Anda di halaman 1dari 29

CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) DAN ARBITRAGE PRICING THEORY (APT)

 Manajemen Investasi Dan Pasar Modal


KELOMPOK 6 :
 Muhammad Zakie Isma’il
(1810313310021)
 Bima Restu Alamsyah
(1810313210045)
 Muhamad Ihza Nurhasani
(1810313310049)
 Rasid Rusadi (1810313110014)

Add a Footer 2
CAP ITAL AS S ET
P RICING MODEL
( CAP M)
SUBTITLE GOES HERE

Add a Footer 3
CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM)

Capital Asset Pricing Model atau CAPM adalah hubungan


sistematis antara resiko dan perkiraan pengembalian dari
aset, terutama saham. CAPM banyak digunakan dalam
dunia finansial untuk menilai saham yang beresiko dan
menghitung perkiraan pengembalian dari resiko aset tadi
dan biaya modal.

Add a Footer 4
Pengertian CAPM dalam sebuah model bisa menjelaskan hubungan
antara perkiraan pengembalian dan resiko investasi dari sebuah aset.
Dengan menggunakan model ini, kita bisa mengetahui potensi
pengembalian dari sebuah saham dalam resikonya dibandingkan
dengan kondisi resiko pasar yang ada saat ini.

CAPM cukup baik untuk menilai resiko dan keuntungan dari modal
aset mulai dari satu saham, proyek investasi sampai aset portofolio
sekalipun. Karena itu penerapannya tidak hanya terbatas pada saham
saja, walaupun pada prakteknya, lebih banyak diterapkan oleh
investor pada satu saham tertentu.

Add a Footer 5
Mengapa Capital Asset Pricing Model (CAPM) diperlukan

Formula CAPM banyak digunakan untuk menghitung WACC atau 


Weighted Average Cost of Capital, dimana CAPM menghitung harga suatu
saham. WACC pada akhirnya dapat lebih lanjut digunakan untuk menentukan
Net Present Value atau NPV dari cash flow sebuah aset dan menghitung lebih
lanjut nilai perusahaan kemudian pada akhirnya harga saham yang dimilikinya.

beberapa alasan model ini bertahan selama lebih dari 40 tahun terakhir.

 Model ini hanya menggunakan resiko sistematis, dimana kenyataannya


banyak investor yang memiliki divesifikasi portofolio

 Secara teori, merupakan turunan dari hubungan potensi keuntungan dan


resiko sistimatis. Dimana banyak terbukti secara akademis

 Secara umum, CAPM merupakan metode yang lebih baik dalam menghitung
biaya saham dibandingkan DGM atau Dividend Growth Model karena juga
membandingkan resiko pasar secara menyeluruh.

Add a Footer 6
RUMUS CAPITAL ASSET
PRICING MODEL (CAPM)
Rumus CAPM bisa dihitung dengan hubungan dari perkiraan
untung dari sebuah aset dan resikonya seperti berikut:

ER = R + β (ER – R )

ERi = Prakiraan untung investasi


Rf = Tingkat resiko
βi = Beta investasi
ERm = Prakiraan untung pasar
(ERm – Rf) = Premi resiko pasar

Add a Footer 8
Sebagai seorang investor harus mendapatkan keuntungan atas
setiap resiko dan waktu yang sudah dihabiskan dalam perbandingan
dengan uang yang diinvestasikan. Rf atau tingkat resiko dalam formula
CAPM mewakili nilai uang. Sedangkan komponen lain dalam formula
CAPM berarti resiko tambahan yang ditanggung oleh investor.

Beta investasi menghitung berapa besar resiko investasi yang akan


diterapkan dalam portofolio di pasar investasi. Jika sebuah saham lebih
beresiko dari pasar, nilai beta lebih dari satu. Sedangkan jika beta kurang
dari satu, maka rumus tersebut akan menerapkan resiko yang lebih
rendah daripada portofolio.

Nilai beta dari sebuah saham kemudian dikalikan dengan premi


resiko pasar. Baru kemudian dijumlahkan dengan beta saham, dimana
dapat memberikan investor prakiraan pengembalian untuk menentukan
nilai dari sebuah aset.

Add a Footer 9
Cara menghitung Capital Asset
Pricing Model (CAPM)

• contoh perhitungan CAPM: seorang investor mengevaluasi sebuah saham


yang memiliki harga Rp. 10.000 per lembar hari ini yang akan mampu
membayarkan dividen sebesar 3% per tahun. Saham ini memiliki nilai beta
saat dibandingkan dengan pasar senilai 1,3. Maka seharusnya saham ini
memiliki resiko yang lebih besar dibandingkan pasar. Selain itu, jika kita
mengambil asumsi tingkat resiko sebesar 3% dan mengharapkan pasar
untuk meningkat nilainya sebesar 8% per tahun.

• Nilai perkiraan pengembalian dari saham tersebut berdasarkan perhitungan


CAPM adalah 9,5%.

Add a Footer 10
ERi = Rf + βi (ERm – Rf)
ERi = 3% + 1,3 (8% – 3%)
ERi = 9,5%

K e m u n g k i n a n ke u n t u n g a n b e r d a s a r k a n C A P M
d a p a t d i g u n a k a n u n t u k m e n g h i t u n g ke m b a l i
p e n g u r a n g a n d a r i d i v i d e n d a n d e p r e s i a s i
n i l a i d a r i s e b u a h s a h a m d a l a m s e b u a h k u r u n
w a k t u t e r t e n t u . J i k a n i l a i n a n ti n y a s a m a
d e n g a n R p . 1 0 . 0 0 0 m a k a C A P M
m e n g i n d i k a s i k a n s a h a m t e r s e b u t c u k u p
b e r n i l a i y a n g r e l a ti f d e n g a n r e s i k o n y a .

Add a Footer 11
Nilai BETA dalam rumus Capital Asset
Pricing Model (CAPM)

• Dalam model ini, beta merupakan satu-satunya variabel dalam menghitung resiko dari sebuah
saham. Nilai ini menghitung volatilitas relatif dari sebuah saham, dan membandingkan 
volatilitas dari pasar secara menyeluruh. Jika harga saham bergerak sama persis dengan pasar,
maka beta dari saham tersebut adalah 1. Sebagai perbandingan, jika beta dari sebuah saham
adalah 1,5, saham akan meningkat nilainya sebesar 15% untuk setiap 10% nilai pasar yang
naik. Sebaliknya jika pasar turun 10% maka saham bisa turun nilainya sebesar 15%.

• Beta didapatkan dari analisa statistik saham terkait, dan dibandingkan dengan pendapatan
harian dari pasar dalam jangka waktu yang serupa. Perbandingan ini bisa menjadi tolak ukur
dalam penentuan resiko dan keuntungan dari sebuah saham, dan hubungannya dengan pasar
saham terkait.

• Perhitungan menggunakan beta ini mampu menjelaskan bahwa investasi yang lebih beresiko
seharusnya mampu menawarkan premi dibandingkan tingkat bebas resiko dari sebuah saham.
Jumlah tingkat bebas resiko bisa dihitung dengan perkalian premi pasar saham dengan beta.
Dengan kata lain, sangat mungkin, dengan mengetahui nilai individu dari CAPM, untuk
menentukan nilai saat ini dari sebuah saham akan konsisten dengan potensi keuntungan yang
dimilikinya.

Add a Footer 12
Asumsi Capital Asset Pricing Model
(CAPM)

• Capital Asset Pricing Model atau CAPM mengukur resiko sebuah aset
dan hubungannya dengan portofolio yang kamu miliki. Ia juga
mempertimbangkan tingkat pengembalian dari saham dan
kontribusinya dalam resiko portofolio secara keseluruhan. Dalam
CAPM, hanya resiko sistematis yang bisa menentukan nilai
pengembalian dari aset terkait. Berikut beberapa asumsi batasan
dalam perhitungan CAPM.

Add a Footer 13
TITLE
1. Investor perhitungan
6. Akses bebas ke semua informasi yang
tersedia
2. Memaksimalkan modal sebaik mungkin 7. Ada aset bebas resiko dan tidak ada
batasan dari pinjaman dalam tingkat
bebas resiko
3. Pilihan perhitungan resiko dan keuntungan
8.Tidak adanya perhitungan pajak atau
biaya transaksi
4. Ekspektasi resiko dan keuntungan yang sama
9. Ketersediaan aset tetap

5. Waktu yang seharusnya

Add a Footer 14
Penerapan Capital Asset
Pricing Model (CAPM)

Bayangkan jika kita ingin menambahkan sebuah saham dalam


portofolio kita dengan harga Rp. 100.000. Kita bisa menggunakan
model ini untuk menentukan nilai saham tersebut, dan memprediksi
keuntungan yang bisa diperoleh. Misalnya keuntungan tahunannya
sebesar 13%. Keuntungan tersebut nantinya dapat kita bandingkan
dengan performa perusahaan yang lalu dan perhatikan jika
ekspektasi tersebut cukup realistis. Kemudian kita bisa
mempertimbangkan keuntungan saham sebesar 13% ini beserta
resikonya untuk masuk dalam portofolio yang kamu miliki.

Kita disini sebagai pemilik portofolio bisa menggunakan observasi


untuk mengevaluasi kembali aset yang kita miliki. Jika beberapa aset
ternyata memiliki performa dibawah rata-rata atau malah
meningkatkan resiko portofolio secara keseluruhan, kita bisa
mengambil keputusan untuk menggantinya dengan aset yang
memiliki performa yang lebih baik.

Add a Footer 15
T EO R I AR B I T R AG E
P R I CI N G TH EO RY
( APT )
SUBTITLE GOES HERE

Add a Footer 16
Teori Ar b i t ra ge Pr i ci n g T h eor y (APT )

• Capital Asset Pricing model (CAPM) bukanlah satu-satunya teori yang mencoba
menjelaskan bagaimana suatu aktiva ditentukan harganya oleh pasar. Ross (1976)
merumuskan suatu teori yang disebut sebagai Arbitrage Pricing Theory (APT). Seperti
halnya CAPM, APT menggambarkan hubungan antara risiko dan pendapatan, tetapi
dengan menggunakan asumsi dan prosedur yang berbeda. Tiga asumsi yang mendasari
model Arbitrage Pricing Theory (APT) adalah: (Reilly, 2000)

a) Pasar Modal dalam kondisi persaingan sempurna

b) Para Investor selalu lebih menyukai kekayaan yang lebih daripada kurang dengan
kepastian

c) Hasil dari proses stiochstic artinya bahwa pendapatan aset dapat dianggap sebagai K
model faktor.

Add a Footer 17
Teori Ar b i t ra ge Pr i ci n g T h eor y (APT )

Untuk menghitung pendapatan sekuritas yang diharapkan pada model APT dapat digunakan
rumus sebagai berikut

E(Ri,t) = ai + bi1F1t + bi2 F2t + ... ... + bik Fkt + eit 

Keterangan : 

E(Ri,t) = Tingkat pendapatan yang diharapkan sekuritas i pada periode t

ai = Konstanta

bik = Sensitivitas pendapatan sekuritas i terhadap faktor k pada periode t

Fkt = Faktor k yang mempengaruhi pendapatan pada periode t

eit = random error

•  

Add a Footer 18
Konsep dasar Arbitrage Pricing
Theory (APT)

 Arbitrage Pricing Theory adalah sebuah model asset pricing yang didasarkan pada sebuah gagasan
bahwa pengembalian sebuah aset dapat diprediksi dengan menggunakan hubungan yang terdapat
diantara aset yang sama dan faktor-faktor resiko secara umum. Model anlisis ini Arbitrage Pricing
Theory (APT) dikembangkan oleh Stephen Ross pada tahun 1976 (Husnan, 1998: 197).

Teori ini memprediksi hubungan tingkat pengembalian sebuah portofolio dan pengembalian dari
aset tunggal melalui kombinasi linear dari banyak variabel makro ekonomi yang mandiri. 

APT pada dasarnya menggunakan pemikiran yang menyatakan bahwa dua kesempatan investasi yang
mempunyai karkteristik yang identic sama tidaklah bisa dijual dengan harga yang berbeda. Konsep
yang digunakan adalah hokum satu harga (the law one price). Apabila aktiva yang berkarakteristik
sama tersebut terjual dengan harga yang berbeda, maka akan terdapat kesempatan untuk
melakukan arbitrage dengan membeli aktiva yang berharga murah dan pada saat yang sama
menjualnya dengan harga yang lebih tinggi sehingga memperoleh laba tanpa risiko.

Add a Footer 19
Konsep dasar Arbitrage Pricing
Theory (APT)

Tingkat keuntungan dari setiap sekuritas yang diperdagangkan di pasar


keuangan terdiri dari dua komponen, yaitu :

1. Tingkat keuntungan yang normal atau yang diharapkan.

2. Tingkat keuntungan yang tidak pasti atau berisiko.

Tingkat keuntungan suatu sekuritas dapat ditulis menjadi R = E(R) + U


R = Tingkat keuntungan actual
E(R) = tingkat keuntungan yang diharapkan
U = keuntungan yang tidak terduga

Add a Footer 20
R i s i k o s i s t e m a ti s d a n ti d a k s i s t e m a ti s

1. Sumber resiko dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :


Systematic risk, yang merupakan resiko yang mempengaruhi semua (banyak) perusahaan

2. Unsystematic risk, yang merupakan resiko yang mempengaruhi satu (sekelompok kecil)
perusahaan Karena systematic dengan unsystematic risk tersebut akan mempengaruhi bagian
keuntungan uanecpected. Maka tingkat keuntungan yang diperoleh oleh pemodal dapat
dituliskan sebagai berikut

    R=E(R)+U

       =E(R)+m+є

Keterangan :
m = resiko sistematis juga disebut resiko pasar atau market risk, yang mempengaruhi semua
perusahaan
є = resiko tidak sistematis, atau spesifikasi untuk perusahaan tertentu.

Add a Footer 21
R i s i k o s i s t e m a ti s d a n b e t a

Misalkan tingkat, bunga meningkat lebih besar dari yang diharapkan. Semua perusahaan akan
terkena dampaknya, hanya saja intensitasnya mungkin berbeda antara perusahaan yang satu
dengan yang lain. Tingkat kepekaan ini diukur oleh beta. Semakin peka perubahannya semakin
tinggi betafakto faktor tersebut. Karena itu perusahaan-perusahaan mungkin mempunyai negative
interest rate beta. Sebaliknyafaktor pertumbuhan ekonomi (atau GNP) mungkin sekali mempunyai
beta yang positif (positive GNP beta).

Add a Footer 22
R i s i k o S i s t e m a ti s d a n B e t a

• Arbitrage pricing untuk satu faktor

Persamaan arbitrage pricing untuk satu faktor (artinya harga satu aktiva hanya ditentukan oleh
satu faktor) bisa dunyatakan sebagai berikut

    E(Ri) = λ0 + λ1b1

E(Ri) adalah tingkat keuntungan yang diharapkan untuk sekuritas i, λ0 adalah tingkat keuntungan
untuk portofolio dengan beta nol, b1 adalah kepekaan aktiva i terhadap faktor yang
dipertimbangkan, dan λ1 adalah premi resiko atas faktor tersebut.

23
Pengujian Empiris APT

Data historis dan model berdasarkan ekspetasi (pengharapan) dalam CAMP. Salah satu masalah
dalam pengujian CAMP adalah CAMP ditulis dengan bentuk ekspektasi (pengharapan). Pengujian
empiris dengan demikian harus melihat proksi untuk variabel pengharapan tersebut. Tentu saja
hal tersebut merupakan masalah yang sangat sulit karena pengharapan sangat sulit diobservasi.

Model tersebut menunjukan bahwa data historis nampaknya bisa digunakan untuk menguji
CAMP. Tetapi ada tiga asumsi yang mendasari model tersebut :

1) Model pasar berlaku untuk setiap periode

2) Model CAMP berlaku umtuk setiap periode

3) Beta stabil selama waktu pengamatan

Add a Footer 24
Pengujian empiris CAMP

Beberapa implikasi dari CAMP bisa ditarik, yaitu :

1. Semakin besar risiko sistematis pasar (bi) akan semakin tinggi tingkat keuntungan asset
tersebut

2. Hubungan antara risiko sistematis dengan tingkat keuntungan (return) besifat linier

3. Hanya risiko sistematis yang dikompensasi oleh kenaikan tingkat keuntungan (return). Risiko
atau faktor lainnya tidak ada hubungannya dengan return.

Add a Footer 25
 Pengujian Empiris CAMP

Rit – Rft = αi + βi (RMi  - Rft) + eit

Untuk mengatasi masalah tersebut, menggunakan variabel instrumen.

Rit =ϒo1 + ϒit  βi + ϒ2t + βi2+ ϒ3t sei + ηit

Mereka lebih lanjut untuk melihat apakah pasar berada dalam kondisi keseimbangan (fair game).

Pengujian oleh fama dan MacBeth (1973). Fama dan Macbeth (1973)

Add a Footer 26
• Model empiris

 Empiris adalah pola-pola yang muncul tersebut kemungkinan hanya muncul karena kebetulan.
Pola yang teramati tersebut mungkin tidak nyata.

 Berangkat dari anomal-anomali yang telah ditemukan, fama dan French (1992) berargumentasi
bahwa garis SML seharusnya dipengaruhi oleh tiga faktor.

• Beta CAMP

• Size(ukuran ) saham

• Nilai buku saham dibagi dengan nilai pasar saham ( book-to-market ratio).

Add a Footer 27
TITLE:

#STAY AT HOME

Add a Footer 28
THANK YOU

Add a Footer 29

Anda mungkin juga menyukai