ANALISIS STRUKTUR
PEMBANGUNAN DERMAGA PENYEBERANGAN
MALIKU KABUPATEN KAPUAS KUALA
LOKASI :
KECAMATAN KAPUAS KUALA
KABUPATEN KAPUAS
TAHUN
2020
PRAKATA
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, dengan
ini kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan analisa struktur ini
sebagai dasar untuk perencanaan desain struktur pembangunan dermaga
penyeberangan Maliku Kab. Kapuas Propinsi Kalimantan Tengah.
Penyusunan Analisis dan Desain Struktur ini dilakukan mengikuti peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku sebagai dasar penyusunan. Beberapa diantaranya
adalah Standard Design Criteria for Ports in Indonesia (1984). Tata Cara Perhitungan
Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SNI, 1991. Buku Pedoman Perencanaan untuk
Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok Bertulang untuk Gedung, 1983.
Pedoman Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI). SKSNI untuk baja tahun
2002 ACI Codes, 1989, Katalog Bahan Bangunan Indanesia, 1993, Peraturan Beton
Bertulang Indonesia 1971 (PBI’71) dan peraturan lainnya yang relevan.
Proses penyusunan laporan ini dapat terselesaikan dengan lancar dan baik tentunya
tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu kami juga ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam penyusunan laporan ini
Selanjutnya kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi stakeholder yang
berkecimpung dalam proyek pekerjaan Pembangunan Dermaga Penyeberangan Maliku
dalam Kabupaten Kapuas ini sebagai bahan penunjang dalam kelancaran pekerjaan
pelaksanaan proyek nantinya. untuk itu apabila masih terdapat kekurangan atau
kekeliruan dalam tulisan ini pintu koreksi selalu terbuka. Wassalam
Palangkaraya, November 2020
Penyusun,
1. GENERAL
1.1. Scope
Tujuan dari proyek ini adalah pembangunan Dermaga Penyeberangan Maliku
Kabupaten Kapuas Propinsi Kalimantan Tengah. Dermaga ini rencananya berfungsi
sebagai sarana dan prasarana penyeberangan barang dan jasa diwilayah Maliku
Kecamatan Kabupaten Kapuas, yaitu berupa sarana penyeberangan/perpindahan
manusia, alat transportasi merupa kendaraan bermotor roda dua serta roda empat dan
lain sebagainya yang sejenis dan tidak melebihi beban rencana tersebut. Sehingga
dermaga ini didesain strukturnya mampu dilewati oleh jenis kendaraan tersebut.
Sedangkan untuk kapal yang direncanakan akan melayani dermaga tersebut dan dapat
bersandar di dermaga yaitu berjenis atau setara dengan kapal LCT 1.000 DWT sehingga
dermaga juga didesain mampu menahan benturan dari kapal yang berukuran atau
bermuatan jenis tersebut dan juga mampu menahan benturan dari kapal pengarug dari
beban angin dan arus sungai.
Adapun analisis struktur yang dilakukan dalam pekerjaan ini mencakup analisa
struktur atas berupa dimensi dan penulangan plat lantai, balok lantai dan pier head
sedangkan struktur atasnya berupa dimensi dan kedalam pondasi tiang pancang yag
terdiri dari daya dukung tanah dan stabilitas terhadap benturan dari aktifitas kapal yang
bersandar yang terjadi pada struktur.
Pelaksanaan pekerjaan ini terletak di Kecamatan Maliku Kabupaten Kapuas
Propinsi Kalimantan Tengah yang termasuk zona aman terhadap gempa atau bebas
pengaruh gempa sehingga desain struktur bangunan dermaga tidak memperhitungan
pengaruh beban gempa. Bangunan ini direncanakan bangunan atas dominan
menggunakan konstruksi beton bertulang sedangkan pondasi tiang pancang nya berupa
pipa baja yang dalamnya diisi bahan material beton bertulang sebagai penguat dan
pengaku tiang pancang dari pengaruh terjadinya tekuk lokal pada struktur tiang
pancang.
Prosedur input data pada program SAP 2000 adalah sebagai berikut:
1. Pengidentifikasian joint, frame, restraint dan constraint.
2. Pendefinisian karakteristik material dan frame section.
3. Pendefenisian beban (load), yaitu beban mati (WD), beban hidup (WL), beban
gempa (E) dan kombinasi (combo).
4. Pendefenisian masses, yaitu massa translasi (mt), massa rotasi (mr) dan pusat
massa nya tiap lantai.
5. Analisis struktur dengan cara di RUN.
Proses pengoperasian input data pada program SAP 2000 adalah sebagai berikut :
1. Blok data TITLE LINE atau baris judul. Ini adalah langkah pertama yang harus kita
tuliskan pada input, baris judul ini akan digunakan sebagai label output dari hasil
program. Baris judul akan selalu dicetak pada setiap halaman dari yang dihasilkan
program.
2. Langkah selanjutnya penulisan blok data SYSTEM.
3. Selanjutnya di tulis JOINT, blok data JOINT ini berfungsi untuk mendefenisikan
kedudukan dari join – join struktur yang sesuai dengan koordinatnya.
4. Blok data RESTRAINTS.
Data RESTRAINTS dari suatu joint terdiri dari enam konstanta.
Untuk : - Sendi R = 1,1,1,1,1,0
- Jepit R = 1,1,1,1,1,1
- Rol R = 0,1,1,1,1,0
- Bebas R = 0,0,1,1,1,0
5. Blok data FRAME
Blok data FRAME mendefenisikan sifat – sifat elemen struktur dan
pembebanannya. Pada langkah ini disebutkan jumlah jenis elemen dan jumlah
jenis beban yang bekerja, kemudian mendefenisikan jenis material pada masing
– masing elemen.
6. Blok data LOAD
Beban merata atau beban titik dapat diberlakukan pada setiap join dalam portal.
Blok data LOAD mendefenisikan beban join sesuai dengan jumlah kondisi
pembebanan.
7. Blok data COMBO digunakan untuk mendefenisikan kombinasi pembebanan yang
bekerja pada struktur. Jika blok data COMBO ini tidak didefenisikan, maka hasil
keluaran program yang berhubungan dengan kondisi beban – beban yang ada
akan diperoleh tanpa ada kombinasi. Dari hasil output SAP 2000 didapatkan gaya
– gaya dalam akibat kombinasi beban (kombinasi 3) yaitu gaya normal (P), gaya
geser (H) dan momen (M) yang bekerja pada tiap – tiap kolom dasar yang akan
dipakai sebagai beban rencana pada analisis kapasitas dukung fondasi.
b. Beban Hidup
Beban hidup untuk demaga = 3 Tom/ M2 (Standard Design Criteria for Ports in
Indonesia 1984)
2. Beban Horizontal
a. Beban pengaruh benturan kapal saat berlabuh
Beban arah horizontal adalah Berting force atau gaya sandar, Berthing Force yang
bekerja pada dermaga adalah pengaruh dari benturan/sandaran dari kapal yang
direncanakan berlabuh pada dermaga adalah type LCT 1000 DWT dengan
spesifikasi sebagai mana tabel berikut:
Tabel Spesifikasi jenis-jenis kapal
Gaya benturan kapal yang bekerja secara horizontal dapat dihitung berdasarkan
energi benturan kapal terhadap dermaga. Hasil perhitungan energi akibat
benturan kapal kemudian dikalikan dengan dua untuk mendapatkan beban
impak abnormal. Kemudian beban impak abnormal dikalikan dengan faktor
reduksi produk fender yang ditentukan oleh supplier fender, dengan harga faktor
reduksi ± 10% dari beban impak abnormal
1. Formula - I
W1 = ¾ . DWT
= ¾ . 1.000 DWT
= 750 ton
W2 = μ/ 4 . Loa . Draught 2 . γw
= 3,14 / 4 . 61 . 4,3 . 1,025 ton/m
= 907,528 Ton
Wtot = 750 + 907,528
= 1.657 Ton
SF = 2,639 . 2
= 5,278 Ton
2. Formula - II
Energi benturan
CM = 1 + π / 2 .Cb x D / B
= 1 + 3,14 / 2 . 0,456 . 4,3 / 8,9
= 1,34 m
Dengan menggunakan grafik hubungan antara koefisien balok dan L/r untuk Cb =
0,4179. Namun dari grafik nilai minimum koefisien bloknya 0,5 Sehingga nilai
r/Loa adalah sebesar 0,204. Untuk kapal yang bersandar didermaga:
l = 1/4 . Loa = 61/4 = 15,25
Sehingga didapat:
r = 0,204 . 61 = 12,44 meter
dimana :
Rw = Gaya akibat angin arah tegak lurus kapal (Kgf )
Qa = tekanan angin (kg/m)
= 50 Kg/m2 untuk daerah tepi pantai (Peraturan Pembebanan Indonesia
1970)
Sehingga:
Rw = 1,1 x 50 x 292,8
= 14.640 kg
= 1,464 Ton
Momen Lapangan
= 1/11 x qu x Ln2 = 1/11 x 55,70 x 3,002 = 45,57 kN/m’
2. Analisis perhitungan Aplikasi SAP 2000 pada Slab (Plat Lantai) beban hidup 3
Ton/m2
Gambar 7. Mement yang bekerja pada struktur Slab (Plat Lantai) akibat beban
hidup 3 Ton (kN/m2)
Dari Hasil Analisis SAP 2000 diatas diperoleh Momen maksimum pada slab akibat
beban hidup 3 ton adalah sebagai berikut:
- Momen tumpuan tepi = 54,97 kN/m’
- Momen tumpuan dalam = 60,72 kN/m’
- Momen Lapangan = 56,97 kN/m’
3. Analisis perhitungan Aplikasi SAP 2000 pada Slab (Plat Lantai) beban hidup
muatan truk
Beban yang bekerja pada slab dengan beban dilalui alat pengangkut kendaraan Truck.
Dermaga yang akan dibangun direncanakan mampu dilalui kendaraan pengangkut
berupa truck dengan konfigurasi sumbu 1.2 dengan spesifikasi beban maksimum
adalalah sebegai berikut:
Dermaga direncanakan dapat dilalui truck dengan jenis truck konfigurasi sumbu
1.2 sebagaimana tabel diatas dimana dari tabel diperoleh beban maksimum truck
yang bermuatan sebesar 16 Ton dengan berat pada sumbu 1 sebesar 6 ton dan
sumbu 2 sebesar 10 Ton, sehingga beban truk yang bekerja pada slab (Plat lantai)
seperti sketsa berikut:
Gambar 8. Beban hidup (Beban Truck)
Dari karakteristik truck yang direncanakan yang dapat melintas pada dermaga
maka pembebanan akan dilakukan permodelan pembebanan pada struktur slab
yang diperkirakan akan terjadi moment maksimum yaitu pada saat roda truck persis
berada ditengah bentang slab. Adapun sketsa pembebanan beban hidup muatan
truck dapat dilihat sketsa berikut:
Gambar 11. Moment yang bekerja akibat Pembebanan truck Model-I SAP2000
Dari Hasil Analisis SAP 2000 diatas diperoleh Momen maksimum pada slab untuk
pembebanan truck adalah sebagai berikut:
= 0,0158
ρPerlu =
= 0,0082
Karena ρmin < ρPerlu ===> 0,0035 < 0,0082 maka digunakan ρ = 0,0082
Sehingga luas tulangan Perlu (ASperlu):
ASperlu = ρ.b.d
= 0,0082 . 1000 . 212
= 1.747,996 mm2
Digunakan tulangan D16 = 16 mm (luas= 201 mm2) sehingga jumlah tulangan lantai
lebar 1 meter adalah sebesar = 1.747,996/201 = 8,69 ≈ 9 Buah sehingga jarak antar
tulangan sebesar 1000/8 = 125 mm ≈ 125 cm untuk lebih mempermudah pekerjaan
dilapangan maka digunakan jarak penulangan tulangan tumpuan atau atas maka
digunakan 10 cm.
= 0,0158
Ratio tulangan perlu (ρ):
Rn = Mn / b . d2 = 140.750.000 / (1000 . (250 – 30 – (16/2))2 )
= 3,131
ρPerlu =
= 0,0086
Karena ρmin < ρPerlu ===> 0,0035 < 0,0086 maka digunakan ρ = 0,0086
Sehingga luas tulangan Perlu (ASperlu):
ASperlu = ρ.b.d
= 0,0086 . 1000 . 212
= 1.841,638 mm2
Digunakan tulangan D16 = 16 mm (luas= 201 mm2) sehingga jumlah tulangan lantai
lebar 1 meter adalah sebesar = 1.841,638/201 = 9,155 ≈ 10 Buah sehingga jarak antar
tulangan sebesar 1000/9 = 111,11 mm untuk lebih mempermudah pekerjaan dilapangan
maka digunakan jarak penulangan tulangan lapangan atau bagian bawah maka
digunakan 100mm = 10 cm. Dari perhitungan diatas dapat dilihat dari sketsa dibawah
ini:
Gambar 12. Detail penulangan penampang Slab (Plat lantai)
Tulangan lapangan
Dari hasil perhitungan aplikasi SAP2000 diperoleh luasan tulangan perlu tumpuan
adalah untuk balok melintang adalah sebesar 876,209 mm2, tulangan
direncanakan menggunakan tulangan diameter D19 dengan luasan perbatang =
284 mm2 sehingga jumlah 876,209/284 = 3,08 ~ 4 Buah
Keperlukan tulangan geser area lapang Av/S = 1,346 mm2. Digunakan tulangan
D13 == > Av = 2 . π/4 . 132 = 265,33 mm S = 265,33/1,346 = 194,89 ~ 150 mm ==>
Maka tulangan sengkang untuk area lapangan dipasang dengan jarak 150 mm =
150 cm
Tulangan tumpuan
Dari hasil perhitungan aplikasi SAP2000 diperoleh luasan tulangan perlu adalah
untuk balok melintang adalah sebesar 1.069,391 mm2, tulangan direncanakan
menggunakan tulangan diameter D19 dengan luasan perbatang = 284 mm2
sehingga jumlah 1.069,391/284 = 3,76 ~ 4 Buah untuk lebih meningkatkan
keamanan kemampuan balok lantai maka tulangan atas ditambah 1 buah menjai
dibuat 5 buah batang dan dipasang tulangan atas dan bawah sepanjang bentang
melintang balok lantai.
Tulangan lapangan
Dari hasil perhitungan aplikasi SAP2000 diperoleh luasan tulangan perlu tumpuan
adalah untuk balok melintang adalah sebesar 620,933 mm2, tulangan
direncanakan menggunakan tulangan diameter D19 dengan luasan perbatang =
284 mm2 sehingga jumlah 620,933/284 = 2,186 ~ 3 Buah
Keperlukan tulangan geser area tumpuan Av/S = 2,467 mm2 Digunakan tulangan
D13 == > Av = 2 . π/4 . 132 = 265,33 mm S = 265,33/2,467 = 107,551 mm ~ 100
mm ==> Maka tulangan sengkang untuk area tumpuan dipasang dengan jarak
100 mm = 10 cm
Keperlukan tulangan geser area lapang Av/S = 1,246 mm2 Digunakan tulangan
D13 == > Av = 2 . π/4 . 132 = 265,33 mm S = 265,33/1,246 = 212,94 mm ~ 150 mm
==> Maka tulangan sengkang untuk area lapangan dipasang dengan jarak 150
mm = 15 cm
Untuk desain dan analisis pondasi maka diperlukan analisis daya dukung tanah
dengan data penunjang dari hasil test pengujian sondir yang telah dilakukan pada lokasi
rencana pembangunan dermaga penyeberangan Maliku. Maka dari hasil penyelidikan
tanah pada lokasi rencana pembangunan tersebut diperoleh tanah keras berada pada
kedalaman 30 meter. Maka pada kedalam tersebut akan direncanakan kemampuan
daya dukung pondasi tiang pancang mampu mendukung beban maksimum konstruksi
yang bekerja. selanjutnya untuk menghitung kemampuan pondasi maka dilakukan
analisis kekuatan pondasi dimana perhitungan nya akan dilampirkan pada laporan ini.
Adapun pondasi pada pekerjaan proyek pembangunan Pelabuhan
penyeberangan Maliku ini direncanakan pondasi menggunakan pondasi tiang pancang
pondasi pipa baja atau pabrikasi Type A yang sudah teruji dan terjamin kekuatan dengan
ukuran diameter Ø 406,4 mm dan tebal 12 mm
Maka dari rumus tersebut akan diperoleh daya dukung pondasi sesuai dengan
karakteristik tanah pada lokasi pembangunan proyek tersebut, sehingga panjang
rencana tiang pancang adalah sebesar 30 meter dengan analisa perhitungan adalah
sebagai berikut:
BEBAN PONDASI DERMAGA PENYEBERANGAN MALIKU (SAP2000)
F1 F2 F3
JOINT LOAD
kN kN kN
= 3.5
= 7
Rekapitulasi daya dukung tiang pancang ukuran diameter 40 cm sampai pada kedalaman 24 m dari
muka tanah adalah:
Dari hasil analisis daya dukung tiang pancang ukuran diameter 40 cm pada kedalaman 24.00
daya dukung tiang tunggal nilai terkecil yaitu sebesar: Pu : 120.04 Ton
sehingga Pn < Pu ===> 109,52 Ton < 120,04 Ton .............Pondasi Aman !
c. Analisis desain Fender
maka selanjutnya beban ini akan diproses untuk desain fender. Gaya fender yang
terjadi saat kapal sedang merapat berupa gaya pukul kapal pada fender akibat
kecepatan pada saat merapat, serta akibat pergoyangan kapal oleh gelombang dan
angin
Untuk analisa desain fender maka persamaan berikut adalah untuk menentukan
jarak maksimum antar fender:
dengan :
L = Jarak maksimum antar fender (m)
r = Jari-jari kelengkungan sisi haluan kapal (m)
h = Tinggi fender
Energi yang membentur dermaga adalah setengah dari energi benturan yang
diakibatkan oleh kapal ( ½ E ). Akibat benturan tersebut, dermaga memberikan gaya
reaksi F ½ d. dengan menyamakan kedua nilai tersebut:
E = 5,99 Ton tm
Fd =½E
Fd = ½ . 5,99
Fd = 2,995 tm
Dari perencanaan pender ini, ditetapkan memakai fender Bridestone Super-Arch type
DA-A400H dengan kekuatan menahan energi benturan sebesar 38,6 kN atau 3,86 tm.
Dengan spesifikasi sebagai berikut:
Catatan: Nilai dalam kurung adalah untuk gaya pada tambatan yang dipasang disekitar
tengah kapal yang mempunyai tidak lebih dari 2 tali penambat
Dari hasil analisa perhitungan gaya tarik pada bollard sebagaimana sudah
diuraikan diatas yaitu hanya sebesar = 1,464 Ton, maka beban/gaya tarikan yang
digunkan untuk menentukan dimensi bollard maka gaya tarikan yang digunakan
adalah sesuai dengan standart tabel diatas yaitu menggunkan jenis spesifikasi dari
bobot kapal yang rencana akan tertambat pada dermaga yaitu dengan jenis 1.000
GRT dengan gaya tarikan maksimum adalah sebesar 25 Ton maka bollard yang akan
digunakan adalah bollard dengan spesifikasi MT30 dengan spesifikasi dimensi adalah
sebagai berikut:
KESIMPULAN
1. Desain pondasi tiang pancang baja