KOMUNITAS
Tokoh Yunani : Asclespius dan Hegeia(mitologi
Yunani).
Perbedaan penanganan masalah kesehatan antara
Asclespius dan Hegeia
tokoh Cara penangganan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat
Asclespius Setelah penyakit terjadi pada seseorang
Melalui:
hegeia - hidup seimbang
- menghindari makanan dan minuman beracun
- makan makanan bergizi
- istirahat yang cukup
- olahraga
Asclespius: menggunakan pendekatan kuratif
hegeia : menggunakan pendekatan preventif dan promotif ( para
perawat komunitas)
Perbedaan pelayanan kesehatan kuratif & preventif
kuratif Preventif
Cara penanganan - bersifat individual - sasarannya masyarakat
- kontak pada klien - Masalah yang dirasakan masyarakat
hanya sekali
- jarak petugas dengan klien - hubungan petugas dengan klien
jauh bersifat kemitraan
- cara pendekatan: - pendekatan proaktif: petugas turun
Bersifat reaktif/ tunggu ada ke masyarakat mencari masalah dan
masalah mengidentifikasi masalah
Bersifat reaktif/ tunggu ada
masalah
PERAN PUSKESMAS
a. Sebagai institusi pelaksanaan tehnis
b. Ikut serta menentukan kebijakan daerah melalui : sistem pencatatan yang
matang, realistis & tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi, memiliki sistem
evaluasi & pemantauan yang akurat.
c. Memanfaatkan tehnologi informasi, terkait upaya peningkatan kesehatan
yang konprehesif dan terpadu.
2. Rujuan Kesehatan :
berhubungan dengan msalah kesehtan masyarakat yang bersifat preventif dan
promotif.
Fungsi PHC :
- Pemeliharaan kesehatan
- Pencegahan penyakit
- Diagnosis dan pengobatan
- Pelayanan tindak lanjut
- Pemberin sertifikat
Unsur Uama PHC
1. Mencakup upaya dasar kesehatan
2. Melibatkan PSM
3. Melibatkan kerja sama LS
• Elemen PHC (minimal 8)
- pendidikan tentang kesehatan
- peningkatan makanan dan perbaikan gizi
- penyediaan air bersih dan sanitasi dasar
- KIA dan KB
- Imunisasi
- Pencegahan dan pengendalian penyakit endemik setempat
- pengobatan penyakit umum dan ruda paksa
- Penyediaan obat essensial
1. Peran (Role) :
- Perilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu.
- Lokakarya Nasional,1983 : pelaksana, pengelola, pendidik, peneliti,
pengembang keperawatan.
2. Elemen Peran
untuk perawat profesional, a.l :
- Care giver
- Client advocate,
- Councellor,
- educator,
- collaborator,
- coordinator,
- change agent,
- consultant
- dan interpersonal process.
Berdasarkan Konsorsium llmuKesehatan(1989) :
1. Pemberi Asuhan Keperawatan berdasarkan kebutuhan dasar manusia.
2. Advokat : membantu klien, keluarga, dalam menginterpretasikan berbagai
informasi dari pemberian pelayanan kesehatan dan informasi lain, dalam
pengambilan persetujuan atas tindakan kep.yang diberikan.
3. Edukator : meningkatkan pengetahuan klien agar terjadi perubahan perilaku.
4. Koordinator : mengarahkan, merencanakan dan mengorganisasikan
pelayanan kesehatan dari tim kesehatan, agar pemberian pelayanan
kesehatan terarah.
5. Kolaborator : Bekerjasama dengan tim kesehatan lain(dokter, fisioterapis,
ahli gizi, radiologi,dll) untuk pemberian pelayanan keperawatan yang
diperlukan, termasuk diskusi/tukar pikiran dalam menentukan bentuk
pelayanan selanjutnya.
6. Konsultan : Sebagaiempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan.
7. Pembaharu : dengan mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan
sistematis dan terarah sesuai metode pemberian pelayanan keperawatan.
Berdasarakan peran yang dikemukakan, maka peran perawat komunitas a.l adalah :
Sebagai pelaksana, pendidik, koordinator, inovator/pembaharu, pengorganisasian,role model /panutan, fasilitator
dan pengelola/manager.
1. Pelaksana : Clinical Nurse Specialist (CNS) dan Family Nurse Parctitioner (FNP) melalui upaya promotif dan preventif
kepada individu, keluarga dan kelompok, dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat, dengan memberikan
perhatian lebih pada gejala non patologis, kenyamanan dan perawatan komprehensif (Roy & Obloy,1979).
Tujuan perawat spesialis klinik :
- menurunkan jumlah morbiditas
- menurunkan angka kematian bayi
- mencegah terjadinya gangguan atau kecacatan anggota masyarakat.
Bentuk kegiatannya : Identifikasi masyarakat berisiko.
Tujuan perawat praktisioner keluarga (FNP):
- meningkatkan kesehatan masyarakat (promotif)
- mencegah terjadinya penyakit (preventif)
- melaksanakan pengelolaan penyakit kronis.
- menghindari/membatasi kecacatan
Bentuk kegiatannya :
- pengkajian fisik, psikologis dan lingkungan
- mengkaji status kesehatan
- mengkaji risiko terhadap penyakit
- mendiagnosa masalah aktual dan potensial.
- Perawatan ambulasi keluarga
- kolaborasi dengan dokter keluarga
- mengambil keputusan untuk memecahkan masalah bersama klien dan kelurga.
o Dalam melaksanakan peran, perawat meggunakan pendekatan pemecahan masalah/problem solving melalui
proses keperawatan.
• Dalam memberikan tindakan problemsolving perawat brtindakselku :
a. Pemberi rasa nyaman/conforter
b. Pelindung dan pembela (protector dan advocat)
c. Komunikator
d. Mediator
e. Rehabilitator.
2. Pendidik/edukator
Fokus pengajaran :
a. Penanaman perilaku
b. Peningkatan nutrisi dan pengaturan diit
c. Olah raga
d. Manajemen/ pengelolaan stres
e. Pndidikan tentang proses penyakit dan pentingnya pengobatan berkelanjutan.
f. Pendidikan tentang penggunaan obat
g. Pendidikan tentang perawatan mandiri.
3. Administrator
- mengelola masalah
- mengambil keputusan untuk pemecahan masalah
- pengelolaan tenaga
- membuat mekanisme kontrol
- kerja sama LP dan LS
- sosialisasi bersama masyarakat
- pemasaran
4. Konselor
- berkonsultasi dengan masyarakat, anggota profesi, petugas kesehatan, organsasi sosial
dan pendidikan.
- menjelaskan konsep dan data tentang kesehatan.
- mendemonstrasikan prosedur mis: perawatan diri
- mengidentifikasi perubahan pola interaksi
- memberi bimbingan dan penyuluhan
- mengubah pola interaksi/perilaku hidup sehat.
5. Peneliti
- melakukan identifikasi terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat.
- menemukan faktor yang menjadi pencetus/penyebab terjadinya masalah.
- mengaplikasikan hasil penelitian dalam praktik keperawatan.
Selain peran di atas, perawat memiliki peran Manajerial.
Manajemen merupakan rangkaian kegiatan-kegiatan yang sistematis, sebagai alat
administrasi untuk mencapai tujuan, dengan tugas :
- pengambil keputusan
- pemikul tanggung jawab
- mengerahkan sumber daya untuk mencapai tujuan
- pemikir konseptual
- bekerja sama dengan dan melalui orang lain.
- mediator, politikus, dipolmat
• Fungsi manajemen :
- Perencanaan / planning - Penggerakan /actuating
- Organisasi /organizing - Pengawasan dan pengendalian (controlling)
- Penilaian /evaluation
Perencanaan :
- Mesurement dan assesment
- Analisis data
- Prioritas masalah :
pertimbangan :
. Kegawatan/emergency
. Keparahan/severity
. Seberapa banyak masyarakat terkena resiko/ greatest member
. Kecepatan peningkatan/rate of increase
. Luasnya perkembangan/ expanding scope
. Persepsi masyarakat/ public concern/perhatian masyarakat terhadap kejadian
. Derajat kebutuhan/ degree of need /PSM dalam mengatasi masalah
. Kemungkinan dikerjakan/feasibility
. Sumber daya yang tersedia/ resources avaibility
. Keuntungan ekonomi/sosial (economic/ social benefit
. Keterpaduan : dilakukan secara terpadu bersama masalah lain Pertimbangan politik dan
mandat khusus
- Solusi alternatif
- Pengambilan keputusan
- Penetapan tujuan
- Penyusunan rencana operasional
Organisasi
- Pengelompokan orang, alat, tugas,wewenang dan tanggung jawab yang seimbang dan sesuai
dengan rencana operasional demi mencapai tujuan.
Penggerakan
Rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan aktifitas mempengaruhi orang lain agar mau
bekerja untuk mencapai tujuan administrasi.
Alat yang digunakan : perintah, petunujk, bimbingan, surat edaran,rapat koordinasi,
pertemuan/lokakarya.
Diperlukan motivasi dan kepemimpinan/leadership.
Controlling
Prinsip controlling/pengawasan :
a. Rencana yang jelas
b.Adanya tindakan perbaikan
c. Fleksibel
d. Pemberian instruksi yang jelas
e. Ekonomis
f. Dapat dimengerti
g. Merefleksi pola organisasi.
Evaluasi
- Menilai pelaksanaan kerja dengan membandingkan hasil dan standar dengan mengikuti kriteria atau
metode tertentu.
Tujuan Evaluasi a.l:
a. Memperbaiki kebijaksanaan pelaksanaan program dan perencanaan yang akan datang
b. Meperbaiki alokasi sumber daya
c. Memperbaiki pelaksanaan kegiatan yang sedang berjalan
d. Perencanaan kembali yang lebih baik
Fungsi Perawat Komunitas
Fungsi merupakan pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan peran seseorang.
1. Fungsi Independen
2. Fungsi Dependen
3. Fungsi Interdependen
Berdasarkan Lokakarya Nasional Keperawatan, 1983 : 11 fungsi.
Fungsi I : mengkaji kebutuhan klien,kluarga,kelompok dan masyarakat, termasuk sumber- sumber yang
tersedia dan potensi yang ada.
Fungsi II : merencanakan tindakan dan tujuan asuhan keperawatan
Fungsi III : melaksanakan recana keperawatan
Fungsi IV : mengevaluasi hasil asuhan keperawatan
Fungsi V : mendokumentasikan proses keperawatan
Fungsi VI : mengidentifikasi hal-hal yang perlu diteliti/dipelajari, dan merencanakan studi khusus untuk
meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan ketrampilan.
Fungsi VII : berpartisipasi dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan kepada klien, keluarga, kelompok
dan masyarakat.
Fungsi VIII : bekerja sama dengan profesi lain dalam
pemberian pelayanan kesehatan kepada klien,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
Fungsi IX : mengelola perawatan klien dan berperan
serta sebagai tim dalam pelayanan keperawatan.
Fungsi X : mengelola Institusi pendidikan
keperawatan.
Fungsi XI : berperan serta dalam merumuskan
kebijaksanaan perencanaan pelaksanaan
perawatan primer.
Etika keperawatan tidak dibahas
KONSEP DASAR DEMOGRAFI
1.Pengertian
Berasal dari kata demos = rakyat,penduduk
grafein= menulis
Demografi = tulisan-tulisan/karangan-karanan mengenai penduduk.
A. Guillard(1985), demografi adalah element de statistique on demographic compares.
Ada beberapa definisi demografi yang dikemukkan oleh beberapa ahli :
Demografi merupakan;
1. Studi ilmiah yang menyangkut masalah kependudukan terutama dalam kaitan jumlah,
struktur dan perkembangan penduduk.
2. Studi statistik dan matematis tentang besar, komposisi, dan distribusi penduduk, serta
perubahan-perubhannya sepanjang masa melalui komponen demografi yaitu kelahiran,
kematian,perkawinan dan mobilitas sosial.
3. Studi tentang jumlah, penyebaran teritorial dan komposisi penduduk serta perubahan-
perubahan dan sebab-sebabnya.
2. Ruang lingkup
Mencakup : kematian, kelahiran, migrasi, perkawinan dan hukum pertumuhan penduduk.
Menurut A.Laundry (1937), demografi formal bersifat analitik matematik dan tehnik-tehnik
sosiologikal. Demografi atau studi populasi adalah penghubng antara penduduk dan sistem
sosial.
3. Tujuan dan Kegunaan
a. Mempelajari kuantitas dan distrbusi penduduk dalam suatu tertentu.
b. Menjelaskan pertumbuhan, masa lampau, dan persebarannya.
c. Menggambarkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk
dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial.
d. Meramalkan pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang dan
kemungkinan konsekuensinya.
4. Kebijakan Kependudukan Di Indonesia
UU No.3 Tahun 1972 : mengatur tentang pokok-pokok transmgrasi.
Kebijakannya meliputi :
1. pengendalian kelahiran
2. Penurunan tingkat kematian terutama kematian anak.
3. perpanjangan usia harapan hidup
4. penyebaran penduduk yang serasi dan seimbang
5. Pola urbanisasi yang lebih berimbang dan merata
6. Perkembangan dan penyebaran angkatan kerja.
Kebijakan yang utama adalah Keluarga Berencana, merupakan produk “ Orde
Baru” untuk mencapai Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).
Masalah Kependudukan Di Indonesia
1. Jumlah penduduk relatif besar; pada tahun 2000 diperkirakan 200 juta jiwa.
2. Laju pertumbuhan penduduk tinggi; tahun 1971- 1980 2.32 %/thn.
3. Penyebaran kepadatan penduduk tidak merata
4. Susunan usia penduduk tak seimbang
5. Mobilitas tak serasi dan arus urbanisasi tinggi
Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur usia penduduk :
6. fertilitas/natalitas/kelahiran
Fertilitas berhubungan dengan kelahiran pada perubahan penduduk
Natalitas berhubungan dengan kelahiran pada perubahan penduduk dan reproduksi manusia.
Hal-hal yan berkaitan dengan fertilitas a.l:
a. Lahir hidup (live birth)
Menurut PBB & WHO adalah suatu kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan lamanya
dalam kandungan dengan menunjukan tanda-tanda kehidupan (bernapas, ada denyut jantung,
/denyut tali pusat dan gerakan otot.
b. Lahir mati (still birth)
Kelahiran bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu, tanpa tanda-tanda
kehidupan.
c. Abortus : Kematian bayi dalam kandungan, dengan usia kehamilan < 28 minggu ( abortus
Induced = disengaja karena alasan medis dan spontaneous = tidak disengaja).
d. Masa reproduksi (childbearing age) :Masa di mana wanita mampu melahirkan (usia subur)
Langkah-langkah untuk mengetahui fertilitas
1. Registrasi, seperti statistik kelahiran dari BPS
2. Sensus data, mis: komposisi penduduk menurut jenis kelamin, angka kelahiran, penduduk usia kawin,dll.
3. Survei, mis: SUPAS (Survei Penduduk antar sensus), SUSENAS(Survei Sosial Ekonomi Nasional).
Mortalitas (Kematian) : mempengaruhi perubahan penduduk.
Konsep yang terkait dengan mortalitas :
a. Lahir hidup (live birth)
b. Mati (death)
c. Lahir mati (fetal death).
Sumber data kematian:
Sistem registrasi kematian, sensus/survei penduduk.
Ukuran kematian :
- Angka kematian kasar (Crude Death Rate/CDR)
CDR : Jmh kematian pada thn X x 1000
Jmh kematian pertengahan thn X
Adalah perpindahan penduduk untuk menetap di wilayah lain, baik melampaui batas wilayah
politik/negara maupun batas administrasi suatu negara.
Jenisnya :
1. Migrasi masuk (In migration) : masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan(area of
destination).
2. Migrasi keluar (Out migration) : perpindahan penduduk ke luar dari daerah asal (area of origin)
3. Migrasi netto (net migration) : selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar.
4. Migrasi bruto (gross migration) : Jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar.
5. Migrasi total (total migration) : seluruh kejadian migrasi mencakup migrasi semasa hidup (life
time migration) dan migrasi pulang (return migration).
6. Migrasi Interntional (International migration) : perpindahan penduduk dari suatu negara ke
negara lain, terdiri dari Imigrasi (masuknya enduduk ke suatunegara dan Emigrasi (keluarnya
enduduk dari suatu negara).
7. Migrasi semasa hidup (life time migration) : migrasi berdasarkan tempat kelahiran. Saat
pencacahan tinggal di tempat berbeda dengan daerah kelahirannya.
8. Migrasi parsial (partial migration) : jumlah migran ke suatu daerah tujuan dari suatu daerah asal,
atau dari daerah asal ke suatu daerah tujuan. Dapat menentukan arus migrasi antar kedua
negara.
9. Arus migrasi (migartion stream) : Jumlah perpindahan yang terjai dari daerah asal ke daerah
tujuan.
GI
Peranan Epidemiologi
1. WHO (1977) :
- Mencari kausa
- menentukan riwayat alamiah suatu penyakit : mendadak/akut, sub akut dan kronis.
- deskripsi status kesehatan masyarakat : proporsi, perubahan menurut waktu, usia, dsb.
- evaluasi hasil intevensi : promosi kesehatan, upaya penceghan,pelayanan kesehatan.
2. Vanalis B. (1999) dalam bukunya Epidemilogy in Health Care. Ada 7 (tujuh)
peran:
a. Menginvestigasi penyebab
b. Mengidentifikasi faktor risiko penyakit
c. Mengidentifikasi sindrom dan klasifikasi penyakit
d. Melakukan diagnosis banding dan perencanaan pengobatan
e. Kepentingan surveilen status kesehatan penduduk
f. Sebagai diagnosis komunitas dan perencaan pelayanan kesehatan
g. Evaluasi pelayanan kesehatan dan intervensi kesehatan
Timbulnya penyakit terjadi karena interaksi faktor host,agent dan environment.
Hubungan antara Epidemiologi dengan Klinik
Epidemiologi Klinik
Target : Populasi Target individu
1. Pengkajin (assesment) 1. Diagnosis
2. Pencegahan (prevention) 2. Pengobatan
3. Perencanaan (planning) 3. Perawatan
4. Penilaian (evaluation) 4. Pelayanan
• Masalah Kesehatan
1. WHO (1948) menyatakan,health is a state of completephisica, mental,and social
wellbeing and not merely the absence of disease or infirmity. Sehat adalah suatu
keadaan sejahtera-sempurna fisik, mental dan sosial tidak trbatas pada bbas dari
penyakit atau kelemahan saja.
2. Pasal 2 UU no. 9.thn 1960 tentang pokok-pokok kesehatan menyatakan kesehatan
meliputi : kesehatan jasmani, rohani (mental) dan sosial dan bukan hanya keadaan
yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan.
Pasal 1 Undang-undang RI no. 23 thn 1992 tentang kesehatan dikatakan :
kesehatan adalah keadaan sejahtera dari raga, jiwa dan soisial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Masalah kesehatan meliputi 6 D
3. Disease (penyakit) : kondisi gangguan pada diri seseorang setelah terpapar/terekspos
oleh kuman,bakteri,virus, jamur,dsb mengakibatkan hambatan dalam melakukan
aktifitas, sebagai dampak langsung pada aspek fisik, sosial dan mental (psikologis).
2. Destitution (kelemahan/kemelaratan), mencakup masalah sosial, ekonomi (kemiskinan)
akan membawa risiko tinggi jatuh sakit dan sulit mendapat pelayanan kesehatan yang
baik.
3. Discomfort (ketidaknyamanan) : seeorang menjadi tidak nyaman akibat respons
penyakit yang ditimbulkan.
4. Dissatisfaction (kekurangpuasan) akibat dampak pengobatan atau pelayanan
kesehatan.
5. Disability (kecacatan), akibat komplikasi karena penanganan yang lambat
6. Death (kematian) : terjadi jika penyakit sudah dalam tahap lanjut dan tak tertolong lagi.
7.
• Ruang Lingkup epidemiologi dalammasalah kesehatan : meliputi 6 E :
o Etiologi (penyebab) : berkaitan dengan kegiatan mengidentifikasi
penyakit dan masalah kesehatan lainnya.
o Efficacy (Efikasi) : berhubungan dengan efek atau daya optimal yang
diperoleh dari adanya intervensi kesehatan, mis : efikasi vaksinasi
BCG adalah 60 %.
o Effectiveness (efektifitas) : besarnya hasil yang dapat diperoleh dari
suatu tindakan(pengobatan) dan besarnya perbedaan arisuatu
tindakan dengan tindakan yang lainnya. Digunakan untuk mengukur
efek intervensi/pengobatan. Berkaitan dengan kemujaraban obat di
klinik.
o Efficiency (efisiensi) : melihat pengaruh yang diperoleh berdasarkan
besarnya biaya yang diberikan.
o Evaluation (evaluasi) : Melihat dan memberi penilaian secara
keseluruhan keberhasilan suatu pengobatan atau program kesehatan
masyarakat.
o Education (edukasi) : intervensi untuk meningkatkan pengetahuan
tentang kesehatan masyarakat.
UKURAN MORBIDITAS DAN MORTALITAS
• Data yang terkumpul(data absolut) perlu diolah untuk dianlisis dan ditarik kesimpulan.
• Data absolut diubah menjadi data relatif dengan menggunakan ukuran rasio, proporsi dan
angka.
Rasio : perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya tidakmerupakan bagian dari
penyebut.
mis : - sebuah nilai uanitatif A dan nilai kuantiatif lainnya B, maka rasio A/B.
- Pada suatu kejadian luar biasa keracunan makanan terdapat 32 rang penderita, dan 12
diantaranya adalah anak-anak. Maka rasio anak terhadap orag dewasa adalah 12/20 = 0,6.
Proporsi : perbandingan dua kali kuantitatif yang pembilangnya merupakan bagian dari
penyebut. Perbandingannya menjadi A/(A+B)
pada contoh di atas proporsi menjadi : 12/(12+20) = 0,375
Bila proporsi dikalikan 100 menjadi persen(%) sehinggah persentase menjadi 37,5 %.
Angka : merupakan proporsi dalam bentuk khusus yaitu perbandingan antara pembilang dan
penyebut, yang dinyatakan dalam batas waktu tertentu.
Angka Insidensi : proporsi kelompok ndividu yang terdapat dalam penduduk suatu wilayah
atau negara yang semula tidak sakit menjadi sakit, dalam kurun aktu tertentu.
Pembilangnya adala kasus baru.
Rumus : p = ( d/n) x k
p = estimasi
d = jumllah kasus baru
n = umlah individu yang terkena sakit
k = konstanta
• Atau
Angka Insidensi = jmh kejadan dalam waktu tertentu
_____________________________ x k
jmh popualation at risk waktu tertentu
Contoh : angka kematian penduduk negara A karena penyakit jantung
pada tahun 2010 adalah 247 perseribu penduduk
Insidensi penyakit jantung =
jmh kematian karena peny.jantung di negara A thn 2010
____________________________________________ x 1000
jmh pend.di negara A n 2010
Pencegahan Penyakit
Pencegahan harus didasarkan pada data yang ada
10.Pencegahan primer ( primary prevention)
11.Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention)
12.Pencegahan tersier (tertiary prevention)