Anda di halaman 1dari 21

Sriati

 Untuk lebih memahami


fenomena komunikasi, kita akan
menggunakan model-model
komunikasi.
 Representasi suatu fenomena,
baik nyata maupun abstrak,
dengan menonjolkan unsur-
unsur terpenting fenomena
tersebut.
 Model komunikasi
merupakan deskripsi ideal
mengenai apa yang
dibutuhkan untuk terjadinya
komunikasi.
 Suatu model
merepresentasikan secara
abstrak ciri-ciri penting dan
menghilangkan rincian
komunikasi yang tidak perlu
dalam “dunia nyata”.
 Melukiskan proses komunikasi
 Menunjukkan hubungan visual
 Membantu dalam menemukan

dan memperbaiki kemacetan


komunikasi
 Model memberi anda penglihatan
yang lain, berbeda dan lebih dekat
 Model meyediakan kerangka
rujukan, menyarankan
kesenjangan informasional,
menyoroti problem abstraksi
 Menyatakan suatu problem dalam
bahasa simbolik bila terdapat
peluang untuk menggunakan
gambar atau simbol.
Sebuah apel memiliki banyak sifat, ukuran,
bentuk, warna, komposisi kimiawi, rasa,
dan berat.
Dalam memutuskan apel tersebut akan
dimakan atau tidak oleh kita, kita akan
mempertimbangkan sifat-sifat apel tersebut.
 Latar belakang keilmuan
(pembuat) model tersebut.
 Paradigma yang digunakan
 Kondisi teknologis
 Semangat zaman yang
melingkunginya.
Model Stimulus – Respons ( S – R ) adalah model
komunikasi yang paling dasar.
S R
Model ini menunjukkan komunikasi sebagai suatu
proses “aksi reaksi” yang sangat sederhana.
Contoh :
Bila seorang lelaki berkedip mata kepada
seorang wanita dan wanita itu kemudian
tersipu malu.
Bila saya tersenyum anda membalas
senyuman saya.
Positif – positif, negatif – negatif, dan
sebaliknya.
Give me another examples please….
Model komunikasi paling klasik, yang sering juga
disebut model retoris (rhetorical model).
Komunikasi terjadi ketika seorang pembicara
menyampaikan pembicaraannya kepada khalayak
dalam upaya mengubah sikap mereka.
Aristoteles mengemukakan tiga unsur dasar proses
komunikasi, yaitu pembicara (speaker), pesan
(message), dan pendengar (listener).

Pembicara Pesan Pendengar


Contoh:
Komunikasi publik atau pidato, khalayak di
“persuasi”, agar merubah sikap mereka.
Model komunikasi ini dikemukakan oleh Harold
Lasswell pada tahun 1948.

Model Lasswell sering diterapkan dalam komunikasi


massa.
Model komunikasi Lasswell berupa ungkapan verbal,
yakni :
Who
Say What
In Which Channel
To Whom
With What Effect?
Information Transmitter Message Destination
Source

Message Signal Received Signal Message

Noise Source
 Model ini menyoroti problem penyampaian pesan
berdasarkan tingkat kecermatannya.
 Model ini melukiskan suatu sumber yang
menyandi atau menciptakan pesan dan
menyampaikannya melalui suatu saluran kepada
seorang penerima yang menyandi balik atau
mencipta ulang pesan tersebut.
 Model ini dapat diterapkan kepada konteks-
konteks komunikasi antarpribadi, komunikasi
publik atau komunikasi massa.
Source Encoder Signal Decoder Destination

Schramm menganggap komunikasi sebagai interaksi


dengan kedua pihak yang menyandi, menafsirkan,
menyandi balik, mentransmisikan dan menerima sinyal.

Komunikasi senantiasa membutuhkan setidaknya tiga


unsur: sumber (source), pesan (message), dan sasaran
(destination).
Dikemukakan oleh David K. Berlo pada tahun 1960.

Model ini dikenal dengan model SMCR, kepanjangan


dari Source (sumber), Message (pesan), Channel
(saluran), dan Receiver (penerima).
Kelebihan model Berlo adalah bahwa model ini tidak
terbatas pada komunikasi publik atau komunikasi
massa, namun juga pada komunikasi antarpribadi
dan berbagai bentuk komunikasi tertulis.
S M C R
Comm.skills Element Seeing Comm.skills
Attitudes Structure Hearing Attitudes
Knowledge Treatment Touching Knowlegde
Soc.system Content Smelling Soc.system
Culture Code Tasting Culture

Anda mungkin juga menyukai