PREEKLAMPSIA
Disusun oleh:
Siti Muti’a (1102015227)
Pembimbing:
dr. Ida Winarti Retno Daradjati, Sp.OG
dr. Ita Mu’tiyah, Sp.OG
dr. Nanin Siti Rohmah, Sp.OG
• ACOG (2020). Clinical Management Guidelines for Obstetrician Gynecologists; Gestational Hypertension and Preeclampsia.
ACOG Practice Bulletin, Vol. 135, No. 6. https://www.acog.org/clinical/clinical-guidance/practice-bulletin
• POGI (2016). Diagnosis dan Tatalaksana Preeklampsia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran.
https://pogi.or.id/publish/download/pnpk-dan-ppk/
Faktor Risiko
• Nulipara
• Preeklampsia pada kehamilan sebelumnya
• Multipara dengan kehamilan oleh
pasangan baru
• Multipara yang jarak kehamilan
sebelumnya 10 tahun atau lebih
• Riwayat preeklampsia pada ibu atau • BMI sebelum
saudara perempuan kehamilan >30
• Kehamilan multiple • Sindrom
• Hipertensi kronis antifosfolipid antibodi
• IDDM (Insulin Dependent Diabetes Melitus) • Usia ibu >35 tahun
• Diabetes gestasional • Penyakit ginjal
• Thrombophilia • Mengikuti teknologi
• Systemic lupus erythematosus reproduksi
Faktor Imunologis
(↓ HLA-G)
Disfungsi Sel Endotel
→ ↓ PGE2, agregasi
Adaptasi kardiovaskular trombosit menyebabkan
(kehilangan daya ↑ tromboksan
refrakter terhadap
vasopressor)
Defisiensi Gizi
Teori Genetik • Prawihardjo S dan Wiknjosastro, H. (2016). Ilmu Kebidanan; Hipertensi dalam (kalsium)
Kehamilan. Ed.4, Hal. 530-561. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
(pengaruh genetik ibu)
Gambar 1. Skema patogenesis preeklamsia. Faktor genetik, faktor imunologi, faktor ibu lainnya menyebabkan
disfungsi plasenta yang pada gilirannya menyebabkan pelepasan faktor antiangiogenik (seperti sFLT1 [soluble fms-
like tyrosine kinase 1] dan sENG [soluble endoglin]) dan mediator inflamasi lainnya untuk menginduksi preeklamsia.
(Rana S, et. Al, 2019)
Patofisiologi
• Kardiovaskular
Fungsi Hepar (Vasospasme, Iskemia,
(↑afterload, ↓preload)
Perdarahan) → Nekrosis Hepatosit, ↑Enzim
• Paru (edema paru) Hepar, Subkapsular Hematoma (Nyeri
• Edema Epigastrium hingga ruptur hepar)
Fungsi Ginjal
(oliguria, proteinuria, AKI)
Koagulasi dan Fibrinolisis
(Trombositopenia, ↓FDP, ↓antitrombin
III, ↑Fibronektin)
Perubahan Hematologi
(↑hematokrit, ↑viskositas darah,
trombositopenia, gejala mikroangiopati)
Konsekuensi pada Janin;
• IUGR
Edema • Prematuritas
• Prawihardjo S dan Wiknjosastro, H. (2016). Ilmu Kebidanan;
Hipertensi dalam Kehamilan. Ed.4, Hal. 530-561. Jakarta: PT.
Hipertensi • Oligohidroamnion
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Proteinuria • Solutio Plasenta
Kriteria Diagnosis
ISSHP 2018
Hipertensi new-onset
(tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik ≥90
mmHg) setelah 20 minggu kehamilan yang diikuti satu atau lebih gejala
yang new-onset setelah kehamilan 20 minggu sebagai berikut:
1. Proteinuria
2. Disfungsi organ maternal, berupa:
• Insufisiensi ginjal (kreatinin> 90 μmol/L; 1 mg/dL)
• Gangguan fungsi hepar (peningkatan enzim transaminase dengan atau
tanpa nyeri kuadran kanan atas atau nyeri epigastik abdomen)
• Komplikasi neurologis (contohnya termasuk eklampsia berupa
perubahan status mental, gangguan penglihatan, stroke, hiperfleksi
disetai klonus, nyeri kepala hebat dengan hiperefleksia, gangguan visual
scotomata persisten)
• Komplikasi hematologis (trombositopenia dengan jumlah trombosit
kurang dari 150,000/dL, DIC, hemolisis)
3. Disfungsi uteroplasenta (berupa gangguan pertumbuhan fetal,
abnormalitas gelombang Doppler arteri umbilical)
Kriteria Diagnosis
ACOG 2020
• Tekanan darah sistolik 160 mmHg atau lebih atau • Insufisiensi ginjal (konsentrasi serum kreatinin
tekanan darah diastolik 110 mmHg atau lebih dalam lebih dari 1.1 mg/dL atau peningkatan dua kali
2 kali pemeriksaan dengan jarak minimal 4 jam lipat konsentrasi kreatinin pada kondisi tanpa
(kecuali telah diberikan obat antihipertensi sebelum kelainan ginjal)
pemeriksaan) • Edema pulmonal
• Thrombositopenia (Trombosit kurang dari 100,000 x • Nyeri kepala new-onset yang tidak responsif
109/L dengan pengobatan atau tidak memenuhi
• Gangguan fungsi hati yang tidak memenuhi kriteria diagnosis alternatif
diagnosis alternatif dan ditunjukkan oleh peningkatan • Gangguan penglihatan
enzim hati dalam darah (meningkat hingga lebih dari
dua kali konsentrasi batas atas dalam keadaan
normal), atau nyeri hebat pada kuadran kanan atas
abdomen atau nyeri epigastrium yang tidak responsif
dengan pengobatan
Pencegahan dan Tatalaksana
Antihiperte
nsi Diuretik
• Diberikan pada pasien Tirah Baring
• Pemberian hanya
Preeklampsia dengan gejala
apabila terdapat dan Restriksi
berat (golongan Calcium
Channel Blocker, Beta
edema paru-paru, Garam
• Di Indonesia tirah baring masih
anasarka, dan CHF
blocker, dan Metildopa
• Diuretik yang diperlukan untuk mencegah risiko
• Nifedipin short acting,
digunakan adalah preeklampsia
lsebagai lini pertama) • Pembatasan garam untuk
Furosemide
mencegah preeklampsia dan
komplikasinya selama kehamilan
Suplementa tidak direkomendasikan
Antitrombo si Kalsium
tik Menurut ACOG 2020
Antioksida
ACOG
merekomendasikan terdapat penurunan
signifikan pada
n
Tidak terdapat bukti
aspirin dosis rendah yang cukup terhadap
(75 mg/hari) pada usia preeklamsia
dengan suplementasi efektivitas vitamins C
gestasi 12-28 minggu dan vitamin E serta
untuk mencegah kalsium 1.500-2.000
mg/hari pada wanita vitamin D dalam
preeklamsia pada ibu menurunkan faktor
hamill engan risiko dengan kadar kalsium
rendah risiko preeklampsia
tinggi
Pilihan Antihipertensi Oral
Obat Dosis Action Kontraindikasi Efek Sekunder
Labetalol 200-1200 mg / hari dalam β-blocker with Asma Bradikardi,
dua hingga tiga vascular α-receptor bronkospasme, nyeri
dosis terbagi blocking ability kepala, mual
Nifedipin 20-120 mg / hari short acting Antagonis calcium Stenosis aorta Nyeri kepala,
channel flushing, takikardi
Nicardipin 60 mg / hari dalam tiga dosis Antagonis calcium Stenosis aorta Nyeri kepala,
terbagi channel flushing, takikardi
Clonidin 225-450 µg / hari dibagi α2-agonist Mulut kering, sedatif,
dalam tiga bradikardi
dosisi
Methyldopa 0,5-3 g / hari dibagi dalam α2-agonist Mulut kering, sedatif,
dua hingga tiga dosis bradikardi
Geraldine L, et. al (2015). Preeclampsia: An Update. Acta Anæsthesiologica Belgica, Vol. 65, Hal. 137-149.
https://www.researchgate.net/publication/271595737.
Tatalaksana Antihipertensi
Obat Antihipertensi untuk Ibu Hamil yang Memerlukan Kontrol Tekanan
Darah Cepat (ACOG, 2020)
Hidralazin 5 mg IV atau IM, lalu 5-10 mg IV setiap 20-40 Penggunaan dengan dosis tinggi dapat 10-20 menit
(Apresoline) menit hingga dosis kumulatif maksimal 20 mg, menyebabkan
injeksi (tidak atau infus konstan 0.5-10 mg/jam hipotensi, nyeri kepala, dan
ada di detak jantung janin abnormal; lebih sering terjadi
Indonesia) dibanding obat lainnya.
Nifedipin 10-20 mg secara oral, ulangi Lakukan observasi refleks takikardia 5-10 menit
20 menit jika perlu; kemudian dan nyeri kepala
10-20 mg setiap 2–6 jam;
Dosis harian maksimum adalah 180 mg
Tatalaksana Magnesium Sulfat
Sebagai profilaksis kejang pada preeklampsia
• 10 mL MgSO4 (4 gram)
40% larutkan dengan
Dosis Awal 10 ml akuades, IV
dalam 15 menit
Aktif
Ekspektatif Preeklampsia Tanpa
Gejala Berat
Manajemen Kehamilan tetap dipertahankan bersamaan
Ekspektatif
Preeklampsia Persalinan dengan pemberian pengobatan
medikamentosa. Diindikasikan untuk usia
Tanpa Gejala kehamilan <37 minggu
Berat
● ACOG (2020). Clinical Management Guidelines for Obstetrician Gynecologists; Gestational Hypertension and Preeclampsia.
ACOG Practice Bulletin, Vol. 135, No. 6. https://www.acog.org/clinical/clinical-guidance/practice-bulletin
● Anisha RB, et. al (2020). Evaluation of the clinical impact of the revised ISSHP and ACOG definitions on preeclampsia. Elsevier,
Vol 19, hal; 206-211. www.elsevier.com/locate/preghy
● Braunthal, S., & Brateanu, A. 2019. Hypertension in pregnancy: Pathophysiology and treatment. SAGE open medicine, 7,
2050312119843700.
● Continuing Education (2015) Hypertension: The Silent Killer: Updated JNC-8 Guideline Recommendations. https://
cdn.ymaws.com/www.aparx.org/resource/resmgr/CEs/CE_Hypertension_The_Silent_K.pdf
● Fatemeh AR, et. al (2019) Factors effective in the prevention of Preeclampsia:A systematic Review. Taiwanese Journal of
Obstetrics & Gynecology, Vol; 59, Hal; 173-182. www.tjog-online.com
● Geraldine L, et. al (2015). Preeclampsia: An Update. Acta Anæsthesiologica Belgica, Vol. 65, Hal. 137-149.
https://www.researchgate.net/publication/271595737.
● J Mayrink, et. al (2018). Preeclampsia in 2018: Revisiting Concepts, Physiopathology, and Prediction. The Scientific World
Journal, Vol. 2018, Hal; 1-9. https://doi.org/10.1155/2018/6268276
Daftar Pustaka
● Kementerian Kesehatan Republik Iindonesia (2018). Riset Kesehatan Dasar 2018. http://
labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/Laporan_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf
● Mirkovic L, et. al (2020). Pregnancy Hypertension: An International Journal of Women's Cardiovascular Health,. Elsevier, Vol. 22, Ed. 2020,
Hal. 144-150. www.elsevier.com/locate/preghy https://doi.org/10.1016/j.preghy.2020.09.009.
● National Institute for Health and Care Excellence (2019). Hypertension in pregnancy: diagnosis and management. NICE Guidelines 2019.
https://www.nice.org.uk/guidance/ng133
● Parker E, et. al (2015). Placental Abruption and Subsequent Risk of Preeclampsia: A Population-Based Case-Control Study. Paediatr Perinat
Epidemiol, Vol. 29(3):, Hal. 211–219. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4400232/pdf/nihms667371.pdf
● POGI (2016). Diagnosis dan Tatalaksana Preeklampsia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran.
https://pogi.or.id/publish/download/pnpk-dan-ppk/
● Prawihardjo S dan Wiknjosastro, H. (2016). Ilmu Kebidanan; Hipertensi dalam Kehamilan. Ed.4, Hal. 530-561. Jakarta: PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
● Rachael Fox, et. al (2019). Preeclampsia: Risk Factors, Diagnosis, Management, and the Cardiovascular Impact on the Ospring. Journal of
Clinical Medicine. Vol .8, 1625, page; 1-22. www.mdpi.com/journal/jcm
● Rana S, et. al (2019). Preeclampsia Pathophysiology, Challenges and Perspectives. American Heart Association, Vol. 124, Hal. 1094-1112.
https://doi.org/10.1161/CIRCRESAHA.118.313276
Thank
s