalam satu rancangan pembukaan hukum dasar (undang-undang dasar).
Persetujuan Panitia Sembilan ini termaktub di dalam satu rancangan pembukaan hukum
dasar (undang-undang dasar). Oleh Ir. Soekarno rancangan pembukaan hukkum dasar ini
diberikan nama ”Mukadimah”, oleh Mr. Muhammad Yamin dinamakan ”Piagam
Jakarta”, dan oleh Sukiman Wirjosandjojo disebut ”Gentlemen’s Agreement”. Naskah
mukadimah ”Piagam Jakarta” memiliki banyak persamaan dengan Pembukaan UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Materi Ramedial
Perumusan Dasar Negara Usulan mengenai rumusan dasar Indonesia merdeka dalam
sidang pertama BPUPKI secara berurutan dikemukakan oleh Ir. Soekarno, Mr. Soepomo,
dan Mr. Muhammad Yamin. Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan menyepakati
kesepakatan dalam satu rancangan pembukaan hukum dasar (undang-undang dasar).
Persetujuan Panitia Sembilan ini termaktub di dalam satu rancangan pembukaan hukum
dasar (undang-undang dasar). Oleh Ir. Soekarno rancangan pembukaan hukkum dasar ini
diberikan nama ”Mukadimah”, oleh Mr. Muhammad Yamin dinamakan ”Piagam
Jakarta”, dan oleh Sukiman Wirjosandjojo disebut ”Gentlemen’s Agreement”. Naskah
mukadimah ”Piagam Jakarta” memiliki banyak persamaan dengan Pembukaan UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. banyak persamaan dengan Pembukaan UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
E. Metode pembelajaran
discovery learning, metode diskusi dengan model pembelajaran kajian dokumen historis.
H. Proses Pembelajaran
Pembelajaran Pertemuan Kesatu
Materi pokok pertemuan pertama membahas perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara.
Materi pokok ini memiliki alokasi waktu 1 × 120 menit atau satu kali pertemuan. Model
pembelajaran menggunakan discovery learning, metode diskusi dengan model
pembelajaran kajian dokumen historis. Prinsip dari model pembelajaran kajian dokumen
historis, yaitu peserta didik difasilitasi pengetahuan, untuk mencari/ menggunakan
dokumen historis sebagai wahana pemahaman konteks lahirnya suatu
gagasan/ketentuan/peristiwa sejarah, dan sebagainya menumbuhkan kesadaran akan masa
lalu terkait masa kini
Langkah-Langkah Pembelajaran
TAHAP ALOKASI
KEGIATAN PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN WAKTU
A. Kegiatan Pendahuluan
Pendahuluan Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis peserta
(persiapan/orientasi) didik untuk mengikuti pembelajaran dengan 4
melakukan berdoa, (PPK Religius) menanyakan
kehadiran peserta didik, kebersihan dan kerapian
kelas, kesiapan buku tulis dan sumber belajar.
Apersepsi Guru melakukan apersepsi melalui tanya jawab 8
mengenai materi pembentukan BPUPKI dan
Guru menyampaikan kompetensi dasar dan
indikator pencapaian kompetensi yang akan
dicapai.
Guru membimbing peserta didik melalui tanya
jawab tentang manfaat proses pembelajaran
Tranfer Knowledge
Guru menjelaskan materi dan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan peserta didik
Tranfer Knowledge
Motivasi Guru memberi motivasi dengan membimbing peserta 3
didik menyanyikan lagu wajib nasional Garuda
Pancasila (PPK Nasionalisme) dilanjutkan
melakukan tanya jawab tentang Lagu Garuda
Pancasila.
B. Kegiatan Inti
10
1. Guru membimbing peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran
melalui tanya jawab secara klasikal.
2. Guru melakukan refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses
pembelajaran yang telah dilakukan dan menentukan tindakan yang akan
dilakukan berkaitan pembentukan BPUPKI, dengan meminta peserta didik
menjawab pertanyaan berikut.
a. Apa manfaat yang diperoleh dari mempelajari sejarah pembentukan
BPUPKI bagi kalian?
b. Apa sikap yang kalian peroleh dari proses pembelajaran yang telah
dilakukan?
c. Apa manfaat yang diperoleh melalui proses pembelajaran yang telah
dilakukan?
d. Apa rencana tindak lanjut akan kalian lakukan?
e. Apa sikap yang perlu dilakukan selanjutnya?
3. Guru memberikan umpan balik atas proses pembelajaran dan hasil telaah
kelompok.
4. Guru melakukan tes tertulis dengan menggunakan Uji Kompetensi 1.1 atau
soal yang disusun guru sesuai indikator pencapaian kompetensi.
5. Guru menjelaskan rencana pembelajaran selanjutnya dan menugaskan peserta
dididk membaca materi pertemuan berikutnya, yaitu perumusan Dasar Negara.
120
I. Penilaian
Jika contoh penilaian terjadi seperti yang ditampilkan di atas, nilai untuk Ani adalah
berdasarkan modus (skor yang paling banyak muncul), yakni 4 atau Sangat Baik.
Mengapa Jepang
membentuk BPUPKI?
2 Kapan BPUPKI dibentuk? 6 1 Maret 1945
3 Sebutkan 10 anggota dari 10 Ketua (Kaicoo) : Dr. K. R. T. Rajiman Wediodiningrat
BPUPKI? Ketua Muda (Fuku Kaicoo) : Ichibangase
Ketua Muda (Fuku Kaicoo) : R. P. Soeroso
(1) Ir. Soekarno,
(2) Moh. Yamin,
(3) Dr. R. Kusumah Atmaja,
(4) R. Abdulrahim Pratalykrama,
(5) R. Aris,
(6) K.H. Dewantara,
(7) K. Bagus H. Hadikusuma,
(8) M. P. H. Bintoro,
(9) A.K. Moezakkir,
(10) B. P. H. P. Poeroebojo,
(11)R.A.A. Wiranatakoesoema,
(12) Ir. R. Asharsoetdjo,
(13) Oeji Tjiang Tjoei,
(14) Drs. Moh. Hatta,
(15) Oei Tjong Hauw,
(16) H. Agoes Salim,
(17) M.Soerarjo Kartohadikusumo,
(18) R.M. Margono Djojohadikusumo
(19) K. H. Abdul Halim,
(20) K. H. Masjkoer,
(21)R. Soedirman,
(22) Prof. Dr. P. A. H. Djajadiningrat,
(23) Prof. Dr. Soepomo,
(24) Prof. Ir. Roesono,
(25) Mr. R. P. Saragih,
(26) Ny. Maria Ulfah Santosa,
(27) RMT. A Soerjo,
(28) R. Ruslan Wongsokusumo,
(29) R. Soesanto Tirtoprodjo,
(30) Ny. R. S. S. Soenarjo Mangunpoespito,
(31) Dr. R. Boentaran Martoatmodjo,
(32) Liem koen Hian,
(33) Mr. J. Latuharhary,
(34) Mr. R. Hindromartono,
(35) R. Soekardjo,
(36) Hadji Ah. Sanoesi,
(37) A. M. Dasaad,
(38) Mr. Tan Eng Hoa,
(39) Ir. R. M. P. Soerachaman Tjokroadisoeryo
(40) R. A. A. Soemitro Kolopaking Poerbonegoro,
(41) K. R. M. T. H. Wongsonegoro,
(42) Mr. A. Soebardjo,
(43) Prof. Dr. R. Djenal Asiki Widjajakoesoemo,
(44) Abikoesno Tjokroseojoso,
(45) Parada Harahap,
(46) Mr. R. M. Sartono,
(47) K. H. M. Mansoer,
(48) K. R. M. A. Sosrodiningrat,
(49) Mr. R. Soewarndi,
(50) K. H. A. Wachid Hasjim,
(51) P. F. Dahler,
(52) Dr. Soekiman,
(53) Mr. K.R.M.T. Wongsonegoro,
(54) R. Otto Iskandar Dinata,
(55) A. Baswedan,
(56) Abdul Kadir,
(57) Dr. Samsi,
(58) Mr. A. A. Maramis,
(59) Mr. Samsoedin,
(60) Mr. R. Sastromoeljono
4 Rakyat indonesia sangat 16 Bagi bangsa Indonesia tujuan dibentuk BPUPKI adalah
menginginkan untuk mempelajari dan menyelidiki hal penting
kemerdekaan, sehingga berhubungan dengan pembentukan negara Indonesia
dibentuklah BPUPKI. merdeka atau mempersiapkan hal-hal penting mengenai
tata pemerintahan Indonesia merdeka.
Apa tujuan pembentukan
BPUPKI?
Skor Perolehan
Nilai = × 100
Skor Maksimal
Pengayaan
Kegiatan pembelajaran pengayaan diberikan kepada siswa yang telah menguasai materi dan
secara pribadi sudah mampu memahami perumusan dan penetapan Pancasila sebagai Dasar
Negara. Bentuk pengayaan dapat dilakukan dengan antara lain sebagai berikut.
1. Guru memberikan tugas untuk mempelajari lebih lanjut tentang materi pokok dari berbagai
sumber dan mencatat hal-hal penting. Selanjutnya menyajikan dalam bentuk laporan tertulis
atau membacakan di depan kelas.
2. Peserta didik membantu peserta didik lain yang belum tuntas dengan pembelajaran tutor
sebaya.
Remedial
Remedial dilaksanakan untuk siswa yang belum menguasai materi dan belum mampu
memahami perumusan dan penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara. Kegiatan remedial
dilakukan dengan mengulang materi pembelajaran apabila peserta didik yang sudah tuntas di
bawah 75%. Sedangkan apabila peserta didik yang sudah tuntas lebih dari 75% maka kegiatan
remedial dapat dilakukan dengan : (1) Mengulang materi pokok di luar jam tatap muka bagi
peserta didik yang belum tuntas, (2) Memberikan penugasan kepada peserta didik yang belum
tuntas, (3) Memberikan kesempatan untuk tes perbaikan.
Perlu diperhatikan bahwa materi yang diulang atau dites kembali adalah materi pokok atau
keterampilan yang berdasarkan analisis belum dikuasai oleh peserta didik. Kegiatan remedial
bagi kompetensi sikap dilakukan dalam bentuk pembinaan secara holistis, yang melibatkan guru
bimbingan konseling dan orang tua.
Bahan Ajar
2) Mr. Supomo
Mr. Supomo mendapat giliran mengemukakan pemikirannya di hadapan sidang
BPUPKI pada tanggal 31 Mei 1945. Pemikirannya berupa penjelasan tentang masalah-
masalah yang berhubungan dengan dasar negara Indonesia merdeka. Negara yang akan
dibentuk hendaklah negara integralistik yang berdasarkan pada hal-hal berikut ini:
a) persatuan;
b) kekeluargaan;
c) keseimbangan lahir dan batin;
d) musyawarah;
e) keadilan sosial.
3) Ir. Sukarno
Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Sukarno mengemukakan dasar negara Indonesia
merdeka. Pemikirannya terdiri atas lima asas berikut ini:
a) kebangsaan Indonesia;
b) internasionalisme atau peri kemanusiaan;
c) mufakat atau demokrasi;
d) kesejahteraan sosial;
e) Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kelima asas tersebut diberinya nama Pancasila sesuai saran teman yang
ahli bahasa. Untuk selanjutnya, tanggal 1 Juni kita peringati sebagai hari Lahir Istilah
Pancasila.
Masa persidangan pertama BPUPKI berakhir, tetapi rumusan dasar negara untuk
Indonesia merdeka belum terbentuk. Padahal, BPUPKI akan reses (istirahat) satu bulan
penuh. Untuk itu, BPUPKI membentuk panitia perumus dasar negara yang
beranggotakan sembilan orang sehingga disebut Panitia Sembilan. Tugas Panitia
Sembilan adalah menampung berbagai aspirasi tentang pembentukan dasar negara
Indonesia merdeka. Anggota Panitia Sembilan terdiri atas Ir. Sukarno (ketua),
Abdulkahar Muzakir, Drs. Moh. Hatta, K.H. Abdul Wachid Hasyim, Mr. Moh. Yamin,
H. Agus Salim, Ahmad Subarjo, Abikusno Cokrosuryo, dan A. A. Maramis. Panitia
Sembilan bekerja cerdas sehingga pada tanggal 22 Juni 1945 berhasil merumuskan
dasar negara untuk Indonesia merdeka. Rumusan itu oleh Mr. Moh. Yamin diberi nama
Piagam Jakarta atau Jakarta Charter. Naskah Piagam Jakarta berbunyi, seperti berikut:
Piagam Jakarta
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh
sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak
sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Dan perjuangan
pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke
depan pintu gerbang Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat,
adil, dan makmur. Atas berkat Rahmat Allah Maha Kuasa dan dengan
didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang
bebas, maka rakyat Indonesia dengan menyatakan kemerdekaanya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
kemerdekaan Indonesia itu dalam suatu hukum dasar Negara Indonesia
yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pada tanggal 10 sampai dengan 16 Juli 1945, BPUPKI mengadakan sidang
kedua. Pada masa persidangan ini, BPUPKI membahas rancangan undang-undang
dasar. Untuk itu, dibentuk Panitia Perancang Undang- Undang Dasar yang diketuai Ir.
Sukarno. Panitia tersebut juga membentuk kelompok kecil yang beranggotakan tujuh
orang yang khusus merumuskan rancangan UUD. Kelompok kecil ini diketuai Mr.
Supomo dengan anggota Wongsonegoro, Ahmad Subarjo, Singgih, H. Agus Salim, dan
Sukiman. Hasil kerjanya kemudian disempurnakan kebahasaannya oleh Panitia
Penghalus Bahasa yang terdiri atas Husein Jayadiningrat, H. Agus Salim, dan Mr.
Supomo.
Ir. Sukarno melaporkan hasil kerja Panitia Perancang Undang-Undang pada
sidang BPUPKI tanggal 14 Juli 1945. Pada laporannya disebutkan tiga hal pokok, yaitu
pernyataan Indonesia merdeka, pembukaan undang-undang dasar, dan undang-undang
dasar (batang tubuh). Pada tanggal 15 dan 16 Juli 1945 diadakan sidang untuk
menyusun UUD berdasarkan hasil kerja Panitia Perancang Undang-Undang Dasar. Pada
tanggal 17 Juli 1945 dilaporkan hasil kerja penyusunan UUD. Laporan diterima sidang
pleno BPUPKI.
PPKI dipimpin oleh Ir. Sukarno, wakilnya Drs. Moh. Hatta, dan penasihatnya
Ahmad Subarjo. Adapun anggotanya adalah Mr. Supomo, Dr.Rajiman Wedyodiningrat,
R.P. Suroso, Sutardjo, K.H. Abdul Wachid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, Oto
Iskandardinata, Suryohamijoyo, Abdul Kadir, Puruboyo, Yap Tjwan Bing, Latuharhary,
Dr. Amir, Abdul Abbas, Teuku Moh. Hasan, Hamdani, Sam Ratulangi, Andi Pangeran,
I Gusti Ktut Pudja, Wiranatakusumah, Ki Hajar Dewantara, Kasman Singodimejo,
Sayuti Melik, dan Iwa Kusumasumantri.
Pada sidang pertama PPKI rancangan UUD hasil kerja BPUPKI dibahas
kembali. Pada pembahasannya terdapat usul perubahan yang dilontarkan kelompok
Hatta. Mereka mengusulkan dua perubahan. Pertama, berkaitan dengan sila pertama
yang semula berbunyi ”Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya” diubah menjadi ”Ketuhanan Yang Maha Esa”. Kedua, Bab II
UUD Pasal 6 yang semula berbunyi ”Presiden ialah orang Indonesia yang beragama
Islam” diubah menjadi ”Presiden ialah orang Indonesia asli”. Semua usulan itu diterima
peserta sidang. Hal itu menunjukkan mereka sangat memperhatikan persatuan dan
kesatuan bangsa. Rancangan hukum dasar yang diterima BPUPKI pada tanggal 17 Juli
1945 setelah disempurnakan oleh PPKI disahkan sebagai Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia. UUD itu kemudian dikenal sebagai UUD 1945. Keberadaan UUD
1945 diumumkan dalam berita Republik Indonesia Tahun ke-2 No. 7 Tahun 1946 pada
halaman 45–48. Sistematika UUD 1945 itu terdiri atas hal sebagai berikut.
1) Pembukaan (mukadimah) UUD 1945 terdiri atas empat alinea. Pada Alenia ke-4
UUD 1945 tercantum Pancasila sebagai dasar negara yang
berbunyi sebagai berikut.
a) Ketuhanan Yang Maha Esa.
b) Kemanusiaan yang adil dan beradab.
c) Persatuan Indonesia.
d) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan.
e) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
3) Penjelasan UUD 1945 terdiri atas penjelasan umum dan penjelasan pasal
demi pasal.
Susunan dan rumusan Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945
merupakan perjanjian seluruh bangsa Indonesia. Oleh karena itu, mulai saat itu bangsa
Indonesia membulatkan tekad menjadikan Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia
LAMPIRAN 4
LKPD
No Pertanyaan Kunci
1 Pada saat penjajahan jepang, bangsa indonesia
dikenal BPUPKI.
B. Kegiatan Praktik
80 nilai 90 Sembilan aspek sesuai dengan kriteria, dua aspek kurang sesuai
<60 Empat aspek sesuai dengan kriteria, tujuh aspek kurang sesuai