Premenstrual sindrome (PMS) atau sindrom menjelang menstruasi merupakan suatu keadaan dimana
sekumpulan gejala yang terjadi pada wanita yang di sarasakan ± 4 - 7 hari sebelum menstruasi dan akan
menghilang ketika menstruasi dimulai Nugroho & Utama, 2014).
Kegiatan sehari-hari yang dilakukan wanita sering kali mengalami kebosanan dan stress yang
berakibat pada kehilangan konsentrasi dan perubahan status kesehatan (Mulyono, 2002). Faktor
stress salah satu pemicu Premenstrual Syndrome (PMS) (Wikipedia, 2009). Stress adalah respon
tubuh yang tidak spesifik yang mengaalami penekanan, baik secara intrenal maupun eskternal
dengan respon tubuh secara fisik maupun emosional (Hahn dan Payne, 2003).
Tujuan Umum
Tujuan umum pada penelitian ini yaitu untuk dikegetahuainya meliki hubungan atau tidak
Stress dengan Kejadian Premestrual Syndrome pada Mahasiswi STIKes Muhammadiyah
Palembang.
Tujuan Khusus
1. Diketahunya hubungan Stress dengan Kejadian Premestrual Syndrome mahasiswi
STIKes Muhammadiyah Palembang
2. Diketahui tingkat stress pada mahasiswi STIKes Muhammadiyah Palembang
3. Diketahui kejadian Premenstrual Syndrome pada mahasiswi STIKes Muhammadiyah
Palembang
Manfaat Penelitian
Definisi
Menstruasi adalah perdarahan pervaginaan yang di akibatkan dari pelepasan endometrium
pada uterus baik secara periodik maupun siklik sebagai tanda organ reproduksi berfungsi
secara matang (Heffner Lj, Schust DJ. At a Glance, 2011).
waktunya berkisar 3-7 hari. Mestruasi terjadi pada saat pubertas (menarche) dan terkhir
pada fase menopouse terkecuali saat kehamilan (Arikunto,2010).
Menstruasi buakanlah penyakit tetapi dapat terjadi masalah-masalah menstruasi termasuk
perubahan lam siklus mestruasi, aliran, warna atau konsentrasi darah, dan gejala
premnstruasi Syndrome (Rowland, 2001).
Konsep Premenstrual Syndrome
Definisi
Premenstrual sindrome (PMS) atau sindrom menjelang menstruasi merupakan suatu
keadaan dimana sekumpulan gejala yang terjadi pada wanita usia subur yang timbul secara
teratur dan berkaitan dengan siklus menstruasi (Nugroho et al., 2014).
Waktunya berkisar 4 - 7 hari sebelum menstruasi dan akan menghilang ketika menstruasi
dimulai. Perubahan fisik, perubahan mental dan perubahan suasana hati merupakan
beberapa gejala yang ditimbulkan dari Premenstrual Syndrome (Nugroho & Utama, 2014).
PMS kadang-kadang dirasakan terus-menerus sampai berhentinya darah menstruasi
(Prawiroharjo, 2005)
Etiologi
1) Faktor hormonal
Ketidakseimbangan hormon eterogen dan progesteron mengakibatakan adanya perubahan retensi cairan dan
natrium sehingga menimbulakan potensi timbulnya gejala-gejala premenstruasi Syndrome (Heri dan Namora,
2010).
2) Faktor kimiawi
Kadar serotonin dapat mempengaruhi timbulnya gejala- gejala pada Premenstrual Syndrome. Jika terjadi
penurunan kadar serotonin dapat mempengaruhi suasana hati sehingga menimbulkan perubahan fisik,
psikologi, dan prilaku pada seseorang (Rodiani dan Annisa Rusfiana, 2016).
Next...
3) Faktor genetik
Riwayat anggota keluaraga terutama nenek atau ibu kemunkinan bisa seorang anak mengalami premestrual
Syndrome (Ernawati dkk, 2017).
4) Faktor psikologis
Seseorang yang mengalami penekanan psikologis terus-menerus akan menyebabkan stress. Stress dapat
mepengaruhi terjadinya gejala Premenstrual Syndrome (Ramadani, 2013).
Pengobatan alternatif
Latihan peregangan dan relaksasi
Pengobatan cina contohnya akupuntur
Konsep Stress
Definisi
Sedangkan menurut Alimul Hidayat (2011) merupakan respon tubuh yang tidak
spesifik terhadap tuntan atau beban. Stress ditentukanoleh suasana hati dan
kondisi kehidupan yang sedang dialami.
Jika stress terjadi terus menerus dan menyebabkan stress yang lebih berat akan
menimbulakan keluhan yang menggau jika individu tidak bisa memanajemen
stress (Susuningdiah Sri Hartantu dkk, 2018).
Etiologi
Penyebab stress salah satunya adalah stressor. Stressor merupakan semua faktor yang
mempengaruhi timbulnya setress yang menggangu keseimbangan dalam tubuh
(Padilla, 2013).
Menurut Arbi dan Ambarini(2018) dimana stress psikologis disebakan karena
gangguan organ, fungsi jarimga, struktur dan sistemik sehinga menimbulkan fungsi
yang abnormal. Stress proses pertumbuhan dan perkembangan, disebabkan oleh
gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi hingga tua. Penyebab
stress psikologis seperti labelling dan prasangka, ketidak kepuasan pada diri sendiri,
kekejaman, konflik, kurang percaya diri, faktor ekonomi, emosi labil, dan kehamilan.
Sedangkan menurut Aiska (2014) bahwa faktor status usia, jenis kelamin, status
perkawinan, pendidkan terakhir,masa kerja damn beban kerja berpengaruh terhadap
tingkat stress.
Manifestasi Klinis
tahap –tahapan stress yang dikemukakakn oleh Robert J Ambreg dalam yosep (2010: 52-
54) (2):
Stress tahap 1
Tahapan ini merupakan tingkatan stress yang paling ringan dan biasanya menjadikan
seseorang bertambah semangat, tetapi tanpa disadari cadangan energinya sedang
menipis.
Stress tahap 2
Dalam tahapan ii dampak yang semula menyenamngkan mulai menghilang dabn
timbul keluhan- keluhan dikarena cadangan energi yang tidak lagi cukup sepanjang hari.
Stress tahap 3
Pada tahap ini keluhankeletihan semakin nampak disertai dengan gejala-gejala otot-
otot menegang, perasaan tegang yang semakin menngkat, serta menjadikan sebagai
gangguan tidur.
Stress tahap 4
Tahap ini sudah menjunjukkan keadaan yang lebih buruk yang ditandai dengan mulai
Dampak Stress
Menurut Sarafino (2008) dalam (2019) meyatakan bahwa dampak stress ada 2 aspek yaitua:
Aspek biologis
Dampak biologis seperti sakit kepala, gangguan tidur( tidur tidak nyenyak), gangguan
pencernan, hilangya nafsu makan, gagguan kulit, dan tubuh banyak memporduksi keringat.
Aspek psikikologis
Gejala kognitif yaitu daya ingat menurun, kurnag konsentrasi
Gejala emosi yaitu mudah, marah, kecemasan, dedih dan depresi
Gejala tingkah laku yaitu mudah menyalahkan orang lain dan mencari kesalahn orang lain.
Kerangka teori
pppp
Faktor hormonal
Faktor sosio
demografi 1. Penurunan
Faktor Psikologis kadar hormon
1. Umur
(stress) progeteron
2. Ststus
2. Peningkatan
perkawinan
kadar hormon
3. Pernah/tidak
Faktor genetik esterogen
melahirkan
4. Pendidikan (riwayat keluarga)
5. Pendapatan Kejadian
6. Usia manarche Gejala premenstrual
premenstrual
7. Tempat tinggal syndrome
syndrome
Kerangka konsep dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan
variabel dependen. Variabel dependen adalah Premestrual Syndrome, sedangkan
variabel independen adalah stress.
Desain Penelitian
Populasi dan Sampel Penelitian
Tempat dan Waktu Penelitian
Tehnik Pengumpulan Data
Instrumen Penelitian
Pengolahan dan Analisis Data premenstrul
Desain Penelitian
Jenis penelitian ini dilakukan dengan mengunakan
desain penelitan “Deskriptif korelatif”dengan
desain “Cross-Sectional”. Yaitu penelitian yang
hanya untuk mengambarakan variabel dan tidak
dibandingkan atau dibedakan. Observasi atau
pengukuran dilakuka mengamati dengan satu kali
pengamatan (Sopiyudin Dahlan, 2014).
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi semester 3 di Stikes
Muhammadiyah Palembang.
Sampel
Teknik Sampling dalam penelitian ini adalah “Non Probability Sampling” dengan
cara “ Purposive Sampling” yaitu dengan mengambil sebagian sampel sesui dengan
kriteria untuk menjadi sampel (Sugiyono, 2009: 85). Sampel dalam penelitian ini adalah
mahasiswi semester III dengan jumlah 92 sampel.
Next...
Rumus pengambilan sampel purposive yaitu:
n=
dimana:
n = besar sampel
= nilai Z pada derajat kepercayaan 1- (1,96)
= proporsi hal yang diteliti (0,55)
= tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan (0,1)
= jumlah populasi (92)
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat pelaksanan penelitian dilakukan di STIKes Muhammadiyah
Palembang. Dilaksanakan pada tanggal 20 – 30 November 2019.
Tehnik Pengumpulan Data
Sumber data
Data Primer (lembar observasi )
Data sekunder (data BAAK STIKes Muhammadiyah Palembang)
Prosedur pengumpulan data
Dengan izin dari Prodi SI Keperawatan, peneliti menemui respondendi raung kelas yang ada dan menjelaskan
Tujuan penelitian.
Populasi adalah responden dengan pengambilan sampel sesui dengan kriterian penelitain dengan 92 reaponden
Peneliti mengucapakan salam dan perekenalan diri.
Menjelaskan tujuan, manfaat, prosedur pengumpulan data kepada calon responden
Mempersilahkan responden untuk mendatagani lembar persetujian sebagai pernyataan setuju menjadi
responden (informed Condent).
Mempersilakan responden untuk mengisi lembar observasi.
Selama pengisisn lembar observasi responden diberikan kesempatan untuk bertanya kepada peneliti jika ada
rahan yang tidak dimengerti.
Peneliti mengucapkan hamdalah dan mengucapkan terima kasih untuk kerja samanya.
Next...
Prosedur pengumpulan data
Dengan izin dari Prodi SI Keperawatan, peneliti menemui respondendi raung kelas yang ada
dan menjelaskan Tujuan penelitian.
Populasi adalah responden dengan pengambilan sampel sesui dengan kriterian penelitain dengan
92 reaponden
Peneliti mengucapakan salam dan perekenalan diri.
Menjelaskan tujuan, manfaat, prosedur pengumpulan data kepada calon responden
Mempersilahkan responden untuk mendatagani lembar persetujian sebagai pernyataan setuju
menjadi responden (informed Condent).
Mempersilakan responden untuk mengisi lembar observasi.
Selama pengisisn lembar observasi responden diberikan kesempatan untuk bertanya kepada
peneliti jika ada rahan yang tidak dimengerti.
Peneliti mengucapkan hamdalah dan mengucapkan terima kasih untuk kerja samanya.
Setelah hasil terkumpul, peneliti melakukan analisa data.
Instrumen Penelitian
Alat pengimpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah
lembar observasi atau kuesioner yang terdirai dari data demografi
berupa inisial nama. Umur, jenis kelamin, dan beberapa pertanyaan
terkait dengan Premenstrual Syndrome.
Pengolahan dan Analisis Data premenstrul
Editing, yitu kegiatan untuk penegcekan dan perbaikan isian formulir
Coding, yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi tada
angka atau bilangan (pengkodeaan)
Entry data yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden dalam
bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan dalam program
Cleaning yaitu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan
adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan, dan
sebagainya.kemudian dilakukan pembenaran atau koreksi
Analisa Data
Analisis Bivariate
Analisa bivariate untuk mengetahui hubungan anatara dua variabel yang
bersangkutan yaitu stress dan premenstrual syndrom. Dilakukan
menguankan bantuan program komputer.