Anda di halaman 1dari 16

Safety Management

Nosocomial Infection
Apa itu Infeksi Nosokomial
Infeksi Nosokomial adalah Infeksi/penyakit yang di dapat dari pemeliharaan dan penatalaksanaan kesehatan yang
kurang baik. Infeksi ini bisa berasal dari pasien tertular kepada tim medis, dari tim medis tertular ke pasien, dari
pasien kepada pasien yang lain ataupun dari tim medis kepada tim medis yang lainnya. Menurut DepKes 2013
Infeksi nosokomial adalah infeksi yan didapat seseorang dalam waktu 3 x 24 jam sejak pasien masuk rumah sakit.
Infeksi nosokomial diakibatkan oleh pemberian layanan kesehatan dalam fasilitas perawatan kesehatan. Rumah
sakit merupakan suatu tempat yang paling mungkin mendapat infeksi karena mengandung populasi
mikroorganisme yang tinggi dengan jenis virulen yang mungkin resisten terhadap antibiotic.

Infeksi
Nosokomial
Perkembangan Infeksi Nosokomial
Angka kejadian infeksi nosokomial di beberapa negara berkisar antara 3,3–9,2% , Angka infeksi
nosokomial terus meningkat mencapai 9% (variasi 3–21% ) atau lebih dari 1,4 juta pasien rawat inap di
rumah sakit seluruh dunia (Al Varado,2007). Di negara berkembang didapatkan angka kejadian infeksi
nosokomial berupa angka prevalensi sebesar 12,7% di Malaysia, dan di Taiwan sebesar 13,8% serta
Nigeria sebesar 17,5% ( Djoyosugito, 2007).
Hasil Survey point prevalensi dari 11 Rumah Sakit di DKI Jakarta yang dilakukan oleh Perhimpunan
Pengendalian Infeksi Indonesia (PERDALIN) dan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Soroso
Jakarta pada tahun 2003 didapatkan angka infeksi nosokomial untuk ILO (Infeksi Luka Operasi) 18,9%,
ISK (Infeksi Saluran Kemih) 15,1%, IADP (Infeksi Aliran Darah Primer) 26,4%, Pneumonia 24,5% dan
Infeksi Saluran Napas lain 15,1%, serta infeksi lain 32,1%.
Hasil penelitian menunjukkan 90 – 95% infeksi nosokomial dipengaruhi oleh perilaku tenaga kesehatan.
Dengan demikian untuk mencapai keberhasilan program pencegahan dan pengendalian infeksi, dituntut
pengetahuan dan sikap tenaga kesehatan untuk segera melakukan pencegahan dan pengendalian
infeksi nosokomial (Anonim, 2007).
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Kementerian Kesehatan melakukan revitalisasi Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Rumah
Sakit yang merupakan salah satu pilar menuju Patient Safety. Diharapkan kejadian infeksi di Rumah Sakit dapat
diminimalkan serendah mungkin sehingga masyarakat dapat menerima pelayanan kesehatan secara optimal.
Kemenkes RI pada tahun 2011, menuliskan bahwa ada sepuluh hal yang perlu dilakukan dalam
pelaksanaan PPI, yaitu:
1. Kebersihan tangan
Praktek membersihkan tangan adalah upaya mencegah infeksi yang disebarkan melalui tangan dengan
menghilangkan semua kotoran dan debris serta menghambat dan membunuh mikroorganisme pada kulit.
Menjaga kebersihan tangan ini dilakukan segera setelah sampai di tempat kerja, sebelum kontak
dengan klien atau melakukan tindakan untuk klien, selama melakukan indakan (jika secara tidak
sengaja terkontaminasi) dan setelah kontak atau melakukan tindakan untuk klien. Secara garis
besar, kebersihan tangan dilakukan pada air mengalir, menggunakan sabun dan/atau larutan
antiseptik, dan diakhiri dengan mengeringkan tangan dengan kain yang bersih dan kering.
2. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Alat Pelindungan Diri (APD) telah lama digunakan untuk melindungi klien dari mikroorganisme yang ada pada
petugas kesehatan. Namun, dengan munculnya Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) dan Hepatitis
C, serta meningkatnya kembali kasus Tuberculosis (TBC), penggunaan APD juga menjadi sangat penting
dalam melindungi petugas. Alat pelindung diri mencakup sarung tangan, masker, alat pelindung mata, topi,
gaun, apron, pelindung kaki, dan alat pelindung lainnya.
3. Penatalaksanaan peralatan klien dan linen Konsep ini meliputi cara memproses instrumen yang kotor, sarung
tangan, linen, dan alat yang akan dipakai kembali dengan menggunakan larutan klorin 0,5%, mengamankan
alat-alat kotor yang akan tersentuh serta memilih proses penanganan yang akan digunakan secara tepat.
Penatalaksanaan ini dapat dilakukan dengan precleaning, pencucian dan pembersihan, Desinfeksi Tingkat
Tinggi (DTT), serta sterilisasi.
4. Pengelolaan limbah. Pengelolaan limbah merupakan salah satu upaya kegiatan PPI berupa pengelolaan
limbah rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya, baik limbah yang terkontaminasi maupun yang tidak
terkontaminasi.
5. Pengendalian lingkungan rumah sakit. Tujuan pengendalian lingkungan rumah sakit atau fasilitas kesehatan
lainnya adalah untuk menciptakan lingkungan yang bersih, aman, dan nyaman. Pengendalian lingkungan
secara baik dapat meminimalkan atau mencegah transmisi mikroorganisme dari lingkungan kepada klien,
petugas, pengunjung dan masyarakat di sekitar rumah sakit atau fasilitas kesehatan. \
6. Kesehatan karyawan/perlindungan pada petugas kesehatan. Petugas kesehatan beresiko terinfeksi bila
terpapar kuman saat bekerja. Upaya rumah sakit atau fasilitas kesehatan untuk mencegah transmisi ini adalah
membuat program pencegahan dan pengendalian infeksi pada petugasnya, misalnya dengan pemberian
imunisasi.
7. Penempatan/isolasi klien. Penerapan program ini diberikan pada klien yang telah atau sedang dicurigai
menderita penyakit menular. Klien akan ditempatkan dalam suatu ruangan tersendiri untuk meminimalkan
proses penularan pada orang lain.
8. Hygiene respirasi/etika batuk. Semua klien, pengunjung, dan petugas kesehatan perlu memperhatikan
kebersihan pernapasan dengan cara selalu menggunakan masker jika berada di fasilitas pelayanan
kesehatan. Saat batuk, sebaiknya menutup mulut dan hidung menggunakan tangan atau tissue.
9. Praktik menyuntik yang aman. Jarum yang digunakan untuk menyuntik sebaiknya jarum yang steril dan sekali
pakai pada setiap kali suntikan. Sama halnya dengan akupunktur terapis saat melakukan penusukan.
10. Praktik lumbal pungsi. Saat melakukan prosedur lumbal pungsi sebaiknya menggunakan masker untuk
mencegah transmisi droplet flora orofaring.
Rantai Penularan dan
Terjadinya Infeksi Agen penyakit
(Bakteri, jamur,
Nosokomial virus, parasit)

Pejamu Rentan Reservoir (Pasien,


(Pasca bedah, luka tim medis,
bakar dsb.) pengunjung dsb.)

Agen Masuk
Bentuk Keluar
(Luka terbuka,
(Droplet, sekret
nafas, saluran
dsb)
cerna)

Cara Penularan
(Angin, kontak
fisik, benda, vektor
dsb)
You can simply impress your audience and
add a unique zing and appeal to your
Presentations. Easy to change colors,
photos and Text. Get a modern
PowerPoint Presentation that is
beautifully designed. You can simply
impress your audience and add a unique
zing and appeal to your Presentations.
Easy to change colors, photos and Text.
Get a modern PowerPoint Presentation
that is beautifully designed.

Tata Cara
Langkah
Pencegahan
Langkah-langkah pencegahan infeksi nosokomial menjadi tanggung jawab seluruh orang yang ada di rumah
You can simply
sakit termasuk petugas kesehatan, pasien dan orang yang berkunjung. Beberapa langkahimpress your audience
yang dapat and
dilakukan
add a unique zing and appeal to your
untuk mencegah penyebaran infeksi ini adalah : Presentations. Easy to change colors,
1. Cuci tangan. Tangan merupakan media yang paling baik bagi kuman untuk photos and Text. Get Oleh
berpindah. a modernkarena itu,
PowerPoint Presentation that is
penting bagi seluruh orang yang berada di rumah sakit untuk mencuci tangan dengan
beautifully designed.cara
You candan waktu yang
simply
impress your audience and add a unique
tepat. zing and appeal to your Presentations.
2. Menjaga kebersihan lingkungan rumah sakit. Dengan cara membersihkan lingkungan
Easy rumah
to change colors, photos sakit dengan
and Text.
Get a modern PowerPoint Presentation
menggunakan cairan pembersih atau disenfektan dengan frekuensi 2-3 kali per hari untuk lantai dan 2 minggu
that is beautifully designed.
sekali untuk dinding.
3. Penggunaan alat dan prosedur. Menggunakan alatu atau selang yang menempel pada tubuh harus sesuai
dengan indikasi (tepat guna).
4. Penempatan pasien di ruang isolasi. Pasien dengan daya tahan tubuh yang rendah atau pasien yang
berpotensi untuk menularkan penyakit untuk ditempatkan di ruang isolasi.
5. Mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP). Bagi staf rumah sakit penting untuk mengikuti SOP setiap
melakukan tindakan seperti sarung tangan, masker atau perlengkapan lain yang dianjurkan.
You can simply impress your audience and
add a unique zing and appeal to your
Presentations. Easy to change colors,
photos and Text. Get a modern
PowerPoint Presentation that is
beautifully designed. You can simply
impress your audience and add a unique
zing and appeal to your Presentations.
Easy to change colors, photos and Text.
Get a modern PowerPoint Presentation
that is beautifully designed.

Pengelolaan
Sampah dan
Limbah
Medis
Sampah Rumah Sakit
Sampah rumah sakit dapat dibedakan menjadi sampah domestik dan sampah medis
• Sampah Domestik
Sampah hasil kegiatan kerumahtanggan , rumah sakit, seperti dari kantor /TU, dapur,
You can simplytaman, gudang,
impress your rekamedis,
audience and
add a unique zing and appeal to your
dan sebagainya. Contoh : kertas, plastik, kaleng, sayur/buah yang terbuang,Presentations.
daun, ranting,
Easy to dan
changelain-lain
colors,
• Sampah Medis photos and Text. Get a modern
PowerPoint Presentation that is
Sampah sarana medis habis pakai dan terbuang yang telah digunakan sebagai alatdesigned.
beautifully bantu Youdalam upaya diagnosa
can simply
dan pengobatan melalui prosedur dan tindakan medis atau perawatan pada impress your audience and :add
penderita.Contoh a unique kasa,
verban,
zing and appeal to your Presentations.
plaster,jarum suntik, set infuse/botol infuse, kantong darah, sarung tangan, dan sebagainya.
Easy to change colors, photos and Text.
Get a modern PowerPoint Presentation
that is beautifully designed.
“Sampah medis merupakan benda atau barang infeksus yang harus dikelola dengan baik dimulai saat
pengumpulan, pengangkutan, sampai proses pemusnahan, sehingga penyebaran mikroba dapat dicegah.
Tempat asal sampah medis adalah semua unit pelayanan medis yang ada”
Limbah Rumah Sakit
Limbah medis dapat dikelompokkan sebagai berikut :
• Limbah Domestik Medis
Limbah rumah sakit yang dihasilkan oleh adanya kegiatan kerumahtanggan rumah sakit seperti :
 Kegiatan mencuci piring, gelas, sendok yang digunakan penderita You can simply impress your audience and
 Kegiatan mencuci/ laundy seperti linen yang telah digunakan penderitaadddari
a unique zing and appeal to your
kamar oprasi, kamar bersalin,
Presentations. Easy to change colors,
ruangan/bangsal, dan sebagainya, photos and Text. Get a modern
 Cara pembilasan/ dekontaminasi intrumen medis PowerPoint Presentation that is
beautifully designed. You can simply
• Limbah Klinis Medis impress your audience and add a unique
zing and appeal to your Presentations.
Limbah rumah sakit yang diperoleh dari penderita sebagai hasil adanya proses patofisiologi penyakit dan
Easy to change colors, photos and Text.
berbagai tindakan medis Get a modern PowerPoint Presentation
 Sekreta, ekskreta, feses,urine, cairan hasil fungsi that is beautifully designed.

 Cairan dan sisa makan yang dimutahkan


 Cairan darah dan sifat jaringan yang diperoleh dari kamar operasi, kamar bersalin,bedah mayat, dan
laboratorium
• Limbah Patologi Medis
Limbah rumah sakit yang berwujud jaringan manusia (penderita) yang harus dipisahkan/dipotong melalui
tindakan medis seperti :
 Potongan ekstemitas melalui tindakan amputasi
 Jaringan reseksi usus,histerektomi,
 Jaringan kanker, jaringan nekrotomi, dan sebagainya.
Limbah medis lebih infeksius daripada sampah medis, sehingga penangananya harus lebih hati-hati kususnya
pada limbah patologi medis yang memerlukn perlakun khusus.
Your Picture Here

Bagaimana
Akupunktur
Terapis Berperan
dalam Pencegahan
Infeksi
Nosokomial?
Hal yang diperhatikan dalam penatalaksanaan Akupuktur yang sesuai dengan Manajemen Safety/keamanan
dalam tindakan medis guna mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
1. Memastikan hand hygine akupunktur terapis sebelum melakukan tindakan penatalaksanaan akupunktur.
Dapat digunakan hand scoon yang steril dan dipakai dengan tepat (dijaga kesterilannya)
2. Menggunakan APD, semisal masker dan jika diperlukan jas khusus lengan panjang.
3. Menjaga dan memastikan alat penatalaksanaan akupunktur tetap dalam keadaan steril sebelum digunakan,
seperti halnya jarum akupunktur yang steril sebelum digunakan pasien (disposable/singleused), pinset,
cupping dsb.
4. Menjaga kebersihan bed/tempat terapi, apabila bed terkena cairan yang sifatnya dapat menjadi faktor
terjadinya penularan, segera lakukan desinfeksi dan sterilisasi.
5. Menjaga pengelolaan sampah dan limbah akpunktur dengan baik dan tepat.
6. Selalu melaksanakan tindakan penatalaksanaan akupunktur yang sesuai dengan Standar Operasional
Prosedur.
Thank You
고마워
gomawo

Anda mungkin juga menyukai