Anda di halaman 1dari 10

BIROKRASI DAN POLITIK

ABDUL HAKIM
ENDAH SETYOWATI
FIA
UB
PANDANGAN YATE (1982)
Ada dua model yang dapat digunakan untuk
membuat bagaimana pemerintah bisa bekerja dan
terstruktur dengan baik, yaitu model pluralist-
democracy dan model administrative efficiency
Model pluralist-democracy, birokrasi
pemerintah dituntut untuk berperan sbb :

• Menyediakan banyak pusat-pusat kekuasaan


sebagai sarana keseimbangan dan sebagai kontrol
bila terjadi konsentrasi kekuasaan.
• Memberikan fasilitas atau kemudahan kepada
kelompok-kelompok kepentingan agar terwakili
dengan menyediakan berbegai titik-titik akses.
• Mempunyai kemauan dan elemen yang kuat untuk
melakukan desentralisasi
• Mampu menjadikan dirinya secara internal bisa
bersaing
• Bersifat terbuka dan partisipatif
• Mampu menghasilkan proses bargaining yang luas.
Model administrative –efficiency , birokrasi pemerintah
dituntut untuk berperan sbb:
• Mampu menghasilkan kebijakan publik yang
rasional dan bebas nilai dengan cara-cara yang
efisien.
• Mampu bekerja dengan profesional melalui
pejabat-pejabat yang dipilih dan diangkat dengan
sistem merit dan bekerja secara efektif dalam
suatu hirarkhi yang memuat spesialisasi tugas dan
tanggung jawab yang jelas.
• Mampu melakukan koordinasi yang menyeluruh dan
energized dalam menyerap kepentingan publik
sebagai sistem birokrasi publik yang kuat dan
handal.
Kewenangan birokrasi tidak dapat dilepaskan
dari kekuasaan dan kompetensi politisi atau
lembaga perwakilan rakyat (legislatif).

Hal ini dikarenakan birokrasi sebagai motor


eksekutif pada dasarnya adalah menjalankan
amanat rakyat yang mekanismenya disampaikan
melalui lembaga legislatif yang terdiri dari
partai-partai politik
BIROKRASI & POLITIK

Dalam negara demokrasi, peran partai politik


sebagai penampung aspirasi rakyat menduduki
posisi yang sangat strategis dalam mengontrol
kinerja birokrasi.

Setiap kebijakan yang diambil oleh eksekutif


bersama-sama dengan legislatif dan kemudian
dilaksanakan oleh birokrasi akan tetap berada
dalam koridor kepentingan publik
DISKRESI PEJABAT BIROKRASI

Dlm situasi dan jenis / tipe birokrasi apapun


juga, birokrat cenderung menginginkan untuk
dapat memiliki dan menerapkan diskresi --
minimal dalam wilayah domain administratif

Kebutuhan akan adanya diskresi tersebut


sesuai dengan tuntutan pelayanan publik serta
kondisi lapangan yang seringkali tidak dapat
dipastikan sebagaimana ketika pada saat
sebuah kebijakan dirumuskan
Lanjutan….
(Davis, 1969) seorang pejabat publik memiliki diskresi
dimana batas efektif dari kekuasaan yang dimilikinya
memberikan kesempatan atau kebebasan untuk
membuat satu pilihan diantara berbagai alternatif
tindakan baik untuk berbuat atau tidak berbuat).

Jowell dalam tulisannya mendefinisikan diskresi


sebagai : “ the room for decisional manoeuvre
possessed by a decision maker” (1973: 179)

Chandler dan Plano (1982: 108) menggambarkan


diskresi sebagai “... the freedom administrators have
to make choices which determine how a policy will be
implemented ”.
 Apakah pejabat birokrat di era otonomi benar-
benar memiliki kewenangan diskresi yang besar ?

 Apakah Parpol sudah dapat berperan sebagai sarana


demokrasi yang baik?

 Apakah Parpol sudah menjalankan fungsi kontrol thd


kinerja birokrasi pemerintahan secara efektif ?
Selesai……….
Terima Kasih Atas Perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai