Anda di halaman 1dari 58

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN

KOMUNITAS
Tokoh Yunani : Asclespius dan Hegeia(mitologi
Yunani).
Perbedaan penanganan masalah kesehatan antara
Asclespius dan Hegeia
tokoh Cara penangganan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat
Asclespius Setelah penyakit terjadi pada seseorang
Melalui:
hegeia - hidup seimbang
- menghindari makanan dan minuman beracun
- makan makanan bergizi
- istirahat yang cukup
- olahraga
Asclespius: menggunakan pendekatan kuratif
hegeia : menggunakan pendekatan preventif dan promotif ( para
perawat komunitas)
Perbedaan pelayanan kesehatan kuratif & preventif
kuratif Preventif
Cara penanganan - bersifat individual - sasarannya masyarakat
- kontak pada klien - Masalah yang dirasakan masyarakat
hanya sekali
- jarak petugas dengan klien - hubungan petugas dengan klien
jauh bersifat kemitraan
- cara pendekatan: - pendekatan proaktif: petugas turun
Bersifat reaktif/ tunggu ada ke masyarakat mencari masalah dan
masalah mengidentifikasi masalah
Bersifat reaktif/ tunggu ada
masalah

- cenderung melihat maalah - Pendekatan holistik (bio, psiko,


bilogis secara parsial sosio, spiritual, kultural)
Periode Perkembangan Kesehatan Masyarakat

1. Periode sebelum ilmu pengetahuan (prescientific Period) tak terlepas dari


sejarah kebudayaan di dunia, antara lain:
budaya bangsa Babilonia, Mesir, Yunani, dan Romawi Sudah ada upaya
menanggulangi masalah kesehatan masyarakat dan penyakit.
misalnya:
- Telah di bangun tempat pembuangan kotoran(latrin) umum untuk
menampung tinja, dengan tujuan:
a. Agar tidak menibulkan bau tak sedap
b. Agar bebas dari pandangan yang tak menyenangkan bukan karena dapat
menularkan penyakit.
Zaman Romawi kuno: sudah ada peraturan yang mengharuskan
masyarakat ( Hanlon,1974) untuk:
a. Mencatat pembangunan rumah.
b. Melaporkan adanya binatang berbahaya.
c. Melaporkan ternak yang menimbulkan bau.
d. Pemerintah melaporkan supervisi ke tempat minuman ( public bar),
warung makan, tempat prostitusi, dll.
Abad 1-7: makin dirasakan perlunya kesehatan
masyarakat, alasannya:
a. Berbagai penyakit mulai menyerang penduduk dan
telah menjadi epidemi, bahkan ada yang endemis.
b. Di Asia khususnya timor tengah, Asia Selatan, Afrika:
muncul penyakit kolera dan menjadi endemis.
Penyakit Lepra menyebar ke Mesir, Asia kecl, Eropa,
melalui para emigran.
Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi kasus
epidemi dan endemis. Antara lain memperhatikan
masalah:
c. Lingkungan: terutama higeni dan sanitasi lingkungan
d. Pembuangan kotoran manusia( latrin).
e. Air minum yang bersih
f. Pembuangan sampah.
g. Pembuatan ventilasi yang memenuhi syarat kesehatan.
• Abad ke-14:
Terjadi wabah pes yang dasyat di Cina dan India.
-Tahun 1340: 13 juta orang meninggal dunia karena wabah pes.
- Di India, Mesir dan Gaza: 13 ribu orang meinggal setiap hari
akibat wabah pes.
- Di seluruh dunia: 60 juta orang meninggal dunia sehingga
disebut “the black death” ( berlangsung sampai abad ke-18)
Wabah Kolera dan Tifus.
a. Tahun 1603: > 1 dari 6 berpenyakit menular meninggal
b. Tahun 1665: 1 dari 5 penderita meninggal
c. Tahun 1759: di Kep. Cyprus ada 70 ribu orang meninggal
karena penyakit menular.

Penyakit lain yang mewabah: Difteri, Tifus, Disentri, dll.


2. Periode Ilmu Pengetahuan(scientific period)
Akhir abad 18 dan awal abad ke-19:
merupakan periode bangkitnya ilmu pengetahuan.
Telah dilakukan pendekatan konprehensif dan
multi sektoral dan telah ditemukan berbagai
penyebab penyakit, vaksin.
Penemu dan Hasil penemuan
Penemu Hasil penemuan

Louis Pasteur Vaksin penyakit cacar

Joseph Lister Asam karbol untuk sterilisasi ruang operasi

William Marton Ether untuk anestesi


Upaya kesehatan masyarakat mulai dilakukan di Inggris pada thn 1832,
dengan membentuk komisi penanganan penyakit oleh parlemen Inggris,
yang diketuai oleh Edwin Chadwich (pakar sosial) dengan tugas :
melaksanakan penyelidikan penyebab kolera.
Hasil penyelidikan :
- Adanya masyarakat yang hidup dalam kondisi lingkungan yang buruk.
- Tempat penampungan kotoran manusia dekat aliran air kotor dan
pembuangan kotoran manusia.
- Aliran air limbah terbuka dan tak teratur.
- Makanan yang dijual di pasar tak higienis ( dihinggapi lalat dan kecoa).
- Masyarakat hidup miskin, kerja rata-rata 14 jam/hari, namun gaji tak
memenuhi kebutuhan hidup mereka.,dll.
Parlemen mengeluarkan UU untuk mengatur peningkatan kesehatan
penduduk dan peraturan sanitasi lingkungan.
Edwin Chadwich dianggap sebagai :
- “ Pioner” dalam kesehatan masyarakat
- pembina kesehatan masyarakat modern.
- Perumus definisi kesehatan masyarakat yang kemudian diterima
WHO,yang melahirkan definisi sehat .
 John Snow: berhasil mengatasi wabah kolera di London
dengan pendekatan epidemiologi,dengan menganalisis
faktor:
Tempat,orang dan waktu, sehingga dianggap “The
father of epidemiology”.
• Akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20:
Mulai dikembangkan pendidikan tenaga kesehatan.
Thn 1893: John Hopkins mendirikan Unifersitas di
Amerika yang di dalamnya terdapat Fakultas
kedokteran.
Thn 1908 : Sekolah kedokteran mulai menyebar ke Eropa,
Kanada dan negara-negara lain Perkembangan
kurikulum mulai memperhatikan masalah kesehatan
masyarakat.
Perkembangan Kesehatan Masyarakat di
Indonesia
• Abad ke-16: Mulai upaya pemberantasan penyakit cacar dan kolera.
Kolera masuk ke Indonesia thn 1948.
Perkembangan kesehatan masyarakat ditandai :
Berdirinya pusat laboratorium Kedokteran di Bandung, thn 1888-1938.
Thn 1851: dr.Bosch dan dr.Becker mendirikan sekolah kedokteran utuk
pribumi di Bandung, dengan nama STOVIA = School Tot Oplelding Van
Indische Arsten.
Thn 1913 : Berdirnya sekolah kedokteran NIAS(Nederland Indische
Arsten School) di Surabaya.
Thn 1927 : STOVIA berubah nama menjadi Sekolah Kedokteran.
Thn 1947 : buka Fakultas Kedokteran di UI, bersamaan berdirinya UI.
Thn 1922 : Penyakit Pes masuk ke Indoseia, dan thn 1933-1935
menjadi epidemis di beberapa tempat terutama Jawa.
Thn 1933 :Dilakukan program pemberantasan penyakit pes dengan DDT ,
di rumah penduduk dan vaksinasi masal.
Thn 1925 : Hydrich melakukan penanganan masalah tingginya angka
kematian dan kesakitan di Banyumas dan Purwokerto.
• Hasil analisis Hydrich, penyebabnya adalah:
- Buruknya kondisi sanitasi lingkungan
- Masyarakat buang air besar di sembarang tempat
- Sumber air minum berasal dari sungai yang tercemar.
Kesimpulan :
Sanitasi lingkungan menurun akibat perilaku penduduk yang kurang baik.
• Upaya yang dilakukan :
Mengembangkan daerah percontohan dengan promosi kesehatan, yang
merupakan awal kesehatan masyarakat di Indonesia.
Zaman Kemerdekaan :
Salah satu tonggak perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia sejak
diperkenalkan “ Konsep Bandung/Bandung Plan 1951 oleh dr.Leimena dan
dr.Fatah, dengan menekankan preventif & kuratif.
Thn 1956 : dr.Y.Sulianti mendirikan proyek percontohan pengembangan
pelayanan kesehatan masyarakat pedesaan di Indonesia, sebagai pusat
pelatihan tenaga kesehatan 8 desa percontohan. menekankan “
pendekatan tim “dalam pengelolaan program kesehatan /konsep pelayan
terpadu, merupakan cikal bakal sistem puskesmas sekarang.
Thn 1968 : Puskesmas dinyatakan sebagai sistem pelayanan terpadu,
kemudian dikembangkan oleh pemerintah/Depkes menjadi pusat
pelayanan kesehatan masyarakat (Puskemas).
Kegiatan Pokok(Prog.Dasar Utama)
Ada 18 kegiatan utama di Puskesmas:
1.KIA
2. KB
3. Gizi
4. Kesehatan lingkungan
5. Pencegahan dan Pemberantasan penyakit menular
6. Imunisasi
7. Penyuluhan kesehatan masyarakat
8. Pengobatan
9. UKS
10. Perawatan kesehatan masyarakat
11. Kesehatan gigi dan mulut
12. Usaha kesehtan jiwa
13. Optometri
14. Kesehatan geriatrik
15. Latihan dan Olah raga
16. Pengembangan obat-obatan tradisional
17. Keselamtan dan Kesehatan Kerja(K3)
18. Laboratorium Dasar
19. Pengumpulan informasi dan pelaporan untuk sistem informasi kesehatan
Thn 1969: ada 2 puskesmas
- Puskesmas tipe A : dikelola oleh dokter
- Puskesmas tipe B : dikelola oleh Paramedis
Thn 1979 : tak ada klasifikasi A atau B, dan dikelola oleh dokter.
Thn 2000 : kebijakan tidak harus dikepalai oleh dokter, bisa
oleh S.KM.
Posisi puskesmas dalam pelayanan kesehatan :
- ujung tombak pelayanan kesehatan
- Wadah isu strategis, mis: aksesibilitas layanan dan
penyediaan SDM.
- Tempat pelayanan kesehatan utama bagi masyarakat.
Berdasarkan hirarki pelayanan kesehatan.
Puskesmas berkedudukan pada tingkat fasilitas kesehatan
pertama. Karena itu puskesmas dapat mengembangkan diri ke
arah modernisasi pelayanan kesehatan di semua lini(promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif), sesuai kebijakan strategis
Dati II di bidang kesehatan.
KONSEP PUSKESMAS
1. Definisi : Merupakan suatu kesatuan fungsional, yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat, yang juga membina peran serta
masyarakat(PSM) dalam memberikan pelayanan secara menyeluruh dan
terpadu di wilayah kerja dalam bentuk kegiatan pokok (Depkes RI,1991).
2. Fungsi Puskesmas
a. Sebagai pusat pengembangan masyarakat di wilayah kerjanya.
b. Membina PSM di wilayah kerjanya, dalam rangka meningkatkan
kemampuan untuk hidup sehat.
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh & terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
Pelaksanaan tugas puskesmas dilakukan dengan cara:
1) Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan
kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri.
2) Memberikan petunjuk kepada msyarakat tentang bagaimana menggali
dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif & efisien.
3) Memberi bantuan, baik bersifat bimbingan tehnis,materi,rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat.
4) Memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
5) Bekerja sama dengan sektor terkait dalam program puskesmas.
3.Visi Puskesmas
a. Masyarakat hidup dalam lingkungan perilaku hidup sehat.
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil &
merata.
c. Memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah
RI.
4. Misi Puskesmas
a. Memperluas jangkauan pelayanan kesehatan sampai ke desa-desa.
b. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
c. Mengadakan peralatan & obat-obatan sesuai kebutuhan
masyarakat.
d. Mengembangkan pembangunan masyarakat desa (PKMD).
5. Strategi Puskesmas
a. Pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh/conprehensive health
care service.
b. Pelayanan kesehatan yang menerapkan pendekatan yang menyeluruh
( holistic approach).
6. Sasaran dan mekanisme pelayanan keperawatan kesehatan
masyarakat di puskesmas.
a. Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan.
b. Keluarga risiko tinggi
c. Keluarga dengan kasus tindak lanjut keperawatan
d. Pembinaan kelompok khusus (prioritas daerah).
e. Pembinaan desa/ masyarakat bermasalah sesuai prioritas daerah.
7. Pelayanan di Puskesmas
a. Dalam gedung
- Penerimaan klien di loket pendaftaran
- Proses seleksi kasus prioritas pelayanan medis
asuhan prioritas & non prioritas (prioritas : rujuk ke
RS/puskesmas rawat inap) perlu tindak lanjut pelayanan kesehatan
berupa asuhan keperwatan keluarga, kelompok & masyarakat.
- Penyampaian info klien dengan tindak lanjut keperawatan di
rumah.
b. Luar Gedung
- Pelajari info tentang kesenjangan pelayanan kesehatan & menampung info
masyarakat.
- Seleksi untuk mendapatkan sasaran prioritas : individu, keluarga, kelompok
& masyarakat.
- Menyampaikan info tentang sasaran prioritas
- Pelaksanaan asuhan keperawatan kepada sasaran prioritas.
8. Kegiatan Pokok Puskesmas : 18 program pokok

PERAN PUSKESMAS
a. Sebagai institusi pelaksanaan tehnis
b. Ikut serta menentukan kebijakan daerah melalui : sistem pencatatan yang
matang, realistis & tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi, memiliki sistem
evaluasi & pemantauan yang akurat.
c. Memanfaatkan tehnologi informasi, terkait upaya peningkatan kesehatan
yang konprehesif dan terpadu.

WIAYAH KERJA PUSKESMAS


Satu/sebagian wilayah Kecamatan, tergantung kepadatan penduduk, luas
geografis dan infrastruktur.
Di Kota besar : satu kelurahan, puskesmas tingkat Kecamatan sebagai tempat
rujukan dan fungsi koordinasi.
Puskesmas bertanggung jawab terhadap K epala Dinas Kesehatan Dati II baik tehnis
maupun administratif.
Tata Kerja Puskesmas
Wajib menetapkan prinsip :
- koordinasi
- Integrasi
- Sinkronisasi
Sistem Rujukan di Puskesmas
1. Rujukan Medis :
konsultasi penderita, pengiriman bahan untuk pemeriksaan laboratorium,
mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten untuk meningkatkan mutu
pelayanan pengobatan.

2. Rujuan Kesehatan :
berhubungan dengan msalah kesehtan masyarakat yang bersifat preventif dan
promotif.

Bentuk-Bentuk Pendekatan dan Partisipasi Masyarakat


2. Posyandu
Tujuan : - Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak
- Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR (Infant Mortality
Rate)
- Mempercepat penerimaan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera)
- Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat.
Fasilitas Penunjang Pusksmas
1. Puskesmas Pembantu
2. Puskesmas Keliling
dilengkapi : Kendaraan roda empat atau perahu motor, peralatan
kesehatan, peralatan komunikasi & sejumlah tenaga dari puskesmas
Kegiatannya :
- Memberikan pelayanan kesehatan di daerah terpencil/sulit dijangkau.
- Penyelidikan kejadian luar biasa (KLB)
- Sebgai alat transportasi penderita (rujukan).
- Penyuluhan kesehatan : alat audio visual(AVA).
3. Bidan Desa : - Tinggal di Desa
- bertanggung jawab langsung kepada kepala puskesmas
- melayani rata-rata 3.000 penduduk
- bertugas meningkatkan peran serta masyarakat (PSM)
- membina posyandu
- pertolongan persalinan di rumah penduduk
Pelayanan kesehatan di Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan :
- menyeluruh, meliputi : kuratif, preventif, promotif, rehabilitatif.
- Integratif : berbagai kegiatan pokok dilaksanakan bersama di bawa
satu koordinasi & satu pimpinan.
Kegiatan utama di posyandu : 7 kegiatan (Sapta krida posyandu, yakni :
- KIA
- KB
- Imunisasi
- Peningkatan Gizi
- Penanggulangan diare
- Sanitasi dasar
- Penyediaan obat essensial utuk pengobatan sederhana dan P3K.
Tugas Kader di Posyandu :
Meja I : Pendaftaran
Meja II : Penimbangan Balita
Meja III : Pngisian KMS
Meja IV : Penyuluhan Kesehatan
Meja V : Pelayanan Kesehatan termasuk kontrasepi.

Prinsip Dasar Posyandu


1. Merupakan usaha masyarakat, yang merupakan perpaduan pelayanan pofesional dan
non profesional
2. Ada kerja sama LP & LS
3. Lembaga masyarakat
4. Sasaran penduduk sama
5. Menggunakan pendekatan PKMD/PHC (Primary Health Care)
• TUJUAN PHC
1. Umum : Menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang
diseleggarakan demi mencapai kepuasan masyarakat
2. Khusus :
Pelayanan harus :
- mencakup keseluruhan masyarakat
- dapat diterma oleh masyarakat
- berdasarkan kebutuhan medis dari individu yang dilayani
- menggunakan sumber daya yang ada secara maksimal.

Fungsi PHC :
- Pemeliharaan kesehatan
- Pencegahan penyakit
- Diagnosis dan pengobatan
- Pelayanan tindak lanjut
- Pemberin sertifikat
Unsur Uama PHC
1. Mencakup upaya dasar kesehatan
2. Melibatkan PSM
3. Melibatkan kerja sama LS
• Elemen PHC (minimal 8)
- pendidikan tentang kesehatan
- peningkatan makanan dan perbaikan gizi
- penyediaan air bersih dan sanitasi dasar
- KIA dan KB
- Imunisasi
- Pencegahan dan pengendalian penyakit endemik setempat
- pengobatan penyakit umum dan ruda paksa
- Penyediaan obat essensial

Ciri-Ciri PHC a.l : merupakan yang :


- utama & intim dengan masyarakat
- Menyeluruh
- Terorganisasi
- Mementingkan kesehatan individu maupun masyarakat
- Berkesinambungan
- Progresif
- Berorientasi kepada keluarga
- Tidak hanya salah satu aspek saja
Tanggung jawab perawat dalam PHC
a. Mendorong PSM
b. Kerja sama dengan masyarakat, keluarga & individu
c. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan tehnik asuhan diri sendiri
pada masyarakat
d. Bimbingan dan dukungan kepada petugas kesehatan dan
masyarakat
e. Koordinasi kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat.
PERAN DAN FUNGSI PERAWAT DALAM KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. Peran (Role) :
- Perilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu.
- Lokakarya Nasional,1983 : pelaksana, pengelola, pendidik, peneliti,
pengembang keperawatan.
2. Elemen Peran
untuk perawat profesional, a.l :
- Care giver
- Client advocate,
- Councellor,
- educator,
- collaborator,
- coordinator,
- change agent,
- consultant
- dan interpersonal process.
Berdasarkan Konsorsium llmuKesehatan(1989) :
1. Pemberi Asuhan Keperawatan berdasarkan kebutuhan dasar manusia.
2. Advokat : membantu klien, keluarga, dalam menginterpretasikan berbagai
informasi dari pemberian pelayanan kesehatan dan informasi lain, dalam
pengambilan persetujuan atas tindakan kep.yang diberikan.
3. Edukator : meningkatkan pengetahuan klien agar terjadi perubahan perilaku.
4. Koordinator : mengarahkan, merencanakan dan mengorganisasikan
pelayanan kesehatan dari tim kesehatan, agar pemberian pelayanan
kesehatan terarah.
5. Kolaborator : Bekerjasama dengan tim kesehatan lain(dokter, fisioterapis,
ahli gizi, radiologi,dll) untuk pemberian pelayanan keperawatan yang
diperlukan, termasuk diskusi/tukar pikiran dalam menentukan bentuk
pelayanan selanjutnya.
6. Konsultan : Sebagaiempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan.
7. Pembaharu : dengan mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan
sistematis dan terarah sesuai metode pemberian pelayanan keperawatan.
Berdasarakan peran yang dikemukakan, maka peran perawat komunitas a.l adalah :
Sebagai pelaksana, pendidik, koordinator, inovator/pembaharu, pengorganisasian,role model /panutan, fasilitator
dan pengelola/manager.
1. Pelaksana : Clinical Nurse Specialist (CNS) dan Family Nurse Parctitioner (FNP) melalui upaya promotif dan preventif
kepada individu, keluarga dan kelompok, dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat, dengan memberikan
perhatian lebih pada gejala non patologis, kenyamanan dan perawatan komprehensif (Roy & Obloy,1979).
Tujuan perawat spesialis klinik :
- menurunkan jumlah morbiditas
- menurunkan angka kematian bayi
- mencegah terjadinya gangguan atau kecacatan anggota masyarakat.
Bentuk kegiatannya : Identifikasi masyarakat berisiko.
Tujuan perawat praktisioner keluarga (FNP):
- meningkatkan kesehatan masyarakat (promotif)
- mencegah terjadinya penyakit (preventif)
- melaksanakan pengelolaan penyakit kronis.
- menghindari/membatasi kecacatan
Bentuk kegiatannya :
- pengkajian fisik, psikologis dan lingkungan
- mengkaji status kesehatan
- mengkaji risiko terhadap penyakit
- mendiagnosa masalah aktual dan potensial.
- Perawatan ambulasi keluarga
- kolaborasi dengan dokter keluarga
- mengambil keputusan untuk memecahkan masalah bersama klien dan kelurga.
o Dalam melaksanakan peran, perawat meggunakan pendekatan pemecahan masalah/problem solving melalui
proses keperawatan.
• Dalam memberikan tindakan problemsolving perawat brtindakselku :
a. Pemberi rasa nyaman/conforter
b. Pelindung dan pembela (protector dan advocat)
c. Komunikator
d. Mediator
e. Rehabilitator.
2. Pendidik/edukator
Fokus pengajaran :
a. Penanaman perilaku
b. Peningkatan nutrisi dan pengaturan diit
c. Olah raga
d. Manajemen/ pengelolaan stres
e. Pndidikan tentang proses penyakit dan pentingnya pengobatan berkelanjutan.
f. Pendidikan tentang penggunaan obat
g. Pendidikan tentang perawatan mandiri.
3. Administrator
- mengelola masalah
- mengambil keputusan untuk pemecahan masalah
- pengelolaan tenaga
- membuat mekanisme kontrol
- kerja sama LP dan LS
- sosialisasi bersama masyarakat
- pemasaran
4. Konselor
- berkonsultasi dengan masyarakat, anggota profesi, petugas kesehatan, organsasi sosial
dan pendidikan.
- menjelaskan konsep dan data tentang kesehatan.
- mendemonstrasikan prosedur mis: perawatan diri
- mengidentifikasi perubahan pola interaksi
- memberi bimbingan dan penyuluhan
- mengubah pola interaksi/perilaku hidup sehat.
5. Peneliti
- melakukan identifikasi terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat.
- menemukan faktor yang menjadi pencetus/penyebab terjadinya masalah.
- mengaplikasikan hasil penelitian dalam praktik keperawatan.
Selain peran di atas, perawat memiliki peran Manajerial.
Manajemen merupakan rangkaian kegiatan-kegiatan yang sistematis, sebagai alat
administrasi untuk mencapai tujuan, dengan tugas :
- pengambil keputusan
- pemikul tanggung jawab
- mengerahkan sumber daya untuk mencapai tujuan
- pemikir konseptual
- bekerja sama dengan dan melalui orang lain.
- mediator, politikus, dipolmat
• Fungsi manajemen :
- Perencanaan / planning - Penggerakan /actuating
- Organisasi /organizing - Pengawasan dan pengendalian (controlling)
- Penilaian /evaluation
Perencanaan :
- Mesurement dan assesment
- Analisis data
- Prioritas masalah :
pertimbangan :
. Kegawatan/emergency
. Keparahan/severity
. Seberapa banyak masyarakat terkena resiko/ greatest member
. Kecepatan peningkatan/rate of increase
. Luasnya perkembangan/ expanding scope
. Persepsi masyarakat/ public concern/perhatian masyarakat terhadap kejadian
. Derajat kebutuhan/ degree of need /PSM dalam mengatasi masalah
. Kemungkinan dikerjakan/feasibility
. Sumber daya yang tersedia/ resources avaibility
. Keuntungan ekonomi/sosial (economic/ social benefit
. Keterpaduan : dilakukan secara terpadu bersama masalah lain Pertimbangan politik dan
mandat khusus
- Solusi alternatif
- Pengambilan keputusan
- Penetapan tujuan
- Penyusunan rencana operasional
Organisasi
- Pengelompokan orang, alat, tugas,wewenang dan tanggung jawab yang seimbang dan sesuai
dengan rencana operasional demi mencapai tujuan.
Penggerakan
Rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan aktifitas mempengaruhi orang lain agar mau
bekerja untuk mencapai tujuan administrasi.
Alat yang digunakan : perintah, petunujk, bimbingan, surat edaran,rapat koordinasi,
pertemuan/lokakarya.
Diperlukan motivasi dan kepemimpinan/leadership.
Controlling
Prinsip controlling/pengawasan :
a. Rencana yang jelas
b.Adanya tindakan perbaikan
c. Fleksibel
d. Pemberian instruksi yang jelas
e. Ekonomis
f. Dapat dimengerti
g. Merefleksi pola organisasi.
Evaluasi
- Menilai pelaksanaan kerja dengan membandingkan hasil dan standar dengan mengikuti kriteria atau
metode tertentu.
Tujuan Evaluasi a.l:
a. Memperbaiki kebijaksanaan pelaksanaan program dan perencanaan yang akan datang
b. Meperbaiki alokasi sumber daya
c. Memperbaiki pelaksanaan kegiatan yang sedang berjalan
d. Perencanaan kembali yang lebih baik
Fungsi Perawat Komunitas
Fungsi merupakan pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan peran seseorang.
1. Fungsi Independen
2. Fungsi Dependen
3. Fungsi Interdependen
Berdasarkan Lokakarya Nasional Keperawatan, 1983 : 11 fungsi.
Fungsi I : mengkaji kebutuhan klien,kluarga,kelompok dan masyarakat, termasuk sumber- sumber yang
tersedia dan potensi yang ada.
Fungsi II : merencanakan tindakan dan tujuan asuhan keperawatan
Fungsi III : melaksanakan recana keperawatan
Fungsi IV : mengevaluasi hasil asuhan keperawatan
Fungsi V : mendokumentasikan proses keperawatan
Fungsi VI : mengidentifikasi hal-hal yang perlu diteliti/dipelajari, dan merencanakan studi khusus untuk
meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan ketrampilan.
Fungsi VII : berpartisipasi dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan kepada klien, keluarga, kelompok
dan masyarakat.
Fungsi VIII : bekerja sama dengan profesi lain dalam
pemberian pelayanan kesehatan kepada klien,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
Fungsi IX : mengelola perawatan klien dan berperan
serta sebagai tim dalam pelayanan keperawatan.
Fungsi X : mengelola Institusi pendidikan
keperawatan.
Fungsi XI : berperan serta dalam merumuskan
kebijaksanaan perencanaan pelaksanaan
perawatan primer.
Etika keperawatan tidak dibahas
KONSEP DASAR DEMOGRAFI

1.Pengertian
Berasal dari kata demos = rakyat,penduduk
grafein= menulis
Demografi = tulisan-tulisan/karangan-karanan mengenai penduduk.
A. Guillard(1985), demografi adalah element de statistique on demographic compares.
Ada beberapa definisi demografi yang dikemukkan oleh beberapa ahli :
Demografi merupakan;
1. Studi ilmiah yang menyangkut masalah kependudukan terutama dalam kaitan jumlah,
struktur dan perkembangan penduduk.
2. Studi statistik dan matematis tentang besar, komposisi, dan distribusi penduduk, serta
perubahan-perubhannya sepanjang masa melalui komponen demografi yaitu kelahiran,
kematian,perkawinan dan mobilitas sosial.
3. Studi tentang jumlah, penyebaran teritorial dan komposisi penduduk serta perubahan-
perubahan dan sebab-sebabnya.
2. Ruang lingkup
Mencakup : kematian, kelahiran, migrasi, perkawinan dan hukum pertumuhan penduduk.
Menurut A.Laundry (1937), demografi formal bersifat analitik matematik dan tehnik-tehnik
sosiologikal. Demografi atau studi populasi adalah penghubng antara penduduk dan sistem
sosial.
3. Tujuan dan Kegunaan
a. Mempelajari kuantitas dan distrbusi penduduk dalam suatu tertentu.
b. Menjelaskan pertumbuhan, masa lampau, dan persebarannya.
c. Menggambarkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk
dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial.
d. Meramalkan pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang dan
kemungkinan konsekuensinya.
4. Kebijakan Kependudukan Di Indonesia
UU No.3 Tahun 1972 : mengatur tentang pokok-pokok transmgrasi.
Kebijakannya meliputi :
1. pengendalian kelahiran
2. Penurunan tingkat kematian terutama kematian anak.
3. perpanjangan usia harapan hidup
4. penyebaran penduduk yang serasi dan seimbang
5. Pola urbanisasi yang lebih berimbang dan merata
6. Perkembangan dan penyebaran angkatan kerja.
Kebijakan yang utama adalah Keluarga Berencana, merupakan produk “ Orde
Baru” untuk mencapai Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).
Masalah Kependudukan Di Indonesia

1. Jumlah penduduk relatif besar; pada tahun 2000 diperkirakan 200 juta jiwa.
2. Laju pertumbuhan penduduk tinggi; tahun 1971- 1980 2.32 %/thn.
3. Penyebaran kepadatan penduduk tidak merata
4. Susunan usia penduduk tak seimbang
5. Mobilitas tak serasi dan arus urbanisasi tinggi
Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur usia penduduk :
6. fertilitas/natalitas/kelahiran
Fertilitas berhubungan dengan kelahiran pada perubahan penduduk
Natalitas berhubungan dengan kelahiran pada perubahan penduduk dan reproduksi manusia.
Hal-hal yan berkaitan dengan fertilitas a.l:
a. Lahir hidup (live birth)
Menurut PBB & WHO adalah suatu kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan lamanya
dalam kandungan dengan menunjukan tanda-tanda kehidupan (bernapas, ada denyut jantung,
/denyut tali pusat dan gerakan otot.
b. Lahir mati (still birth)
Kelahiran bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu, tanpa tanda-tanda
kehidupan.
c. Abortus : Kematian bayi dalam kandungan, dengan usia kehamilan < 28 minggu ( abortus
Induced = disengaja karena alasan medis dan spontaneous = tidak disengaja).
d. Masa reproduksi (childbearing age) :Masa di mana wanita mampu melahirkan (usia subur)
Langkah-langkah untuk mengetahui fertilitas
1. Registrasi, seperti statistik kelahiran dari BPS
2. Sensus data, mis: komposisi penduduk menurut jenis kelamin, angka kelahiran, penduduk usia kawin,dll.
3. Survei, mis: SUPAS (Survei Penduduk antar sensus), SUSENAS(Survei Sosial Ekonomi Nasional).
Mortalitas (Kematian) : mempengaruhi perubahan penduduk.
Konsep yang terkait dengan mortalitas :
a. Lahir hidup (live birth)
b. Mati (death)
c. Lahir mati (fetal death).
Sumber data kematian:
Sistem registrasi kematian, sensus/survei penduduk.
Ukuran kematian :
- Angka kematian kasar (Crude Death Rate/CDR)
CDR : Jmh kematian pada thn X x 1000
Jmh kematian pertengahan thn X

- Angka kematian menurut usia (Age Secific Death Rate/ASDR)


Resiko kematian usia sangat muda dan usia tua relatif tinggi
- Angka kematian bayi (Infant Death Rate/IDR) : merupakan indikatr penting dalam menentukan kesehatan
masyarakat
Jmh kematian bayi < 1 thn selama thn X
IDR : ------------------------------------------------------------------ x 1000
Jmh kelahiran selama thn X
MIGRASI/PERPINDAHAN

Adalah perpindahan penduduk untuk menetap di wilayah lain, baik melampaui batas wilayah
politik/negara maupun batas administrasi suatu negara.
Jenisnya :
1. Migrasi masuk (In migration) : masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan(area of
destination).
2. Migrasi keluar (Out migration) : perpindahan penduduk ke luar dari daerah asal (area of origin)
3. Migrasi netto (net migration) : selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar.
4. Migrasi bruto (gross migration) : Jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar.
5. Migrasi total (total migration) : seluruh kejadian migrasi mencakup migrasi semasa hidup (life
time migration) dan migrasi pulang (return migration).
6. Migrasi Interntional (International migration) : perpindahan penduduk dari suatu negara ke
negara lain, terdiri dari Imigrasi (masuknya enduduk ke suatunegara dan Emigrasi (keluarnya
enduduk dari suatu negara).
7. Migrasi semasa hidup (life time migration) : migrasi berdasarkan tempat kelahiran. Saat
pencacahan tinggal di tempat berbeda dengan daerah kelahirannya.
8. Migrasi parsial (partial migration) : jumlah migran ke suatu daerah tujuan dari suatu daerah asal,
atau dari daerah asal ke suatu daerah tujuan. Dapat menentukan arus migrasi antar kedua
negara.
9. Arus migrasi (migartion stream) : Jumlah perpindahan yang terjai dari daerah asal ke daerah
tujuan.
GI

10. Urbanisasi (urbanization) : Bertambahnya proporsi penduduk kota akibat perpindahan


ke kota atau akibat perluasan daerah kota.
11. Transmigrasi (transmigration/resettlement/settlement): perpindahan penduduk dari
suatu daerah untukmenetap di daerah lain di wilayah RI, guna kepentingan
pembangunan negara atau karena alasan yang dipandang perlu oleh pemerintah
berdasarkan aturan UU Trasmigrasi dan UU No.3 thn 1972.

Faktor pendorong migrasi :


1. Makin berkurangnya sumber daya alam
2. Menyempitnya lapangan pekerjaan
3. Adanya tekanan atau diskriminasi politik,agama, suku di daerah asal
4. Tidak cocok lagi dengan adat/budaya di daerah asal
5. Alasan pekerjaan/perkawinan : tak bisa mengembangkan karier.
6. Bencana alam
Faktor penarik migrasi
7. Adanya rasa superior di tempat baru/kesempatan lapangan kerja yang cocok
8. Kesempatan untuk mendapatkan pendapatan yang lebih baik
9. Keadaan lingkungan hidup yang menyenangkan
10.Kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi
11.Adanya orang yang diharapkan untuk berlindung
12.Di kota besar tedapat tempat hiburan,pusat kebudayaan (untuk orang desa).
EPIDEMIOLOGI
• Berasal dari bhs. Yunani : Epi= upon= pada/tentang, demos = people =penduduk, logia =
knowledge = ilmu
• Jadi ,epidemiologi berarti ilmu mengenai kejadian yang menimpa penduduk.
• Definisi :
1. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi dan determinan (faktor
penentu masalah kesehatan atau yang berkaitan dengan status atau kejadian spesifik
pada popoulasi, serta ilmu yang menjelaskan suatu kejadian di masyarakat( Last, 1988).
2. Wade Hamon Frost,(1972) Epidemiologi adalah pengetahuan tentang fenomena masal
(mass fenomenon) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah (natural history) dari
suatu penyakit menular.
3. Greenwood (1934), epidemiologi adalah : ilmu yang mempelajari tentang penyakit
dan segala macam kejadian yang mengenai kelompok (herd people).
4. Brian Mac Mahon (1970) pakar epidemiologi (AS) dan Thomas F.Pugh, dalam bukunya :
Priciples and Method’s, bahwa epidemiologi adalah studi tentang penyebaran dan
penyebab kejadian penyakit pada manusia dan mengapa terjadi distribusi semacam itu.
Ditekankan pada metodologi dalam menentukan distribusi penyakit dan mencari
penyebab terjadinya distribusi semacam itu.
5. Omran (1974)epidemiologi adalah suatu studi tentang terjadinya dan
distribusi keadaan kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk
serta akibat-akibat yang erjadi pada kelompok penduduk/masyarakat.
6. WHO,epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi
dan determinan dari peristiwa kesehatan dan perstiwa lainnya yang
berhubungan dengan kesehatan, yang menimpa sekelompok
masyarakat, dan menerapkan ilmu tersebut untuk memecahkan
masalah-masalah yang dijumpai.
7. Masih ada pendapat ahli lainnya.
Jadi Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat, penyebab,
pengendalian, dan faktor yang mempengaruhi frekwensi dan
distribusi penyakit, kecacatan, serta kematian dalam populasi manusia.
Konsep Epidemiologi
Pada mulanya epidemiologi mempelajari tentang epidemi, hanya mempelajari penyakit
menular, selanjutnya juga mempelajari penyakit non infeksi. Dalam epidemiologi
mempelajari pola penyebaran penyakit dan determinan-determinan yang
mempengaruhi penyakit tsb.
Konsep Penting dalam Epidemiologi
1. Mempelajari sifat, penyebab, pengendalian, dan faktor yang mempengaruhi frekwensi
dan distribusi penyakit, kecacatan serta kematian dalam populasi manusia.
2. Derajat sehat dan sakit individu dan kelompok yang dianalisis menurut pendekatan
model hubungan agent, host dan lingkungan(environment).
3. Ada 3 jenis imunitas manusia yaitu imunitas didapat, imunitas aktif dan imunitas pasif.
4. Menggunakan pendekatan sekurang-kurangnya mencakup 3 elemen yaitu penyakit,
populasi, dan ekologi.
5. Surveilence epidemiologi mencakup keterangan mengenai penderita,, tempat, waktu,
keadaan vektor dan faktor lain yang ada hubungannya dengan penyakit.
6. Unsur-unsur epidemiologi tentang penyakit, khususnya penyakit menular daalah
pencatatan kematian, laporan penyakit, laporan wabah,pemeriksaan laboratorium,
penyakit kasus, penyelidikan wabah(kejadian luar biasa/KLB), survei, penyelidikan
tentang distribusi vektor, dan reservoir penyakit, kdterangan mengenai penduduk dan
lingkungan, penggunaan obat-obatan, serum dan vaksin.
7. pengukuran epidemiologi meliputi pengukuran angka morbiditas dan
mortalitas
8. Sumber informasi : statistik vital, data sensus, laporan dan pencatatan
penyakit, pemamntauan(monitoring) lingkungan, survei kesehatan
rumah tangga, survei kesehatan nasional, studi observasi informal, studi
penelitian, dan registrasi kejadian penyakit.
9. Ada kriteria kausalitas, di antaranya; konsistensi, kekuatan, spesifitas,
hubungan waktu, kongruensi, sensitifitas, biolgis atau medis,
plauisbilitas(kelogisan), eksperimen dan penelitian serta faktor analogi.
10. faktor-faktor kausalitas penyakit meliputi; faktor Predisposing, faktor
enabling, faktor precipitating dan faktor reinforcing.
11. Populasi yang beresiko adalah kelompok populasi yang digunakan
sebagai penyebut dan dibatasi hanya kepada mereka yang terpajan atau
mengalami penyakit, kondisi, cedera, ketidakmampuan ataupun
kematian.
Konsep penularan penyakit
Secara epidemiologis,penularan penyakit dikenal dengan segitiga
epidemioogi, antara lain benda tak hidup (fomite),vektor, reservoir
dan pembawa penyakit/carrier.
Yang termasuk vomite : berupa pensil, pulpen, gelas, gagang pintu,mata
pena, pakaian,benda mati lainnya.
Termasuk vektor :
adalah setiap makhluk hidup, selain manusia yang membawa
penyakit/carrier, yang menyebarkan dan menularkan penyakit melalui
kotoran, gigitan, cairan tubuhnya secara tidak langsung melalui
kontaminasi makanan atau minuman,mis : lalat, kutu, nyamuk, tikus,
hewan pengerat lainnya.
Reservoir
adalah manusia, hewan, tumbuhan, tanah, zat organik (seperti feses
dan makanan) yang menjadi tempat tumbuh dan berkembang biaknya
organisme infeksius. Manusia sering sebagai reservoir sekaligus
penjamu (host).
• Carrier : mengandung atau menyebarkan dan merupakan tempat persinggahan organisme
penyebab infeksi. Carrier dapat berlangsung dalamkeseluruhan perjalanan penyakit atau selama
perjalanan hidup manusia jika tidak diobati bahan tidak terlihat karena mungkin tidak sakit
(carrier sehat).
• Ada 6 tipe carrier :
a. Active carrier
b. Convalescent carrier
c. Healty carrier
d. Incubator carrier
e. Intermittent carrier
f. Passive carrier

RUANG LINGKUP EPIDEMIOLOGI


1. Epidemiologi penyakit menular : bentuk dan upaya manusia untuk mengatasi penyakit menular
2. Epid. Penyakit tidak menular : upaya mencegah penyakit tidak menular mis : kanker, penyakit
sistemik, penyakit akibat kecelakaan lalulintas, penyalagunaan obat dan penyakit akibat
gangguan industri.
3. Epidemiologi klinik : cara pendekatan masalah melalui disiplin ilmu epidemiologi
4. Epid. Kependudukan : pendekatan epidemiologis dalam menganalisis berbagai masalah
berkaitan dengan demografi dan faktor-faktor yangmempengaruhi perubahannya yang terjadi
dalam masyarakat.
5. Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan :
salah satu sistem pendekatan manajemen dalammenganalisis masalah, mencari
penyebab timbulnya suataumasalah, serta penyusunan rencana pemecahannya
secara menyeluruh dan terpadu. Biasa digunakan oeh para perencana pelayanan
kesehatan, baik penilaian hasil kegiatan yang berifat umum maupun khusus.
6. Epidemologi lingkungan dan kesehatan kerja
ocupational and environmental epidemiology,merupakan bagian epidemiologi
yang mempelajari serta menganalsis keadaan kesehatan tenaga kerja akibat
paparan lingkungan kerja, baik fisik,kimia,biologis maupun sosial budaya serta
kebiasaan hidup para pekerja
7. Epid. Kesehatan jiwa
Ialah pendekatan dan analisis masalah gangguan jiwa dalam masyarakat maupun
fakor-faktor yang mempengaruhi timbulnya.
8. Epidemiologi Gizi
Banyak digunakan dalam analisis masalah gizi masyarakat, yang berhubungan
dengan pola hidup masyarakat.
Tujuannya :
menganalisis faktor-faktor yang berhubungan erat dengan timbulnya masalah gizi
masyarakat, baik bersifat bilologis maupun masalah sosial.
Jenis Epidemiologi
1. Epidemiologi Deskriptif : mempelajari frekwensi serta distribusi penyakit atau masalah
kesehatan dalammasyarakat.
Pertanyaan dalam epidemiologi
• who : siapa yang menjadi sasaran penyebaran penyakit/orang yang terkena penyakit
• Where : di mana penyebaran atau terjadinya penyakit
• When : kapan penyebaran atau terjadinya penyakit.
Hal ini berarti, penyebaran penyakit ditentukan oleh tiga faktor utama yakni orang,
tempat dan waktu.
Contoh :
Vibrio papahaemolyticus, bakteri yang dapat diisolasi dari air laut yang merupakan salah satu
penyebab utama keracunan makanan (food poisoning). Distribusi vibrio ini ternyata banyak
ditemukan di daerah pantai, khususnya daerah terbuka dekat pelabuhan besar, di mana
distribusi mereka bergantung pada tempratur air, sehingga mereka banyak ditemukan pada
musim panas (Juni- September) dan lebih kurang ditemukan pada musim dingin.
2. Epidemiologi Analitik
Menganalisis faktor-faktor penyebab (determinan) masalah kesehatan
mis :
Setelah secara deskriptif ditemukan bahwa kebiasaan mengonsumsi garamyang berlebihan
menyebaban terjadinya hipertensi, kebiasaan merokok memicu terjadinya kanker paru dan
gaya hidup yang salah seperti kebiasaan mengonsumsi makanan berkolesterol tinggi memicu
terjadinya PJK,maka data ini perlu dicaritahunya kebenaranya.
3. Epid.Eksperimental
Melakukan pembuktian bahwa suatu faktor penyebab terjadinya faktor luaran (penyakit) maka
perlu diuji kebenarannya dengan percobaan/eksperimental.
Eksperimen epdemiologi dilakukan di laboratorium atau di komunitas melalui tindakan
intervensi atau preventif.
Mis.
- Jika konsumsi garam dapat meyebabkan hipertensi, masyarakat dibiasakan dengan pola
makan yang sehat dengan mengkonsumsi garam secukupnya, apakah dapatmenurunkan
insiden terjadinya hipertensi.
- untuk merubah pengetahuan masyarakat terhadap suatu masalah dilakukan
penyuluhan kesehatan,lalu dilihat apakah dengan eksperimen intervensi tsb dapat
meningkatkan pengetahuan masyarakat.
Ketiga jenis epidemiologi saling berkaitan satu sama lainnya, umumnya dimulai dari
epidemiologi deskriptif, lalu dilanjutkan dengan epidemiologi analitik, dan dibuktkan dengan
eksperimental.
Pandangan terhadap terjadinya penyakit :
1. Contagious Theory : untuk terjadinya penyakit diperlukan adanya kontak antara satu orang
dengan orang lain. Berawal dari pengamatan terhadap epidemi penyakit kusta d Mesir.
2. Hippocratic Theory : penyakit berasal dari alam yaitu cuaca dan lingkungan tetapi dalam
perkembangannya tidak mampu menjawab tantangan berbagai penyakit infeksi lainnya.
Berkembang hanya sampai thn 1800.
3. Miastic Theory : Penyakit terjadi karena adanya gas-gas busuk dari perut bumi. Arahnya
sudah spesifk, namun tak mampu menjelaskan berbagai penyakit lainnya.
4. Epidemic Theory : penyakit terjadi karena cuaca dan faktor geografis (tempat). Zat
organik dianggap sebagai pembawa penyakit, mis : air yang tercemar
menyebabkan gastroenteritis.
5. Germ Theory : penyakit terjadi karena kuman. Mendapat tantangan dari berbagai
penyakit kronis yang penyebabnya bukan kuman mis : Penyakit jantung dan kanker.
6. Theory multi kausa : penyakit terjadi akibat interaksi berbagai faktor.
mis. TBC terjadi tidak hanya terjadi akibat terpapar dengan kuma TBC tetapi
berkaitan dengan faktor genetik, malnutrisi, kepadatan penduduk dan derajat
kemiskinan.
Tokoh-Tokoh Epidemiologi :
1.Antonio van Leuwenhouk (1632-1723), warga Belanda,lahir di Delft
24 oktober 1632. Temuannya : mikroskop,bakteri dan parasit (1674),
spermatozoa(1677)
2. Robert Koch : menemuan :
- penyakit TBC (1882)
- Tuberkulin(1890) : cara pengobatan TBC. Ia dikenal sebagai postulat Koch,
mengemuakan konsep tentang cara menentukan kapan mikro organisme dapat dianggap
sebagai penyebab penyakit. Thn 1906 Von Pirquet mengembangkan tes tuberkulin dan Siebar
1931) memperkenalkan PPD.
saat ini tes tuberkulin digunakan sebagai perangkat diagnosis.
3. Max van Patterkofen (Jerman)
Jasanya dalam epidemiologi:
•mengidentifikasi penyebab suatu penyakit.
4. Jhon Snow : mempergunakan pendekatan epidemiologis dengan menganalisis faktor
tempat, orang dan waktu, untuk mengatasi penyakit kolera. Ia dianggap sebagai The tather
of epidemilogy
5. Percival Pott : seorang ahli bedah yang menggunakan pendekatan epidemiologi dalam
menganalisi tingginya kejadian kanker skrotum di kalangan pekerja pembersih cerobong
asap.
6. James Lind : menemuan hubungan kekurangan vit.C dengan scurvy (semacam penyakit
kudis/scurvy). Ia dikenal sebagai bapak trial klinik.
7. Dool dan Hill : penemu hubungan rokok dengan kanker paru. Merekalah pelopor penelitian
di bidang epidemiologi klinik.

Peranan Epidemiologi
1. WHO (1977) :
- Mencari kausa
- menentukan riwayat alamiah suatu penyakit : mendadak/akut, sub akut dan kronis.
- deskripsi status kesehatan masyarakat : proporsi, perubahan menurut waktu, usia, dsb.
- evaluasi hasil intevensi : promosi kesehatan, upaya penceghan,pelayanan kesehatan.
2. Vanalis B. (1999) dalam bukunya Epidemilogy in Health Care. Ada 7 (tujuh)
peran:
a. Menginvestigasi penyebab
b. Mengidentifikasi faktor risiko penyakit
c. Mengidentifikasi sindrom dan klasifikasi penyakit
d. Melakukan diagnosis banding dan perencanaan pengobatan
e. Kepentingan surveilen status kesehatan penduduk
f. Sebagai diagnosis komunitas dan perencaan pelayanan kesehatan
g. Evaluasi pelayanan kesehatan dan intervensi kesehatan
Timbulnya penyakit terjadi karena interaksi faktor host,agent dan environment.
Hubungan antara Epidemiologi dengan Klinik
Epidemiologi Klinik
Target : Populasi Target individu
1. Pengkajin (assesment) 1. Diagnosis
2. Pencegahan (prevention) 2. Pengobatan
3. Perencanaan (planning) 3. Perawatan
4. Penilaian (evaluation) 4. Pelayanan
• Masalah Kesehatan
1. WHO (1948) menyatakan,health is a state of completephisica, mental,and social
wellbeing and not merely the absence of disease or infirmity. Sehat adalah suatu
keadaan sejahtera-sempurna fisik, mental dan sosial tidak trbatas pada bbas dari
penyakit atau kelemahan saja.
2. Pasal 2 UU no. 9.thn 1960 tentang pokok-pokok kesehatan menyatakan kesehatan
meliputi : kesehatan jasmani, rohani (mental) dan sosial dan bukan hanya keadaan
yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan.
Pasal 1 Undang-undang RI no. 23 thn 1992 tentang kesehatan dikatakan :
kesehatan adalah keadaan sejahtera dari raga, jiwa dan soisial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Masalah kesehatan meliputi 6 D
3. Disease (penyakit) : kondisi gangguan pada diri seseorang setelah terpapar/terekspos
oleh kuman,bakteri,virus, jamur,dsb mengakibatkan hambatan dalam melakukan
aktifitas, sebagai dampak langsung pada aspek fisik, sosial dan mental (psikologis).
2. Destitution (kelemahan/kemelaratan), mencakup masalah sosial, ekonomi (kemiskinan)
akan membawa risiko tinggi jatuh sakit dan sulit mendapat pelayanan kesehatan yang
baik.
3. Discomfort (ketidaknyamanan) : seeorang menjadi tidak nyaman akibat respons
penyakit yang ditimbulkan.
4. Dissatisfaction (kekurangpuasan) akibat dampak pengobatan atau pelayanan
kesehatan.
5. Disability (kecacatan), akibat komplikasi karena penanganan yang lambat
6. Death (kematian) : terjadi jika penyakit sudah dalam tahap lanjut dan tak tertolong lagi.
7.
• Ruang Lingkup epidemiologi dalammasalah kesehatan : meliputi 6 E :
o Etiologi (penyebab) : berkaitan dengan kegiatan mengidentifikasi
penyakit dan masalah kesehatan lainnya.
o Efficacy (Efikasi) : berhubungan dengan efek atau daya optimal yang
diperoleh dari adanya intervensi kesehatan, mis : efikasi vaksinasi
BCG adalah 60 %.
o Effectiveness (efektifitas) : besarnya hasil yang dapat diperoleh dari
suatu tindakan(pengobatan) dan besarnya perbedaan arisuatu
tindakan dengan tindakan yang lainnya. Digunakan untuk mengukur
efek intervensi/pengobatan. Berkaitan dengan kemujaraban obat di
klinik.
o Efficiency (efisiensi) : melihat pengaruh yang diperoleh berdasarkan
besarnya biaya yang diberikan.
o Evaluation (evaluasi) : Melihat dan memberi penilaian secara
keseluruhan keberhasilan suatu pengobatan atau program kesehatan
masyarakat.
o Education (edukasi) : intervensi untuk meningkatkan pengetahuan
tentang kesehatan masyarakat.
UKURAN MORBIDITAS DAN MORTALITAS
• Data yang terkumpul(data absolut) perlu diolah untuk dianlisis dan ditarik kesimpulan.
• Data absolut diubah menjadi data relatif dengan menggunakan ukuran rasio, proporsi dan
angka.
Rasio : perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya tidakmerupakan bagian dari
penyebut.
mis : - sebuah nilai uanitatif A dan nilai kuantiatif lainnya B, maka rasio A/B.
- Pada suatu kejadian luar biasa keracunan makanan terdapat 32 rang penderita, dan 12
diantaranya adalah anak-anak. Maka rasio anak terhadap orag dewasa adalah 12/20 = 0,6.
Proporsi : perbandingan dua kali kuantitatif yang pembilangnya merupakan bagian dari
penyebut. Perbandingannya menjadi A/(A+B)
pada contoh di atas proporsi menjadi : 12/(12+20) = 0,375
Bila proporsi dikalikan 100 menjadi persen(%) sehinggah persentase menjadi 37,5 %.
Angka : merupakan proporsi dalam bentuk khusus yaitu perbandingan antara pembilang dan
penyebut, yang dinyatakan dalam batas waktu tertentu.
Angka Insidensi : proporsi kelompok ndividu yang terdapat dalam penduduk suatu wilayah
atau negara yang semula tidak sakit menjadi sakit, dalam kurun aktu tertentu.
Pembilangnya adala kasus baru.
Rumus : p = ( d/n) x k
p = estimasi
d = jumllah kasus baru
n = umlah individu yang terkena sakit
k = konstanta
• Atau
Angka Insidensi = jmh kejadan dalam waktu tertentu
_____________________________ x k
jmh popualation at risk waktu tertentu
Contoh : angka kematian penduduk negara A karena penyakit jantung
pada tahun 2010 adalah 247 perseribu penduduk
Insidensi penyakit jantung =
jmh kematian karena peny.jantung di negara A thn 2010
____________________________________________ x 1000
jmh pend.di negara A n 2010

Angka prevalensi : terdapat dua ukuran yaitu point prevalence


(prevalensi sesaat) dan period prevalence (prevalensi periode)
jlh semua kasus yg dicatat selama periode tsb
Point Prevalence = ______________________________ x 100
jlh penduduk pada perode tersebut
• Manfaat Insidensi dan prevalensi
Angka Insidensi : mengukur angka kjadian penyakit.
Perubahan angka insidensi menunjukkan adanya
perubahan faktor-faktor penyebab penyakit yaitu
flktuasi alamiah dan progrm pencegahan penyakit.
Enurunan insidensi menunjukkan kebehasilan
program pecnegahan.
Manfaat lain :
1. Banyak digunakan dalam penelitian epidemiologi
untuk mencari adanya hubungan sebab –akibat.
2. Digunakan untuk mengadakan perbandingan
3. Untukmengukur besarnya risiko yang ditimbulkan
oleh determinan tertentu.
SURVEILANCE EPIDEMIOLOGI
• Awal mulanya digunakan untuk mempelajari epidemi, lalu
berkembang tentang penyakit menular/infeksi dan sekarang semakin
luas pada penyakit gizi,kanker, kardiovaskuler, kecelakaan dll.
Surveilens digunakan juga untuk menilai, memantau, mengawasi dan
merencanakan program-pogam kesehatan pada umumnya.
• Perkembangan istilah surveilance
Mula- mula sebagai observasi orang yang disangka menderita suatu
penyakit menular, dengan cara melakukan pengawasan medis, tanpa
membatasi kebebasan gerak dari penderita. Terutama dilakukan pada
penderita penyakit menular sep : kolera, pes, cacar dan siphilis. Lama
observasi sesuai masa tunas penyakit.
Tujuan utamanya : memberi pengobatan dan isolasi terhadap penyakit
dengan segera.
lalu ke orang yang tidak menular
A. Pengertian
adalah pengamatansecara teratur dan terus-menerus terhadap semua
aspek penyakit tertentu, baik keadaan maupun penyebarannyadalam suatu
masyarakat tertentu untuk kepentingan pencegahan dan
penanggulangannya.
B. Kegiatan Surveilans
1. Laporan rutin kasus penyakit tertentu, baik yang menular maupun tidak
menular atau berbagai kejadian yang berhubungan dengan kesehatan
secara umum.
2. Pencatatan dan pelaporan khusus kejafian tertentu dalam masyarakat.
3. Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan penyakit yang wajib dilaporkan
4. Survelans ekologi dan lingkungan : vektor, lingkungan yang kotor,dll
5. Pengamatan dn pengawasan pemakaian zat tertentu sep : insektisida,
vaksin, dan zat berbahaya lainnya.
6. Pelaksanaan survei berkala untuk hal tertentu
7. Pengamatan wabah penyakit tertentu
8. Pengamatan khusus oleh dokter praktek, di klinik,dll.
9. Sistem pelaporan penyakit dapat juga dilakukan secara pasif di pusat
pelayanan kesehatan.
C. Komponen Surveilans
1.Pengumpulan data/kejadian
2.Pengolshsn data
3.Analisis dan interpretasi data
4.Penyebarluasan informasi termasuk umpan balik
5.Perencanaaan penanggulangan khusus dan program
pelaksanaannya
6.Evaluasi hasil kegiatan
D. Alat bantu dalam pelaksanaan surveilans
7. Lab : untuk diagnosis pasti
8. Sistem pelaporan yang aktif
9. Tenaga ahli untuk ; diagnosis,analis dan interpretasi data,
perencanaan dan evaluasi
E. Beberapa hal yang perlu diperhatikandalam menghadapi wabah :
Perlu memahami terminologi, antara lain : karier, kontak, masa
penularan, infeksi, masa onkubasi, subklinik, isolasi,
karantina,transmisi, reservoar, sumber penularan, vektor,
konvalesent, zoonosis, dll.
Langkah-langkah menghadapi wabah
1.Tegakan dx/ pasti
2.Tentukan penyebaba penyakit (kausal atau faktor risiko/ keterpaparan)
3.Pelajari sifat epidemi dengan menggunakan variabel orang, tempat dan waktu
4.Kumpulkan data tambahan sep; keadaan sanitasi, air minum, lingkungan, situasi ekologi, dll.
5.Tegakan hipotesis tentang proses kejadian epidemi, mengarah pada sebab terjadinya
epidemi
6.Uji kebenaran hipotesis dengan suatu kegiatan intervensi dalam mengatasi epidemi
7.Anaisis hasil intervensi dan review derajat keberhasilannya.
8.Analisis seluruh proses epidemi dan buat laporan lengkap disertai peta kejadian serta kurva
epidemi yang ada.
9.Dalam laporan perlu ditentukan sumber epidemi, proses terjadinya, waktu mulai kejadian
serta program mendatang untuk pencegahan.

Pencegahan Penyakit
Pencegahan harus didasarkan pada data yang ada
10.Pencegahan primer ( primary prevention)
11.Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention)
12.Pencegahan tersier (tertiary prevention)

Anda mungkin juga menyukai