Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK 3

YUSTINA AGATHA.C VALBIS 1710020195


RIZAL ALDRIAN MALELAK 1710020190
SONIA SELVIANTI PINGAH 1710020180
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI

• Aset lancar merupakan sumber


daya atau klaim atas sumber daya
yang langsung dapat diubah
Pengenalan menjadi kas,biasanya dalam
jangka waktu siklus operasi
Aset Lancar perusahaan.
Siklus Operasi
Kas

Pembelian
Piutang barang dan
jasa

Persediaan
1. Kas dan Setara Kas
Kas, aset yang paling likuid, mencakup mata uang, deposito dana, money
orders, dan cek. Setara kas juga tergolong sangat lancar, investasi jangka
pendek yang siap dikonversi menjadi kas dan hampir jatuh tempo
sehingga risiko perubahan harga yang terjadi akibat pergerakan tingkat
bunga hanya minimal.
2. Piutang
Piutang merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan barang
atau jasa.
3. Beban dibayar di muka
Merupakan pembayaran dimuka atas jasa atau barang yang belum
diterima.
PERSEDIAAN
1.Akuntansi dan Penilaian Persediaan
Merupakan barang yang dijual dalam aktivitas operasi normal
perusahaan.
Persamaan Persediaan. Untuk perusahaan dagang:

Harga Pokok Penjualan yang Tersedia


Untuk Dijual
(=Persediaan awal + Biaya persediaan
yang didapat selama periode)

Harga Pokok
Akhir Persediaan
Penjualan
(neraca)
(laporan laba rugi)
2.Arus Biaya Persediaan
Untuk memberikan ilustrasi asumsi arus biaya yang tersedia,
anggaplah catatan persediaan suatu perusahaan sebagai
berikut:
Persediaan tanggal 1 Januari, Tahun 2 40 unit @ $500 $20.000
Persediaan dibeli sepanjang tahun 60 unit @ $600 36.000

Harga pokok barang yang tersedia untuk dijual 100 unit $56.000

Diasumsikan, bahwa sepanjang tahun terjual 30 unit seharga


$800 dan menghasilkan pendapatan penjualan sebesar
$24.000. GAAP memberikan tiga pilihan bagi perusahaan
untuk menentukan biaya mana yang akan dikaitkan dengan
penjualan :
 Masuk Pertama, Keluar Pertama (FIFO)
Metode ini mengasumsikan bahwa barang yang pertama dibeli merupakan barang yang
pertama dijual. Dengan FIFO, laba kotor perusahaan adalah sbb:
Penjualan $24.000
HPP (30 @ $500) 15.000
Laba kotor $ 9.000

 Masuk Terakhir, Keluar Pertama (LIFO)


Dalam metode ini, unit yang dibeli terakhir merupakan unit yang pertama
dijual.Dengan LIFO, laba kotor perusahaan adalah sbb:
Penjualan $24.000
HPP (30 @ $600) 18.000

Laba kotor $ 6.000


LANJUTAN….
 Biaya Rata-rata (Average Cost)
Asumsi metode ini adalah unit dijual tanpa memperhatikan urutan
pembeliannya dan menghitung HPP serta persediaan akhir sebagai
rata-rata tertimbang sederhana sbb:
Penjualan $24.000
HPP (30 @ $560) 16.800
Laba kotor $ 7.200
3.ANALISIS PERSEDIAAN
 Dampak Biaya Persediaan terhadap Profitabilitas
Ringkasan perhitungan dengan tiga alternatif metode diatas
adalah :
Persediaan Pembelian Persediaan Harga Pokok
Awal Akhir Penjualan
FIFO…………………….. $20.000 $36.000 $41.000 $15.000
LIFO…………………….. 20.000 36.000 38.000 18.000
Biaya rata-rata……. 20.000 36.000 39.200 16.800
Laporan laba rugi berdasarkan ketiga metode tersebut
adalah :
Penjualan Harga Pokok Laba Kotor
Penjualan

FIFO………………….. $24.000 $15.000 $9.000


LIFO………………….. 24.000 18.000 6.000
Biaya rata-rata….. 24.000 16.800 7.200
Pengenalan Aset
Jangka Panjang

• Kapitalisai
1.Akuntansi Aset • Alokasi
Jangka Panjang • Penurunan Nilai

• Dampak kapitalisasi terhadap Laba


2.Kapitalisasi Versus • Dampak kapitalisasi terhdap tingkat
Pembebanan:Dampak pengembalian Investas
• Dampak kapitalisasi terhadap
terhadap laporan
solvabilitas
keuangan dan rasio • Dampak kapitalisasi terhadap Arus
Kas
ASET TETAP DAN SUMBER DAYA ALAM
1.Menilai Aset Tetap dan Sumber Daya Alam
 Menilai properti, pabrik, dan peralatan

 Menilai sumber daya alam

 Penyusutan

 Deplesi

 Penurunan nilai

2.Penganalisis Aset Tetap dan Sumumber Daya Alam


 Menganalisis penyusutan dan deplesi

 Analisis penurunan nilai


METODE PENYUSUTAN GARIS LURUS
Ilustrasi berikut menggambarkan suatu aset yang bernilai
$110.000, dengan masa manfaat 10 tahun dan nilai sisa
$10.000 (nilai serupa merupakan jumlah yang
diharapkan akan diperoleh dari penjualan aset tersebut
pada akhir masa manfaatnya). Tiap tahun selama 10
tahun menerima beban sebesar sepersepuluh dari biaya
aset dikurangi nilai sisa-sebesar ($110.000- 10.000)/10
tahun. Alasan penyusutan garis lurus adalah asumsi
bahwa kerusakan fisik terjadi seragam sepanjang waktu.
Asumsi ini biasanya terbukti untuk struktur tetap seperti
dibawah ini :
LANJUTAN…

Akhir Penyusutan Akumulasi Nilai Buku


Tahun Penyusutan Aset
$110.000
1 $10.000 10.000 100.000
2 10.000 20.000 90.000
. . . .
. . . .
. . . .
9 10.000 90.000 20.000
10 10.000 100.000 10.000
METODE PENYUSUTAN YANG
DIPERCEPAT
Contoh soal penyusutan metode jumlah angka tahun:
Pada tanggal 2 Januari 2014, PT Foraz membeli sebuah
mesin untuk meningkatkan produksinya.
Harga perolehan mesin sebesar Rp 135.000.000 dengan
taksiran nilai sisa sebesar Rp 15.000.000.
Dan ditaksir, mesin tersebut hanya mampu memproduksi
sampai dengan 4 tahun.
LANJUTAN..
Perhitungan :
JAT (Jumlah Angka Tahun) : 1+2+3+4=10
Dasar penyusutan = Rp 135.000.000 – Rp 15.000.000
= Rp 120.000.000
Tahun Tarif Dasar Penyusutan Penyusutan
1 4/10 Rp 120.000.000 Rp 48.000.000
2 3/10 Rp 120.000.000 Rp 36.000.000
3 2/10 Rp 120.000.000 Rp 24.000.000
4 1/10 Rp 120.000.000 Rp 12.000.000
METODE PENYUSUTAN KHUSUS
Pada bulan Januari, PT Foraz membeli sebuah mesin dengan
harga perolehan saat pembelian sebesar Rp 10.000.000.
Oleh ahli diperkirakan dapat memproduksi 10.000 jam dengan
prediksi rentangan waktu penggunaan sebagai berikut :
Tahun ke 1 = 3.000 jam
Tahun ke 2 = 2.000 jam
Tahun ke 3 = 2.000 jam
Tahun ke 4 = 1.500 jam
Tahun ke 5 = 1.500 jam
Setelah berproduksi selama 10.000 jam, mesin tersebut
diperkirakan masih bisa dijual dengan harga Rp 500.000
LANJUTAN…
 Pertama dihitung dulu tarif penyusutan mesin perjam
Rp 10.000.000 – Rp 500.000
10.000
Tarif penyusutan = 950
Jadi, tarif penyusutan aset tetapnya sudah diketahui, kita selanjutnya
bisa membuat tabel penyusutan sebagai berikut :
Tahun Jam Tarif/Jam Penyusuta Nilai Buku
Operasi n
0 10.000.000
1 3000 950 2.850.000 7.150.000
2 2000 950 1.900.000 5.250.000
3 2000 950 1.900.000 3.350.000
4 1500 950 1.425.000 1.925.000
5 1500 950 1.425.000 500.000
CONTOH PERHITUNGAN DEPLESI
Sebuah tambang dibeli dengan harga Rp 10.000.000,
dengan taksiran isi 150.000 ton. Setelah dieksplotasi nilai
tanah diperkirakan Rp 1.000.000, maka deplesinya :

Deplesi = (Rp 10.000.000-Rp1.000.000)/150.000)


= Rp 60/ton

Jika pada tahun tersebut tambang menghasilkan 10.000 ton, maka


nilai deplesinya menjadi, Rp 60 x 10.000 =Rp 60.000.
ASET TAK BERWUJUD

Akuntansi aset tak Analisis aset tak


berwujud berwujud

Aset tak berwujud


Godwill tak tercatat dan
kontinjensi
REVALUASI ASET MENURUT IFRS

1.Perlakuan Akuntansi
 Perlakuan akuntansi

 Pembalikan penurunan nilai sebelumnya

2.Model Revaluasi
IFRS mengizinkan perusahaan untuk menaikkan
nilai tercatat aset jangka panjang, bahkan ketika
nilainya diatas biaya historis yang disusutkan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai