SISTEM IMUN
PENDAHULUAN
• Kekebalan Didapat:
• Circulating antibody: molekul globulin Kekebalan Humoral
• Sel Limfosit yang teraktifasi
• Kekebalan Bawaan:
• Fagositosis SDP & makrofag
• Pengrusakan oleh asam yang di sekresi di lambung dan vagina
• Daya tahan kulit
• Senyawa kimia: Lysozyme, Polipeptida, Kompleks Komplemen
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
SISTEM IMUN
• Pemeriksaan Immunoglobulin
• Pemeriksaan IgG:
• Menurun: leukemia limfositik, pre-eklamsia
• Meningkat: infeksi, malnutrisi berat, penyakit hati, demam rematik
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
SISTEM IMUN
• IgA
• Menurun: leukemia limfositik,
malignansi
• Meningkat: gangguan autoimune,
demam rematik, infeksi kronis,
penyakit hati
• IgM
• Menurun: leukemia limfositik,
amiloidosis
• Meningkat: limfosarcoma, infeksi
mononukleus, infeksi virus Rubella
• IgE
• Meningkat: reaksi alergi astma,
sensitivitas pada obat, toxoid,
antitoksin tetanus
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
SISTEM IMUN
Rheumatoid Arthritis
• Merupakan penyakit autoimun (penyakit
yang terjadi pada saat tubuh diserang
oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri)
• Mengakibatkan peradangan dalam waktu
lama pada sendi.
• Ditandai dengan radang pada membran
sinovial dan struktur-struktur sendi serta
atrofi otot dan penipisan tulang.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
SISTEM IMUN
Rheumatoid Arthritis
• Pemeriksaan adanya antibodi IgM, IgG, IgA terhadap
penyakit RA (radang sendi reumatik)
• Nilai titer kurang dari 1 : 20 normal
• Nilai titer antara 1:20 – 1:80 reumatoid atau
kondisi lain
• Nilai titer lebih dari 1:80 positif reumatoid
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
SISTEM IMUN
Antibody Rubella
• Dapat ditularkan melalui urin maupun pernafasan
• Virus dapat menulari dewasa, anak, ataupun janin
• Infeksi pda janin kecacatan
• Pemeriksaan antibodi rubella melalui pengukuran
hemaglutinasi inhibitor (HI)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
SISTEM IMUN
Anti HIV
•Tes antibodi HI bertujuan untuk mendeteksi kadar
imunoglobulin (IgG tipe 1-4, IgA, IgM, IgD).
•IgM muncul pertama kali pada bulan ke 6 & berumur
pendek
•IgG muncul stlh IgM & berumur sampai bbrp tahun
•IgA muncul & menetap, di liur, bronkhus, & seluruh
permukaan mukosa
• ELISA enzyme link immunosorbent assay, (+) jika terjadi ikatan
antigen dan antibodi HIV pada serum ODHA
• Western Blot, pemeriksaan konfirmatif stlh ELISA (+)
• Rapid test
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
SISTEM IMUN
Pemeriksaan CD4
•Cluster Designation (CD) adalah
pengelompokan lekosit berdasarkan penanda
permukaan sel.
•CD merupakan sistem kekebalan humoral,
subpopulasi sel T limfosit
•CD4 (T4) dan CD8 merupakan sel T limfosit
yang tidak homolog tapi memiliki fungsi sama.
CD4 adalah sel yg menginisiasi penyerangan
terhadap infeksi. CD8 adalah supressor yang
dapat mengakhiri reaksi imun jika sudah teratasi.
•CD4 = sel T helper
• CD4 = 500-1600, normal
• CD4 <500, TBC, diare, kandidiasis oral , limfadenopati
• CD4 <200, gejala AIDS, disertai gangguan susunan
syaraf pusat
• CD4 <50, peningkatan probabilitas mortalitas
Anamnesa : HIV/AIDS
• Demam
berkepanjangan
GAMBAR
• Fatig kronik ORANG
• Penurunan BB> 10% KURUS
• TB adalah IO tersering
• TB dapat ditemukan pada semua tahapan
HIV
Anamnesa : HIV/AIDS
• Infeksi sigelosis (penyebab diare)
berulang
• Kandidiasis oral
• Oral hairy leukoplakia
ANAMNESA : HIV/AIDS
Kelainan kulit:
• Furunkulosis rekuren
• Dermatitis seboroik berat
• Eksaserbasi psoriasis
• Herpes zoster
• Sarkoma Kaposi
ANAMNESA : HIV/AIDS
Gejala neurologis:
• Meningitis aseptik
• Meningitis karena jamur, parasit
• Demensia tanpa sebab
Pemeriksaan ELISA
Bacterial
Viral reactivation
Translocation In particular CMV
Incl. TLR ligand
Potensial berisiko
• Cairan serebrospinal
• Cairan amnion
Risiko tinggi • Cairan pleura
• Darah • Cairan peritoneal
• Cairan mani • Cairan perikardial
• Cairan vagina • Cairan sendi
• ASI
• cairan serviks
• muntah
• feses
• air liur Tidak dianggap
infeksius,
• keringat kecuali
• air mata terkontaminasi
• Urin darah
• Cairan nasal
• sputum
EFEKTIVITAS PENULARAN
Per kejadian:
• Hubungan seksual tak aman 0,1-1%
• Tusukan jarum /perlukaan 0,3%
• Percikan cairan tubuh pada mukosa 0,09%
• Transfusi darah 90%
• Dari ibu hamil ke bayi 35%
METODE PENULARAN
• Seks anal:
• reseptor > berisiko
• Seks vaginal:
risiko • Perempuan > berisiko
• Seks oral
RISK OF TRANSMISSION
• Reseptive
• Anal sex : 0,1 – 3%
• Vaginal sex : 0,1 – 0,2%
• Insertif
• Anal sex : 0,06%
• Vaginal sex : 0,1%
Anderson. A guide to clinical care of women with HIV, 2000