Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 2

Nama Anggota :
SOSIOLOGI HUKUM

Arifudin – 1930 2060 1057


Deswan Moses Lambung - 1930 1060 1022
Indah Permata Sari - 1930 1060 1020
I Made Yusnia – 1930 1060 1003
M. Fahrizal Hidayatullah – 1930 2060 1048
Rafi’I - EAA 117 051
Rahmah - 1930 2060 1044
Riris R.E Marbun – 1930 1060 1037
Yerico Raymon Saputra – 1930 1060 1029
DEFINISI SOSIOLOGI HUKUM
Istilah Sosiologi Hukum untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh seorang Italia
yang bernama Anzilotti, pada tahun 1882. Sosiologi hukum pada hakekatnya lahir
dai pemikiran para ahli, baik di bidang filsafat, ilmu maupun sosiologi. Berikut
adalah beberapa pendapat tentang Sosiologi Hukum :
1. Menurut Soerjono Soekanto
Sosiologi Hukum adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang secara
analitis dan empiris menganalisa atau mempelajari hubungan timbal
balik antara hukum dengan gejala-gejala lainnya.
2. Menurut Satjipto Raharjo
Sosiologi Hukum (sosiologi of law) adalah pengetahuan hukum terhadap
pola perilaku masyarakat dalam konteks sosial.
3. Menurut R. Otje Salman
Sosiologi Hukum adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal
balik antara hukum dan gejala-gejala sosial lainnya secara empiris
analitis.
LANJUTAN..
4. Menurut H.L.A. Hart
H.L.A. Hart tidak mengemukakan definisi tentang sosiologi hukum. Namun, definisi
yang dikemukakannya mempunyai aspek sosiologi hukum. Hart mengungkapkan bahwa
suatu konsep tentang hukum mengandung unsur-unsur kekuasaan yang terpusatkan
kepada kewajiban tertentu di dalam gejala hukum yang tampak dari kehidupan
bermasyarakat. Menurut Hart, inti dari suatu sistem hukum terletak pada kesatuan antara
aturan utama (primary rules), yaitu kewajiban-kewajiban warga masyarakat yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pergaulan hidup dan aturan tambahan (secondary
rules) yang terdiri dari:
5. Rules of recognition, yaitu aturan yang menjelaskan aturan utama yang diperlukan
berdasarkan hierarki urutannya,
2. Rules of change, yaitu aturan yang mensahkan adanya aturan utama yang baru.
3. Rules of adjudication, yaitu aturan yang memberikan hak-hak kepada orang
perorangan untuk menentukan sanksi hukum dari suatu peristiwa tertentu apabila suatu
aturan utama dilanggar oleh warga masyarakat.
Intinya menurut Hart adalah bahwa segala aktivitas sosial manusia yang dilihat dari
aspek hukumnya disebut sosiologi hukum.
LANJUTAN...
5. Menurut Mochtar Kusumaatmadja
Pengertian sosiologi hukum adalah ilmu pengetahuan yang menitikberatkan pada
kaidah dan asas di dalam kehidupan manusia. Hingga akhirnya disiplin ilmu ini
akan membawa ketentraman dan keteraturan bersama antar masyarakat.

6. Menurut Soetandyo Wignjosoebroto


Sosiologi hukum adalah dalam pandangannya adalah cabang kajian sosiologi yang
menitikbertakan pada peroslan hukum sebagaiman sebagai upaya menciptakan
keteraman dan kebersahaan dalam bermasyarakat.

7. Menurut David N. Schiff


Sosiologi hukum adalah disiplin ilmu sosiologi yang mengkaji tentang berbagai
bentuk fenomena hukum baik secara tindakan, pola prilaku, dan dampak yang
ditimbulkan dalam masyarakat.
POKOK KAJIAN SOSIOLOGI HUKUM
Sosiologi hukum, mempunyai objek kajian fenomena hukum, sebagaimana telah dituliskan
oleh Curzon, bahwa Roscou Pound menunjukkan studi sosiologi hukum sebagai studi yang
didasarkan pada konsep hukum sebagai alat pengendalian sosial. Dalam jurisprudentie
model, kajian hukum lebih memfokuskan kepada produk kebijakan atau produk aturan,
sedangkan dalam sociological model lebih mengarah kepada struktur sosial. Sosiologi
hukum merupakan cabang khusus sosiologi, yang menggunakan metode kajian yang lazim
dikembangkan dalam ilmu-ilmu sosiologi. Sementara yang menjadi objek sosiologi hukum
adalah :
1. Sosiologi hukum mengkaji hukum dalam wujudnya atau Government Social Control.
Dalam hal ini, sosiologi mengkaji seperangkat kaidah khusus yang berlaku serta dibutuhkan,
guna menegakkan ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Sosiologi hukum mengkaji suatu proses yang berusaha membentuk warga masyarakat
sebagai mahkluk sosial. Sosiologi hukum menyadari eksistensinya sebagai kaidah sosial
yang ada dalam masyarakat.
KEGUNAAN SOSIOLOGI HUKUM DALAM MASYARAKAT
1. Memberikan kemampuan-kemampuan bagi pemahaman terhadap hukum di
dalam konteks sosial.
2. Memberikan kemampuan mengadakan analisis terhadap efektivitas hukum
dalam masyarakat.
3. Untuk mengadakan evaluasi terhadap efektivitas hukum di dalam masyarakat.

Kegunaan-kegunaan tersebut diatas dapat diuraikan secara rinci sebagai


berikut :
1. Pada taraf organisasi dalam masyarakat
a. Sosiologi hukum dapat mengungkapkan ideologi dan falsafah yang
mempengaruhi perencanaan,pembentukan dan penegakan hukum;
b. Dapat diidentifikasikannya unsur-unsur kebudayaan manakah yang
mempengaruhi isi atau substansi hukum;
c. Lembaga-lembaga manakah yang sangat berpengaruh di dalam pembentukan
hukum dan penegakannya.
LANJUTAN
2. Pada taraf golongan dalam masyarakat
a. Pengungkapan golongan-golongan manakah yang sangat
menentukan di dalam pembentukan dan penerapan hukum;
b. Golongan-golongan manakah dalam masyarakat yang beruntung
atau sebaliknya dirugikan dengan adanya hukum-hukum tertentu;
c. Kesadaran hukum dari golongan-golongan tertentu dalam
masyarakat.
RUANG LINGKUP SOSIOLOGI HUKUM
Dalam hukum dan sosiologi sebagai sebuah disiplin intelektual
dan bentuk praktik professional memiliki kesamaan ruang lingkup.
Namun, sama sekali berbeda dalam tujuan dan metodenya. Hukum
sebagai sebuah disiplin ilmu memfokuskan pada studi ilmiah
terhadap fenomena sosial. Perhatian utamanya adalah masalah
preskriptif dan teknis. Sedangkan sosiologi memfokuskan pada studi
ilmiah terhadap fenomena sosial. Meskipun demikian, kedua disiplin
ini memfokuskan pada seluruh cakupan bentuk-bentuk signifikan
dari hubungan-hubungan sosial. Dan dalam praktiknya kriteria yang
menentukan hubungan mana yang signifikan seringkali sama, yang
berasal dari asumsi-asumsi budaya atau konsepsi-konsepsi relevansi
kebijakan yang sama.
Dengan demikian, bahwa ruang lingkup, objek atau sasaran
sosiologi hukum adalah meliputi:
1. Pola-pola perikelakuan anggota masyarakat. Sampai sejauh
mana hukum membentuk pola-pola perilaku, atau sebaliknya
pola-pola perilaku macam apa yang dapat membentuk hukum.
dengan kata lain, cara-cara apakah yang paling efektif dari
hukum untuk membentuk pola perilaku manusia atau
sebaliknya pola-pola perilaku macam apa yang dapat
membentuk hukum.
2. Kekuatan-kekuatan apa yang dapat membentuk,
menyebarluaskan atau bahkan merusak pola-pola perilaku
yang bersifat yuridis.
3. Hubungan timbal balik antara perubahan-perubahan dalam
hukum dengan perubahan-perubahan sosial budaya.
HUBUNGAN DAN PERBEDAAN
ILMU HUKUM DAN SOSIOLOGI HUKUM
Hukum berusaha untuk mengatur perilaku manusia, namun untuk menciptakan
suatu pedoman perilaku manusia yang tepat guna, diperlukan suatu pemahaman
lebih dulu terhadap kehidupan manusia itu sendiri, dan untuk melakukan
pemahaman itu, bidang hukum akan memerlukan bantuan Sosiologi.
Seorang ahli hukum yang sedang berusaha mengadili seseorang yang dianggap
bersalah, akan mengalami kesulitan dalam proses penentuan keputusannya, apabila
tidak didahului dengan serangkaian upaya mencari bukti-bukti nyata atas perbuatan
orang yang bersangkutan. Sementara itu ilmu yang mempelajari tentang kenyataan-
kenyataan di dalam kehidupan manusia adalah Sosiologi. Oleh karena itu, secara
langsung maupun tidak, Sosiologi sangat diperlukan dalam proses penentuan sanksi
terhadap pelanggaran hukum. Sekali lagi perlu dipahami bahwa sasaran atau objek
sebagaimana dimaksudkan di atas adalah sesuatu yang bersifat nyata atau yang
senyatanya ada (das sein), bukan sesuatu yang seharusnya ada (das sollen).
Maksudnya adalah bahwa Sosiologi itu berusaha menjelaskan suatu kenyataan-
kenyataan atau realitas-realitas sosial, dan juga Sosiologi mempelajari fenomena
yang tidak harus mengevaluasi fenomena tersebut.
PERBEDAANNYA
• Hukum tidak terlalu mementingkan hubungan yang intens antara
tujuan dan cara mencapai tujuan. Karena itu, hukum lebih
berkepentingan dengan apa yang terjadi dan yang sedang terjadi.
Banyak putusan hukum yang tidak melihat jauh kedepan.
• Hukum lebih menekankan hal-hal yang khusus/individual sedangkan
sosiologi hukum lebih menekankna pada kelompok masyarakat.
• Putusan hukum bersifat ini atau itu, ada atau tidak sama sekali,
sedangkan sosiologi hukum melihat bahwa putusan yang bersifat
kompromistis.
• Konsekuensi hukum tetap valid meskipun tidak pernah terwujud
dalam kenyataan, sedangkan menurut sosiolgi hukum jika akibat
yang dituju tidak pernah berwujud, hipotesis dianggap tidak benar.
• Hukum berbicara benar-salah, baik–buruk, sah-tidak sah, kebenaran
hukum bersifat normatif. Sosiologi hukum bersifat bebas nilai.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai