Dapat akut/kronik
Dapat akibat bunuh
diri, pembunuhan,
kecelakaan
Gambaran Klinik
Tergantung pd jenis
bahan kimia
penyebab keracunan
Diagnosis
menggunakan sirup
Ipecac mengeluarkan
sebagian isi lambung jk
diberikan dg segera
setelah keracunan, tapi
menghambat kerja karbon
aktif, sekarang tdk dipakai
lagi
Indikasi: Jarang
Dapat mengabsorbsi
hampir semua jenis
obat & racun, kecuali
besi, lithium, Na, K,
sianida, mineral asam
& alkohol.
Indikasi: sebagai pilihan utama pada
keracunan lewat lambung dan usus
Kontra Indikasi:
Tidak boleh diberikan:
> pada pasien dg penurunan kesadaran
/kejang kec jk diberikan melalui NGT & jalan
nafas hrs dilindungi dg ETT
> pada pasien dg obstruksi ileus atau
intestinal
Cara pemberian:
Berikan 60-100 mg oral. Pengulangan dosis
dapat dilakukan untuk meningkatkan
absorbsi racun.
( HD/Dialisis Peritoneal)
pada keracunan bahan
yang dapat didialisis
g. Mandi dan keramas
4.Antidotum
Hanya kurang dari 10% bahan kimia yang
mempunyai antidotumnya.
Beberapa contoh antidotum:
-Nallorphine untuk keracunan morphine.
-Atrophine sulfat untuk keracunan fosfat organik.
-Na-thiosulfate untuk keracunan sianida.
B.Pengobatan khusus
Khusus untuk keracunan obat yang sudah
dapat dipastikan jenisnya.
2. KERACUNAN INSEKTISIDA
FOSFAT ORGANIK (IFO)
Pendahuluan
Nama lain IFO :
-Insektisida organo fosfat atau
-Insektisida cholinesterase
inhibitor.
c. Antidotum:
Atrofin Sulfat (SA), kerjanya menghambat efek
akumulasi AKh pada tempat penumpukan
Awalnya Sulfas Atropin bolus IV 2 mg
Selanjutnya Sulfas Atropin bolus IV 0,5 mg tiap 5 menit
sampai timbul gejala atropinisasi (lidah kering, pupil
midriasis, flushing)
Bila gejala atropinisasi tercapai interval
diperpanjang pada menit 15’-30’-60’
Selanjutnya diperpanjang dengan interval 2-
4-6-8-12 jam, SA dihentikan minimal setelah
2 x 24 jam pemberian
3. KERACUNAN BAHAN
KOROSIF
Pendahuluan
Ada 2 bentuk:
a. Asam kuat
b. Basa/alkali kuat
Etiologi
Asam kuat; asam oksalat,
asam asetat glasial, asam
sulfat/air aki, HCl, asam
format, asam laktat.
Basa Kuat: KOH, NaOH,
NH4OH, CaOH, K/Na
karbonat, Na fosfat
Gambaran klinik:
Segera setelah kontak, timbul rasa nyeri yang
hebat seperti terbakar sekitar mulut, faring,
dan abdomen.
Kemudian muntah, diare, dan kolaps.
Muntahan sering disertai darah segar.
Dapat timbul gejala asfiksia akibat edema
glottis.
Adanya demam yang tinggi dapat disebabkan
timbulnya mediastinitis/peritonitis, perforasi
esofagus/ lambung.
Diagnosis:
Sangat mudah, cukup dengan gambaran
klinis yang khas.
Pemeriksaan Hb perlu bila timbul
hematemesis melena/syok.
Pengobatan:
a. KL, emesis dan katarsis merupakan
kontra indikasi.
b. Segera suruh minum air/ air susu
sebanyak mungkin.
c. Infus D5%, kalau perlu koloid / transfusi.
d. Kortikosteroid iv selama 4-7 hari, kemudian
dosis diturunkan 10-20 hari.
e. Antibiotika
f. Diet/ obat oral ditunda sampai dilakukan
pemeriksaan laringoskopi indirek /esofagoskopi.
g. Bila lesi ringan; diet oral segera dengan
makanan cair, steroid-antibiotika dipercepat
penghentiannya. Bila lesi luas; perlu sonde
lambung atau penderita dipuasakan dan diberi
nutrisi parenteral total atau konsul bedah untuk
pemasangan sonde lewat gastrostomi.
Clinical feature of hydrocarbon poisoning
Type Example Risk of Risk of Treatment
pneumona sistemikToxicity
High viscosity -Vaselin Low Low
Low viscosity -Motor oil
Non toxic -Furniture polish High Low -Observasi Pneumoni
-Mineral seal oil
-kerosene -Do not use emersi
-Lighter flow
-terpentin -Observasi Pneumoni
Low viscosity -Pure oil High variable -Do not use emersi if
Unknow less than 1-2 ml/ kg
systemic -comphor non sistemik
toxicity -phenol High High
Low viscosity Callorinusid
insectisida
-Performe lavage
know
Aromatik -give laxative
systemic
hidrokarbon, charcort
toxicity (benzene,
topluen, ethane)
4. KERACUNAN OBAT HIPNOTIK
SEDATIF
Pendahuluan
Banyak obat-obat yang
dapat menimbulkan sedasi
dan hipnotis dengan cara
menekan SSP.
Etiologi
a.Gol. Barbiturat
b. Nonbarbiturat
c.Antiepilepsi
d. Antihistamin
e. Phenothiazine
f. Bromidum
g. Analgetika Narkotik
Gambaran Klinik
Keluhan pertama adalah rasa ngantuk,
bingung, perasaan menurunnya
keseimbangan.
Kemudian cepat diikuti dengan koma &
pernafasan pelan dan dangkal.
Selanjutnya otot melemah, hipotensi,
sianosis, hipotermi, refleks-refleks hilang.
Lama koma bervariasi antara 1-7 hari.
Diagnosis:
Ditegakkan terutama atas dasar gambaran
klinik
Pengobatan:
a. Resusitasi
b. Eliminasi
-Penderita sadar; emesis, norit, laksans
MgSO4.
-Koma ringan-sedang; kumbah lambung,
kemudian diuresis paksa selama 12 jam, bila
ada keraguan penyebab keracunan.
-Koma berat; kumbah lambung dengan pipa
endotrakeal berbalon untuk mencegah aspirasi
ke paru. Selanjutnya diuresis paksa netral/
alkali, atau dialisis sampai penderita sadar.
Antidotum:
Tidak ada antidotum spesifik.
5. KERACUNAN AMFETAMIN
(EKSTASI)
Penyalahgunaan Obat Amfetamin Ectasy (XTC)
Analisis laboratorium :
Bahan: darah, urine, cairan lambung
Amfetamin dalam urin bertahan 2 hari
Kasus keracunan berat: periksa fungsi ginjal, gas
darah, elektrolit, sakar darah, urinalisis, EKG
Pengobatan
Prinsip pengobatan menghindari kontak/eliminasi
obat dengan cara :
Mencegah konsumsi obat tersebut
Beri norit / obat katarsis
Rangsang muntah bila kesadaran baik
Bilas lambung
Diuresis paksa (karena obat ini di ekskresikan
ke ginjal)
Pengobatan simtomatis : (ectasy)
Ansietas : diazepam 0,05-0,1 mg/kgBB IV atau oral.
Dapat diulang 5-10 menit
Agitasi/psikosis : haldol 5-19 mg iv. Dapat diulang
10-60 menit
Hipertensi berat : beta blocker/vasodilator
Takikardi supraventrikular dengan iskemia jantung :
beta blocker
Iskemia miokard : morfin, nitrat
Hipertermia : ruangan dingin
Koagulopati : heparin
Perawatan intensif :
Kasus berat dan kesadaran turun
6. KERACUNAN O P I A T
Umum digunakan untuk
mengatasi nyeri melalui
efek depresi pada otak
1. Penatalaksanaan kegawatan
2. Penilaian klinis
3. Dekontaminasi racun
4. Pemberian antidotum
5. Terapi suportif
6. Observasi dan konsultasi
7. rehabilitasi
1. Penatalaksanaan kegawatan :
Nilai tanda vital seperti jalan nafas, sirkulasi,
kesadaran
Tindakan resusitasi yang umum seperti:
airways (A), Breathing (B), Circulation (C)
2. Penilaian klinis :
Perhatikan adanya koma, kejang, henti jantung,
henti nafas dan syok
Anamnesis :
2. Penilaian klinis (LANJUTAN):
Pemeriksaan fisis :
Cari tanda atau kelainan fungsi otonom seperti
tekanan darah, nadi, pupil, keringat, air liur dan
peristaltic usus
Misal pada gejala simpatis (simpatomimetik) :
ditemukan delirium, paranoid, takikardi,
hipertensi, hiperpireksia, diaforesis, midriasis,
aritmia dan kejang
3. Dekontaminasi :
Kulit: untuk bahan yg cepat diserap melalui kulit
Sal. Cerna; agar bahan sedikit diabsorpsi
biasanya diberi arang aktif, pencahar, perangsang
muntah dan kumbah lambung
4. Pemberian antidot
Tidak semua keracunan ada penawarnya, apalagi
antidot belum tentu tersedia
Atasi sesuai dengan besar masalah
5. suportif, konsultasi dan rehabilitasi
Cost effectiveness disesuaikan dengan masing-
masing pelayanan kesehatan
Pengobatan :
Nalokson 0,4-2,0 mg. Dosis dapat diulang pada
keracunan yang berat dengan panduan klinis.
Efek sekitar 2-3 jam. Bila respon tidak ada setelah
dosis total 10 mg maka diagnosis intoksikasi opiat
dikaji ulang
Edema paru : nalokalion
Hipotensi : dopamine 2-5 ug/kgBB/menit
Jangan dimuntahkan bila intoksikasi oral
Kumbah lambung: segera setelah intoksikasi oral,
awasi jalan nafas
Kejang : diazepam iv 5-10 mg. Diulang bila perlu
PROTOKOL PENAGANAN OVERDOSIS
OPIAT DI UGD
I. Gejala klinis :
Penurunan kesadaran disertai salah satu dari :
Respirasi < 12 kali.menit
Pupil miosis (seringkali pin-pint)
Ada riwayat memakai morfin/heroin terdapat needle track
sign
II. Tindakan :
A. Penanganan kegawatan :
Bebaskan jalan nafas
Beri O2 sesuai kebutuhan
IVFD NaCl 0,9% atau D5% emergensi
PROTOKOL PENAGANAN OVERDOSIS
OPIAT DI UGD
II. Tindakan (LANJUTAN):
B. Pemberian antidot nalokson :
Tanpa hipoventilasi: dosis awal 0,4 mg IV pelan
atau diencerkan
Dengan hipoventilasi dosis awal 1-2 mg IV
Bila tidak ada respon: beri nalokson 1-2 mg iv
setiap 5-10 menit hingga timbul respon
(perbaikan kesadaran, depresi pernafasan hilang,
dilatasi pupil) atau telah mencapai dosis
maksimal 10 mg
PROTOKOL PENANGANAN OVERDOSIS
OPIAT DI UGD
B. Pemberian antidot nalokson (lanjutan):
Efek nalokson berkurang setelah 20-40 menit;
sehingga pasien dapat jatuh ke dalam keadaan
overdosis kembali. Bila perlu drips nalokson satu
ampul dalam D5% 500 cc atau NaCl 0,9%
diberikan dalam 4-6 jam
Simpan sample urin, lakukan toraks foto
Puasakan ± 6 jam untuk menghindari aspirasi
Endotracheal tube (ETT) bila ; pernafasan tidak
adekuat, oksigenasi kurang walau ventilasi cukup,
hipoventilasi menetap setelah 3 jam
III. Dalam tindakan: perhatikan prinsip-prinsip
kewaspadaan universal karena tingginya angka
prevalensi hepatitis C dan HIV
IV. Bila diperlukan, dapat dipasang NGT untuk
mencegah aspirasi
V. Penderita dirawat dan dikonsultasikan ke Tim
Narkoba
Lama Waktu deteksi urine
beberapa jenis opiat
Jenis obat Waktu deteksi
Amfetamin 2 hari
Barbiturat 1 hari (Short acting)
3 mgg (long acting)
Benzodiazepin 3 hari
Kokain 2-4 hari
Kodein 2 hari
Heroin 1-2 hari
Methadone 3 hari
Morfin 2-5 hari
7. GIGITAN ULAR
Gigitan Ular
Beracun – tidak
beracun
• Beracun
Kepala bentuk segitiga
Pupil elips
Taring +
• Tidak beracun
Kepala bentuk bundar
Pupil bulat
Taring -
Tanda dan gejala lokal
• Ada 2 lobang bekas gigitan yang sejajar
• Tanda- tanda kemerahan disekitar
lobang
• Bengkak dan nyeri
• Reaksi biasanya 10 mnt
Snake Venom
Snake Venom is a Toxin (Hemotoxin Neurotoxin, or Cytotoxin)
A varied form of saliva
It is excreted through a modified parotid salivary gland
• Located on each side of the skull
• Behind the eye
Snake venoms are a combination of proteins and enzymes
The flow of venom is produced through a pumping mechanism from an
alveolar sac that stores the venom, proceeds through a channel, down
a tubular fang which is hollow in the center to project the venom into the
air or its prey
Though the venom is dangerous, since it is not inhaled it cannot be
considered a Poison
www.wikipedia.org/snakevenom,
www.mun.ca
Venom
90% protein by dry weight and most of these are enzymes
25 different enzymes have been isolated from venoms and 10 of these occur
frequently in most venoms
Synergistic effects: different venoms contain different combinations of enzymes
causing a more potent effect than any of the individual effects (very similar to drug
synergism)
Generally speaking, venoms are either neurotoxic, hemotoxic or cytotoxic and the
enzymes in the venom are responsible for these effects
http://www.rattlesnakebite.org/rattlesnakepics.htm
http://www.reptileallsorts.com/bites-venom.htm
Snake venom
It is complex mixture of Component Action
enzymes, low.mol.wt Serine haemolysis
polypeptides, proteases
glycoproteins, metal Other haemolysis
ions. proteases
Phospholipas Myotoxic
e Cardiotoxic
A2 Neurotoxic
Increases
vascular
permeability
Component Action/effect
Neurotoxins
Collagenases
Phosphodiesterases
Acetylcholinesterase
Circulatory System
Effects
http://jrscience.wcp.muohio.edu/fieldcourses03/PapersCostaRicaArticles/Venomous
SnakeGoodness.AnA.html
Body Clearance
The way in which the body clears or neutralizes venom is still not fully
understood
A recent study was done looking at the effects of antivenin (Fab/Fab2) on the
process of absorption and elimination in rabbits
They found the venom rapidly disappeared from the injection site, but was slow
to reach the vascular system, suggesting that it’s partially absorbed in
lymphatic circulation
Fab2 with antivenin elimination is slower than that of free venom with antivenin
It suggests Fab2 is eliminated by phagocytosis
http://jpet.aspetjournals.org/cgi/content/full/285/2/490
Side Effects
Respitory paralysis
Fever
Rapid Pulse
Increased Thirst
Dizziness
Local Tissue Damage
Blurred vision
Nausea and vomiting
Diarrhea
Coma
Death
http://www.drugs.com/enc/snake-bite.html
www.funnyhub.com/.../img/snake-
bites-foot.jpg
Dertajat Gejala Pengobatan
0. None abrasi , nyeri Wound care
Pit Viper
• Get away from snake / may re-strike
Can strike ½ the length of their body
A decapitated head can react for 20 more minutes
• Have victim lie down and stay calm
• Do not move victim unless absolutely necessary
• Keep bitten area immobile and below the level of
the heart
• Wash area with soap and water
Snake Bites: What To Do #2
• If more than 1 hour from medical facility, use
“extractor” within 3 minutes and left on for 30
minutes (pit vipers only)
(up to 30% of venom may be removed)
• Seek medical attention immediately
Anti-venom available only at hospitals
Same anti-venom used no matter type of snake
Must be given within 4 hours of the bite
Coral Snake Bites: What To Do
Coral Snake
• Use same methods except:
Do not use “extractor”
Apply mild pressure over the bite site and wrap
entire limb with an ace bandage
No ice is necessary
Non-Poisonous Bites
Horseshoe shaped tooth marks
May be painful but no systemic reactions
What To Do?
• Minor wound treatment
• If in doubt, go to hospital or call Dr.
Snake Bite Prevention
• Use caution around wood piles, rock crevices etc.
• Watch where you step
• Do not reach into holes or hidden ledges
• Wear boots, long pants, long sleeved shirts
• Don’t sit or step over logs without checking it out
• Use a walking stick
• When camping, keep tent zipped at all times (float trip)
(child sat on snake)
• Take a friend along
Snakes: Additional Information
Poor vision, especially when shedding
Prime time for crawling snakes in this area: August
Baby snakes have stronger venom
Snakes just out of hibernation have stronger venom
www.funnyhub.com/.../img/snake-
bites-face.jpg