Anda di halaman 1dari 38

Presentasi Modul

Gangguan Disosiatif
(Konversi)
Pembimbing : Dr. Ni Ketut Sri Diniari, SpKJ
Penyaji : Dr. Endah Warroza Putri
Pendahuluan
• Gangguan konversi juga disebut disosiatif karena dulu di anggap terjadi hilangnya
asosiasi antara berbagai proses mental seperti identitas pribadi, memori, sensori dan
fungsi motorik.
• Ciri utamanya adalah hilangnya fungsi yang tidak dapat dijelaskan secara medis.
• Gangguan konversi berkaitan dengan gangguan kecemasan-> terkait ingatan masa
lalu dan kontrol terhadap gerakan tubuh -> tetapi pada dasarnya tidak terdapat
gangguan fisiologis.
• Pada gangguan disosiatif-> kemampuan kendali dibawah kesadaran dan kendali
selektif tersebut terganggu sampai taraf yang dapat berlangsung dari hari ke hari atau
bahkan jam ke jam
mmm
Konversi
1. Primary Gain : hilangnya kecemasan yang mendasar yang
diperoleh dari berkembangnya symptom-
symptom neurotik
2. Secondary Gain : keuntungan sampingan yang dihubungkan
dengan gangguan neurosis atau lainnya,
seperti ekspresi simpati, perhatian yang meningkat ,
dan terbebas dari tanggungjawab
3. La belle indifference : sikap yang tidak tepat atau kurang
perhatian terhadap ketidakmampuan atau gangguan yang
dikeluhkan saat ini
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS GANGGUAN KONVERSI MALINGERING

Tujuan Biasa ada niat/ manfaat Manfaat sekunder (terkait masalah


hukum dan ekonomi)
Prevalensi Sering pada umur 20-40 tahun Tidak diketahui
sosioekonomi yang rendah

Gejala klinis Lebih sering gejala neurologis Gejala bervariasi tetapi paling sering
gangguan jiwa yang ringan.

Kesadaran Produksi gejala tanpa disadari Produksi gejala disadari


Definisi
Gangguan konversi adalah gangguan yang ditandai oleh adanya
DSM-IV satu atau lebih gejala neurologis yang tidak dapat dijelaskan
oleh gangguan neurologis atau medis yang diketahui..

Gangguan konversi adalah adanya kehilangan (sebagian atau


seluruh) dari integrasi normal antara : ingatan masa lalu,
PPDGJ III
kesadaran akan identitas, penghayatan segera, dan kendali
terhadap gerakan tubuh
Epidemiologi
• Suatu survei masyarakat menemukan bahwa insidensi
tahunan gangguan konversi adalah 22 per 100.000
orang
• Rasio wanita terhadap laki-laki pada pasien dewasa
adalah sekurangnya 2 banding 1 dan sebanyaknya 5
banding 1
Etiologi
Gangguan konversi belum diketahui penyebab pastinya, namum biasanya
akibat trauma masa lalu yang berat yang berulang-ulang, namun tidak ada
gangguan organik yang dialami

Dalam beberapa referensi menyebutkan bahwa trauma yang terjadi berupa


• Kepribadian yang labil
• Pelecehan seksual
• Pelecehan fisik
• Kekerasan rumah tangga (ayah dan ibu cerai)
• Lingkungan sosial yang sering memperlihatkan kekerasan
Faktor Resiko
• Orang dengan pengalaman gangguan psikis kronik,
seksual ataupun emosional semasa kecil sangat beresiko
besar mengalami gangguan konversi.
• Anak-anak dan dewasa yang juga memiliki pengalaman
kejadian traumatik, misalnya perang, bencana, penculikan
dan prosedur medis yang infasif.
• ciri kepribadian : histrionic, dependen, cemas
-Parastesia
Gejala -Anestesia
-Fenomena sarung
Sensorik tangan atau kaos kaki
(stocking and glove)

- Kelainan cara berjalan


(astasia-abasia )
Gejala Gejala Motorik - Kelemahan
- Paralisis

Kejang semu
Gejala Kejang (pseudoseizure)
Diagnosis
Gangguan konversi diklasifikasikan atas beberapa pengolongan :
• F44.0 Amnesia Disosiatif
• F44.1 Fugue Disosiatif
• F44.2 Stupor Disosiatif
• F44.3 Gangguan Trans dan Kesurupan
• F44.4 Gangguan motorik Disosiatif
• F44.5 Konvulsi Disosiatif
• F44.6 Anestesia dan kehilangan sensorik Disosiatif
• F44.7 Gangguan Disosiatif campuran
• F44.8 Gangguan Disosiatif lainnya
• F44.9 Gangguan Disosiatif YTT
F44.0 Amnesia Disosiatif
• Ciri utamanya adalah hilangnya daya ingat, biasanya
mengenai kejadian penting yang baru terjadi yang bukan
disebabkan gangguan mental organik

Diagnostik :
• Amnesia, baik total maupun parsial, mengenai kejadian
baru yang bersifat stress atau traumatik.
• Tidak ada gangguan mental organik, intoksikasi atau
kelelahan berlebihan
Amnesia Disosiatif
• Menurut DSM-IV-TR, fitur penting dari amnesia disosiatif adalah
ketidakmampuan untuk mengingat informasi pribadi yang penting, biasanya yang
bersifat traumatik atau stres, yang terlalu luas untuk dijelaskan oleh kelupaan
normal.
• Amnesia disosiatif dapat lebih luas didefinisikan sebagai gangguan memori
reversibel di mana kenangan bagi pengalaman pribadi seseorang yang biasanya
akan tersedia untuk mengingat pikiran sadar tidak dapat diambil atau disimpan
dalam bentuk verbal
• Gangguan ini mungkin didasarkan pada perubahan neurobiologis pada otak yang
disebabkan oleh stres traumatik. Namun, gangguan tersebut memanifestasikan
dirinya sebagai bentuk berpotensi reversibel inhibisi psikologis.
Gambaran klinis
• Terjadi spontan dan pasien sadar mengalami amnesia
• Pasien bisa merasa terganggu ataupun tidak
• Bentuk amnesia disosiatif
• Amnesia yang terlokalisir→peristiwa dalam waktu singkat
• Amnesia umum→seluruh periode amnesia
• Amnesia yang selektif→beberapa bagian dari peristiwa
Diagnosis
• Ciri utama adalah hilangnya daya ingat, biasanya mengenai kejadian
penting yang baru terjadi (selective), yang bukan disebabkan oleh
gangguan mental organik dan terlalu luas untuk dapat dijelaskan atas
dasar kelupaan yang umum terjadi atau dasar kelelahan
• Diagnosis psti memerlukan :
• Amnesia, baik total atau partial, mengenai kejadian yang stressful atau
traumatik yang baru terjadi (hal ini mungkin hanya dapat dinyatakan bila ada
saksi yang memberi informasi)
• Tidak ada gangguan mental organik, intoksikasi, atau kelelahan berlebihan
• Yang paling sulit dibedakan adalah “amnesia buatan” yang
desebabkan oleh stimulasi secara sadar. Untuk itu penilaian secara
rinci dan berulang mengenai kepribadian premorbid dan motivasi
diperlukan. Amnesia buatan biasanya berkaitan dengan problema
yang jelas mengenai keuangan, bahaya kematian dalam peperangan,
atau kemungkinan hukuman penjara atau hukuman mati
• Diagnosis banding : Amnesia global transien yang disebabkan
serangan iskemia sepintas, Gangguan disosiasi lainnya (fugue
disosiasi, gangguan identitas disosiatif)
F44.1 Fugue Disosiatif
• Disosiasi fugue ditandai dengan perjalanan tak terduga yang tiba-tiba oleh seseorang dari rumah
ataupun tempat kerjanya dengan disertai ketidakmampuan untuk mengingat sebagian atau
keseluruhan masa lalunya. Disosiatif fugue memiliki semua ciri amnesia disosiatif ditambah gejala
perilaku melakukan perjalanan meninggalkan rumah.
• Untuk diagnosis pasti harus ada
• Ciri-ciri amnesia disosiatif
• Melakukan perjalanan tertentu melampaui hal yang umum dilakukannya sehari-hari
• Kemampuan mengurus diri yang dasar tetap ada (makan, mandi, dan sebagainya) dan
melakukan interaksi sosial sederhana dengan orang-orang yang belum dikenalnya (misalnya
membeli karcis atau bensin, menanyakan arah, memesan makanan)
• Harus dibedakan dari “post-ictal fugue” yang terjadi setelah serangan epilepsi lobus temporalis,
biasanya dapat dibedakan dengan cukup jelas atas dasar riwayat penyakitnya, tidak adanya
problem atau kejadian yang “stressful” dan kurang jelasnya tujuan (fragmented) berkepergian
serta kegiatan dari penderita epilepsi tersebut
Gambaran Klinis
• Onset gejala tiba-tiba
• Berjalan-jalan secara bertujuan, biasanya jauh dari rumah dan seringkali selama beberapa hari
• tidak dapat mengingat aspek penting identitas sebelumnya (nama, keluarga, pekerjaan)
• pasien tidak menyadari bahwa mereka melupakan segalanya, jika mereka tiba-tiba kembali ke diri
sebelumnya mereka dapat mengingat onset fuga sebelumnya, tapi mereka tetap amnestik untuk
periode fuga itu sendiri
• Tidak tampak berkelakuan aneh bagi orang lain, Seringkali mengambil identitas dan pekerjaan
baru Identitas yang baru tidak berganti-ganti (beda dengan gangguan identitas disosiatif)
Etiologi
• Penyebab : kondisi psikologis
• Faktor predesposisi :
• Penyalagunaan alkohol berat
• Gangguan mood dan kepribadian (gangguan ambang, histionik, dan schizoid)
• Faktor psikososial(perkawinan, pekerjaan, finansial, dan peperangan)
• Riwayat penggunaan zat
• Riwayat percobaan bunuh diri
Diagnosis Banding
• Demensia
• Delirium
• Epilepsi parsial kompleks
• Amnesia disosiatif
F44.2 Stupor Disosiatif
• Stupor disosiatif bisa didefinisikan sebagai sangat berkurangnya atau hilangnya gerakan-
gerakan voulunter dan respon normal terhadap rangsangan luar seperti cahaya, suara dan
perabaan (sedangkan kesadaran dalam artian fisiologis tidak hilang).
Untuk diagnosis pasti harus ada :
Stupor, seperti yang sudah disebutkan tadi.
• Tidak ditemukan adanya gangguan fisik atau gangguan psikiatrik lain yang dapat
menjelaskan keadaan stupor tersebut.
• Adanya masalah atau kejadian-kejadian baru yang ”stressful”
F44.3 Gangguan Trans dan kesurupan
• Merupakan gangguan-gangguan yang menunjukkan adanya kehilangan sementara
penghayatan akan identitas diri dan kesadaran terhadap lingkungannya, dalam
beberapa kejadian, individu tersebut berperilaku seakan-akan dikuasai oleh
kepribadian lain, kekuatan gaib atau malaikat.
• Gangguan trans yang terjadi selama suatu keadaan skizofrenik atau psikosis akut
disertai halusinasi atau waham atau kepribadian multipel tidak boleh dimasukkan
dalam kelompok ini.
• Hanya gangguan trans yang ”involunter”(diluar kemauan individu) dan bukan
merupakan aktivitas yang biasa, dan bukan merupakan kegiatan keagamaan
ataupun budaya, yang boleh dimasukkan dalam pengertian ini.
• Tidak ada penyebab organik
Diagnosis Klinis
• Hal ini ditandai oleh gejala somatik, seperti pingsan, mati rasa dan
kesemutan, penglihatan memudar, kejang-kejang seperti gerakan,
jantung berdebar, dan sensasi panas naik melalui tubuh. Individu
mungkin merintih, menangis, kutukan tak terkendali, upaya
mencelakakan diri sendiri atau orang lain, atau jatuh ke bawah dan
berbaring dengan kematian-seperti keheningan. Selama episode, ada
penyempitan kesadaran dan kurangnya kesadaran lingkungan yang
lebih besar. Setelah episode, individu biasanya laporan amnesia
sebagian atau penuh untuk peristiwa dan tindakan mereka
F44.4 Gangguan Motorik Disosiatif

• Bentuk yang paling lazim dari gangguan ini adalah kehilangan kemampuan
untuk menggerakkan seluruh atau sebagian dari anggota gerak (tangan atau
kaki)
• Paralisis dapat bersifat parsial dengan gerakan yang lemah atau lambat atau
total, dapat juga terjadi gemetar
• Tremor yg berlebihan pada satu atau lebih ekstremitas atau pada seluruh
badan
• Terjadi berbagai bentuk dan taraf inkoordinasi khususnya pada kaki sehingga
cara jalan aneh dan ketidakmampuan berdiri tanpa dibantu
• Gejala tersebut seringkali menggambarkan konsep dari penderita mengenai
gangguan fisik yang berbeda dengan prinsip fisiologik maupun anatomik
F44.5 Konvulsi Disosiatif
• Dapat menyerupai kejang epileptic dalam hal gerakannya akan
tetapi jarang disertai lidah tergigit, luka serius karena jatuh saat
serangan dan inkontinensia urin, tidak dijumpai kehilangan
kesadaran tetapi diganti dengan keadaan seperti stupor atau
trans
F44.6 Anestesia dan
Kehilangan Sensorik Disosiatif
• Gejala anestesi pada kulit seringkali mempunyai batas-batas yang tegas
(menggambarkan pemikiran pasien mengenai fungsi tubuhnya dan bukan
menggambarkan kondisi klinis sebenarnya).
• Dapat pula terjadi perbedaan antara hilangnya perasaan pada berbagai jenis
modalitas penginderaan yang tidak mungkin disebabkan oleh kerusakan
neurologis, misalnya hilangnya perasaan dapat disertai dengan keluhan parestesia.
• Kehilangan penglihatan jarang bersifat total, lebih banyak berupa gangguan
ketajaman penglihatan, kekaburan atau ”tunnel vision” (area lapangan pandangan
sama, tidak tergantung pada perubahan jarak mata dari titik fokus). Meskipun ada
gangguan penglihatan, mobilitas penderita dan kemampuan motoriknya seringkali
masih baik.
• Tuli disosiatif dan anosmia jauh lebih jarang terjadi dibandingkan dengan hilang
rasa dan penglihatan.
Sindrom Ganser
• Adalah ketidakmampuan mereka untuk menjawab dengan benar
pertanyaan-pertanyaan sederhana yang diminta mereka meskipun
oleh banyak jawaban mereka, mereka menunjukkan bahwa mereka
telah memahami sebagian besar rasa pertanyaan
• contoh pasien yang, ketika ditanya berapa banyak hidung dia,
menjawab," Saya tidak tahu apakah aku punya hidung. ".
Gambaran klinis
• Gejala sindrom Ganser adalah jawaban yg salah tetapi jawaban
tersebut mendekati benar. Hal ini menunjukan bahwa pasien
sebetulnya mengerti dengan maksud pertanyaan
• Kesadaran berkabut juga sering terjadi yg bermanifestasi sebagai
disorientasi, amnesia, hilangnya informasi personal dan gangguan
daya nilai realita
Gangguan Identitas Disosiatif
• Gangguan kepribadian multipel=kepribadian ganda
• Merupakan gangguan disosiasi yang kronik dan penyebabnya khas
yaitu kejadian traumatik, biasanya kekerasan fisik atau seksual pada
masa kanak
• Memiliki 2 atau lebih kepribadian yang berbeda tetapi ada satu
kepribadian yang dominan dan hanya satu yang tampil setiap saatnya
• Gangguan disosiatif paling serius
Gambaran Klinis
• Sering kali diperkirakan memiliki gangguan kepribadian, schizofrenia,
atau gangguan bipolar yang rapid cycling
• Jumlah median kepribadian : 5-10
• Transisi kepribadian biasa tiba-tiba dan dramatik
• Pasien biasanya memiliki amnesia selama masing-masing kepribadian
untuk keberadaan kepribadian lainnya dan untuk peristiwa yang
terjadi saat kepribadian lain adalah dominan
Diagnosis
• Adanya dua atau lebih identitas atau kepribadian yang berbeda
• Paling sedikit dua identitas atau kepribadian tersebut secara berulang
mengambil kendali perilaku individu tersebut
• Tidak mampu mengingat informasi personal yang penting yang tidak
bisa dijelaskan dengan lupa yang biasa
• Gangguan tersebut tidak disebabkan efek fisiologik langsung
penggunaan zat (hilang kesadaran atau perilaku kacau selama
intoksikasi alkohol), atau kondisi medik umum (kejang parsial
kompleks)
F 44.9 Gangguan Disosiatif YTT

• Pedoman Diagnostik
a) Adanya gejala-gejala bangkitan otonomik, seperti palpitasi,
berkeringat, tremor, muka merah yg menetap dan mengganggu
b) Gejala subjektif tambahan yg mengacu kpd sistem atau organ tertentu
c) Preokupasi dgn distres mengenai kemungkinan adanya gangguan yg
serius (srg tdk begitu khas), dari sistem atau organ tertentu, yg tdk
terpengaruh oleh hasil pemeriksaan berulang, maupun penjelasan
dan peneguhan oleh para dokter
d) Tidak terbukti adanya gangguan yg bermakna pada struktur atau
fungsi dari sistem atau organ
Prognosis
• Sebagian besar pasien 90-100%, dengan gangguan konversi
mengalami pemulihan gejala pertamanya dalam beberapa hari
atau kurang dari satu bulan, dilaporkan 75% pasien tidak
mengalami episode lain, tetapi 25% mungkin mengalami
episode tambahan selama priode stres.
Komplikasi
Orang-orang dengan gangguan konversi beresiko besar
mengalami komplikasi, yang terdiri dari :
• Mutilasi diri
• Gangguan seksual
• Alkoholisme
• Depresi
• Gangguan saat tidur,mimpi buruk, insomnia atau berjalan
sambil tidur
• Gangguan kecemasan
• Gangguan makan
• Sakit kepala berat
Penatalaksanaan
• Terapi obat. Terapi ini sangat baik untuk dijadikan penangan awal,
walaupun tidak ada obat yang spesifik dalam menangani gangguan
konversi ini. Biasanya pasien diberikan resep berupa anti-depresan dan
obat anti-cemas untuk membantu mengontrol gejala mental pada
gangguan konversi ini.
• Pengobatan terpilih untuk fugue disosiatif adalah psikoterapi
psikodinamika suportif-ekspresif.
• Hipnosis menciptakan keadaan relaksasi yang dalam dan tenang dalam
pikiran. Saat terhipnotis, pasien dapat berkonsentrasi lebih intensif dan
spesifik. Karena pasien lebih terbuka terhadap sugesti saat pasien
terhipnotis. Ada beberapa konsentrasi yang menyatakan bahwa bisa
saja ahli hipnotis akan menanamkan memori yang salah dalam
mensugesti.
• Psikoterapi adalah penanganan primer terhadap gangguan konversi
ini. Terapinya akan membantu anda mengerti penyebab dari kondisi
yang dialami. Psikoterapi untuk gangguan konversi sering
mengikutsertakan teknik seperti hipnotis yang membantu kita
mengingat trauma yang menimbulkan gejala disosiatif.
• Terapi kesenian kreatif. Dalam beberapa referensi dikatakan bahwa
tipe terapi ini menggunakan proses kreatif untuk membantu pasien
yang sulit mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka.
• Terapi kognitif.
Teknik berkomunikasi
• 1. menunjukkan Empati
• 2. menjelaskan bahwa ada penyakit di dunia kedokteran yang
disebabkan oleh psikologis
• 3. kasus seperti ini banyak terjadi dimasyarakat
• 4. Dokter mampu dan terbiasa menangani kasus
• 5. Dokter mampu menunjukkan kompetensinya

Anda mungkin juga menyukai