Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP

kelompo
ASUHAN KEPERAWATAN TRAUMA KANDUNG KEMIH

Ani Rahmawati

Dimas Agung k5
Dea Amelia

Ega Rachma W
Ira Endah
Mega Wulan P

Rhena Fitriyani Salma Aina F Titin Kartini


Definisi Trauma
Kandung Kemih
Trauma kandung kemih adalah Trauma buli-buli atau trauma
suatu keadaan dimana vesika urinaria merupakan
keadaan
terjadinya ruda paksa pada
darurat bedah yang memerlukan
area vesika urianaria baik saat penatalaksanaan segera, bila tidak
vesika urinaria dalam keadaan ditanggulangi dengan segera dapat
Trauma bledder atau vesika
penuh ataupun tidak menimbulkan komplikasi seperti
urinaria merupakan keadaan
darurat bedah yang perdarahan hebat, peritonitis dan
memerlukan pelaksanaan sepsis
segera.
Bila tidak ditanggulangi
dengan segera dapat
menimbulkan komplikasi 
seperti peritoritis dan sepsis.
Klasifikasi

l
t o nea
aperi
e kst ih.
e
u p t ur g ke m
R dun ih
kan k em
01 u
a n d
re k onea
ung
l.
t t
Rup aperi
intr
02 l
ea
er iton
ntrap
tu re i l.
rup nea
i nasi erito
mb ap
Ko ekstr
dan
03
Etiologi
a. Kecelakaan lalu lintas atau kerja yang memnyebabkan b. Fraktur tulang panggul yang menyebabkan konstio dan
patah tulang pelvis ruptur buli-buli dibedakan 2  macam, yaitu :
1. Fraktur tulang panggul 1. Intra peritonial : peritenium yang menutupi bagian atas /
0
2. Ruptur kandung kemih latar belakang dinding buli-buli robek sehingga urune
langsung masuk kedalam rongga peritoneum.
3. Ruda paksa tumpul
2. Ekstra peritenium : peritoneum utuh,yang dikeluarkan dari
4. Ruda paksa tajam akibat luka tusuk dan tembak
rapuutra tetap berada diluar. Akibat luka tusuk misal ujung
5. Trauma pada tumpul pada panggul yang mengenai 05
pisau, peluru.
buli-buli 3. Didapati perforasi buli-buli uruine keluar melalui dinding
6. Trauma tembus buli-buli terus kekulit. Akibat manipulasi salah sewaktu

7. Akibat manipulasi yang salah sewaktu melakukan 06


melakukan traans uretetol resection, misalnya sewaktu
tumor buli, operasi prostat, dan lain-lain.
oprasi trans uretral resection (TUR)
Patofisiologi

Bila buli-buli yang penuh dengan urune mengalami trauma, maka akan terjadi
peningkatan tekanan intra vesikel dapat menyebabkan contosio buli-buli pecah keadaan ini
dapat menyebabkan rutura intraperitonial.
Secara anatomik buli-buli atau bledder terletak didalam rongga pelvis sehingga
jarang mengalami cidera. Ruda paksa kandung kemih karena kecelakaan kerja dapat
menyebabkan fragmen patah tulang pelvis sehingga mencederai buli-buli. Jika faktur tulang
panggul dapat menimbulkan kontusio atau ruptur kandung kemih,tetapi hanya terjadi memar
pada diding buli-buli dengan hematura tanpa ekstravasasi urin.Ruda paksa tumpul juga dapat
menyebabkan ruptur buli-buli terutama bia kandung kemih penuh atau dapat kelainan
patogenik seperti tuber colosis,tumor atau obtruksi sehingga rudapaksa kecil menyebabkan
ruptur.
Manifestasi Klinik
a. Gejala utama adalah adanya darah dalam air kemih atau kesulitan untuk berkemih. Rasa sakit di area panggul dan perut bagian
bawah.Sering buang air kecil atau sukar menahan keinginan berkemih (ini terjadi jika bagian terbawah kandung kemih mengalami
cedera).
b. Umumnya fraktyur tulang dan pelvis disertai pendarahan hebat sehingga jarang penderita datang dalam keadaan anemik bahkan
sampai syok
c. Pada abdomen ,bagian bawah tampak jelas atau hematom dan terdapat nyeri tekan pada daerah supra publik ditempat hematom
d. Pada ruptur buli-buli intraperitonial urine yang seriong masuk kerongga peritonial sehingga memberi tanda cairan intra abdomen
dan rangsangan peritonial.
e. Lesi ekstra peritonial memberikan gejala dan tanda infitrat urine dirongga peritonial yang sering menyebabkan septisema.
f. Nyeri supra publik baaik publik maupun saat palpasi
g. Hematuria
h. Ketidakmapuan buang air dkesil
i. Ekstravasase urine
j. Suhu tubuh meningkat
k. Syok
l. Tanda-tanda peritonitis
Pemeriksaan Diagnostik

1. Hematokrit menurun
2. Cystografi : menunjukkan ekstravasase urine vesika urinaria dapat
pindah atau tertekan yaitu suatu prosedur di mana pewarna
radioaktif (senyawa kontras) yang dapat dilihat dengan X-
ray, disuntikkan ke dalam kandung kemih.
3. Prosedur selanjutnya adalah dengan melakukan CT scan atau X-ray
untuk melihat kebocoran. Sementara untuk luka kandung kemih yang
terjadi selama prosedur operasi biasanya diketahui tepat pada
waktunya sehingga rangkaian tes tersebut tidak perlu dilakukan.
 
Komplikasi

Urosepsis
Klien lemah akibat anemia
Penatalaksanaan
a. Atasi syok dan perdarahan.
b. Istirahat baring sampai hematuri hilang.
c. Bila ditemukan fraktur tulang punggung disertai ruftur vesica urinaria intra peritoneal dilakukan operasi
sectio alta yang dilanjutkan dengan laparatomi.
d. Robekan kecil (laserasi) bisa diatasi dengan memasukkan kateter ke dalam uretra untuk mengeluarkan air
kemih selama 7-10 hari dan kandung kemih akan membaik dengan sendirinya.
e. Untuk luka yang lebih berat, biasanya dilakukan pembedahan untuk menentukan luasnya cedera dan untuk
memperbaiki setiap robekan. Selanjutnya air kemih dibuang dari kandung kemih dengan menggunakan 2
kateter, 1 terpasang melalui uretra (kateter trans-uretra) dan yang lainnya terpasang langsung ke dalam
kandung kemih melalui perut bagian bawah (kateter suprapubik).Kateter tersebut dipasang selama 7-10 hari
atau diangkat setelah kandung kemih mengalami penyembuhan yang sempurna.
Konsep Asuhan Keperawatan Trauma Kandung Kemih
1. Pengkajian
a. Data Subyektif
1) Rasa nyeri pada kandung kemih (nyeri abdomen bawah atau nyeri di daerah
suprapubik) dapat disebabkan oleh distensi yang berlebihan atau infeksi kandung
kemih. Perasaan ingin kencing, tenesmus nyeri ketika mengejan) dan
disuria terminal (nyeri pada akhir urinari) sering diumpai.
2) Pasien mengatakan kadang tidak bisa buang air kecil dan keluar darah dari uretra
3) Pasien selalu menanyakan tindakan yang akan dilakukan
b. Data Obyektif
4) Pada saat urin dipantau kadang terdapat darah dan hematuria atau perdarahan
segar bisa terjadi
5) Gelisah, cemas
6) Ekspresi wajah ketakutan
7) Takikardi
8) Tekanan darah meningkat
a. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Kandung Kemih
1.Inspeksi
Perhatikan abdomen bagian bawah, kandung kemih adalah organ berongga yang mampu membesar untuk mengumpulkan dan mengeluarkan
urin yang dibuat ginjal
2. Perkusi
- Pasien dalam posisi terlentang
- Perkusi dilakukan dari arah depan
- Lakukan pengetukan pada daerah kandung kemih, daerah suprapubis
3. Palpasi
05
Lakukan palpasi kandung kemih pada daerah siprapubis
- Normalnya kandung kemih terletak di bawah simfisis pubis tetapi setelah membesar eregang ini dapat terlihat distensi pada area suprapubis
- Bila kandung kemih penuh akan terdengar dullness atau redup
- 06
Paa kondisi yang berarti urin dapat dikeluarkan secara lengkap pada kandung kemih. Kandung kemih tidak teraba. Bila ada obstruksi urin
normal maka urin tidak dapat dikeluarkan dari kandung kemih maka akan terkumpul. Hal ini mengakibatkan distensi kandung kemih yang
bisa di palpasi di daerah suprapubis
a. Pemeriksaan Pembantu
Tes buli-buli :
- Buli – buli dikosongkan dengan kateter, lalu dimasukkan 500ml
larutan garam faal yang sedikit melibihi kapasitas buli-buli
- Kateter di klem sebentar, lalu dibuka kembali, bila selisihnya
cukup besar mungkin terdapat rupture buli-buli.
Diagnosa Keperawatan

“ 1. Resiko infeksi berhubungan dengan kateterisasi


2. Cemas berhubungan dengan syok hipovolemik
3. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan trauma bleder

Intervensi Keperawatan

No
Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan

NIC:
1. Resiko infeksi
b.d
NOC:
• Immune status • Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien
kateterisasi • Knowledge : infection control lain
• Risk control • Batasi pengunjung bila perlu
Kriteria hasil : • Instrusikan pada pengunjung untuk cuci
• Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi tangan dan setelah berkunjung
• Mendeskripsikan proses penularan penyakit, meninggalkan pasien
factor yang memprngaruhi penularan serta • Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik
penatalaksanaannya dan local
• Menunjukan kemampuan untuk mencegah • Monitor kerentanan terhadap infeksi
timbulnya infeksi • Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan
• Jumlah leukosit dalam batas normal gejala infeksi
Menunjukan perilaku hidup sehat • Ajarkan cara menghindari infeksi
• Laporkan kecurigaan infeksi
No
Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan
2. Cemas NOC: NIC :
berhubungan • Kontrol kecemasan • Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
• Gunakan pendekatan yang menenangkan
dengan syok • Koping Setelah dilakukan asuhan • Jelaskan semua prosedur dan apa yang
hipovolemik keperawatan selama klien kecemasan dirasakan selama prosedur
teratasi dgn kriteria hasil: • Temani pasien untuk memberikan
• Klien mampu mengidentifikasi dan keamanan dan mengurangi takut
mengungkapkan gejala cemas • Berikan informasi faktual mengenai
• Mengidentifikasi, mengungkapkan dan diagnosis, tindakan prognosis
• Libatkan keluarga untuk mendampingi klien
menunjukkan tehnik untuk mengontol • Instruksikan pada pasien untuk
cemas menggunakan tehnik relaksasi
• Vital sign dalam batas Normal • Dengarkan dengan penuh perhatian
• Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa • Identifikasi tingkat kecemasan
tubuhdan tingkat aktivitas • Bantu pasien mengenal situasi yang
menunjukkan berkurangnya menimbulkan kecemasan
• Dorong pasien untuk mengungkapkan
kecemasan perasaan, ketakutan, persepsi
• Kelola pemberian obat anti cema s
No
Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan

3. Gangguan
eliminasi urine
NOC: NIC:
• Perawatan retensi urin
Pengawasan urin
berhubungan • Mengatakan keinginan untuk BAK
Kriteria hasil: • Menentukan pola BAK
dengan trauma
bleder • Mengataka keinginan untuk BAK • Mengatakan dapat BAK dengan teratur
• Menentukan pola BAK • Waktu yang
• Mengatakan dapat BAK dengan • adekuat antara keingian BAK dan
teratur mengeluarkan BAK ke toilet
• Waktu yang adekuat antara • Bebas dari kebocoran urin sebelum dengan
BAK
keinginan BAK dan • Mampu memulai dan mengakhir aliran BAK
mengeluarkan BAK ke • Mengosakan kandung kemih secara
toilet komplet
• Bebas dri kebocoran urin sebelum
BAK
Thank you

Anda mungkin juga menyukai