Penampang Outline Materi • Defenisi umum Beton Prategang • Jenis beton prategang • Metoda prestressing • Tahap-tahap pembebanan • Tegangan pada penampang akibat P, M dan beban luar Beton Prategang • Definisi beton prategang yaitu beton bertulang yang telah diberikan tegangan tekan untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton akibat beban kerja.
• Pada Balok Jembatan Precast Concrete I Girder
merupakan bentuk yang paling banyak digunakan. Berbentuk penampang I dengan penampang bagian tengah lebih langsing dari bagian pinggirnya. Memiliki penampang yang kecil dibandingkan jenis girder lainnya, sehingga biasanya dari hasil analisa merupakan penampang yang ekonomis. Keuntungan dan Kerugian Menggunakan Beton Prategang 1.Dapat dipakai pada bentang-bentang yang besar. 2.Bentuknya langsing, berat sendiri lebih kecil, lendutan lebih kecil. 3.Hanya dapat memikul beban dalam satu arah,kurang cocok untuk pembebanan bolak balik. 4.Beton mutu tinggi, tidak mudah retak, lebih aman/ tahan terhadap pengaruh cuaca sehingga bahaya karatan dari baja oleh merembesnya air atau uap-uap korosif dapat dibatasi. Material Beton Prategang Beton yang dipakai pada beton prategang umumnya mempunyai kuat tekan 28-55 MPa pada umur 28 hari (benda uji silinder). Nilai slump berkisar 50-100 mm dengan faktor air semen ≤ 0,45.
Material Baja Prategang
Baja yang digunakan sebagai pemberi prategang merupakan baja dengan mutu sangat tinggi hingga 1862 Mpa. Bahkan lebih tinggi lagi. Jenis Baja (tendon) yang digunakan: 1.Kawat tunggal (wire), biasanya digunakan untuk baja prategang pada beton prategang dengan sistem pra- tarik (pretension). 2.Kawat untaian (strand), biasanya digunakan untuk baja prategang pada beton pratengang dengan sistem pasca-tarik (post tension). 3.Kawat batangan (bar), biasanya digunakan untuk baja prategang pada beton prategang dengan sistem pra- tarik (pretension). Jenis Kawat Baja untuk Tendon Grouting Grouting dibutuhkan sebagai bahan pengisi selubung baja prategang (tendon) untuk metode pasca tarik. Untuk metode pratarik tidak dibutuhkan selubung sehingga tidak dibutuhkan grouting. Selubung terbuat dari logam yang digalvanisir. Bahan grouting berupa pasta semen. Jenis Beton Prategang • Beton prategang sesuai dengan waktu penarikan beton: - Sistem pra-tarik (pre tensioned) - Sistem pasca-tarik (post tensioned)
• Beton prategang sesuai dengan tegangan
pada beton: - Partially prestressed (prategang sebagian) - Fully prestressed (prategang penuh) Sistem Pra-tarik (Pretensioned) Pretensioned (pra-tarik) Pretensioned (pra-tarik) • Profil kabel prategang: Garis lurus • Produksi masal • Produksi pabrik • Lekatan baja & beton yang baik Sistem Pasca-tarik (Post-tensioned) Sistem Pasca-tarik (Post- tensioned) Sistem Pasca-tarik (Post- tensioned) • Kabel profil dapat dibuat melengkung dan optimum pada tengah bentang sehingga dapat mengurangi momen aktual • Digunakan apabila biaya transportasi sangat mahal • Profit tendon baja lengkung memungkinkan pendistribusian Gaya prategang pada penampang menjadi efektif. Fully Prestressed • Penampang struktur beton prategang direncanakan tanpa adanya tegangan tarik pada seluruh penampang struktur pada tiap- tiap tahap pembebanan Partially Prestressed • Penampang struktur beton prategang yang direncanakan dapat memikul adanya tegangan tarik. • Digunakan tulangan baja lunak untuk mengurangi tegangan tarik yang terjadi, khususnya pada lokasi tengah bentang suatu struktur Tahap-tahap Pembebanan 1. Tahap Awal (initial state) 2. Tahap Antara (intermediate state) 3. Tahap Akhir (final state) Tahap Awal (initial state) Tahap awal pembebanan terbagi atas 3 bagian: 1. Tahap sebelum pemberian tegangan pada kabel Baik struktur beton pratarik dan pasca-tarik belum memikul beban (termasuk berat sendiri). Ini disebabkan oleh masih lemahnya kekuatan pada beton.
2. Tahap pada saat pemberian tegangan
Struktur beton belum memikul beban luar maupun berat sendirinya kecuali gaya prategang maksimum pada kabel sebesar 0.84 – 0.90 fpu dalam kasus pratarik. Kehancuran pada beton masih dapat terjadi akibat masih lemahnya beton.
3. Tahap peralihan tegangan
Proses ini berlangsung sangat cepat dan sesaat, dimana gaya prategang yang bekerja pada kabel dialihkan pada beton. Hanya beban sendiri yang bekerja dan terjadi kehilangan gaya prategang. Tahap Antara (intermediate state) • Pada tahap ini, struktur prategang sudah mampu memikul beratnya sendiri dan gaya prategang efektif sudah tercapai. • Tahap ini sangat berpengaruh pada struktur beton pracetak prategang (precast prestressed concrete) baik dalam kasus pratarik maupun pascatarik. • Proses transportasi segmen atau struktur beton pracetak prategang • Metoda transportasi yang sesuai harus ditentukan secara tepat untuk menghindari timbulnya gaya-gaya luar tambahan sebelum diberi beban-beban kerja rencana pada tahap akhir • Berat sendiri balok dan gaya prategang Tahap Akhir (final state) • Pada tahap ini, struktur prategang memikul beratnya sendiri, gaya prategang efektif dan beban kerja • Gaya prategang efektif • Kehilangan gaya jangka pendek sudah tercapai Ada tiga konsep sifat – sifat dasar dari beton prategang 1. Memandang beton prategang sebagai suatu bahan yang elastis sehingga dapat didesain dan dianalisis menurut tegangan – regangan elastis. Ini merupakan sebuah pemikiran Eugene Freyssinet yang memvisualisasikan dari bahan yang getas menjadi bahan yang elastis dengan memberikan tekanan berlebihan dahulu pada bahan tersebut. Dari konsep ini lahirlah kriteria “tidak ada tegangan tarik” pada beton 2. Memandang beton prategang serupa dengan beton bertulang dan meninjau kekuatan batasnya. Untuk konsep teori ultimate, analisis dengan kekuatan batas beton prategang hampir sama dengan beton bertulang biasa, yaitu didasarkan pada prinsip kopel yang terdiri dari dua gaya yaitu gaya tarik T yang diterima oleh baja dan gaya tekan C diterima oleh beton yang bekerja dengan lengan momen Z.
3. Konsep ketiga memandang beton prategang digunakan untuk
mengimbangi gaya – gaya pada struktur. Konsep ini dikenal dengan metode Penyeimbang Beban (Load Balancing Methode). Tegangan Pada Penampang Akibat P, Eksentrisitas dan Beban Luar
A. Zero prestress B. Axial Prestress C. Eccertrik Prestress Sekian ... Kita lanjut pada pertemuan Berikutnya.....