Anda di halaman 1dari 30

BERPIKIR KRITIS

DALAM MELAKSANAKAN
PRAKTEK KEPERAWATAN

Oleh :
Ns, Kusnadi Jaya, S.Kep.
BELAJAR MELALUI PRAKTEK KLINIK

Persiapan
Teori

Tindak lanjut Laboraturium


evaluasi

Pertemuan Pertemuan
setelah praktek sebelum praktek

Praktek
Klinik
BELAJAR MELALUI PRAKTEK KLINIK

Persiapan
Teori

Tindak lanjut Laboraturium


evaluasi

Pertemuan pertemuan
setelah praktek sebelum praktek

Praktek
Klinik
BELAJAR MELALUI PRAKTEK KLINIK

Persiapan
Teori

Tindak lanjut Laboraturium


evaluasi

Pertemuan pertemuan
setelah praktek sebelum praktek

Praktek
Klinik
BELAJAR MELALUI PRAKTEK KLINIK

Persiapan
Teori

Tindak lanjut Laboraturium


evaluasi

Pertemuan pertemuan
setelah praktek sebelum praktek

Praktek
Klinik
BELAJAR MELALUI PRAKTEK KLINIK

Persiapan
Teori

Tindak lanjut Laboraturium


evaluasi

Pertemuan pertemuan
setelah praktek sebelum praktek

Praktek
Klinik
BELAJAR MELALUI PRAKTEK KLINIK

Persiapan
Teori

Tindak lanjut Laboraturium


evaluasi

Pertemuan pertemuan
setelah praktek sebelum praktek

Praktek
Klinik
Teori pembelajaran klinik
• Fokus masa lalu: pada penghafalan, imitasi
dan replikasi dari keterampilan

• Fokus saat ini: pada pembelajaran mandiri,


analisa dan keputusan klinik
Berfikir dan bernalar kritis
• Memerlukan pemikiran yang mempunyai arah dan tujuan;

• Bertujuan untuk membuat keputusan-keputusan berdasarkan


bukti (fakta) dari pada bekerja hanya berdasarkan tebakan atau
kebiasaan;

• Berdasarkan prinsip-prinsip metode ilmiah, yaitu menjaga sikap


dalam bertanya, mengikuti suatu pendekatan yang terorganisir
kepada penemuan dan memastikan bahwa informasinya dapat
dipercaya:

• Memerlukan strategi-strategi yang memaksimalkan potensi


manusia dan kompensasi bagi masalah-masalah yang
disebabkan oleh penyakit, keadaan-keadaan sosial dan personal.
Proses Berfikir Secara Kritis
• Mengingat fakta-fakta dan informasi
• Mengumpulkan fakta dan informasi tersebut menjadi
suatu keseluruhan yang berarti
• Menerapkan informasi tersebut ke dalam situasi-
situasi yang baru
• Membuat keputusan mengenai:
• Apa yang ingin diamati
• Apa yang diperlihatkan oleh data tersebut
• Tindakan apa yang akan diambil dalam konteks seperti itu
Tanner (1983)
Keputusan klinik
Agar dapat berpraktek dengan aman,
para perawat dan bidan harus:
• Mengidentifikasi data esensial indikatif dari perubahan akut
di dalam status kesehatan.
• Membedakan antara masalah-masalah yang memerlukan
tindakan segera dengan masalah-masalah yang memerlukan
tindakan berikutnya
• Melaksanakan tindakan-tindakan untuk memperbaiki atau
meminimalisir resiko-resiko kesehatan.
• Mengetahui mengapa tindakan-tindakan ini tepat/sesuai

Del Bueno (1994)


Proses Keperawatan
Pengkajian
Pengumpulan data

Diag nosis
Evaluasi Analisa data
Data
Diagnosa keperawatan
Diagnosis
Etiologi
Rencana
Intervensi

Implem entasi Perencanaan


Prioritas
Perawat mulai melakukan tindakan Tujuan
Dokter mulai melakukan tindakan
Intervensi
Memori
• Sensory memory (memori sensori)

• Short term/working memory (memori jangka


pendek/memori kerja)

• Long term memory (memori jangka panjang)


Stimulus dari MEMORI SENSORI
auditory,
visual,
olfactory, Tidak ada atensi ada atensi
tactile, dan
kinesthetic
senses
Stimulus Stimulus
hilang tersimpan

informasi mental

MEMORI KERJA

GAMBAR 2-1 Sensory Memory


MEMORI KERJA

Tidak diperhatikan Diperhatikan


atau terganggu
Diproses

ENCODING JANGKA
PANJANG
REHEARSAL
Informasi hilang Maintenance

Elaboration

CHUNKING

TRANSFER dari
pengalaman,
informasi yang
telah diproses,
dan pengolahan
prilaku kepada
LTM

GAMBAR 2-2 Working Memory


Encoding (penyampaian pesan/kode)
Informasi mental yang datang dari memori sensori diproses lebih
jauh dengan memberikan lebih banyak makna yang tepat atau
interpretasi terhadap mereka.

Cara terjadinya encoding tsb penting


• Bahasa
• Menghubungkan dengan pengetahuan yang telah lalu
• Kekayaan, rincian dan ketelitian
Rehearsal (pengulangan)
Rehearsal adalah suatu aktivitas daur ulang mental yang
bertujuan untuk menyimpan stimulus di dalam WM.
• Maintenance rehearsal adalah aktivitas dengan hanya
mengulang informasi untuk menyimpannya sedikit lebih
lama di dalam WM

• Elaborative rehearsal adalah suatu proses reorganisasi


informasi baru dengan menggunakan makna informasi
tersebut untuk membantu menyimpan dan mengingat nya
Recording/chunking (merekam/mengelompokan)

• Working Memory mempunyai suatu kapasitas terbatas; 5 – 9


chunks (potong)

• Satu cara utk meningkatkan kapasitas tsb adalah dengan


mengkodekan ulang informasi dengan mengelompokkan
berbagai hal yang berhubungan, dan kemudian mengingat
kelompok yang baru terbentuk tsb sebagai satu item.

• Suatu chunk mungkin berisi satu buah informasi atau


berbagai hal yang berhubungan

• Pengalaman yg berulang-ulang dapat menyebabkan chunking


(pengelompokkan) tsb menjadi otomatis, yakni skilled memory
WORKING MEMORY

EPISODIC MEMORY SEMANTIC MEMORY


(pengalaman) (Pengetahuan)

contoh-contoh pasien yg skrip masalah


spesifik
konsep diagnostik
pengalaman pribadi yang Pengetahuan teoritis
terkait

PRODUCTION MEMORY
(bagaimana cara)

memproses, menyimpan, mendapatkan kembali informasi


tindakan yang akan diambil (JIKA hal ini terjadi MAKA
ambil tindakan ini)

GAMBAR 2-3
Hubungan Working Memory dengan Long Term Memory didalam Diagnosis Keperawatan dan
Rencana Tindakan
Long Term Memory
(Memori Jangka Panjang)
• Dapat menyimpan informasi selama lebih dari
beberapa detik

• Dapat menyimpan dalam jumlah dan jangka waktu


yang tak tebatas

• Menerima informasi dan memancarkannya kepada


working memory

• Mempunyai dua jenis memori yang berbeda -


– episodic (pengalaman) dan
– semantic (pengetahuan)
Episodic memory dan keputusan klinik

• Pengalaman sebelum menjadi perawat

• Pengalaman-pengalaman kognitif sebelumnya

• Berbagai macam pengalaman klinik

• Kekuatan pengalaman-pengalaman terdahulu

• Kekinian pengalaman (recency of experiences)

• Distorsi/penyimpangan episodic memory dapat terjadi

• Peristiwa berikutnya dapat merubah episodic memory


misalnya umpan balik dapat merubah episodic memory
Semantic memory
• Penyimpanan pengetahuan permanen. Pengetahuan
disimpan di dalam jaringan-jaringan pengetahuan yang
saling berhubungan

• Menggunakan pengetahuan semantik selama membuat


keputusan klinik akan memperlukan akses kepada
pengetahuan.

• Mengakses dan mendapatkan kembali pengetahuan bisa


menjadi problematis

• Akses didapatkan oleh transmisi sebuah potongan informasi


dari working memory kepada semantic memory dan
sebaliknya
Retrieval (pencarian)
• Biasa/lazim
• Sering
• Penting
• Misalnya
– Tindakan
– Faktor resiko
– Gejala
– Diagnosis keperawatan
– Prognosis
dari penyakit
Production memory
Berhubungan dengan prosedur dan ‘bagaimana cara’
pengetahuan- jenis yang lebih otomatis dari
memori jangka panjang
Misalnya Jika situasi A terjadi maka tindakan B akan
dilakukan

• Kadang-kadang tindakan JIKA-MAKA yang sangat


cepat harus dilakukan, misalnya serangan jantung

• Penggunaan berlebihan dan rutin dari respon JIKA-


MAKA dapat memberikan pengaruh negatif
kepada praktek keperawatan
Pra-klinik Klinik awal Klinik Praktek
meningkat mahir
Dasar-dasar Penggunaan Menggunakan Diagnosis-
teoritis aktif dari pengetahuan diagnosis lebih
teori klinik dari kompleks dan
(repetisi) pada teoritis integratif
Bahasa Penggunaan Bahasanya Bahasanya
digunakan bahasa lebih seksama umum, integratif
untuk secara aktif dan rinci dan kompleks
menyampaikan
pesan
Episodic Pengembanga Pengalaman
memory dari n dari skrip mengenai pasien
pasien-pasien masalah dengan variasi
(chunking) yang meningkat
(yakni skrip-skrip
contoh pasien)
Pra Klinik
• Sensory memory: dilatih untuk mengenali dan
memperhatikan stimulus
• Working memory: menyampaikan pesan melalui bahasa
dan contoh-contoh
• Memori jangka panjang diberikan dengan beberapa disiplin
yang spesifik (pengetahuan dasar)
• Konsep-konsep diagnostik diorganisir untuk memungkinkan
mulai terbentuknya pengelompokan jaringan-jaringan
semantik
• Proses ini disengaja dan cukup sulit
Klinik awal
• LTM: hubungan secara sadar dari episodic (pengalaman-
pengalaman mengenai pasien) dengan theoretical
(pengetahuan-semantik)

• Production memory yang terbatas (JIKA-MAKA).

• Retrieval menjadi berbeda, berganda, dan umum karena


jaringan dan hubungan tidak dikembangkan dengan baik

• Setelah mahasiswa mendapatkan pengalaman situasi-


situasi pasien yang mirip, identifikasi kemiripan dan
membuat hubungan yang sederhana mulai dilakukan
Pengalaman klinik meningkat
• Pengembangan skrip-skrip masalah di dalam LTM
Misalnya faktor-faktor resiko, dinamika dan manifestasi
• Secara bertahap menambahkan lebih banyak variabilitas
didalam skrip masalah
• Skrip masalah akan bervariasi tergantung dari pengalaman
mahasiswa
• Bahasanya lebih tepat
• Diagnosis lebih sedikit, kompleks dan terpadu setelah
mahasiswa bertemu lebih banyak pasien
Praktek mahir
• Meningkatnya jumlah skrip contoh pasien
(memori-memori tentang stituasi-situasi pasien
yang spesifik).

• Bahasa yang kompleks dan tepat

• Dasar variasi dari skrip-skrip pasien bagi keahlian


klinik (menggunakan srip-skrip generic dan
instance)

• Skrip-skrip mahasiswa dapat bervariasi secara luas.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai