bagian protein kuman atau protein racun. • Masuk dalam tubuh membentuk zat anti antibodi. • Reaksi pertama tubuh membentuk antibodi toksik terlalu kuat reaksi, 2,3 dst. Tubuh sudah pandai membuat antibodi • Setelah beberapa waktu, jumlah antibodi akan berkurang yang mempertahankan kadar antiodi yang tinggi, diperlukan imunisasi dalam waktu tertentu. JENIS VAKSIN Vaksin dibuat dari : 1. Kuman yang telah dilemahkan ( vaksin BCG, campak) atau dimatikan. Contoh : Vaksin batuk rejan (partusis), vaksin polio j. Salk 2. Zat racun kuman (toksin) yang telah dilemahkan. Contoh : Toksoid tetanus & toksoid difteri. 3. Bagian kuman tertentu / protein. Contoh : Vaksin hepatitis B
* Pemberian vaksin merangsang tubuh membentuk antibodi. JENIS IMUNISASI
a. Imunisasi aktif = Tubuh anak sendiri secara aktif akan menghasilkan zat anti setelah adanya rangsangan vaksin. b. Imunisasi Pasif = Kadar antibodi akan meningkat dalam tubuh bukan sebagai hasil produksi tubuh tetapi diperoleh dari luar tubuh. Contoh : ATS (1.P.buatan) atau bayi yang menerima zat antibodi dari ibu melalui plasenta (.I.P alamiah) • Imunisasi aktif alamiah misal anak yang pernah mendapat serangan kuman tidak terlalu banyak sehingga gejala yang timbul tidak telalu berat zat antibodi. Misal : campak, tifoid. • Program Pengembangan Imunisasi dari Pemerintah Mencakup vaksinasi terhadap penyakit utama, yaitu vaksin BCG, DPT, polio, campak, hepatitis B, (TBC, difteri, tetanus, dipteri, tetanus, pertusis, polio, campak dan hepatitis B). • Imunisasi yang dianjurkan Radang selaput otak dengan Hib, hepatitis A, Thypoid 1. Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin) • Tujuan : kekebalan terhadap penyakit TBC • Kandungan : Kuman Bacillus Calmette Guerin dari kuman hidup yang dilemahkan • Jadwal imunisasi usia 0 – 11 bulan sebaiknya 0 – 2 bulan paling efektif menjelang usia 2 bulan. Jika anak > 2 bln sebaiknya uji Mantoux, jika hasil tidak perlu. imunisasi BCG masal tidak perlu mantoux. • Reaksi imunisasi : + 2 mg akan muncul pembengkakan kecil, merah pada tempat penyuntikan & akan meninggalkan jaringan parut. • Tempat penyuntikan : 1/3 lengan atas , 1/3 paha • Cara penyuntikan : Lutrakutan Dosis 0,05 cc • Kontra indikasi : Anak yang terjangkit penyakit TBC at. Anak yang menunjukan uji mantoux , anak yang sakit kulit / infeksi kulit ditempat penyuntikan. 2. Vaksin DPT (Dipteri, Pertusis, Tetanus) • Tujuan : Untuk memberi kekebalan aktif yang bersamaan terhadap penyakit Dipteri, Pertusis, dan Tetanus. • Kandungan : Kuman Bordetella pertusis yang telah dimatikan, dikemas dengan vaksin difteri dan tetanus. • Vaksin tetanus dikenal 2 macam vaksin , yaitu : Toksoid tetanus yang dilemahkan TT, DT, dan DPT 2. Toksoid tetanus yang dimatikan ATS • Jadwal : 1. Usia 2 – 11 bulan 3x dengan selang 4 mg. 2. Imunisasi ulang pada usia ½ - 2 th 3. Diulang dengan DT usia 5 –6 th (kls 1 SD) 4. Diulang lagi usia 10 – 12 th (menjelang tamat SD)
Jika tidak pernah mendapat DPT at. Diragukan telah mendapat DPT maka berikan DT 2x dengan interval 4 mg. - Jika anak kontak dengan penderita dipteria, atau ada anak lain tinggal serumah terjangkit maka harus mendapat imunisasi ulang meski belum waktunya. Reaksi imunisasi : Demam ringan, pembengkakan dan rasa nyeri ditempat suntikan 1- 2 hari, kadang-kadang ditemukan demam tinggi s/d kejang akibat pertusisnya. Jika hanya DT tidak timbul hal tsb. e. Dosis 0,5 cc f. Tempat penyuntikan : 1/3 bagian paha sebelah luar. g. Cara penyuntikan : infra muskuler h. Kontra indikasi : anak yang sakit parah, riwayat kejang saat demam, demam tinggi > 38 C, diduga batuk rejan. i. Perhatian : Vaksin jangan sampai beku, simpan pada suhu 4-8 C buang sisa vaksin. 3. Vaksin Polio • Tujuan : Mendapat kekebalan terhadap penyakit polio mielitis • Kandungan : • Polio terdapat dalam 2 kemasan : • Vaksin yang mengandung polio yang sudah dimatikan (vaksin salk) • Vaksin yang mengandung virus polio yang telah dilemahkan ( vaksin sabin) • Jadwal imunisasi : • Umur 2 – 11 bulan dengan 3x pemberian interval 4 mg at. Pertama pemberian bersama dengan BCG • Ulang : 11/2 – 2 th, 5 – 6 th dan massal • Jika vaksin polio diberikan bersama dengan DPT maka dengan interval 2 jam. • Reaksi imunisasi : Hampir tidak ada • Dosis : 2 tetes • Cara pemberian : Diteteskan pada mulut • Kontra indikasi : Anak dengan diare berat, sakit berat, demam tinggi 4. Vaksin Campak (Marbili) • Tujuan : Untuk mendapat kekebalan terhadap penyakit campak • Kandungan : Vaksin campak yang mengandung virus campak yang telah dilemahkan. • dikombinasi dengan vaksin gondong / mumps & rubella ( MMR = Measles, Mumps, dan Rubella) • Jadwal : Usia 9 – 11 bulan, jika kurang dari 9 bulan harus diulang pada usia 15 bulan. • Reaksi imunisasi : Demam ringan, sedikit bercak pada pipi, dibawah telinga pada hari ke 7-8 at pembengkakan pada daerah penyuntikan. • Mungkin terjadi kejang ringan pada hari 10-12 • Terjadi radang otak dalam 30 hari setelah penyuntikan tetapi jarang ( 1 : 1.000.000) • Dosis : 0,5 cc • Tempat penyuntikan : 1/3 bagian lengan atas • Cara pemberian : Sub Cutan • Kontra indikasi : Anak yang sakit parah, TBC tanpa pengobatan, malnutrisi berat penyakit keganasan at sedang dalam pengobatan penyakit keganasan Ps kejang harus dalam pengawasan 5. Vaksin Hepatitis B • Tujuan : Untuk mendapat kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B • Kandungan : bagian virus Hepatitis B HbsAg • Jadwal imunisasi : • Usia nol bulan 3x pemberian, suntikan I & II berinterval 4 mg & suntikan II & III berinterval 5 bulan • Ulang : Usia 5-6 th • Dewasa : 3x dengan pemeriksaan HbsAg dulu • Bayi dengan ibu penderita hepatitis B diberikan dalam 24 jam pertama • Reaksi imunisasi : Demam ringan, nyeri pada tempat penyuntikan, rasa panas dan bengkak dalam 2 hari • Dosis : 0,5 cc • Tempat penyuntikan :1/3 paha atau lengan atas • Cara pemberian : I M • Kontra indikasi : Sakit berat, virus Hepatitis B • Perhatian : Penyimpan pada suhu 2-8C pembekuan merusak potensi vaksin • Imunisasi Yang Dianjurkan 1. Vaksin MMR • Tujuan : Untuk mendapatkan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (measles), gondong (mumps), dan campak jerman (rubella) dalam waktu bersamaan. • Kandungan : Virus campak, gondong, dan rubella yang dilemahkan • Jadwal : Usia 15 bulan, ulang usia 12 th. • Reaksi imunisasi : Demam ringan hari ke 5-7, nyeri dan kemerahan pada tempat penyuntikan • Kontra indikasi : Sakit parah, keganasan, defisiasi imunologi 2. Vaksin Demam Tifoid • Tujuan : Untuk memperoleh kekebalan aktif terhadap demam thypoid • Kandungan : Salmonella thypi yang dilemahkan • Vaksin dalam 2 jenis : • V.Oral (vivotif) = kapsul • V.suntikan (typhin Vi) = injeksi • Jadwal : • Vivotif = 6 th atau lebih • Thyphin Vi = Usia 2 th, ulang setiap 3 th • Reaksi imunisasi : Demam ringan, nyeri dan kemerahan. • Vivotif : Diare ringan, muntah, kemerahan kulit • Dosis : Vivotif 3 kapsul sekali sehari iterval 1 hari • Kontra indikasi : umum 3. Vaksin Hib (Haemophilus influenza tipe B) • Tujuan : Untuk kekebalan tehadap virus Hib atau penyakit radang selaput otak • Kandungan : Bagian dinding kuman yang telah dipisahkan dan sangat murni • Terdapat 2 jenis vaksin Hib : • Act.Hib Pasteur Meriux, Perancis • Pedvax Hib Merck & co, USA • Jadwal imunisasi : (lihat jadwal) • Reaksi imunisasi : Demam ringan, reaksi lokal • Dosis : 0,5 cc • Cara penyuntikan : I M atau SC • Tempat penyuntikan : 1/3 paha / lengan atas • Kontra indikasi : Tidak dianjurkan jika demam, wanta hamil dan hipersensitif terhadap vaksin. • Ad. Jadwal imunisasi • Pedvax Hib : Dua kali usia 2-14 bulan, jarak 2 bulan. Jika imunisasi kedua diberikan kurang dari 12 bulan maka diberikan imunisasi ulang paling cepat 2 bulan. Jika anak hanya mendapatkan pada usia > 15 bulan hanya diberikan 1x tanpa perlu ulang • Act Hib : Usia 2-6 bulan, 3x dengan jarak 1-2 bulan jarak I & II 2 bulan, II & III 1 bulan. Jika imunisasi diberikan pada pada usia 1- 5 th diberikan cukup 1x tanpa ulang.Act. Hib dapat diberikan bersama dalam 1 spuit dengan DPT polio dari pabrik yang sama & MMR pada sisi tubuh berlawanan. • Hepatitis A • Tujuan : Untuk mendapat kekebalan aktif terhadap penyakit Hepatitis A • Kandungan : Virus hepatitis A yang dilemahkan • Jadwal imunisasi : 2 kali dengan selang 2-4 mg dan dosis ketiga 6 bulan setelah penyuntikan I usia 2 th • Reaksi imunisasi : Demam ringan, lesu, lelah, mual, muntah, dan hilang nafsu makan, reaksi lokal • Tempat penyuntikan : Lengan bagian atas • Cara penyuntikan : I M 3. Vaksin Cacar Air (Varisela) • Tujuan : Untuk mendapat kekebalan terhadap penyakit varisela • Kandungan : Virus varisela – toster strain OKA yang dilemahkan • Jadwal : Usia > 12 th, diulang 6-8 mg • Reaksi : Demam ringa, pantau dalam 30’ , reaksi lokal • Cara penyuntikan : Sub cutan • Kontra indikasi : Demam atau infeksi alat, hipersensitif terhadap nominasi, kehamilan, keganasan, defisiensi imunologi, TBC aktif tanpa pengobatan, leukosit < 1.200/ml • Imunisasi Yang Sedang Dikembangkan • Vaksin Diare • Vaksin Malaria • Vaksin DHF • Vaksin Saluran nafas oleh virus • Vaksin Pneumokokus • Vaksin PMS • Vaksin Diare • Vaksin Malaria • Vaksin DHF • Vaksin Saluran nafas oleh virus • Vaksin Pneumokokus • Vaksin PMSVaksin Lepra • Vaksin Antraks • Vaksin Sitomegalovirus