Anda di halaman 1dari 27

Oleh : Ratna Sari D

1
Definisi
 Suatu bentuk kelainan dimana terjadi penurunan
massa tulang total
 Osteoporosis atau penyakit keropos tulang
adalah salah satu penyakit yang menimpa tulang
karena berkurangnya massa dan kepadatan
tulang.
 Akibat dari osteoporosis adalah tulang-tulang
menjadi rapuh dan mudah patah akibat kepadatan
tulang berkurang

2
 Di Amerika Serikat, hampir 10 juta orang menderita
osteoporosis. Sebanyak 18 juta orang memiliki massa
tulang rendah yang yang dapat meningkatkan risiko
untuk mengembangkan osteoporosis. Sekitar 80% dari
orang-orang dengan osteoporosis adalah perempuan.
Penelitian terhadap orang tua umur 50 tahun,sebanyak
dalam dua perempuan dan satu laki-laki dari delapan
prediksi untuk memiliki osteoporosis yang menyebabkan
patah tulang pada usianya.

3
Prevalensi di Indonesia
 Prevalensi osteoporosis untuk umur kurang
dari 70 tahun untuk wanita sebanyak 18-36%,
sedangkan pria 20-27%, untuk umur di atas 70
tahun untuk wanita 53,6%, pria 38%.
 Lebih dari 50% keretakan osteoporosis
pinggang di seluruh dunia kemungkinan terjadi
di Asia pada 2050. (Yayasan Osteoporosis
Internasional)
 Mereka yang terserang rata-rata berusia di
atas 50 tahun. (Yayasan Osteoporosis
Internasional)
4
 Satu dari tiga perempuan dan satu dari lima pria di
Indonesia terserang osteoporosis atau keretakan
tulang. (Yayasan Osteoporosis Internasional)
 Dua dari lima orang Indonesia memiliki risiko
terkena penyakit osteoporosis. (DEPKES, 2006)
 Jumlah penderita osteoporosis di Indonesia jauh
lebih besar dari data terakhir Depkes, yang
mematok angka 19,7% dari seluruh penduduk
dengan alasan perokok di negeri ini urutan ke-2
dunia setelah China.

5
 Kec resorpsi tulang >
kec.pembentukan tulang
- Tulang mjd rapuh dan mudah
patah
- Tulang mudah fraktur dgn
stress yang tidak akan
menimbulkan pengaruh pd
tulang normal
 Fraktur kompresi
 Fraktur kolum femoris & trochanter
 Fraktur pergelangan tangan
 Deformitas skelet  kifosis

6
Kifosis
 Kolaps bertahap pd tulang vertebra, tidak
menimbulkan gejala  progresif  nyeri
 Tjd penurunan TB 2,5 – 15 cm (1-6 inchi)
 Relaksasi otot abdominal
 Insufisiensi paru
 Kelelahan

7
 Akibat yang ditimbulkan dari osteoporosis
yaitu mudah terjadi patah tulang,
meskipun hanya karena trauma ringan
ataupun saat mengangkat beban berlebih.
Tubuh makin lama makin membungkuk.

8
Pertimbangan gerontologi
 Wanita usia 75 tahun  90 %
 Insiden fraktur, nyeri, kecacatan meningkat

9
Etiologi
 Nutrisi – kalsium dan vitamin D
 Gaya hidup – merokok, konsumsi kafein dan
alkohol
 Kadar estrogen menurun  menopause
 Hipertiroid
 Hiperparatiroid kehilangan tulang
 Kortikosteroid >>
 Keadaan medis penyerta – gangguan malabsorpsi
 Immobilitas

10
Faktor risiko
 Jenis kelamin
 Usia
 Riwayat keluarga – dg fraktur/ osteoporosis
 Ukuran tubuh
 Tembakau – melemahkan tulang
 Kecepatan terjadinya menopause
 Terapi kortikosteroid
 Hipertiroid
 Terapi diuretik – eksresi kalsium >
 Lifestyle – exercise sejak dini
 Banyak minum minuman bersoda, kafein dan alkohol
 Depresi
11
Evaluasi diagnostik

 Sinar X  demineralisasi 25 % - 40 %
 Pemeriksaan laboratorium
 Absorpsiometri foton tunggal  memantau massa tulang pd
pergelangan tangan
 CT Scan  melihat massa tulang pd tulang panggul dan tulang
belakang
 Pengukuran kepadatan massa tulang (Bone Mineral
Density/BMD) dengan Densitometer.

12
Penatalaksanaan
 Kalsium yang cukup; kalsium diperlukan untuk pembentukan
tulang, karena itu kebutuhan akan kalsium harus dipenuhi.
Sumber kalsium yang terbaik adalah makanan, tetapi bila
tidak mencukupi maka diperlukan tambahan kalsium dari
suplemen kalsium.

 Makanan yang banyak mengandung kalsium : susu, keju,


yogurt. Kebutuhan kalsium usia > 50 th : 800-1200 mg.

 Vitamin D; diperlukan untuk membantu penyerapan kalsium


pada usus, sehingga asupan kalsium dapat digunakan tubuh
dengan maksimal. Kebutuhan vitamin D usia > 50 th : 5 mcg.

13
 Bifosfonat; obat golongan bifosfonat bekerja dengan cara menghambat
kerja sel penghancur tulang secara berlebihan. Berberapa jenis obat
golongan bifosfonat seperti alendronate, dapat digunakan untuk
mencegah terjadinya osteoporosis.

 Olahraga yang teratur; dianjurkan untuk melakukan weight bearing /


olahraga yang memberikan tekanan pada tulang, bisa fitambah dengan
senam osteoporosis

 Memperbaiki kebiasaan hidup ; menghindari rokok, alkohol, dan kopi


yang berlebihan karena dapat mengganggu pembentukan tulang.

14
 Pemeriksaan tulang; melakukan pemeriksaan tulang untuk mengetahui osteoporosis
secara dini. Pengobatan osteoporosis :
 Terapi hormon pengganti; terapi hormon pengganti pada wanita post menopause.
Terapi ini selain dapat mengobati osteoporosis, juga dapat membantu meningkatkan
kualitas hidup wanita.

Kalsium dan vitamin D; asupan kalsium dan vitamin D harus memenuhi kebutuhan
tubuh.

Bifosfonat; obat golongan bifosfonat selain dapat digunakan untuk pencegahan


osteoporosis juga dapat digunakan untuk mengobati osteoporosis karena kerjanya
yang spesifik menghambat terjadinya pengeroposan tulang dengan cara menghambat
kerja sel penghancur tulang.

15
Komplikasi

 Fraktur vertebra
 Fraktur panggul jatuh
 Fraktur pinggang
 Nyeri yang hebat
 Kehilangan tinggi badan

16
Pencegahan
 Latihan
 Intake sayuran – brokoli
 Hindari merokok
 Terapi hormon
 Hindari mengkonsumsi alkohol
 Batasi intake kafein

17
Perawatan diri
 Pertahankan posisi tubuh yang baik :
- kepala tegak
- dagu ke depan mengurangi stress
- bahu tagap pd tulang belakang
- punggung lurus
 Hindari terjadinya jatuh – alas kaki,
permukaan yg licin, ruangan terang
 Manajemen nyeri

18
Proses Keperawatan
Pengkajian
 Identifikasi individu yg berisiko mengalami osteoporosis
 Riwayat dalam keluarga
 Riwayat fraktur
 Diet harian
 Aktivitas / pola latihan
 Penggunaan kortikosteroid
 Gaya hidup
 Pemeriksaan fisik
 Pernapasan, konstipasi

19
Diagnosa Keperawatan

 Nyeri b.d fraktur/ spasme otot


 Konstipasi b.d immobilitas
 Risiko terhadap cidera b.d kerapuhan tulang
 Kurang pengetahuan ttg poses penyakit dan
program terapi b.d kurangnya informasi

20
Perencanaan dan implementasi
Sasaran
 Penurunan rasa nyeri
 Perbaikan pengosongan usus
 Tidak ada fraktur tambahan
 Pengetahuan ttg osteoporosis

21
Lanjutan….
Intervensi
 1 : - anjurkan istirahat di tempat tidur
- kompres hangat
- pakai korset lumbosakral
- kolab. Pemberian analgetik

 2 : - berikan diet tinggi serat


- tingkatkan asupan cairan
- kolaps vertebra T 10- L2  ileus
- kaji bising usus, asupan dan aktivitas usus

22
Lanjutan….

 3 : - lakukan aktivitas fisik ssi kemampuan


- hindari angkat beban berat dan lama
- latihan isometrik

 4 : pemberian pend.kes tentang


osteoporosis

23
Pertimbangan gerontologi

 Hindari dari akibat bahaya lingkungan spt


jatuh  ggn neuromuskular, penurunan
sensori, respon KV
 Supervisi dan bantuan harus tersedia
 Bersama keluarga mendiskusikan
lingkungan rumah yg dapat menurunkan
potensial bahaya, ciptakan lingkungan aman

24
Evaluasi

 Nyeri dapat dikontrol atau reda / hilang


 Menunjukkan pengosongan usus
 Tidak mengalami fraktur baru /
tambahan
 Mendapatkan pengetahuan mengenai
osteoporosis dan program
penanganannya
25
26
Daftar Pustaka

 Brunner & Suddarth. (2000). Keperawatan


Medikal Bedah, edisi 2. Jakarta : EGC

 http://askep-askeb.cz.cc/2010/01/tentang-
osteoporosis.html

27

Anda mungkin juga menyukai