Yang dimaksud dengan sumber akhlak adalah yang menjadi ukuran baik-buruk atau mulia dan tercela. Sebagaimana keseluruhan ajaran Islam. Sumber akhlak adalah al-Qur'an dan al-Hadits, bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat, sebagaimana pada konsep etika dan moral. Dalam konsep akhlak, segala sesuatu dinilai baik- buruk, terpuji-tercela, semata-mata karena syara‟ (al- Qur'an dan Sunnah) menilainya demikian. Bagaimana dengan peran hati nurani, akal dan pandangan masyarakat dalam menentukan baik dan buruk karena manusia diciptakan oleh Allah SWT memiliki fitrah bertauhid, mengakui ke-Esaan-Nya sebagaimana dalam firman Allah : “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah ٍ ِ﴾ َوإِ َّن َك لَ َع َل ٰى ُخلُ ٍق َعظ ٤﴿ يم
“Dan sesungguhnya engkau berada di atas akhlak yang agung.” (QS. Al-Qalam[68]: 4) kedudukan akhlak dalam agama ini sangat tinggi sekali. Bahkan Nabi kita Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika ditanya tentang apa yang paling banyak memasukkan seseorang ke dalam surga, beliau mengatakan:
س ُن ْال ُخلُ ِق ْ َ ت ْقوى ِهَّللا َو ُح
“Bertaqwa kepada Allah dan berakhlak dengan akhlak yang baik.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah) إِ َّن ِم ْن أَ ِحبِّ ُك ْم إِلَ َّي َوأَ ْق َربِ ُك ْم ِمنِّي َمجْ لِ ًسا يَ ْو َم ْالقِيَا َم ِة أَحْ َسنُ ُك ْم أَ ْخاَل قًا
“Sesungguhnya di antara orang-orang yang paling aku
cintai dan paling dekat tempat duduknya pada hari kiamat denganku yaitu orang-orang yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi) ق ِ اَلخْ َ أْل ا ح َ ِ ل ا ص َ م َ َ ت أِل م ِّ تُ ُ إِنَّ َما بُ ِع ْث
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah bagi kalian
contoh yang baik bagi orang yang mengharap pertemuan dengan Allah dan hari akhir dan mengingat Allah dengan dzikir yang banyak.” (QS. Al-Ahzab[33]: 21) ْ ُ﴾إِنَّ َما ن ٩﴿ ط ِع ُم ُك ْم لِ َوجْ ِه اللَّـ ِه اَل نُ ِري ُد ِمن ُك ْم َج َزا ًء َواَل ُش ُكو ًرا
“Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu
hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.” (QS. Al-Insan[76]: 9) َ ﴾يَا أَيُّهَا الَّ ِذ َ ِين آ َمنُوا اتَّقُوا اللَّـهَ َو ُكونُوا َم َع الصَّا ِدق ١١٩﴿ ين
“Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada
menghantarkan kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan mengantarkan kepada surga dan senantiasa seorang berjujur dan berusaha untuk jujur sampai ditulis di sisi Allah sebagai orang yang sangat jujur.” ال فَأَبَي َْن أَن يَحْ ِم ْلنَهَا َوأَ ْشفَ ْق َن ِم ْنهَا ِ َض َو ْال ِجب ِ ْر َ أْل اوَ ت ِ ا و َ ا م َ َّ س ال ىَ لعَ َ ةَ نا م َ َ إِنَّا َع َرضْ نَا اأْل ٧٢﴿ ان ظَلُو ًما َجهُواًل َ ان ۖ إِنَّهُ َك ُ ﴾ َو َح َملَهَا اإْل ِ ن َس
“Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat
kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,” (QS. Al-Ahzab[33]: 73)