Rahmatan
1807101030030
Pembimbing: dr. Sri Hastuti, Sp.S
+
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
+
DEFINISI
2. Sedang: 9-13
Hilang kesadaran > 10 menit tetapi kurang dari 6 jam
Dapat tidak atau ditemukan definisit neurologis, Amnesia pasca cedera selama <
7 hari(bisa positif atau negative)
3. Berat : 3-8
Hilang kesadaran > 6 jam
Ditemukan defenisit neurologis
Amnesia pasca trauma > 7 hari
+
Berdasarkan lokasi
1. Perdarahan epidural akut (EDH)
Volume perdarahan <30 cc atau ketebalan <15mm atau midline shift < 5 mm atau GCS > 8 bisa
dilakukan terapi non-operatif
Pasien dengan EDH akut atau GCS<9 atau pupil anisokor sebaiknya dilakukan operasi secepat
mungkin
SDH dengan ketebalan >10mm atau midline shift >5mm harus dievakuasi dengan nilai GCS
berapapun juga
SDH dengan ketebalan <10mm atau midline shift <5mm harus dievakuasi jika GCS turun 2 poin
dari waktu cedera sampai masuk rumah sakit, fungsi pupil abnormal atau TIK >20 mmHg
+
dengan GCS 6-8 dengan volume lesi frontal atau temporal >20cc dengan midline shift >5mm
atau volume lesi apapun >50cc.
Fraktur : depresi, dasar tengkorak ("mata rakun", "Battles tanda" (posterior memar auricular),
CSF kebocoran, darah di saluran telinga atau di belakang membran timpani)
Wajah : memeriksa untuk patah tulang wajah, luka intraoral, air mata frenulum
Leher: imobilisasi dengan pasang penyangga leher jika cedera medula spinalis tidak bisa
dikesampingkan klinisnya
Nilai normal :
4 spontan 6 mengikuti perintah 5 babling 9
Lahir sampai 6 bulan :
3 dipanggil 5lokalisasi terhadap nyeri 4 iritable, menangis 1 sampai 2 tahun : 11
2 sampai 5 tahun : 12
Lebih dari 5 tahun : 15 (10)
2 rangsangan nyeri 4 menarik flesi 3 menangis bila dirangsang nyeri
1. tidak adarespon
+
Pemeriksaan penunjang
Radiologis :
1. Foto Polos Kepala AP/lat
2. Foto Servical Lateral
3. CT-Scan Kepala (Kontras/NonKontras)
+
Tatalaksana
Survey primer :
Menilai dan mengamankan jalan napas dan memastikan tulang belakang servikal tidak
ada tanda cedera dan imobilisasi
• Menilai sirkulasi, mendapatkan akses IV, dan dimulai resusitasi cairan jika ada indikasi (tanda-tanda
hipovolemia/ syok)
• Tentukan tingkat kesadaran menggunakan Glasgow Coma Scale atau skala AVPU (mencatat setiap tanda asimetri
di ekstremitas), dan memeriksa ukuran pupil, simetri dan reaksi terhadap cahaya.
+
Cedera Kepala Ringan
• Pasien cedera kepala ringan dengan gejala sakit kepala, mual dan muntah diberikan cairan
•Pasien harus diobservasi minimal dalam 24 jam pertama untuk memastikan tidak ada
perburukan neurologis.
•Gejala neurologis : menurun GCS atau muntah persisten > 4 jam setelah masuk memerlukan
penilaian ulang +/- pencitraan kepala.
• Manajemen selanjutnya tergantung kepada kondisi pasien dan hasil CT scan. Apabila ada hasil
CT scan yang abnormal maka pasien perlu perawatan di rumah sakit
+
Cedera Kepala Sedang dan Berat
Memantau tekanan intrakranial (TIK) dan menurunkannya apabila
meningkat
Elevasi kepala 300
Mengoptimalkan oksigenasi otak dan tekanan perfusi serebral
Mencegah masalah sistemik dan secondary brain insults
Terapi edema otak
Pencegahan kejang
Pembedahan dekompresi
+
LAPORAN KASUS
+ Identitas pasien
Nama : Muhammad Siddiq
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 2 tahun
Alamat : Nagan Raya
No CM : 1-21-21-27
Tanggal Masuk : 21 Juni 2019
Tanggal Periksa : 25 Juni 2019
+ Anamnesis
Keluhan Utama
Nyeri Kepala
Pasien rujukan dari rumah sakit Meulaboh datang dengan keluhan nyeri kepala hebat setelah
terjatuh dan kepala terbentur mengenai dinding tembok. Awal mulanya pasien sedang bermain dan
berlari-lari di teras masjid kemudian pasien terjatuh dan kepala terbentur mengenai tembok dinding
masjid. Pada saat kejadian, keluarga pasien mengatakan pasien tidak pingsan maupun kejang, tetapi pada
area luka kepala keluar darah sangat banyak, lalu telinga dan mulut pasien juga keluar darah kental
kurang lebih sebanyak 100 cc disertai lebam di kedua mata pasien, Riwayat keluar darah dari hidung
disangkal. Riwayat muntah tanpa diawali dengan mual dengan frekuensi 2x berisi makanan dan air
setelah kejadian dan pasien kembali muntah sebanyak 2x dirumah sakit berisi air saja. Riwayat
kelemahan anggota gerak disangkal.
+ Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit Epilepsi dan kejang-kejang sebelumnya
disangkal
Riwayat Pengobatan
Keadaan Umum
Kesadaran : E3M5V5
Nadi : 110x/menit
Pernafasaan : 24x/menit
Suhu : 37,8oC
Wong Baker Faces : 8
+
Antropometri
Berat Badan : 13 kg
Tinggi/panjang badan : 100 cm
Lingkar Kepala : 45 cm
Riwayat Imunisasi
Lengkap : (Hb-0, BCG 1x, Combo 3x
(DPT, Hepatitis B, HIB),Polio 4 x)
Luka : ada
Jumlah : Satu
Lokasi : Kepala bagian belakang
Ukuran : 5X3 cm
Tepi : Ireguler
Permukan : tidak rata
+
Status Generalis
1. Kulit
Sianosis : tidak ada
Ikterus : tidak ada
Edema : disekitar luka robek
+ 2. Kepala dan Leher
Ukuran : normocephali
Mulut : Darah (+), sianosis (-), bibir kering (+), pucat (+)
Leher : TVJ R-2 cmH2O, deviasi (-), massa (-), pembesaran Kelenjar
Getah Bening (-).
+
3. Thorax
Inspeksi : simetris pada saat statis dan dinamis, retraksi (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), sf dextra = sf sinistra
Perkusi : sonor (+/+)
Auskultasi : vesikular (+/+), wheezing (-/-), rhonki (-/-)
4. Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : batas pekak jantung melebar ke kanan dan ke kiri, thrill
(-)
Perkusi : Sonor memendek (+/+)
Auskultasi : BJ I > BJ II, reguler, bising (-), gallop S3 (-)
+ 5. Abdomen
Inspeksi : simetris, distensi (-)
Palpasi : nyeri tekan (-)
Lien : tidak teraba
Hepar : tidak teraba
Ginjal : ballotement (-/-)
Perkusi : timpani (+)
Auskultasi : peristaltik normal
6. Genetalia
Alat Kelamin : Tidak dilakukan pemeriksaan
+ Status Neurologis
Kesadaran : Compos Mentis, GCS : E4M6V5
TRM : tidak ditemukan
Pemeriksaan saraf kranial :
N-1 (Olfaktorius) : Sulit dinilai karena pasien tidak kooperatif
N-II (Optikus)
-Uji ketajaman : tidak dapat dinilai
N-III, IV, VI (Okulomotorius, Trochlearis, Abducens)
-Gerakan bola mata : tidak dapat dinilai
-Pupil : bulat Isokor 3mm/3mm, RCLT (+/+) RCTL (+/+)
N-V (Trigeminus)
-Sensorik : tidak dapat dinilai
-Motorik : tidak dapat dinilai
N-VII (Fasialis)
-Sensorik : tidak dapat dinilai
-Motorik : tidak dapat dinilai
+
N-VIII (Vestibulicochlearis)
Keseimbangan : tidak dapat dinilai
N-IX, X (Glosofaringeus, Vagus) : tidak dapat dinilai
N-XI (Aksesorius): tidak dapat dinilai
N-XII (Hipoglosus)
Tremor lidah : (-)
Atrofi lidah : (-)
+
5555| 2222
Refleks Fisiologis : +| +
+| +
Hematokrit 28 45-55 %
Eosinofil 0 0–6%
Basofil 0 0–2%
Netrofil Segmen 60 50 – 70 %
Limfosit 28 20 – 40 %
Monosit 12 2–8%
Faal Hemostasis
Waktu pembekuan 7 5 - 15
Ginjal-Hipertensi
Ureum 20 13 – 43 mg/dL
Elektrolit
ANALISA KASUS
+
gaya akselerasi-deselarasi akibat kepala bergerak cepat
dalam tenggokorak tetapi berhenti secara mendadak
pada saat terjadi trauma
KESIMPULAN
+
KESIMPULAN
Cedera atau trauma otak adalah pukulan atau guncangan pada kepala atau trauma tembus kepala yang
merusak fungsi otak. Cedera otak traumatik merupakan salah satu kondisi paling serius dan mengancam
jiwa dari korban trauma serta penyebab terbanyak kecacatan, kematian pada anak dan orang dewasa.
Diantara jenis perdarahan dari cedera kepala, perdarahan subarakhnoid merupakan masalah kesehatan
dunia dengan tingkat kematian dan tingkat kecatatan permanen yang tinggi dan sering terjadi pada
neonatus tanpa langsung menimbulkan gejala-gejala seperti kejang dan penurunan kesadaran.
Prinsip tatalaksana trauma kepala berat pada perdarahan subarachnoid hemorraghe pada anak-anak
adalah dengan menangani cedera primer dan mencegah terjadinya cedera sekunder yang dapat
memperparah kondisi otak pasien
Prognosis pada pasien anak pada kasus ini lebih baik dibandingkan orang dewasa karena tengkorak
pada anak masih elastis dan mempunyai kesanggupan untuk mengalami deformasi
+
TERIMA KASIH