Filosofi Tumben Ekutt
Filosofi Tumben Ekutt
Tumpeng
berasal dari sebuah singkatan ‘yen metu kudu mempeng’
yang memiliki arti tersendiri. Bila diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia, ‘yen metu kudu mempeng’ berarti ‘ketika keluar harus
sungguh-sungguh semangat.’
Tak heran jika nasi Tumpeng dari dulu hingga saat ini sering dijadikan
hidangan dalam suatu perayaan yang memiliki makna ucapan syukur
ataupun kebahagiaan. Sebab, makna tumpeng sendiri adalah baik,
yakni ketika terlahir manusia harus menjalani kehidupan di jalan
Tuhan dengan semangat, yakin, fokus, dan tidak mudah putus asa.
Filosofi Nasi Kuning
Kuning diibaratkan sebagai warna emas. Warna emas
sendiri melambangkan kekayaan dan kemakmuran. Jadi
diharapkan dengan membuat nasi kuning maka akan
lebih banyak kemakmuran, kesejahteraan, dan kekayaan
yang bisa didapatkan.
Tumpeng yang berbentuk kerucut ini pun melambangkan
gunung, sebab di pulau Jawa ada banyak sekali gunung
berapi. Mengingat masyarakat Jawa juga memuliakan
gunung, maka dengan membuat tumpeng diharapkan
juga bisa membawa lebih banyak kemuliaan.
Filosofi Nasi Biru