Anda di halaman 1dari 23

PENYIMPANAN DAN

PEMELIHARAAN
ALAT KESEHATAN
Kelompok 5 :
Venna Alvatira R
Vilaili Savira
Winny Larasati
Yulika Pratiwi
Pengertian alat kesehatan
Menurut pramkes RI Nomor 1191/MENKES/PER/VIII/2010

Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang


tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit,
memulihkan kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh.
Jenis dan Tipe Alat Medis akupunktur
Kesehatan Medis barat
1. Alat dari kaca : Tabung reaksi 1. Alat dari kaca : Cupping

2. Alat dari logam : Refleks hammer 2. Alat dari stainless steel : Jarum
akupunktur,bengkok, kom
3. Alat dari plastic : Infus set
3. Alat dari plast : Pen lancet, Cupping
4. Alat dari kain : Sprei
4. Alat dari kain : Sprei
5. Alat dari bahan campuran : Pipet
5. Alat dari bahan campuran : Pipet
6. Alat dari karet : Cathether
Pengertian Kalibrasi
■ Secara umum, kalibrasi harus memiliki definisi yang lebih baik. Dalam pengertian ini
alat standar yang digunakan juga harus terkalibrasi dibuktikan dengan sertifikat
kalibrasi. Dengan demikian maka revisi pengukuran alat dapat ditelusurkan ke
standar nasional atau standar internasional dengan mata rantai kegiatan kalibrasi
yang tidak terputus.

■ Alat ukur yang telah dikalibrasi tidak akan terus-menerus berlaku masa depan
kalibrasinya, karena peralatan tersebut selama masa penggunaanya pasti perlu
perubahan spesifikasi penggunaan frekuensi, lingkungan penyim-panan, cara
penggunaan, dan sebagainya. Untuk membantu selama berlakunya masa kalibrasi alat
perlu dipelihara ketelusurannya dengan cara perawatan dan cek antara periodik.

■ Berdasarkan Permenkes No. 363/Menkes/Per/IV/1998 alat kesehatan yang


dipergunakan di sarana pelayanan kesehatan wajib diuji atau di kalibrasi secara
berkala, sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setiap tahun.
Alat Standar Kalibrasi

Alat standar kalibrasi dapat terdiri dari objek ukur atau terdiri dari alat
ukur. Yang dikategorikan objek pengukuran adalah alat standar kalibrasi yang
tidak memiliki skala, termasuk objek yang akan dikumpulkan oleh peralatan
laboratorium. Sementara yang dikelompokkan menjadi standar kalibrasi terdiri
dari alat ukur standar kalibrasi yang memiliki skala, sering terdiri instrumen.
Proses Kalibrasi
a. Persiapan kalibrasi

Persiapan alat standar dan alat yang dikalibrasi

b.Pelaksana kalibrasi

Pelaksana kalibrasi harus dipilih orang yang mengerti tentang kalibrasi


yang akan dilaksanakan, misalnya telah pernah mengikuti kursus kalibrasi,
telah berpengalaman dibidangnya, dan dalam hal tertentu diperlukan
persyaratan belakang pendidikan atau persyaratan fisik tertentu
c. Kondisi Lingkungan kalibrasi

Persyaratan Lingkungan kalibrasi harus diatur sesuai persyaratan


metode kalibrasi umpama suhu dan kelembaban. Tidak selamanya kalibrasi harus
dilakukan pada ruang yang terkondisi dengan ketat. Pengkondisian Lingkungan
kalibrasi dilakukan untuk kalibrasi peralatan yang mudah berubah akibat suhu,
kelembaban, getaran, cahaya, dan sebagainya.

d.Metode kalibrasi

Metode standar internasional atau metode standar lainnya semisal buku


teks, jurnal, buletin, dan peralatan manual, namun perlu dipertimbangkan
terkait dengan publikasi yang dibutuhkan masyarakat luas.
Pelaksanaan Kalibrasi
1. Pengamatan awal 8. Laporan kalibrasi

2. Penyetelan 9. Pengkonsepan

3. Pengamatan kewajaran hasil ukur 10. Pemeriksaan konsep

4. Pengukuran 11. Pengetikan konsep

5. Pencatatan 12. Pengesahan laporan

6. Perhitungan 13. Kelayakan alat ukur

7. Penentuan keputusan 14. Selang waktu kalibrasi


Pelayanan Kalibrasi
■ Pelayanan kalibrasi dapat direncanakan untuk keperluan internal maupun eksternal untuk
kementerian kalibrasi untuk masyarakat luas. Pada prinsipnya agar kalibrasi dapat dilaksanakan
harus disediakan: alat standar yang terkalibrasi, metode kalibrasi yang dinilai, pelaksana kalibrasi
yang berkualifikasi, rekaman yang sesuai dengan lingkungan kalibrasi yang memenuhi persyaratan
metode kalibrasi.

■ Kalibrasi internal dapat dilaksanakan dengan memperhatikan kelengkapan fasilitas


tersebut. Instansi tambahan hanya melayani kebutuhan kalibrasi internal untuk jenis kalibrasi
tertentu, namun lembaga yang diusulkan tidak dibenarkan memberikan pelayanan kepada masyarakat
luas.

■ Pelayanan kalibrasi eksternal yang disetujui setelah disetujui oleh Komite Akreditasi Nasional
(KAN) atau dari badan akreditasi lain yang terkait KAN seperti NATA, NAMAS, RNE. Akreditasi
laboratorium untuk ISO / IEC 17025: 2005 dalam hal penerapan sistem mutu. Saat ini telah
terakreditasi sebanyak 95 laboratorium kalibrasi dan 377 laborattorium penguji di seluruh
Indonesia.
Pemeliharaan Peralatan Kesehatan
1. Alat standar

Alat standar sedapat mungkin dipindahkan dalam kondisi yang mencegah perubahan
sifat alat standar seperti karat misalnya. Untuk alat-alat yang perlu disimpan dalam
kelembaban rendah agar disimpan dalam desikator atau lemari yang dapat mengatur
kelembabannya. Anak timbangan perlu menyimpan dalam kotak kayu yang dindingnya
dipasang beludru untuk menghindari goresan karena gesekan logam dengan kayu. Kotak
anak-anak disimpan dalam lemari yang kering. Jika cukup banyak desikator, dapat juga
digunakan dalam desikator untuk menghindarkan karat.
2. Alat ukur

Alat ukur umum digunakan jauh lebih sering daripada alat standar. Hal ini
memerlukan alat ukur yang mudah menjadi tidak normal. Jadi, pemeliharaan
harus dilakukan. Tentu cara pemeliharaan masing-masing jenis alat berbeda
Prinsip dan Prosedur Penggunaan Alat Keshatan
1. Tabung reaksi ; Yaitu sebagai tempat dimana kita mereaksikan bahan kimia dalam
laboratorium

2. Refleks hammer : Yaitu digunakan untuk memeriksa kemampuan refleksi dari bagian-bagian
tertentu tubuh kita, biasanya lutut kita.

3. Infus set : Yaitu digunakan oleh petugas medis untuk melakukan pemasangan infus.

4. Sprei : Yaitu digunakan untuk menutupi kasur

5. Pipet : Yaitu digunakan dalam pengujian-pengujian biologi molekul, kimia analitik, juga
kedokteran

6. Cathether : Yaitu digunakan untuk mengeluarkan/ pengambilan urine


Prinsip Aseptik dan Antiseptik pada Alat Kesehatan

Aseptik adalah mencegah terjadinya kontaminasi oleh mikroorganisme pada


jaringan bahan dan alat steril
Prinsip-Prinsip tindakan aseptik yang umum :
Semua benda yang menyentuh kulit yang luka atau dimasukkan ke dalam
kulit untuk menyuntikkan sesuatu ke dalam tubuh, atau yang dimasukkan ke
dalam rongga badan yang dianggap steril haruslah steril.
1. Jangan sekali-kali menjauhi atau membelakangi tempat yang steril.
2. Peganglah objek-objek yang steril, setinggi atas pinggang dengan
demikian objek-objek itu selalu akan terlihat jelas dan ini mencegah
terjadinya kontaminasi diluar pengawasan.
3. Hindari berbicara, batuk, bersin atau menjangkau suatu objek yang steril.

4. Jangan sampai menumpahkan larutan apapun pada kain atau kertas yang
sudah steril.

5. Bukalah bungkusan yang steril sedemikian rupa, sehingga ujung


pembungkusnya tidak mengarah pada si petugas.

6. Objek yang steril menjadi tercemar, jika bersentuhan dengan objek yang
tidak steril.

7. Cairan mengalir menurut arah daya tarik bumi, jika forcep dipegang sehingga
cairan desinfektan menyentuh bagian yang steril, maka forcep itu sudah
tercemar.
Antiseptik adalah mencegah terjadiya infeksi dengan menghambat atau menghancurkan
tumbuhnya organism pathogen dalam luka

Penggunaan desinfektan / antiseptic :

1. Desinfeksi kulit secara umum (Pre Operasi) dengan larutan savlon 1:30 dalam alkohol
70%. Hibiscrup 0,5% dalam alkohol 70%.

2. Desinfeksi tangan dan kulit dengan Chlorrhexidine 4% (hibiscrup) minimal 2 menit

3. Untuk kasus Obgin (persiapan partus, vulva hygiene, neonatal hygiene). Hibiscrup 0,5%
dalam Aquadest Savlon 1:300 dalam aqua hibiscrup
Prinsip dan Cara Pelaksanaan
Perawatan dan Penyimpanan Alat
Kesehatan.
■ Metode
a. Secara fisika Yaitu dimana mengunakan hukum fisika
b. Secara kimia
c. Metode mekanik
Pemeliharaan Alat Kesehatan dari Berbagai Bahan

a. BAHAN BAKU KARET ( Hand Schoen)

Hand schoen atau Sarung tangan dapat disterilkan dengan uap formalin atau dengan otoklaf. Sebelum sarung
tangan disterilkan, terlebih dahulu harus dibersihkan dengan jalan mencuci dengan air dan sabun.

b. BAHAN BAKU LOGAM

Alat yang terbuat dari logam sebelum disteril dicuci terlebih dahulu. Perbiasakan segera mencuci alat-alat
begitu selesai memakainya, agar kotoran yang melengket mudah dibersihkan.

Alat-alat logam seperti jarum suntik, pinset, gunting, jarum oprasi, scapel blede maupun tabung reaksi
mula-mula dibersihkan terlebih dahulu kemudian dibungkus dengan kain gaas. Setelah itu menggunakan
metode pemanasan secara kering, agar suhu mencapai 160oC, jarak waktu mencapai 1-2 jam, kemudian
didiamkan agar suhu turun perlahan-lahan.
c. BAHAN BAKU KACA

Yaitu dengan menggunakan pemanasan kering, selain itu bahan baku kaca juga sering
disterilisasi dengan menggunakan metode radiasi karena bahan baku kaca banyak
menyerap bahan kaca sehingga sterilisasi dengan radiasi sangat efektive, pelaksanaanya
yaitu alat bahan baku kaca dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran yang melekat
kemudian keringkan dengan udara setelah kering alat bahan baku kaca dimasukan
ketempat elektronik yaitu dengan katoda panas (emisi termis) yang mengeluarkan sinar
ultraviolet kemudian sinari kaca tersebut dengan sinar ultraviolet dengan kekuatan
kurang lebih 2500 s/d 2600 angstrom sehingga spora dan bakteri yang melekat pada alat
tersebut dapat terbakar.

d. BAHAN BAKU KAIN ATAU MEDIA KULTUR ( kain doek)

Media kultur yang akan disteril, terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran,
kemudian kain resebut dibungkus dengan kertas agar setelah steril dan
dikeluarkan dari alat sterilisator tidak terkontaminasi dengan kuman maupun
bakteri lagi. Demikian pula kain doek tersebut dibersihkan terlebih dahulu,
setelah dibersihkan bungkus dengan plastik terlebih dahulu sebelum sterilisasi,
metode sterilisasi yang akan dilakukan menggunakan metode pemanasan dengan
uap air dan juga dipengaruhi dengan tekanan (autoclave)
e.BAHAN BAKU PLASTIK

Bahan baku plastik misalnya mayo apabila disterilkan sebaiknya jangan


menggunakan metode pemanasan, oleh karna itu maka akan merubah bentuk dari
plastik tersebut. Untuk mensucikan alat dari bahan baku plastik sebaiknya
mula-mula bersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan detergen, kemudian
keringkan, setelah itu rendam dalam larutan alkohol setelah itu cuci denga
aquades lalu rendam dalam larutan antiseptic
Perawatan Alat Kesehatan dari Berbagai Bahan
a. PERAWATAN ALAT DARI BAHAN BAKU LOGAM YANG SUDAH DISTERILKAN

Alat-alat yang terbuat dari logam misalnya besi, tembaga maupun alumunium sering terjadi
karatan. Untuk menghindari terjadinya hal demikian maka alat-alat tersebut harus disimpan pada
tempat yang mempunyai temperatur tinggi (sekitar 37oC) dan lingkungan yang kering kalau perlu
memakai bahan silikon sebagai penyerap uap air, sebelum alat tersebut disimpan maka alat
tersebut harus bebas dari kotoran debu maupun air yang melekat, kemudian olesi dengan olie atau
parafin.

b. PERAWATAN ALAT DARI BAHAN BAKU KACA SETELAH DISTERIL


Bahan baku kaca banyak dipakai dalam laboratorium medis. Ada beberapa keuntungan dan
kelemahan dari bahan baku kaca tersebut.
Keuntungan:
Bahan baku kaca tahan terhadap reaksi kimia, terutama bahan gelas pyrex, tahan terhadap
perubahan temperatur yang mendadak, koefisien muai yang kecil dan tembus cahaya yang besar.
Kelemahan:
Mudah pecah terhadap tekanan mekanik, dan mudah tumbuh jamur sehingga menggagu daya tembus
sinar, kadang-kadang dengan menggunakan kain katun untuk membersihkan saja timbul goresan.
PERAWATAN ALAT DARI BAHAN BAKU KARET

Sarung tangan dari karet mudah meleleh atau lengket apabila disimpan terlalu
lama. Untuk menghindari kerusakan dari bahan baku karet, sebelum melakukan
penyimpanan mula-mula bersihkan kotoran darah atau cairan obat dengan cara
mencuci dengan sabun kemudian dikeringkan dengan menjemur dibawa sinar
matahariatau hembusan udara hangat. Setelah itu taburi tal pada seluruh
permukaan karet.
Penyimpanan alat alat yag telah disterilkan
Penyimpanan berarti mengelolah barang yang ada dalam persediaan, dengan
maksud selalu dapat menjamin ketersediannya bila sewaktu – waktu dibutuhkan. Pada
tahap penyimpanan, seluruh alat steril disimpan pada ruangan dengan kaidah ‘clean room’,
dimana suhu dan kelembapan diatur, fentilasi agar pertekanan positif, dan mekanisme lain
agar terbebas dari kotoran dan debu sampai alat akan digunakn kembali.
Ada dua macam alat yang dilihat dari cara penyimpanan, yakni :
a. Alat yang dibungkus
Dalam kondisis penyimpanan yang optimal dan penanganan yang minimal,
dinyatakan steril sepanjang bungkus tetap kering dan utuh. Untuk penyimpanan yang
optimal,simpan bungkusan seteril dalam lemari tertutup dibagian yang tidak terlalu sering
dijamah, suhu udara dan seajuk atau kelembapan rendah. Jika alat-alat tersebut tidak
dipakai dalam waktu yang lama, alat tersebut harus disterilkan kembali sebelum
pemakaian. Alat yang tidak dibungkus harus segera diguanakan setelah dikeluarkan .
jangan menyimpan alat dengan merendam dalam larutan .
b. Pengelolaan benda tajam

Benda tajam sangat beresiko untuk menyebabkan perlukaan sehingga


meningkatkan terjadinya penularan penyakit melalui kontak darah, untuk menghindari
perlukaan atau kecelaan kerja maka semua benda tajam harus digunakan sekali pakai,
dengan demikian jarum suntik bekas tidak boleh digunakan lagi. Tidak dianjurkan untuk
melakukan daur ulang atas pertimbangan penghematan karena 17% kecelakaan kerja
disebabkan oleh luka tusukan sebelum atau selama pemakaian. salah satu contoh cara
yang dianjurkan untuk mencegah perlukaan akibat penggunaan jarum suntik yaitu jarum
suntik tersebut langsung dibuang ketempat sementaranya tanpa menyentuh atau
memanipulasi bagian tajamnya sperti dibengkokkan. Dipatahkan ata ditutup kembali.
Jika jarum terpaksa ditutup kembali, gunakanlah cara penutupan dengan satu tangan
untuk mencegah jari tertusuk jarum.

Anda mungkin juga menyukai