Anda di halaman 1dari 24

KOLIK RENAL

Anatomi
Pemeriksaan Penunjang
• Darah rutin • Urinalisis
• Berat jenis 1,015
• Hb 13,2 • Epitel (+)
• Jamur (-)
• Leukosit 11.300 • pH 5,5
• Bakteri (-)
• Eritrosit 4,1 juta • Nitrit (+)
• Kristal (-)
• Trombosit • Keton (-)

431.000 •
Warna kuning
Glukosa (-)
• Darah (-)
• Urobilinogen 1.0
• Leukosit 10-15/LPB
• Kejernihan agak keruh
• Eritrosit 8-10
• Bilirubin (-)
• Albumin (-)
• Silinder (-)
• Esterase leukosit (-)
DEFINISI KOLIK RENAL
• Definisi: nyeri pinggang hebat yang datangnya mendadak, hilang-
timbul (intermitten) yang terjadi akibat spasme otot polos untuk
melawan suatu hambatan. Perasaan nyeri bermula di daerah
pinggang dan dapat menjalar ke seluruh perut, ke daerah inguinal,
testis, atau debris yang berasal dari ginjal dan turun ke ureter.4
EPIDEMIOLOGI
• Insiden tahunan sekitar 1-2 kasus /1000 orang.
• Risikonya lebih tinggi 3 kali pada laki-laki dibanding perempuan.
Risiko rata-rata 5-12% dari total populasi yang menderita BSK di USA.
• Frekuensi berulang kolik renal ini pada pasien yang telah menderita
batu ginjal yaitu sekitar 60-80% atau rata-rata 50% setelah 10 tahun.
• Penyakit ini sering pada kulit putih dan pada iklim tropis.
• Risiko menderita BSK pada riwayat keluarga penderita BSK 3 kali lebih
besar.
ETIOLOGI kolik renal
Faktor intrinsik
•Herediter (keturunan)
•Usia (paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun)
•Jenis kelamin (lebih sering pada laki-laki)

Faktor ekstrinsik
•Asupan air : kurang asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yg dikonsumsi
dapat meningkatkan insiden BSK
•Diet : diet tinggi purin, oksalat, dan kalsium
•Pekerjaan : sering dijumpai pada orang yang banyak duduk atau kurang aktivitas
•Geografi/daerah tempat tinggal
•Iklim dan temperatur
KLASIFIKASI KOLIK RENAL
• Kolik renal tipikal
Nyeri ini terjadi disekitar dermatom T-10 sampai dengan S-4. keseluruhan
proses ini terjadi selama 3-18 jam . Ada 3 fase dalam serangan kolik renal
akut, yaitu :
- Fase akut/onset
- fase konstan / plateau
- Fase hilangnya nyeri
• Kolik renal atipikal
- Kolik renal dapat disertai muntah muntah hebat, mual, diare, ataupun nyeri
ringan.
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi
• Batu saluran kemih dapat tetap berada dalam parenkim ginjal atau sistem
pengumpul ginjal atau diteruskan ke ureter dan kandung kemih. Selama
perjalanan, batu dapat mengiritasi ureter dan dapat tersangkut, menghambat
aliran urin dan menyebabkan hidroureter dan kadang-kadang hidronefrosis
Manifestasi Klinis Kolik Renal

Pada anamnesis akan ditemukan gejala-gejala berupa


nyeri hilang timbul yang menjalar dari punggung, perut bagian bawah,
genital dan bagian dalam paha
Nyerinya bersifat mendadak dan hilang timbul.
Selain itu dapat pula ditemukan mual dan muntah
demam
gangguan berkemih yaitu nyeri kandung kemih terasa di bawah pusat,
terasa nyeri saat buang air kecil, polakisuria, hematuria, anuria, oliguria
Diagnosis Kolik renal
• Anamnesis
• Keluhan yang dirasakan dan onset?
• Riwayat penyakit pada saluran urogenital sebelumnya? (pernah mengalami cedera,
infeksi, hematuria, batu atau pembedahan pada saluran kemih)
• Diet rendah serat?
• Riwayat konsumsi obat yang dapat menimbulkan keluhan berkemih
• Sulit menahan BAK? nokturia? Frekuensi bertambah saat miksi dibanding
sebelunya?
• Nyeri saat BAK? nyeri pinggang? BAK terputus putus?
• Rasa tidak puas saat akhir miksi?
• Riwayatminum air?
• Pekerjaan?
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan fisik umum : keadaan umum, kesan sakit, TTV
• Pemeriksaan fisik urologi :
Sudut kostovertebra : Nyeri tekan, nyeri ketok, dan pembesaran ginjal
 Supra simfisis : Nyeri tekan, teraba batu, buli kesan penuh
Genitalia eksterna : Teraba batu di uretra
Colok dubur : Teraba batu di buli-buli (palpasi bimanual)
• Pemeriksaan penunjang (laboratorium)
• Darah rutin
• Fungsi ginjal (ureum,kreatinin)
• Urinalisa
• Elektrolit
• Pemeriksaan penunjang (radiologi)
• USG
• Foto abdomen
• CT-Scan
TATALAKSANA KOLIK RENAL
Tatalaksana awal :
• Primary survey
 Pemasangan IV line
 Tirah baring

Tatalaksana lanjut :
Terapi medikamentosa -> Dianjurkan untuk batu yang ukurannya <5mm
• Pemberian analgesik
• Pemberian diuretik
Tatalaksana
• Operasi terbuka (invasif) -> dapat dilakukan pada batu ginjal, batu
ureter, dan batu buli-buli
• Operasi endoskopi -> dapat dilakukan pada batu ginjal, ureter, buli-
buli, uretra, dengan melakukan litroripsi
• ESWL (non-invasif)
Extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL)
Menggunakan gelombang kejut untuk menghancurkan batu menjadi
fragmen kecil sehingga batu keluar bersama urin. Batu kalsium oksalat
dihidrat, asam urat, dan ammonium magnesium fosfat lebih lunak dan
mudah dihancurkan dengan ESWL.
Kontraindikasi : ISK akut, perdarahan yang tidak terkoreksi, kehamilan,
sepsis, serta obstruksi batu distal
Endourologi
Merupakan tindakan invasif yang minimal untuk mengeluarkan batu
saluran kemih, yaitu dengan memecah batu dan mengeluarkannya dari
saluran kemih melalui alat yang dimasukkan langsung ke dalam saluran
kemih
Tindakan Bedah
Tindakan pembedahan :
 Bedah laparoskopi
 Bedah terbuka (Pielolithotomi atau nefrolitothomi, Ureterolithotomi,
Vesicolithotomi, Nefrektomi )

Pasca operasi dilakukan monitoring terhadap perdarahan, urin outputm


tanda infeksi, asupan cairan, serta lakukan imobilisasi secara bertahap.
 
Diagnosis Banding
• Ureterolithiasis
KOMPLIKASI KOLIK RENAL
• Infeksi
• Hidronefrosis
• Obstruksi ginjal bilateral
• Nyeri refrakter
• Penurunan fungsi ginjal
• Kelainan anatomi di ureter
Prognosis
• Prognosis dari batu saluran kemih  tergantung pada letak, besar,
ada atau tidaknya infeksi dan obstruksi
• Semakin besar batu  semakin buruk prognosisnya
• Makin besar kerusakan jaringan dan adanya infeksi karena faktor
obstruksi dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal  prognosis
buruk

Anda mungkin juga menyukai