Kelompok 10 :
1. AULIA REZA
Atonia uteri (relaksasi otot uterus) adalah uteri tidak berkontraksi dalam 15 detik
setelah dilakukan pemijatan fundus uteri (plasenta telah lahir). Atonia uteri adalah
kegagalan serabut-serabut otot myometrium uterus untuk berkontraksi dan memendek.
Atonia Uteri adalah suatu kondisi dimana Myometrium tidak dapat berkontraksi dan
bila ini terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat melekatnya plasenta menjadi
tidak terkendali.Perdarahan obstetri sering disebabkan oleh kegagalan uterus untuk
berkontraksi secara memadai setelah pelahiran. Pada banyak kasus, perdarahan
postpartum dapat diperkirakan jauh sebelum pelahiran.
Pemberian Oktosin rutin pada kala III dapat mengurangi risiko perdarahan pospartum lebih dari
40%, dan juga dapat mengurangi kebutuhan obat tersebut sebagai terapi. Manajemen aktif kala III
dapat mengurangi jumlah perdarahan dalam persalinan, anemia, dan kebutuhan transfusi darah.
Kegunaan
utama oksitosin sebagai pencegahan atonia uteri yaitu onsetnya yang cepat, dan tidak
menyebabkan kenaikan tekanan darah atau kontraksi tetani seperti ergometrin. Pemberian
oksitosin paling bermanfaat untuk mencegah atonia uteri. Pada manajemen kala III harus dilakukan
pemberian oksitosin setelah bayi lahir. Aktif protokol yaitu pemberian 10 unit IM, 5 unit IV bonus
atau 10-20 unit per liter IV drip 100-150 cc/jam.
Analog sintetik oksitosin, yaitu karbetosin, saat ini sedang diteliti sebagai uterotonika untuk
mencegah dan mengatasi perdarahan pospartum dini. Karbetosin merupakan obat long-acting dan
onset kerjanya cepat, mempunyai waktu paruh 40 menit dibandingkan oksitosin 4-10 menit.
Penelitian di Canada membandingkan antara pemberian karbetosin bolus IV dengan oksitosin drip
pada pasien yang dilakukan operasi sesar. Karbetosin tern/yata lebih efektif dibanding oksitosin
6. Langkah-langkah Penatalaksanaan Atonia Uteri
Langkah penatalaksanaan & Alasan
1.Masase fundus uteri segera setelah lahirnya plasenta(maksimal 15 detik). Alasan: Masase merangsang
kontraksi uterus. Saat dimasase dapat dilakukan penilaia kontraksi uterus
2.Bersihkan bekuan darah adan selaput ketuban dari vaginadan lubang servik. Alasan: Bekuan darah dan
selaput ketuban dalam vagina dan saluran serviks akan dapat menghalang kontraksi uterus secara baik.
3.Pastikan bahwa kantung kemih kosong,jika penuh dapat dipalpasi, lakukan kateterisasi menggunakan teknik
aseptik. Alasan: Kandung kemih yang penuh akan dapat menghalangi uterus berkontraksi secara baik.
4.Lakukan Bimanual Internal (KBI) selama 5 menit . Alasan: Kompresi bimanual internal memberikan tekanan
langsung pada pembuluh darah dinding uterusdan juga merangsang miometrium untuk berkontraksi.
5.Anjurkan keluarga untuk mulai membantu kompresi bimanual eksternal (KBE). Alasan: Keluarga dapat
meneruskan kompresi bimanual eksternal selama penolong melakukan langkah-langkah selanjutnya
7.Berikan ergometrin 0,2 mg IM (kontraindikasi hipertensi) atau misopostrol 600-1000 mcg. Alasan: Ergometrin
dan misopostrol akan bekerja dalam 5-7 menit dan menyebabkan kontraksi uterus
Lanjutan…
8.Pasang infus menggunakan jarum 16 atau 18 dan berikan 500cc ringer laktat + 20 unit oksitosin. Habiskan 500
cc pertama secepat mungkin. Alasan: Jarum besar memungkinkan pemberian larutan IV secara cepat atau
tranfusi darah. RL akan membantu memulihkan volume cairan yang hilang selama perdarahan.oksitosin IV akan
cepat merangsang kontraksi uterus.
9.Ulangi kompresi bimanual internal. Alasan: KBI yang dilakukan bersama dengan ergometrin dan oksitosin atau
misopostrol akan membuat uterus berkontraksi
10. Rujuk segera Jika uterus tidak berkontaksi selama 1 sampai 2 menit, hal ini bukan atonia sederhana.
Alasan: Ibu membutuhkan perawatan gawat darurat di fasilitas yang mampu melaksanakan bedah dan tranfusi
darah
11. Dampingi ibu ke tempat rujukan. Teruskan melakukan KBI. Alasan: Kompresi uterus ini memberikan tekanan
langung pada pembuluh darah dinding uterus dan merangsang uterus berkontraksi
12. Lanjutkan infus RL +20 IU oksitosin dalam 500 cc larutan dengan laju 500 cc/ jam sehingga menghabiskan
1,5 I infus. Kemudian berikan 125 cc/jam. Jika tidak tersedia cairan yang cukup, berikan 500 cc yang kedua
dengan kecepatan sedang dan berikan minum untuk rehidrasi. Alasan: RL dapat membantu memulihkan
volume cairan yang hilang akibat perdarahan. Oksitosin dapat merangsang uterus untuk berkontraksi.
7.Manajemen Atonia Uteri
( Penatalaksanaan)
1. Resusitasi
Apabila terjadi perdarahan pospartum banyak, maka penanganan awal yaitu resusitasi dengan oksigenasi dan
pemberian cairan cepat, monitoring tanda-tanda vital, monitoring jumlah urin, dan monitoring saturasi oksigen.
Pemeriksaan golongan darah dan crossmatch perlu dilakukan untuk persiapan transfusi darah.
7. Histerektomi
Histerektomi peripartum merupakan tindakan yang sering dilakukan jika terjadi perdarahan pospartum masif
yang jmembutuhkan tindakan operatif. Insidensi mencapai 7-13 per 10.000 kelahiran, dan lebih banyak terjadi
pada persalinan abdominal dibandingkan vaginal.