Anda di halaman 1dari 22

BERBAGAI

GANGGUAN PADA
SISTEM REPRODUKSI
WANITA
Di Susun oleh
Ni Ketut Sukmawati
Mentari Mamonto
Anjeli lapian
Chindi Limbanadi
Tamara Montol
Aprillio Limpaton
Diki Pasambuna
SINDROM POLIKISTIK OVARIUM

1. Pengertian
Sindrom polikistik ovarium (PCOS) adalah penyakit ketika ovum
atau sel telur pada perempuan tidak berkembang secara
normal karena ketidakseimbangan hormon. Hal ini dapat
menyebabkan periode menstruasi yang tidak teratur disertai
pembentukan kista multipel pada ovarium. Kondisi ini juga
dapat menyebabkan kemandulan.
 2. Penyebab dan Faktor Risiko  Sindrom Polikistik Ovarium

Penyebab utama PCOS sampai saat ini masih belum diketahui.


Namun, beberapa faktor seperti faktor genetik dikaitkan oleh
para ahli sebagai salah satu penyebabnya. Faktor genetik ini
dikaitkan dengan terjadinya peningkatan androgen yang tinggi
pada perempuan pengidap PCOS. Androgen sering disebut
hormon laki-laki karena merupakan hormon yang dominan pada
laki-laki, sedangkan pada perempuan hormon ini hanya
diproduksi dalam jumlah yang sedikit.
3. Gejala dan komplikasi sindrom politik ovarium
Gejala PCOS, antra lain:
 Siklus menstruasi tidak teratur. Perempuan yang
mengidap PCOS bisa mengalami siklus menstruasi yang
tidak teratur, seperti dalam setahun, ia hanya
mengalami menstruasi sebanyak kurang dari 8 kali atau
siklus menstruasinya datang setiap 21 hari atau lebih
sering. Bahkan, dalam beberapa kasus, pengidap tidak
lagi bisa mengalami menstruasi sama sekali.
 Pertumbuhan rambut berlebih pada wajah, dagu,
bawah hidung (kumis), yang disebut dengan hirsutisme.
Hirsutisme ditemukan pada 70 persen perempuan
dengan PCOS.
 Pertumbuhan rambut berlebih pada wajah, dagu,
bawah hidung (kumis), yang disebut dengan
hirsutisme. Hirsutisme ditemukan pada 70 persen
perempuan dengan PCOS.
 Jerawat pada wajah, dada, dan punggung bagian atas.
 Kenaikan berat badan atau kesulitan menurunkan
berat badan.
 Penipisan rambut atau kebotakan dengan pola
kebotakan laki-laki
 Kulit menjadi gelap, terutama pada daerah lipatan
leher, selangkangan, dan lipatan payudara.
 Tonjolan daging bersifat jinak yang disebut skin tag,
biasanya di daerah ketiak atau leher.
Komplikasi dari PCOS adalah sebagi berikut
 Kemandulan;
 Diabetes gestasional;
 Hipertensi gestasional;
 Steatohepatitis non-alkoholik;
 Sindrom metabolik;
 Diabetes mellitus tipe 2;
 Sleep apnea;
 Depresi dan gangguan cemas;
 Perdarahan rahim abnormal; dan
 Kanker endometrium.
4. Diagnosis  Sindrom Polikistik Ovarium
 Diagnosis ditegakkan melalui wawancara, terutama tentang
riwayat medis keluarga, riwayat menstruasi, dan
perubahan berat badan. Pemeriksaan fisik akan berfokus
dalam menemukan tanda-tanda khas PCOS, seperti
hirsutisme, jerawat, dan gejala-gejala resistensi insulin.
Dokter juga akan melakukan pemeriksaan pelvik untuk
melihat adanya masa atau abnormalitas lain.
 Selain itu, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan
penunjang, seperti pemeriksaan darah untuk mengukur
kadar hormon, gula darah, dan profil lipid. Pemeriksaan
ultrasound juga dapat membantu dokter dalam
menegakkan diagnosis PCOS dengan menemukan adanya
penebalan dinding rahim, atau tampilan ovarium yang tidak
normal.
 5. Tidak ada tatalaksana yang diketahui dapat
menyembuhkan PCOS, tetapi tatalaksana berfokus pada
meredakan gejala serta menghindarkan pengidap dari
konsekuensi jangka panjang seperti diabetes dan penyakit
jantung. Tatalaksana juga ditujukan pada usaha
terjadinya konsepsi.
 Seperti yang sudah dijelaskan, kelebihan berat badan
atau obesitas meningkatkan risiko PCOS dan
memperburuk PCOS yang sudah terjadi. Maka, perempuan
dengan PCOS sangat dianjurkan untuk olahraga sebagai
salah satu metode terapi. Menurunkan berat badan
sebanyak 5-10 persen dapat meringankan gejala dan
membantu siklus menstruasi lebih teratur, serta
membantu mengendalikan kadar gula darah dan ovulasi.
 6. Pencegahan  Sindrom Polikistik Ovarium
 Terjadinya PCOS tidak dapat dicegah karena
belum diketahui secara pasti penyebab
utamanya. Sementara pengendalian faktor
risiko bisa dilakukan agar komplikasi PCOS
bisa dicegah.
PENYAKIT PENYAKIT MENULAR
Pengertian
Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit infeksi yang
ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit yang juga
sering disebut dengan istilah penyakit kelamin ini menular
lewat darah, sperma, cairan vagina, atau cairan tubuh
lainnya.
 Penularan penyakit ini juga bisa terjadi melalui hubungan
ibu pada janin dalam kandungan atau setelah bayi
dilahirkan. Selain itu, penggunaan jarum suntik secara
bergantian atau berulang pun akan meningkatkan risiko
penularan.
 Terdapat lebih dari 30 jenis patogen yang dapat ditularkan
melalui hubungan seksual. Meski demikian, tanda-tanda PMS
tak selalu muncul di alat kelamin, namun juga bisa terdapat
pada mulut, saluran pencernaan, dan bagian tubuh lainnya.
Penyebab
 Terdapat beberapa jenis patogen yang dapat

menyebabkan penyakit menular seksual, di


antaranya:
 Infeksi bakteri: Neisseria gonorrhoeae, Chlamydia
trachomatis, Treponema pallidum, Haemophilus
ducreyi
 Infeksi virus: Human Immunodeficiency Virus,
Herpes simplex virus, Human papillomavirus,
hepatitis B
 Jamur: Candida albicans
 Parasit: Phthirus pubis, Sarcoptes scabiei
Diagnosis
Penentuan diagnosis dari penyakit menular seksual diawali
dengan wawancara medis secara mendetail dan
pemeriksaan fisik. Melalui wawancara dokter akan mencari
berbagai gejala seperti adanya nyeri berkemih, keluar duh
tubuh, demam, dan pembesaran kelenjar di daerah
selangkangan.
Selain itu, dokter juga akan menanyakan riwayat
berhubungan penderita. Misalnya pada penjaja seks
komersil. Pencarian faktor risiko perlu dilakukan, untuk
pencegahan infeksi berulang pada penderita.
Pada pemeriksaan fisik, dokter akan mencari adanya bagian
kelamin kemerahan dengan tanda radang yang jelas.
Pemeriksaan penis atau vagina akan dilakukan secara
menyeluruh dan teliti.
 Gejala  
Gejala dari penyakit menular seksual
tergantung dari diagnosis penyakitnya.
. Gonore
. HIV
.Candidosis
. Hepatits B
. chlamydia
Pengobatan
Pengobatan penyakit menular seksual
tergantung dari jenis infeksi, lokasi, dan
tingkat keparahan penyakit. Pada infeksi
gonore, pemberian antibiotik diperlukan
untuk menyelesaikan infeksi. 
Sementara itu, pada infeksi jamur seperti
candida, pemberian obat jamur dapat
dipertimbangkan. Pada candidosis yang
terjadi di vagina, pemberian obat yang
dimasukkan melalui vagina bisa dilakukan.
Pencegahan
Pencegahan penyakit menular seksual dapat
diupayakan dengan menghindari perilaku
berisiko. Misalnya, tidak melakukan
hubungan seksual dengan banyak partner
atau bergonta-ganti pasangan. Selain itu,
gunakanlah pengaman saat berhubungan.
UTERINE FIBROID ATAU MIOM

1. Pengertian Miom
Miom adalah benjolan atau tumor jinak yang
tumbuh di rahim. Miom atau fibroid uterus
dapat tumbuh di dinding rahim bagian dalam
maupun bagian luar.
Seorang wanita yang mengalami miom dapat
memiliki lebih dari satu buah tumor di dalam
rahimnya. Gejala miom yang muncul pada
penderitanya bergantung kepada ukuran,
lokasi dan jumlah tumor yang terdapat pada
rahim.
2. Gejala Miom
 Miom umumnya tidak menimbulkan gejala
pada penderitanya. Namun jika muncul
gejala, penderita dapat merasakan
perdarahan menstruasi yang banyak dan
berlangsung lebih dari seminggu, nyeri perut
bagian bawah, dan sering buang air kecil.
3. Penyebab Miom
Penyebab miom belum diketahui dengan pasti,
namun ada beberapa hal yang dapat
meningkatkan risiko munculnya miom. Salah
satunya adalah peningkatan hormon estrogen,
misalnya pada siklus menstruasi atau
kehamilan.
 Sedangkan faktor yang dapat menurunkan
risiko terjadinya miom adalah riwayat
melahirkan. Wanita yang pernah menjalani
persalinan memiliki risiko lebih rendah untuk
menderita miom.
 4. Diagnosis Miom
 Miom terkadang tidak terdiagnosis karena
sering tidak menimbulkan gejala. Meskipun
demikian, miom dapat terdeteksi saat
melakukan pemeriksaan rutin ke dokter
kandungan. Untuk memastikannya, dokter
kandungan dapat melakukan pemeriksaan USG
atau MRI.
 Terkadang, gejala miom dan kista rahim bisa
mirip. Oleh karena itu, pemeriksaan tersebut
juga bisa memastikan apakah gejala yang
muncul disebabkan miom atau kista.
5. Pengobatan Miom
 Pada kasus miom yang kecil dan tidak menimbulkan
gejala, tidak diperlukan pengobatan karena dapat
menyusut dengan sendirinya. Meski demikian,
penderitanya tetap perlu menjalani pemeriksaan
rutin untuk memantau kondisi miomnya.
 Sedangkan pada miom yang menimbulkan gejala,
pengobatannya berupa terapi hormon untuk
mencegah perkembangan miom dan meredakan
gejalanya, atau tindakan operasi untuk mengangkat
miom.
6. Komplikasi Miom
Meskipun jarang, miom tetap dapat
menimbulkan komplikasi pada penderitanya.
Komplikasi yang dapat timbul akibat miom
adalah anemia, kemandulan, dan gangguan
saat hamil akibat miom.
KANKER PADA SISTEM WANITA
1. Kanker Vagina
2. Kanker serviks
3. Kanker rahim
4. Kanker ovarium
5. Kanker vulva
TERIMA KSAIH

Anda mungkin juga menyukai