Anda di halaman 1dari 38

PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN STRESS WANITA DENGAN KEJADIAN PREMENSTUASI


SYNDROME PADA MAHASISWA TINGKAT II DI STIKES
MUHAMMADIYAH PALEMBANG

KURNIA ULFAH SHOVIYATI


21116044
BAB I
PENDAHULUAN
 Latar Belakang
 Rumusan Masalah
 Tujuan
 Manfaat
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Premenstrual sindrome (PMS) atau sindrom menjelang menstruasi merupakan suatu keadaan dimana
sekumpulan gejala yang terjadi pada wanita yang di sarasakan ± 4 - 7 hari sebelum menstruasi dan akan
menghilang ketika menstruasi dimulai Nugroho & Utama, 2014).

Kegiatan sehari-hari yang dilakukan wanita sering kali mengalami kebosanan dan stress yang
berakibat pada kehilangan konsentrasi dan perubahan status kesehatan (Mulyono, 2002). Faktor
stress salah satu pemicu Premenstrual Syndrome (PMS) (Wikipedia, 2009). Stress adalah respon
tubuh yang tidak spesifik yang mengaalami penekanan, baik secara intrenal maupun eskternal
dengan respon tubuh secara fisik maupun emosional (Hahn dan Payne, 2003).

WHO (Word Health Organization), Premenstrul Syndrome memiliki prevelensi di


negara-negara Asia di bandingkan negara-negara barat (Mohammadirizi & Kordi,
2013).

Di indonesia, angka prevelensi yaitu 60-70 % mengalami Premenstrual


Syndrome sedang dan berat. Dengan perbandinagn 85 % dari seluruh
populasi wanita produktif (Novita, 2013)
Rumusan Masalah

 Perubahan hormonal adalah salah satu faktor premenstruasi sindrome seperti


ketidakseimbangan progesteron, dan esterogen. Hal ini lah yang dapat mengagu sistem
serotonis dan menyebabkan masalah pada psikologis yaitu stress. gejala psikologis sepert
penurunan minat untuk beraktivitas, emosi menjadi labil, perubahan nafsu makan
(ngidam), mudah marah, sulit untuk berkonsentrasi, cemas, dan lelah

 Berdasarkan uraian di atas maka peneliti akan


merumuskan untuk melakukan penelitian Hubungan
Stress dengan Kejadian Premestrual Syndrome.
 
Tujuan Penelitian

 Tujuan Umum
Tujuan umum pada penelitian ini yaitu untuk dikegetahuainya meliki hubungan atau tidak
Stress dengan Kejadian Premestrual Syndrome pada Mahasiswi STIKes Muhammadiyah
Palembang.

 Tujuan Khusus
1. Diketahunya hubungan Stress dengan Kejadian Premestrual Syndrome mahasiswi
STIKes Muhammadiyah Palembang
2. Diketahui tingkat stress pada mahasiswi STIKes Muhammadiyah Palembang
3. Diketahui kejadian Premenstrual Syndrome pada mahasiswi STIKes Muhammadiyah
Palembang
Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis Manfaat Aplikatif


 Penelitian ini diharapkan dapat memberi  Bagi Peneliti
informasi demi pegembangan ilmu pengetahuna Menambah wawasan dan pengalaman baru dalam
di bidang keperawatan mengenai hubungan Stress penelitian
dengan Kejadian Premestrual Syndrome.  Bagi Institut Pendidikan
Sebagai bahan masukan untuk menegmbangan ilmu
pengetahuna tentang Premenstrual Syndrome terutama
dalam hubungan dengan stress.
 Bagi lahan Penelitian
Dapat menembah wawasan dan informasi kepada
mahasiswi tentang masalah Premnstrual Syndrome.
Sehingga mahasiswi dapat melakukan pencegahana untuk
menghibdari terjadinya Premenstrual Syndrome.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
 Konsep Menstruasi
 Konsep Premenstrual Syndrome
 Konsep Stress
Konsep Menstruasi

Definisi
 Menstruasi adalah perdarahan pervaginaan yang di akibatkan dari pelepasan endometrium
pada uterus baik secara periodik maupun siklik sebagai tanda organ reproduksi berfungsi
secara matang (Heffner Lj, Schust DJ. At a Glance, 2011).
 waktunya berkisar 3-7 hari. Mestruasi terjadi pada saat pubertas (menarche) dan terkhir
pada fase menopouse terkecuali saat kehamilan (Arikunto,2010).
 Menstruasi buakanlah penyakit tetapi dapat terjadi masalah-masalah menstruasi termasuk
perubahan lam siklus mestruasi, aliran, warna atau konsentrasi darah, dan gejala
premnstruasi Syndrome (Rowland, 2001).
Konsep Premenstrual Syndrome

Definisi
 Premenstrual sindrome (PMS) atau sindrom menjelang menstruasi merupakan suatu
keadaan dimana sekumpulan gejala yang terjadi pada wanita usia subur yang timbul secara
teratur dan berkaitan dengan siklus menstruasi (Nugroho et al., 2014).
 Waktunya berkisar 4 - 7 hari sebelum menstruasi dan akan menghilang ketika menstruasi
dimulai. Perubahan fisik, perubahan mental dan perubahan suasana hati merupakan
beberapa gejala yang ditimbulkan dari Premenstrual Syndrome (Nugroho & Utama, 2014).
 PMS kadang-kadang dirasakan terus-menerus sampai berhentinya darah menstruasi
(Prawiroharjo, 2005)
Etiologi
1) Faktor hormonal
Ketidakseimbangan hormon eterogen dan progesteron mengakibatakan adanya perubahan retensi cairan dan
natrium sehingga menimbulakan potensi timbulnya gejala-gejala premenstruasi Syndrome (Heri dan Namora,
2010).

2) Faktor kimiawi
 Kadar serotonin dapat mempengaruhi timbulnya gejala- gejala pada Premenstrual Syndrome. Jika terjadi
penurunan kadar serotonin dapat mempengaruhi suasana hati sehingga menimbulkan perubahan fisik,
psikologi, dan prilaku pada seseorang (Rodiani dan Annisa Rusfiana, 2016).
Next...
3) Faktor genetik
Riwayat anggota keluaraga terutama nenek atau ibu kemunkinan bisa seorang anak mengalami premestrual
Syndrome (Ernawati dkk, 2017).

4) Faktor psikologis
Seseorang yang mengalami penekanan psikologis terus-menerus akan menyebabkan stress. Stress dapat
mepengaruhi terjadinya gejala Premenstrual Syndrome (Ramadani, 2013).

5) Faktor gaya hidup


Faktor yang berhubungan dengan PMS terdiri atas aktivitas fisik (Suryono et al, 2008), pola tidur (Suryono
dan Sejati, 2009), asupan zat gizi mikro (Suryono dan Sejati, 2009), dan status gizi (Masho dkk,2005).
Next...
6) Faktor sosio-demografi
 Umur
 Status perkawinan
 Pendidikan
 Penah atau tidak melahirkan
 Pendapatan
 Usia menarche
Manifestasi klinis
 Menurut Ramadani (2012) gejala yang sering ditmbulkan seperti
perubahan fisik diatranya timbunya jerawat, lemah dan lesu,
perubahan nafsu makan (ngidam), mudah merasa lapar (food
cravings), gangguan saluran pencernaaan, nyeri pada kepala ,
payudara, perut bagian bawah, dan punggung. Sedangkan gejala
yang ditimbulkan dari emosi dan perilaku seperti emosi mejadi labil
(mood swings) Iritabilitas (mudah tersingguang, depresi, cemas,
gangguan tidur).
 
Klasifikasi
Menurut Clark (2004) dalam Suparman (2012) dikelompokan berbagi keluhan atau gejala premenstrul
syndome keluhan mayor penderita sebagai berikut:
 Tipe A (anxiety) : Ansietas, irittabilitas, insomnia, dan ketegangan sarak akibar peningkatan hormon
eterogen dan progesteron.
 Tipe H (hydration) : retensi air, perubahan berat bedan, nyeri pada payudara, dan edema akibat dari
kenaikan hrmon esterogen dan aldosteron, serta dopamin.
 Tipe C (craving) : sakit kepala, palpitasi, pusing, pingsan dan keletihan akibat dari kenaikan pengikat
untuk insulin dari karbohidrat dan mengidam manis.
 Tipe D (depression) : depresi, gangguan tidur (imsomnia), dan kecendreunagan bunuh diri. Akibat dari
penurunan hormon esterogen dan peningkatan hormon progesteron, hipotiroidisme, ketidak
seimbangan androgen, predisposisi genetik, atau pningkatan kadar prolaktin.
 Tipe O (other) : Dismenorea, perubahan kebiasaan BAB dan BAK, keringat dingin, tumbuhnya jerawat
neri pada bagian tubuh tertentu.
Penatalaksaan
Menurut Komalasari (2010) untuk mengatasi atau mencegah terjadinya Premenstrual
Syndrome dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
 Menbuat buku catatan harian gejala-gejala yang muncul paling sedikit 3 bulan terakhir.
 Mengubah pola hidup sehat, seperti:
 Olahraga teratur
 Diet rendah lemak,rendah garam, tinggi karbohidrat sekurang kurangnya 45 gram
protein per hari
 Meghindari minuman yang mengandung alkohol, kafein, dan produk susu
 Latihan penurunan setress
 Mencukupi asupan kalsium
Next...
 Mengonsumsi suplemen sesuai dengan tipe Premenstrual yang dialami,
tetapi jika gaya hidup sehat hidup suplemen tidak bermanfaat. berikut
suplimen yang dikonsumsi sesuai dengan tipe peremenstrual Syndrome,
yaitu:
 Tipe A: magnesium dam menggurangi produk susu
 Tipe H: vitamin B6, E dan magnesium
 Tipe C: vitamin B, C , Magnesium dan zink
 Tipe D: Vitamin B dan magnesium

 Pengobatan alternatif
 Latihan peregangan dan relaksasi
 Pengobatan cina contohnya akupuntur
Konsep Stress
Definisi
 Sedangkan menurut Alimul Hidayat (2011) merupakan respon tubuh yang tidak
spesifik terhadap tuntan atau beban. Stress ditentukanoleh suasana hati dan
kondisi kehidupan yang sedang dialami.
 Jika stress terjadi terus menerus dan menyebabkan stress yang lebih berat akan
menimbulakan keluhan yang menggau jika individu tidak bisa memanajemen
stress (Susuningdiah Sri Hartantu dkk, 2018).
Etiologi
 Penyebab stress salah satunya adalah stressor. Stressor merupakan semua faktor yang
mempengaruhi timbulnya setress yang menggangu keseimbangan dalam tubuh
(Padilla, 2013).
 Menurut Arbi dan Ambarini(2018) dimana stress psikologis disebakan karena
gangguan organ, fungsi jarimga, struktur dan sistemik sehinga menimbulkan fungsi
yang abnormal. Stress proses pertumbuhan dan perkembangan, disebabkan oleh
gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi hingga tua. Penyebab
stress psikologis seperti labelling dan prasangka, ketidak kepuasan pada diri sendiri,
kekejaman, konflik, kurang percaya diri, faktor ekonomi, emosi labil, dan kehamilan.
 Sedangkan menurut Aiska (2014) bahwa faktor status usia, jenis kelamin, status
perkawinan, pendidkan terakhir,masa kerja damn beban kerja berpengaruh terhadap
tingkat stress.
Manifestasi Klinis
tahap –tahapan stress yang dikemukakakn oleh Robert J Ambreg dalam yosep (2010: 52-
54) (2):
 Stress tahap 1
Tahapan ini merupakan tingkatan stress yang paling ringan dan biasanya menjadikan
seseorang bertambah semangat, tetapi tanpa disadari cadangan energinya sedang
menipis.
 Stress tahap 2
Dalam tahapan ii dampak yang semula menyenamngkan mulai menghilang dabn
timbul keluhan- keluhan dikarena cadangan energi yang tidak lagi cukup sepanjang hari.
 Stress tahap 3
Pada tahap ini keluhankeletihan semakin nampak disertai dengan gejala-gejala otot-
otot menegang, perasaan tegang yang semakin menngkat, serta menjadikan sebagai
gangguan tidur.
 Stress tahap 4
Tahap ini sudah menjunjukkan keadaan yang lebih buruk yang ditandai dengan mulai
Dampak Stress
Menurut Sarafino (2008) dalam (2019) meyatakan bahwa dampak stress ada 2 aspek yaitua:
Aspek biologis
 Dampak biologis seperti sakit kepala, gangguan tidur( tidur tidak nyenyak), gangguan
pencernan, hilangya nafsu makan, gagguan kulit, dan tubuh banyak memporduksi keringat.

Aspek psikikologis
 Gejala kognitif yaitu daya ingat menurun, kurnag konsentrasi
 Gejala emosi yaitu mudah, marah, kecemasan, dedih dan depresi
 Gejala tingkah laku yaitu mudah menyalahkan orang lain dan mencari kesalahn orang lain.
  
Kerangka teori
pppp
Faktor hormonal
Faktor sosio
demografi 1. Penurunan
Faktor Psikologis kadar hormon
1. Umur
(stress) progeteron
2. Ststus
2. Peningkatan
perkawinan
kadar hormon
3. Pernah/tidak
Faktor genetik esterogen
melahirkan
4. Pendidikan (riwayat keluarga)
5. Pendapatan   Kejadian
6. Usia manarche Gejala premenstrual
  premenstrual
7. Tempat tinggal syndrome
syndrome
 

Faktor gaya hidup


1. Aktivitas visik
2. Asupan
Faktor kimiawi
perodoksin Gambar: 2.1
3. Asupan 1. Perubahan
kalsium kadar serotonin Sumber: Saryono dan sejati (2009),
4. Asupan 2. Defisiensi Masho,dkk(2005), Amjad,dkk (2014)
magnesium endorfin
5. Pola tidur
6. Status gizi
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI, OPERASIONAL,
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
 Kerangka Konsep
 Definisi Operasional
 Hipotesis
Kerangka Konsep

 Kerangka konsep dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan
variabel dependen. Variabel dependen adalah Premestrual Syndrome, sedangkan
variabel independen adalah stress.

  Variabel Independen Variabel Dependen

Stress Premenstrual Syndrome


Definisi Operasional
 Definisi Operasonal adalah konsep untuk menguji kesempurnaan melaluai seperangakat
petunjuk yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan diukur suatu variabel. Defini
oreperasinal varibel suatu aitem dalam istrumen penelitian (Sugiono,2014:3).
No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
1. Variabel independen: respon tubuh yang tidak spesifik Lembar kuesioner dan 1. skor 0-23 = ordinal
Stress yang mengaalami penekanan, baik DASS 42 (Depression normal
secara intrenal maupun eskternal Anxiety Stress Scale 42) yang 2. skor 24-33 =
dengan respon tubuh secara fisik telah dimonifikasi stress ringan
maupun emosional 3. skor 34-52 =
stress sedang
4. skor 53-73 =stress
berat
5. skor ≥ 75 sengat
berat
2. Variabel Dependen: Kumpulan gejala fisik dan psikis Pengisisn lembar Kuesioner 1. tidak ada gejala Ordinal
Premenstrual yang dialami oleh wanita pada 4- (Shortened hingga ringan jika
Syndrome 10 hari sebelum menstruasi datang PremenstruaAssesmen from skor total <30
mulai dalam siklus mestruasi (sPAF) 2. gejala sedang
terakhir hingga berat, jika
skor total ≥30
Hipotesis
 Ada hubungan antar stress dengan kejadian Premenstrual Syndrome pada
mahasiswi Tingkat II di STIKes Muhammadiyah Palembang
BAB IV
METODE PENELITIAN

 Desain Penelitian
 Populasi dan Sampel Penelitian
 Tempat dan Waktu Penelitian
 Tehnik Pengumpulan Data
 Instrumen Penelitian
 Pengolahan dan Analisis Data premenstrul

Desain Penelitian
 Jenis penelitian ini dilakukan dengan mengunakan
desain penelitan “Deskriptif korelatif”dengan
desain “Cross-Sectional”. Yaitu penelitian yang
hanya untuk mengambarakan variabel dan tidak
dibandingkan atau dibedakan. Observasi atau
pengukuran dilakuka mengamati dengan satu kali
pengamatan (Sopiyudin Dahlan, 2014).
 
Populasi dan Sampel Penelitian
 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi semester 3 di Stikes
Muhammadiyah Palembang.

 Sampel
Teknik Sampling dalam penelitian ini adalah “Non Probability Sampling” dengan
cara “ Purposive Sampling” yaitu dengan mengambil sebagian sampel sesui dengan
kriteria untuk menjadi sampel (Sugiyono, 2009: 85). Sampel dalam penelitian ini adalah
mahasiswi semester III dengan jumlah 92 sampel.
Next...
  Rumus pengambilan sampel purposive yaitu:
n=
 dimana:
 n = besar sampel
 = nilai Z pada derajat kepercayaan 1- (1,96)
 = proporsi hal yang diteliti (0,55)
 = tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan (0,1)
 = jumlah populasi (92)
Tempat dan Waktu Penelitian
 Tempat pelaksanan penelitian dilakukan di STIKes Muhammadiyah
Palembang. Dilaksanakan pada tanggal 20 – 30 November 2019.
Tehnik Pengumpulan Data
 Sumber data
Data Primer (lembar observasi )
Data sekunder (data BAAK STIKes Muhammadiyah Palembang)
Prosedur pengumpulan data
 Dengan izin dari Prodi SI Keperawatan, peneliti menemui respondendi raung kelas yang ada dan menjelaskan
Tujuan penelitian.
 Populasi adalah responden dengan pengambilan sampel sesui dengan kriterian penelitain dengan 92 reaponden
 Peneliti mengucapakan salam dan perekenalan diri.
 Menjelaskan tujuan, manfaat, prosedur pengumpulan data kepada calon responden
 Mempersilahkan responden untuk mendatagani lembar persetujian sebagai pernyataan setuju menjadi
responden (informed Condent).
 Mempersilakan responden untuk mengisi lembar observasi.
 Selama pengisisn lembar observasi responden diberikan kesempatan untuk bertanya kepada peneliti jika ada
rahan yang tidak dimengerti.
 Peneliti mengucapkan hamdalah dan mengucapkan terima kasih untuk kerja samanya.
Next...
Prosedur pengumpulan data
 Dengan izin dari Prodi SI Keperawatan, peneliti menemui respondendi raung kelas yang ada
dan menjelaskan Tujuan penelitian.
 Populasi adalah responden dengan pengambilan sampel sesui dengan kriterian penelitain dengan
92 reaponden
 Peneliti mengucapakan salam dan perekenalan diri.
 Menjelaskan tujuan, manfaat, prosedur pengumpulan data kepada calon responden
 Mempersilahkan responden untuk mendatagani lembar persetujian sebagai pernyataan setuju
menjadi responden (informed Condent).
 Mempersilakan responden untuk mengisi lembar observasi.
 Selama pengisisn lembar observasi responden diberikan kesempatan untuk bertanya kepada
peneliti jika ada rahan yang tidak dimengerti.
 Peneliti mengucapkan hamdalah dan mengucapkan terima kasih untuk kerja samanya.
 Setelah hasil terkumpul, peneliti melakukan analisa data.
 
Instrumen Penelitian
 Alat pengimpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah
lembar observasi atau kuesioner yang terdirai dari data demografi
berupa inisial nama. Umur, jenis kelamin, dan beberapa pertanyaan
terkait dengan Premenstrual Syndrome.
Pengolahan dan Analisis Data premenstrul
 Editing, yitu kegiatan untuk penegcekan dan perbaikan isian formulir
 Coding, yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi tada
angka atau bilangan (pengkodeaan)
 Entry data yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden dalam
bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan dalam program
 Cleaning yaitu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan
adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan, dan
sebagainya.kemudian dilakukan pembenaran atau koreksi
Analisa Data
 Analisis Bivariate
Analisa bivariate untuk mengetahui hubungan anatara dua variabel yang
bersangkutan yaitu stress dan premenstrual syndrom. Dilakukan
menguankan bantuan program komputer.

 Uji korelasi spearman


Jika data tidak terdistribusi normal, amak akan dilakukan uji hipotesis
dan dilakuakan melalui uji korelasi spearman dengan bantuan
komputer untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara stress dan
premnstrual syndrome.
DAFTAR PUSTAKA
1) Kaunang, Vindy Dortje, dkk. (2019). Gambaran Tingkat Stress Pada Lansia. E-journal Keperawatan (e-
Kp). Vol. 7. No. 2
2) Budianto, Caesario Ari, dkk. (2018). Studi Pengaruh warna Interior Rung Rawat Inap Terhadap Tingkat
Stress pasien (Studi Kasus RSIA di Surabaya). Jurnal desain Interior. Vol. 3. No. 2
3) Bong, Maria Theresia, Mudayatiningsih, Sri dan Susmini. (2019). Hubungan Pengetahuan Ibu Tenetang
Monopause dengan Tingkat Stress. Nursing News. Vol. 4. No. 1
4) Being, Well. (2018). Hubungan Antara Tingkat Ibu Stress Dengan Kejadian Premenstrual Syndrome Pada
Mahasiswi Di Asrama Putri STIKes Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang. Vol. 3. No. 1
5) Puspasari, Heny. (2019). Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Putri Terhadap Kejadian
Menghadapi Premestrual Syndrome. Syntax Idea. Vol. 1, No. 1
6) Adlama, Fungsu. (2018). Korelasi Tingkat Stress dengan Kejadian Sindrom Premenstruasi pada
Mahasiswi. Journal of Health Science and Prevention. Vol. 2(1)
7) Sari, Bulan Purnama dan Priyanto. (2018). Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Sindrom Premenstruasi
pada Siswi SMA Wirausaha Bandung Tahun 2016. Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas. Vol. 1. No. 2
Next...
5) Puspasari, Heny. (2019). Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Putri
Terhadap Kejadian Menghadapi Premestrual Syndrome. Syntax Idea. Vol. 1, No. 1
6) Adlama, Fungsu. (2018). Korelasi Tingkat Stress dengan Kejadian Sindrom Premenstruasi
pada Mahasiswi. Journal of Health Science and Prevention. Vol. 2(1)
7)Sari, Bulan Purnama dan Priyanto. (2018). Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Sindrom
Premenstruasi pada Siswi SMA Wirausaha Bandung Tahun 2016. Jurnal Ilmu Keperawatan
Maternitas. Vol. 1. No. 2
8) Komalasri, Renata. (2010). Buku Saku Kebidanan. Jakrta. Penerbit Buku Kedokteran: EGC
9) Putra, Sitiatava Rizema. (2013). Pengantar Ilmu Gizi dan Diet. Jogjakarta: D- Medika
10) Hasan, Aliah B. Purwakiana. (20080. Pengantar Psikologi Kesehatan Islam. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
11) Dahla, M. Sopiyudin. (2014). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan deskriptif, Bivariat,
dan Multivariat, Dilengkapi Aplikasi Menggunakan SPSS. Jakarta: Epidemiologi Indonesia
12) Sastroasmoro, Sudigdo dan Ismael, sofyan. (2014). Dasar-Dasar Metodelogi penelitian Klinis.
Jakarta: Sagung Seto
Thank you...

Anda mungkin juga menyukai