Anda di halaman 1dari 23

FAKULTAS IMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MEDAN AREA (FISIP-UMA)

Mata Kuliah: Kebijakan Publik dan Analisis Kebijakan


Bobot: 3 Sks
Kelas: Pagi/Malam
Program Studi: Ilmu Pemerintahan
Dosen Pengampu: Armansyah Matondang S.Sos, M.SI

Universitas Medan Area


2015
MATERI SUBSTANSI KEBIJAKAN, KEBIJAKAN PUBLIK
DAN KEPERCAYAAN PUBLIK, RUANG LINGKUP KP
• 1. Hakikat materi substansi kebijakan: kebijakan adalah sarana
untuk mencapai tujuan. Kebijakan sebagai program yg
diproyeksikan berkenaan dengan tujuan, nilai dan praktik
(Harold, D. Lasswell & Kaplan Abraham).
• Kebijakan adalah suatu keputusan yg menuntut adanya perilaku
yg konsisten dan pengulangan bagi pembuat dan pelaksana
kebijakan (Heinz Eulau & Kenneth Prewit)
2. VARIABEL VARIABEL DALAM MENYUSUN
KEBIJAKAN

• Elemen elemen dasar kebijakan


• Keperluan adanya suatu pemahaman logis, keterlibatan
institusional dan formalisasi dari suatu proses atau mekanisme
yg harus ditempuh dalam rangka menyusun suatu kebijakan.
• Jones (1976) dalam persfektif konseptual, variabel2 yg perlu
diperhatikan dalam penyusunan suatu kebijakan.
• a. Persepsi/definisi, substansi/materi kebijakan perlu diuraikan
secara jelas, termasuk latar belakang dan permasalahan yg
mendorong perlunya mengangkat gagasan kebijakan tersebut
• Pendefinisian yg jelas dan tegas diharapkan tidak menimbulkan
multipersepsi terhadap substansi kebijakan.
LANJUTAN VARIABEL VARIABEL

• b. Agregasi, identifikasi ruang lingkup dan kuantitas berbagai


pihak yg akan terkena dampak sebuah kebijakan. Materi
kebijakan harus mampu mengakomodasikan berbagai
kepentingan stakeholders dan shareholders secara proporsional
dan berkeadilan.
• c. Organisasi/lembaga, dalam hal ini perlu dicermati tentang
record para pelaku (policy maker) yg terlibat dalam pengusulan
kebijakan. Usulan kebijakan hendaknya sesuai dengan
wewenang dan otoritas instansi/organisasi pengusul.
LANJUTAN VARIABEL VARIABEL

• d. Agenda setting, tata cara atau prosedur yg ditempuh dalam


mencapai status agenda (dari gagasan hingga mencapai status
agenda). Sosialisasi dan internalisasi kepada stakeholders dan
shareholders hendaknya dilakukan sejak perumusan,
pembahasan sampai dengan ditetapkannya suatu kebijakan. Hal
ini penting untuk meminimalisasi ketidak puasan dan pemahaman
yang berbeda.
• e. Formulasi, perlu diperhatikan, lembaga yg mengusulkan suatu
kebijakan, sumber data/informasi, ketersediaan anggaran, dasar
hukum yg dijadikan acuan, dan prosedur penetapan kebijakan.
LANJUTAN VARIABEL VARIABEL

• Dalam formulasi kebijakan, kepentingan dan ego sektoral harus


diminimalisasi. Lembaga pengusul (policy makers) harus
mengartikulasikan dan mengagregasikan kepentingan dalam
rangka tugas pelayanannya.
KEBIJAKAN PUBLIK DAN KEPERCAYAAN PUBLIK

1. Hakikat sebuah kebijakan publik


• untuk memberikan keadaan yg kondusif dalam penyelenggaraan
pemerintahan (AN).
• Mengartikulasikan nilai, norma dan etika sebagai dasar moral
praktik pemerintahan.
• Sasaran dan tujuan yg ingin dicapai adalah aspek yg tidak dapat
diabaikan.
• Kebijakan tidak hanya bertujuan untuk menciptakan adanya
keseimbangan diantara kepentingan yg berbeda, tetapi juga
harus berfungsi sebagai pemberi nilai.
LANJUTAN HAKIKAT KEBIJAKAN PUBLIK

• Faktor dominan lain yang dapat mempengaruhi perumusan


kebijakan publik.
• Yaitu, masalah kepercayaan (trust), kepercayaan publik disebut
sebagai public trust, yaitu public dimaknai secara luas
menyangkut para pihak yg terlibat dan terimplikasi oleh
kebijakan.
• Pijakan dasar untuk memaknai public, merujuk pada Inu
Kencana (Mulyadi, 2009:33), public adalah, sejumlah manusia yg
memiliki kebersamaan berpikir, perasaan, harapan, sikap dan
tindakan yg benar dan baik berdasarkan nilai2 norma yg mereka
miliki.
ISTILAH PUBLIK

• a. Inner public, yaitu pihak yang membuat, melaksanakan, dan


mengendalikannya, serta mengevaluasinya.
• b. Outer public yaitu, mencakup masyarakat luas yang
berkepentingan dan terimplikasi oleh kebijakan publik.
• Kebijakan publik dan dan kepercayaan publik merupakan
dimensi yang saling berkaitan. Keterkaitan diantara keduanya
akan memengaruhi efektifitas kebijakan dan kondusifitas
publiknya.
INDIKATOR EFEKTIFITAS KEBIJAKAN PUBLIK DAN
KONDUSIFITAS PUBLIK

• Efektifitas kebijakan publik, lancarnya tugas tugas pelayanan,


terciptanya tertib administrasi, rendahnya mal administrasi,
mekanisme yg sederhana, dan mudahnya untuk
diimplementasikan.
• Kondusivitas publik, kesamaan persepsi tentang kebijakan,
mudahnya memahami dan mengimplementasikan kebijakan,
dan daya dukung yg tinggi terhadap kebijakan sebagai suatu
pola (pattern) yg dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah.
LANJUTAN KEBIJAKAN PUBLIK & KEPERCAYAAN
PUBLIK

• Kepercayaan publik akan memengaruhi kebijakan dan


kondusifitas publik.
• Ketika publik tidak lagi memiliki kepercayaan (trust) kepada para
pelaku kebijakan (policy makers), akan sulit bagi kebijakan
tersebut untuk diimplementasikan secara benar.
• Daya dukung publik rendah, akan terjadi apatis dan apriori
terhadap kebijakan dan lebih jauh lagi akan tidak ada kepatuhan
dan ketaatan. Dalam situasi ini segala kebijakan yg dibangun
akan dipermasalahkan.
LANJUTAN
• Inner public tidak memiliki kepercayaan terhadap publiknya
(outer public) . Dampaknya para pembuat kebijakan terjebak
pada pemikiran formalitas, detail dan rigid dalam
memformulasikan kebijakan. Outer public dianggap sebagai
pihak yg harus diatur secara formal dengan dalam kesan negatif.
• Kecenderungan ketidak percayaan dari kedua belah pihak dalam
proses formulasi kebijakan publik harus dihentikan.
• Dikarenakan itu dalam memformulasikan suatu kebijakan tidak
didasarkan pada adanya motif negatif, harus dirumuskan dengan
objektif yakni atas kebutuhan bersama.
LANJUTAN KEPERCAYAAN PUBLIK

• Kebijakan publik pada dasarnya dibuat untuk menyelesaikan


masalah masalah publik yang teridentifikasi. Penyelesaiannya
memerlukan tindakan tindakan publik yaitu melalui pengaturan
dan penetapan kebijaakan (Dunn, 1994:58).
• Dengan demikian efektif tidaknya suatu kebijakan (ketika
diimplementasikan) tidak dapat dilepaskan dari ada tidaknya
kepercayaan publik terhadap pemerintah selaku policy maker
dalam proses formulasi kebijakan.
PRINSIP PRINSIP UNTUK MEMBANGUN
KEPERCAYAAN PUBLIK
• Upaya penciptaan kepercayaan publik mesti dilakukan
semenjak dini. Antisipasi dan identifikasi terhadap kebutuhan
dan nilai-nilai masyarakat adalah langkah penting bagi
terciptanya kebijakan publik yg efektif. Berikut prinsip-prinsip yg
perlu dilakukan dalam membangun kepercayaan publik:
• a. Kebijakan publik harus diformulasikan karena adanya
kebutuhan masyarakat/publik untuk menyelesaikan masalah
masalah publiknya (responsibilitas).
• b. Kebijakan publik harus dibangun dengan memperhatikan nilai
nilai publik yang berlaku.
LANJUTAN PRINSIP2 MEMBANGUN KEPERCAYAAN
PUBLIK
• c. Muatan/materi kebijakan publik harus mampu
mengakomodasikan keseimbangan kepentingan yang berbeda
secara proporsional, objektif dan berkeadilan.
• d. Kebijakan publik juga harus antisipatif dan prediktif terhadap
perkembangan masa yang akan datang.
• e. Pada tataran implementasi, kebijakan publik harus diterapkan
secara konsisten, tegas, dan akuntabel, serta mengikat semua
pihak yg berkepentingan tanpa perbedaan.
• f. Adanya proses internalisasi dan sosialisasi yg intensif agar
pemahaman dan persepsi publik terhadap kebijakan dapat
terbangun dengan baik.
LANJUTAN

• g. Proses pengawasan dan pengendalian atas implementasi


kebijakan publik harus dilakukan secara sistematis dan
terkordinasi dengan baik.
KONSISTENSI IMPLEMENTASI: FAKTOR PENUMBUH
KEPERCAYAAN PUBLIK
• Membangun kepercayaan publik bukan hal yang mudah tetapi
bukan pula hal yang mustahil.
• Public trust bisa dibangun dengan berbagai cara dan strategi.
• Kebijakan publik adalah salah satu alat/instrumen yg dapat
digunakan membangun kepercayaan publik.
• Untuk membangun suatu kebijakan publik yg efektif ada satu
faktor yang dianggap memiliki pengaruh yg dominan, yaitu
kepercayaan publik (trust public).
LANJUTAN KONSISTENSI IMPLEMENTASI

• Suatu kebijakan publik akan efektif apabila didukung oleh tingkat


kepercayaan publik yg tinggi. Kepercayaan publik mencakup inner
public dan outer public.
• Public trust harus dibangun semenjak dini untuk mendapatkan
kepercayaan publik.
• Salah satunya dapat dilakukan dengan memperhatikan prinsip2
penting ketika kebijakan akan dirumuskan. Prinsip2 tersebut perlu
diperhatikan sejak formulasi atau perumusannya hingga pada saat
implementasinya.
• Konsistensi, ketegasan, dan akuntabilitasnya harus dijaga agar
efektifitas kebijakan publik dapat terwujud. Dalam hal ini, masalah
implementasi kebijakan adalah sebagai kuncinya.
JENIS JENIS KEBIJAKAN PUBLIK

• James E. Anderson (1970), mengelompokkan jenis jenis kebijakan


publik sebagai berikut:
• a. Substantive and Procedural Policies, substantive policy adalah
kebijakan dilihat dari substansi masalah yg dihadapi oleh
pemerintah. Misalnya, kebijakan pendidikan, kebijakan ekonomi,
dll. Procedural policy adalah kebijakan dilihat dari pihak pihak yg
terlibat dalam perumusannya (policy stakeholders) . Misalnya
undang undang tentang pendidikan, yg berwenang adalah
departemen pendidikan nasional tetapi dalam pelaksanaan
pembuatannya banyak instansi/organisasi yg terlibat hingga
Presiden yg mengesahkan undang undang tersebut.
LANJUTAN JENIS JENIS KEBIJAKAN PUBLIK

• b. Distributive, Redistributive, and Regulatory Policies,


distributive policy adalah kebijakan yg mengatur tentang
pemberian pelayanan/keuntungan kepada individu, kelompok,
atau perusahaan. Contoh, kebijakan tentang tax holiday.
Redistributive policy adalah kebijakan yg mengatur tentang
pemindahan alokasi kekayaan, pemilikan, atau hak hak. Contoh
kebijakan tentang pembebasan tanah untuk kepentingan umum.
Regulatory policy adalah kebijakan yg mengatur tentang
pembatasan/pelarangan terhadap perbuatan/tindakan. Contoh,
kebijakan tentang larangan memiliki dan menggunakan senjata
api.
LANJUTAN JENIS JENIS KEBIJAKAN PUBLIK
• c. Material Policy adalah kebijakan yg mengatur tentang
pengalokasian/penyediaan sumber-sumber material yg nyata bagi
penerimanya. Contoh, kebijakan pembuatan rumah sederhana.
• d. Public Goods and Private Goods Policies , adalah kebijakan yg
mengatur tentang penyediaan barang-barang/pelayanan oleh
pihak pemerintah untuk orang banyak. Contoh, kebijakan tentang
perlindungan keamanan dan, penyediaan jalan umum. Private
goods policy adalah kebijakan yg mengatur tentang penyediaan
barang2/pelayanan oleh pihak swasta untuk kepentingan individu
(perseorangan) di pasar bebas dengan biaya tertentu. Contoh,
tempat hiburan, hotel, dll.
MODEL PENDEKATAN DALAM PROSES PEMBUATAN
KEBIJAKAN PUBLIK
• Ada beberapa model yg bisa dipergunakan untuk menjelaskan
proses pembuatan public policy. Dye, Thomas R. (2011), model
adalah bentuk abstraksi dari suatu kenyataan. Model merupakan
suatu perwakilan yg disederhanakan dari beberapa gejala dunia
kenyataan. Model yg dipergunakan dalam public policy termasuk
model yg konseptual. Model seperti ini berusaha untuk:
• a, menyederhanakan dan menjelaskan pemikiran tentang politik
dan public policy ,
• b. Mengidentifikasi aspek2 penting dari persoalan policy,
• c. Menolong seseorang berkomunikasi dengan konsentrasi pada
soal2 esensial kehidupan politik .
LANJUTAN

• d. Mengarahkan usaha ke arah pemahaman yg lebih baik


mengenai public policy dengan menyarankan hal hal yg
dianggap penting dan tidak penting.
• e. Menyarankan penjelasan untuk public policy dan meramalkan
akibatnya.

Anda mungkin juga menyukai