Anda di halaman 1dari 19

Infeksi Parasit pada Sistem Urinari

dr. Ati Rachmiawati, MS


Infeksi Parasit pada Sistem Urinari

• Parasit Penyebab:
1. Helminth: Schistosoma
2. Protozoa: T.vaginalis, Plasmodium
3. Jamur: Candida dll
• Sebagai komplikasi dari penyakit primer
(malaria falsiparum).
Infeksi Parasit pada Sistem Urinari

• Schistosomiasis hematobium
 Skistosomiasis kandung kemih
 Tidak terdapat di Indonesia
 Merupakan penyakit endemi Timur tengah
dan Afrika (53 negara)
 Mempunyai hospes reservoar: Babon dan
Kera lain.
 Hospes perantara: Keong air Bulinus spp
Infeksi Parasit pada Sistem Urinari

• Morfologi
 cacing jantan ± 1,3 cm
 cacing betina ± 2 cm
 selalu hidup berpasangan, berangkulan.
 telur mempunyai duri pada salah satu
kutub.
Infeksi Parasit pada Sistem Urinari

Daur Hidup
Selama hidupnya
cacing betina
menghasilkan
Telur 100 butir/hari.

Umur cacing : 3 – 5 thn


Infeksi Parasit pada Sistem Urinari

Daur Hidup
Telur keluar bersama tinja, urin → menetas
dalam air → mirasidium → masuk keong
Bulinus (hp) → sporokista I → sporokista II
(banyak) → serkaria (banyak) → keluar dari
keong → air dan menginfeksi manusia →
skistosomula → dewasa dalam hepar →
sepasang cacing ini melalui aliran darah
bermigrasi ke vena di daerah panggul terutama
di vesica urinaria.
Infeksi Parasit pada Sistem Urinari

Patologi dan Gejala Klinis:


 Cacing ini tidak bertambah banyak dalam
tubuh manusia.
 disentri (bila menginfeksi daerah rektu)
 sistitis : hematuria dan disuria
 kanker vesica urinaria.
Infeksi Parasit pada Sistem Urinari

Diagnosis:
• Menemukan telur dalam tinja atau urin.
• Biopsi jaringan.

Terapi:
1. Niridazole → degenerasi ovarium dan kel
vitellina.
2. Prazikuantel
Infeksi Parasit pada Sistem Urinari

Epidemiologi:
Ada 3 faktor penting untuk penyebaran
1. Kontaminasi air oleh tinja mengandung
telur cacing.
2. Hospes perantara: keong Bulinus spp
3. Manusia kontak dengan air yang
terinfeksi → serkaria bisa masuk.
Trichomonas vaginalis
Ditemukan thn. 1836 oleh Donne
Hospes : manusia
Penyakit : trikomoniasis vagina ( ♀ ) ; prostatitis ( ♂ )
Penyebaran : kosmopolit

Morfologi & daur hidup :


- tidak ada bentuk kista
- bentuk trofozoit ukuran 7 – 25 µ ( ± 17 µ )
- hidup di mukosa vagina → pH basa
- berkembang biak → belah pasang longitudinal
- diluar habitat → parasit mati pada suhu 50 ° C
pada suhu 0 ° C tahan 5 hari
- pria → di uretra, prostat
Bagian dari bentuk trofozoit

www.cat.cc.md.us/courses/.../tricho.html Bentuk trofozoit pewarnaan Giemsa


cpl.yonsei.ac.kr/micro/para/p4_8_1.htm

www.cdfound.to.it/HTML/gen2.htm

Sedian sekret vagina dengan pewarnaan giemsa Sediaan baah sekret vagina, tampak clue
www.med-life.ru/encyclo002.shtml cells, bakteri dan T. vaginalis
Siklus hidup T. vaginalis
Trichomonas vaginalis

 Cara penularan : 1. Cara langsung : hubungan seksual


2. Cara tidak langsung : “ toilet seat “
 Gejala klinik :
 flour albus : bau,putih kekuningan / putih kelabu,berbusa
 pruritus vagina & vulva, sakit waktu b.a.k
 pria → tanpa gejala
uretritis, prostatitis, prostato – vesikulitis

 Diagnosis : - gejala klinis


- pem. Inspekulo vagina
- pem. sekret vagina, uretra, prostat, urin
- pem. Langsung → ditemukan parsit
Komplikasi malaria → kelainan sistem urinari
 Merupakan komplikasi dari malaria falsiparum berat.

 Pada malaria berat dapat terjadi:

1. Perubahan hemodinamik.
 Eritrosit yang terinfeksi bersifat mudah melekat →

eritrosit normal , trombosit dan endotel kapiler


→roset → mikrosirkulasi melambat → gangguan
fungsi ginjal, otak dan syok.
2. Perubahan imunologik
3. Perubahan metabolik
Kelainan yang dapat terjadi adalah:
 Black water fever
 Gagal ginjal.
Black water fever = malaria hemoglobulinuria

 Sering ditemukan pada penderita defisiensi enzim

G6PD yang di obati dengan primakuin.


 Terjadi hemolisis intravaskuler → hemoglubulinuria.

 Gejala klinis :

1. demam tinggi
2. urin berwarna gelap karena hemolisis intravaskuler
yang masif.
Black water fever = malaria hemoglobulinuria
 Sering ditemukan pada penderita defisiensi enzim
G6PD yang di obati dengan primakuin.
 Penderita pernah terinfeksi malaria dan di obati
dengan Kina secara tidak adekwat.
 Terjadi hemolisis intravaskuler → hemoglubulinuria.
 Gejala klinis :
1. demam tinggi
2. urin berwarna gelap
3. Jaundice
4. Anemia
Nefrotik sindrom
 Terjadi sebagai komplikasi dari malaria
kuartana/malaria malariae.
 Sering ditemukan pada anak di Afrika, jarang pada
penderita non imun.
 Kelainan ginjal bersifat menahun dan progresif.
 Terjadi kerusakan pada endotel kapiler glomerulus
→ lesi mula mula bersifat fokal → sklerosis fokal
dan segmental glomerulus → sklerosi difus
glomerulus .
 Sindroma nefrotik → 3 – 5 tahun gagal ginjal kronik.
Terima kasih
9 Juni 2014

Anda mungkin juga menyukai