Anda di halaman 1dari 28

Asuhan Keperawatan klien

dengan gangguan alam


perasaan (depresi, mania)
Oleh:
Ns. Agnes Dewi Astuti, M.Kep.,Sp.Kep.Kom.
Pengertian
 Gangguan alam perasaan adalah keadaan
emosional yang berkepanjangan dan
mempengaruhi seluruh kepribadian dan
fungsi kehidupan seseorang.
 Ditandai oleh syndrom depresif sebagian atau

penuh, dengan adanya kehilangan minat atau


kesenangan dalam aktifitas sehari-hari dan
rekreasi (Gibbson Towsend, 1995)
Keadaan Emosional Klien dengan
Gangguan Alam Perasaan
MANIA
Pengertian
Kondisi alam perasaan yang meningkat atau
keadaaan emosional yang mudah tersinggung
dan terangsang.
Tanda dan gejala
 Afektif: gambaran berlebihan, peningkatan harga

diri dan tidak tahan kritik.


 Kognitif: ambisi mudahterpengaruh, mudah

beralih perhatian, waham kebosanan, flight of


idea.
Lanjutan....
Tanda dan gejala
 Fisik: gangguan tidur, nutrisi tidak adekuat,

peningkatan aktivitas, dehidrasi


 Tingkah laku: agresif, aktivitas motorik

meningkat, kurang perawatan, seks


berlebihan dan bicara bertele-tele.
Lanjutan...
DEPRESI
Pengertian
Kondisi alam perasaan yang ditandai dengan
perasaan sedih berduka yang berlebihan dan
berkepanjangan.
Tanda dan gejala
 Afektif: sedih, cemas apatis, murung, kebencian,

kekesalan, marah, perasaaan ditolak, perasaan


bersalah, merasa tidak berdaya, putus asa, merasa
sendirian, merasa rendah diri, merasa tidak berharga.
 Kognitif:ambivalence, bingung, ragu-ragu, tidak

mampu konsentrasi, hilang perhatian dan motivasi,


menyalahkan diri sendiri, pikiran merusak diri, rasa
tidak menentu dan pesimis.
Lanjutan....
Tanda dan gejala
 Fisik: sakit perut, anoreksia, mual, muntah,

gangguan pencernaan, konstipasi, lemah, lesu,


nyeri kepala, pusing, insomnia, nyeri dada,
over acting, perubahan berat badan, gangguan
selera makan, gangguan menstruasi, impoten,
tidak berespon terhadap seksual
 Tingkah laku: agitasi, tidak toleran, gangguan

tingkat aktivitas, kemunduran psikomotor,


menarik diri, isolasi sosial. Irritable, berkesan
menyedihkan, kurang spontan, gangguan
kebersihan.
Rentang Respon Emosional

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Reaksi Penundaan
Kepekaan Supresi Depresi/
berduka tidak reaksi
emosional emosional mania
terkomplikasi berduka
Respon Emosional
Kepekaan emosional
Termasuk dipengaruhi oleh dan berperan aktif
dalam dunia internal dan eksternal seseorang.
Reaksi berduka tidak terkomplikasi
Terjadi sebagai respon terhadap kehilangan
dan tersirat bahwa seseorang sedang
mengadapi suatu kehilangan yang nyata serta
terbenam dalam proses berdukanya .
Lanjutan...
Supresi Emosi
Mungkin tampak sebagai penyangkalan terhadap
perasaan sendiri, pelepasan dari keterikatan
dengan emosi, atau penularan terhadap semua
aspek dari dunia afektif seseorang.
Penundaan reaksi berduka
Adanya ketidakadaan yang persisten respon
emosional terhadap kehilangan.
Reaksi berduka tidak terkomplikasi
Terjadi sebagai respon terhadap kehilangan
dan tersirat bahwa seseorang sedang
mengadapi suatu kehilangan yang nyata serta
terbenam dalam proses berdukanya .
Proses keperawatan
Faktor Predisposisi
 Faktor genetik
Transmisi gangguan afektif melalui riwayat
keluarga atau keturunan
 Teori agresi menyerang ke dalam
Menunjukkan bahwa depresi terjadi karena
perasaan marah yang ditunjukkan kepada diri
sendiri.
 Teori kehilangan objek
merujuk kepada perpisahan traumatis individu
dengan benda atau sesuatu yang sangat berarti.
Lanjutan...
 Teori organisasi kepribadian
Adanya konsep diri negatif dan harga diri rendah
mempengaruhi dalam keyakinan dan penilaian
seseorang terhadap stressor.
 Model Kognitif

Adanya masalah yang didominasi oleh evaluasi


negatif seseorang terhadap diri seseorang, dunia
seseorang dan masa depan seseorang.
 Model Ketidakberdayaan yang dipelajari

Adanya keyakinan seseorang tidak


mempunyaikendali terhadap hasil yang penting
dalam kehidupannya.
Lanjutan...
 Model Perilaku
Berkembang dari kerangka teori belajar sosial,
karena kurangnya keinginan positif dalam
berinteraksi dengan lingkungan
 Model Biologik

Adanya perubahan kimia dalam tubuh yang


terjadi selama masa depresi yaitu defisiensi
katekolamin, disfungsi endokrin, hipersekresi
dan variasi periodik dalam irama biologis.
Faktor Presipitasi
Kehilangan keterkaitan yang nyata yang dibayangkan

Peristiwa besar dalam kehidupan

Peran dan ketegangan peran

Perubahan fisiologik

Sumber koping dan dukungan yang kurang

Mekanisme koping yang tidak efektif


Data Pengkajian
Data Subjektif
 Tidak mampu mengutarakan pendapat dan

malas berbicara
 Sering mengemukakan keluhan somatik
 Merasa dirinya sudah tidak berguna lagi,

tidak berarti, tidak ada tujuan hidup


 Merasa putus asa dan cenderung bunuh diri.
Lanjutan....
Data objektif
 Gerakan tubuh melambat
 Tubuh yang melngkung dan bila duduk

dengan sikap yang merosot


 Ekspresi wajah murung
 Gaya jalan lambat dengan langkah yang

diseret. Kadang-kadang dapat terjadi stupor.


 Pasien tampak malas, lelah, tidak nafsu

makan, sukar tidur dan sering menangis,


proses berpikir lambat, seolah-olah pikiran
kosong.
Lanjutan....
Data objektif
 Konsentrasi terganggu
 Tidak mempunyai minat, tidak dapat berpikir,

tidak mempunyai daya hayal.


 Ada perasaan bersalah yang mendalam, tidak

masuk akal (irasional), waham, depersonalisasi


dan halusinasi serta perasaan bermusuhan.
 Mudah tersinggung (irritable) dan tidak suka

diganggu.
Pohon Masalah Defisit
perawatan diri
Risiko
Kerusakan
menciderai diri
interaksi sosial, Akibat
sendiri
menarik diri
Intoleransi
aktivitas
Gangguan alam
Gangguan perasaan: Core
konsep diri depresi Problem
(HDR)

Koping
mal adaptif Penyebab
Masalah keperawatan
 Ketidakberdayaan
 Berduka disfungsional
 Keputusasaan
 Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
 Defisit perawatan diri
 Gangguan pola tidur
 Risiko tinggi terhadap cidera
 Risiko menciderai diri sendiri
Prinsip Tujuan Intervensi
Keperawatan
 Klien terlindungi dari upaya cidera
 Klien mampu mengembangkan diri
 Klien mampu membina hubungan terapeutik

dengan perawat dengan pemberian dorongan


bagi klien untuk mengekspresikan perasaannya.
 Klien mampu mengenali dan mengekspresikan

emosinya
 Klien mampu memodifikasi pola kognitif yang

negatif.
 Klien mampu aktif mencapai tujuan yang

realistik
Lanjutan...
 Klien mampu untuk melakukan hubungan
interpersonal
 Klien mampu meningkatkan kesehatan fisik

dan kesejahteraannya.
Evaluasi
 Sumber pencetus stres dan persepsi klien dapat
tergali
 Masalah klien mengenai konsep diri, rasa marah,
hubungan interpersonal dapat tergali
 Perubahan pola tingkat laku dan respon tampak lebih
baik
 Riwayat keluarga dan klien sebelum fase depresi
dapat dievaluasi sepenuhnya
 Tindakan pencegahan terhadap cidera dan perawatan
dapat dilaksanakan mencakup semua aspek klien
 Reaksi klien dapat teridentifikasi dengan baik.
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DI
MASYARAKAT (CMHN)
Kompetensi Perawat dan Keperawatan Jiwa di
Masyarakat
 Aktivitas asuhan langsung
 Aktivitas komunikasi
 Aktivitas penatalaksanaan
Fasilitas Kesehatan Jiwa
Berbasis Masyarakat
 Posyandu
 Pos Upaya Kesehatan Kerja
 PKK
 LKMD
 UKS
 PMR
 Pramuka
 Karang Taruna
 Pengobatan tradisonal.
Upaya kesehatan jiwa di masyarakat
Pencegahan Primer
 Target Pelayanan:

Anggota masyarakat yang belum mengalami


gangguan sesuai dengan kelompok umur.
 Aktivitas:

Program penkes, program stimulasi


perkembangan, program sosialisasi, manajemen
stres, persiapan menjadi orang tua, program
dukungan sosial, program pencegahan
penyalahgunaan obat, program pencegahan
bunuh diri.
Lanjutan....
Pencegahan Sekunder
 Target Pelayanan:

Anggota masyarakat yang berisiko atau


memperlihatkan tanda-tanda masalah
psikososial dan atau gangguan jiwa.
 Aktivitas:

Menemukan kasus sedini mungkin, melakukan


skrining dan langkah-langkah lanjut,
penanganan kasus bunuh diri, terapi
modalitas, follow up dan rujukan kasus.
Lanjutan....
Pencegahan Tersier
 Target Pelayanan:

Anggota masyarakat mengalami gangguan jiwa


pada tahap pemulihan.
 Aktivitas:

Program dukungan sosial dengan menggerakkan


sumber-sumber di masyarakat, program
rehabilitasi dengan memberdayakan pasien dan
keluarga hingga mandiri, pencegahan kecacatan
yang disebabkan oleh masalah gangguan jiwa/
penyakit.
Perawat Jiwa harus memiliki Kesehatan Jiwa
dan mampu memberikan pelayanan terbaik
untuk membuat kliennya hidup lebih bahagia.

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai