• Larutan Baku Sekunder adalah larutan yang konsentrasinya dapat
diketahui dengan cara dibakukan terlebih dahulu dengan larutan baku primer. • Konsentrasi larutan ditentukan dengan pembakuan menggunakan larutan baku primer. • Sebelum digunakan, larutan baku sekunder harus dibakukan terlebih dahulu dengan larutan baku primer. • Di Industri, titrasi dilakukan dengan menggunakan alat titrasi yang bekerja secara otomatis. Contoh Larutan Baku Sekunder 1. Natrium Hidroksida (NaOH) Biasa dikenal dengan soda kaustik, soda api, ataupun sodium hidroksida, ialah sejenis basa logam kaustik. 2. Asam Sulfat (H2SO4) Merupakan asam mineral yang paling kuat dan larut dalam air pada semua pembanding, disebut bahan kimia yang paling universal. 3. Na2S2O3 (Natrium Tiosulfat) Suatu senyawa kimia dan obat-obatan, sebagai obat digunakan untuk mengobati keracunan sianida dan panau. 4. NaNO3 (Natrium Nitrat) Tipe garam yang telah lama digunakan sebagai komposisi bahan peledak dan sebagai bahan bakar roket, pelapis tembikar dll. 5. Na2-EDTA Senyawa kompleks dengan perbandingan 1:1 dengan ion logamnya, bersifat stabil, mempunyai konstanta kestabilan kompleks ion logam sangat besar. Syarat-syarat larutan baku sekunder • Derajat kemurnian lebih rendah daripada larutan baku primer • Mempunyai berat equivalen yang tinggi untuk memperkecil kesalahan penimbangan • Larutan relative stabil dalam penyimpanan Proses pembuatan Larutan Pereaksi • Larutan pereaksi adalah larutan yang digunakan sebagai bahan untuk berlangsungnya suatu raksi • Digunakan untuk analisis kualitatif zat-zat tertentu pada suatu sample • Tidak memerlukan ketepatan konsentrasi pada pembuatannya Contoh Larutan Pereaksi • Larutan Iodium, digunakan untuk melarutkan 10 g Kl dalam 1 liter air, kemudian ditambahkan 2,5 g iodium (I2), aduk hingga homogen. • Pereaksi Millon, digunakan untuk mengetahui adanya protein. Pereaksi ini dibuat dengan cara melarutkan 10 g merkuri (Hg) dalam 20 ml asam nitrat pekat yang dilakukan di lemari asam. Setelah larut dan timbul asap coklat, encerkan dengan 60 ml air. Tuangkan cairan bagian atas dan simpan dalam botol bertutup kaca. • Larutan molisch, digunakan untuk uji karbohidrat dan selulosa. Larutan ini dibuat dengan cara melarutkan 5 g alfa naftol dalam 100 ml alcohol atau kloroform hingga larut. Lanjutan…. • Pereaksi Benedict, digunakan untuk mengetahui adanya gula pereduksi, seperti glukosa, fruktosa, dan maltose. Pereaksi ini dibuat dengan cara melarutkan 173 g natrium sitrat dan 100 g natrium karbonat dalam 500 ml air hangat, kemudian disaring, larutan hasil saringan disimpan. • Larutan lugol, digunakan untuk uji amilum. Larutan ini dibuat dengan cara melarutkan 12,7 g iodium dalam larutan Kl yang dibuat dalam 100 ml air. Selanjutnya, larutan diencerkan hingga 1000 ml. • Larutan Biuret, digunakan untuk uji urea dan protein. Larutan ini dibuat dengan cara melarutkan 0,75 g biuret dalam 1 liter larutan NaOH 2 M.