Anda di halaman 1dari 28

Laporan Pendahuluan

BENIGNA PROSTAT HYPERPLASIA


NAMA NISA KHAERANI
NIM. 201030200079
PENGERTIAN

BPH (Hiperplasia prostat benigna) adalah suatu


keadaan di mana kelenjar prostat mengalami
pembesaran, memanjang ke atas ke dalam kandung
kemih dan menyumbat aliran urin dengan menutup
orifisium uretra. BPH merupakan kondisi patologis
yang paling umum pada pria
Dapat disimpulkan bahwa BPH (Benigna Prostatic
hyperplasia) merupakan Pembesaran pada kelenjar
prostat yang dapat menyumbat aliran urin yang
sering terjadi umumnya pada pria.
Penyebab
Penyebab yang pasti dari terjadinya BPH sampai sekarang
belum diketahui. Namun yang pasti kelenjar prostat sangat
tergantung pada hormon androgen. Faktor lain yang erat
kaitannya dengan BPH adalah proses penuaan. Ada
beberapa factor kemungkinan penyebab antara lain
1. Dihydrotestosteron
2. Perubahan keseimbangan hormon estrogen – testoteron
3. Interaksi stroma – epitel
4. Berkurangnya sel yang mati  
 
Manifestasi klinik (tanda & gejala)

1. Gejala iritatif
2. Gejala obstruktif
3. Gejala generalisata
Pemeriksaan penunjang

1. Urinalisa
Analisis urin dan mikroskopik urin penting untuk
melihat adanya sel leukosit, sedimen, eritrosit,
bakteri dan infeksi. Bila terdapat hematuri harus
diperhitungkan adanya etiologi lain seperti
keganasan pada saluran kemih, batu, infeksi saluran
kemih, walaupun BPH sendiri dapat menyebabkan
hematuri.

2. Pemeriksaan darah lengkap  


Karena perdarahan merupakan komplikasi utama
pasca operatif maka semua defek pembekuan harus
diatasi. Komplikasi jantung dan pernafasan biasanya
menyertai penderita BPH karena usianya yang sudah
tinggi maka fungsi jantung dan pernafasan harus
dikaji
Prosedur TURP
Asuhan Keperawatan
Kasus
BENIGNA PROSTAT HYPERPLASIA
KASUS
pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit sering mengeluh tidak
bisa buang air kecil dengan lancar ± 2 bulan yang lalu. Saat ingin buang
air kecil pasien harus mengejan dan terasa nyeri seperti terbakar.
Sehingga pada tanggal 27 Oktober 2017 pasien diperiksa di poli rawat
jalan dan disarankan untuk dirawat di ruang Arafah Rs Bhineka Bakti
Husada. Pada tanggal 28 akan dilakukan operasi dengan methode
TURP. Setelah dilakukan pengkajian post operasi pasien mengatakan
nyeri seperti ditusuk dengan skala 8. Pasien merasa tidak nyaman.
Obat yang digunakan :
 Infus Rl 20 tpm
 Metformin 1x500 gr
 Cefoforazon 2x10 mg/IV
 Amlodipin 1x1gr
 Ceftriaxone 1x2 gr
 Asam traneksamat 3x1 gr
 Ranitidin 2x1 gr
 Keterolac 30 mg
Pengkajian
 Nama : Tn. M
 Jenis Kelamin : Laki-Laki
 Umur : 75 tahun
 Agama : Islam
 Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : Tidak bekerja
 Suku/Bangsa : Sunda
 Alamat : Kp kebon kopi rt 04/08 pengasinan sawangan
 Status Perkawinan : menikah
 Penanggung Biaya : BPJS
a. Keluhan utama saat pengkajian
pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit sering mengeluh tidak bisa
buang air kecil dengan lancar ± 2 bulan yang lalu. Saat ingin buang air kecil
pasien harus mengejan dan terasa nyeri seperti terbakar. Sehingga pada
tanggal 27 Oktober 2017 pasien diperiksa di poli rawat jalan dan disarankan
untuk dirawat di ruang Arafah Rs Bhineka Bakti Husada. Pada tanggal 28 akan
dilakukan operasi dengan methode TURP.

b. Riwayat penyakit sekarang


Setelah dilakukan pengkajian post operasi pasien mengatakan nyeri seperti
ditusuk dengan skala 8. Pasien merasa tidak nyaman.

c. Riwayat penyakit dahulu


Pasien memiliki riwayat hipertensi, pasien pernah dirawat di puskesmas
karena hipertensi, pasien tidak memiliki riwayat pembedahan sebelumnya.
Pemeriksaan fisik

1. Keadaan Umum : Composmentis


2. Tanda vital
TD: 130/80 mmHg
Nadi: 90x/mnt
Suhu : 37,6ºC
RR: 22x/mnt
Penglihatan (mata)
Pupil :  Isokor  Anisokor  Lain-lain:
Sclera/Konjungtiva :  Anemis  Ikterus  Lain-lain:
Pendengaran/Telinga :
Gangguan pendengaran :  Ya  Tidak
Penciuman (Hidung)
Bentuk :  Normal  Tidak
Gangguan Penciuman :  Ya  Tidak

Kebersihan:  Bersih  Kotor


Urin Jumlah: ± 200 cc/hr Warna: keruh Bau: khas
Alat bantu (kateter, dan lain-lain): tidak memakai alat bantu
Kandung kencing: Membesar  Ya  Tidak
Nyeri tekan  Ya  Tidak
Gangguan:  Anuria  Oliguri  Retensi
 Nokturia  Inkontinensia  Lain : tidak masalah
Pola nafas irama:  Teratur  Tidak teratur
Jenis  Dispnoe  Kusmaul  Ceyne Stokes
Suara nafas:  vesikuler  Stridor  Wheezing  Ronchi
Sesak nafas  Ya  Tidak
Batuk  Ya  Tidak

Irama jantung:  Reguler  Ireguler  S1/S2


Nyeri dada:  Ya  Tidak
Bunyi jantung:  Normal  Murmur  Gallop
CRT:  < 3 dt  > 3 dt
Akral:  Hangat  Panas  Dingin  Dingin basah
Refleks fisiologis:  patellalain-lain: normal
Refleks patologis: babinsky lain-lain: tidak ada gangguan
Lain-lain:
Istirahat / tidur: 5-6 jam/hari
Gangguan tidur: sulit tidur malam hari
GCS 15 Eye:4 Verbal:5 Motorik:6 Total: 15
Kemampuan pergerakan sendi:  Bebas  Terbatas
Kekuatan otot: 5

Kulit
Warna kulit:  Ikterus  Sianosis  Kemerahan  Pucat 
Hiperpigmentasi
Turgor:  Baik  Sedang  Jelek
Odema:  Ada  Tidak ada
Luka  Ada  Tidak ada
Tanda infeksi luka  Ada  Tidak ada
Nafsu makan:  Baik  Menurun Frekuensi: 3 x/hari
Porsi makan:  Habis  Tidak Ket: mual
Diet : tidak diit
Minum : ±1200 cc/hari Jenis: air putih

Mulut dan Tenggorokan


Mulut:  Bersih  Kotor  Berbau
Mukosa  Lembab  Kering  Stomatitis
Tenggorokan  Nyeri telan  Kesulitan menelan
 Pembesaran tonsil  Lain : tidak masalah

Abdomen  Tegang Kembung  Ascites  Nyeri tekan,


Peristaltik 15 x/mnt
Pembesaran hepar  Ya  Tidak
Pembesaran lien  Ya  Tidak
Buang air besar 1 x/hari Teratur:  Ya  Tidak
Konsistensi lembek, Bau: khas, Warna: kuning
Lain-lain:
Hasil Laboratorium
Laboratorium
 

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan

HEMATOLOGI

Hemoglobin (HGB) 12,8 13,2 – 17,3 g/dL

Leukosit (WBC) 12,6 3,8 – 10,6 10ˆ3/uL

Eritrosit 4,3 4,4 – 5,9 10ˆ6/uL

Hematokrit (HCT) 42 40 – 52 %

Hitung Jenis Lekosit

Netrofil batang 2 3-5 %

Limfosit 23 25 – 40 %

Monosit 1 2–8 %

Laju Endap Darah (LED) 32 < 15 mm/jam

KIMIA DARAH

KARBOHIDRAT

Glukosa Sewaktu (GDS) 243 74-180 mg/dL

FUNGSI HATI

Ureum 82 13 – 43 mg/dL
Terapi obat

 Infus Rl 20 tpm
 Metformin 1x500 gr
 Cefoforazon 2x10 mg/IV
 Amlodipin 1x1gr
 Ceftriaxone 1x2 gr
 Asam traneksamat 3x1 gr
 Ranitidin 2x1 gr
 Keterolac 30 mg
Analisa Data
No Data fokus Etiologi Problem

DS : Agen injuri fisik


1 Nyeri akut
Klien mengatakan nyeri pembeahan
seperti di tusuk-tusuk skala
nyeri 8

DO :
Pasien tampak meringis
TD: 130/80 mmHg
Nadi: 90x/mnt
Suhu : 37,6ºC
RR: 22x/mnt
 
 
No Data fokus Etiologi Problem

2. DS :  
Klien mengatakan tidak Nyeri akut Gangguan pola
nyaman tidur

DO :
TD: 130/80 mmHg
Nadi: 90x/mnt
Suhu : 37,6ºC
RR: 22x/mnt
No Data fokus Etiologi Problem

3. DS: pasien mengatakan terjadi Prosedur invasif  Resiko infeksi


infeksi pada luka bekas operasi dan pembedahan
 
DO:
TD: 130/80 mmHg
Nadi: 90x/mnt
Suhu : 37,6ºC
RR: 22x/mnt
Diagnosa
Keperawatan
1. Nyeri akut 2. Hambatan aktifitas

berhubungan dengan di tempat tidur

agen cedera fisik berhubungan dengan

dibuktikan dengan nyeri keterbatasan

seperti di tusuk-tusuk lingkungan peralatan

dengan skala nyeri 8 terapi

3. Resiko infeksi berhubungan


dengan prosedur invasive trauma
pembedahan
Di buktikan dengan post operasi
Rencana Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan injuri fisik prosedur pembedahan

Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam
Kriteria Hasil
 Mampu mengontrol nyeri
 Mampu mengetahui tingkat nyeri

Intervensi :
 Memperlihatkan teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk
menvcapai kenyamana nyeri berkurang
 Menngajarkan trindakan meredakan nyeri dengan analgesik dan non analgesik
tidak mengalami gangguan dalam tanda-tanda vital dan melaporkan pola
tidur yang baik
2.  Hambatan aktifitas di tempat tidur berhubungan dengan keterbatasan
lingkungan peralatan terapi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam t dengan kriteria hasil:
 Mampu mengetahui penyebab tidak nyaman
 Mampu memodifikasi ruang tidur menjadi bersih nyaman
Intervensi :
 Berikan posisi yang nyaman
 Ajarkan teknik untuk mengurangi rasa nyeri seperti relaksasi dan distraksi
 Mengobservasi tingkatan nyeri
3. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive trauma pembedahan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam di harapkan
dengan kriteria hasil :
Tanda-tanda infeksi setelah post op hilang

Intervensi :
 Monitor adanya tanda-tanda gejaa infeksi
 Monitor kerentangan terhadap infeksi
 Ajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejala infeksi
Implementasi

Tgl/Jam Diagnosa Keperawatan Implementasi SOAP


 Memperlihatka S:pasien mengatakan
Nyeri akut
n teknik nyeri berkurang dari 8
berhubungan relaksasi menjadi 6
secara  
dengan injuri fisik
individual yang O: Skala nyeri
prosedur efektif untuk berkurang
menvcapai  
pembedahan
kenyamana A: masalah sebagian
 
nyeri teratasi
berkurang  
 Mengajarkan P:intervensi
trindakan dilanjutkan
meredakan
nyeri dengan
analgesik dan
non analgesik
tidak
 Memberikan S : klien mengatakan
Hambatan
Berikan posisi tidak nyaman
aktifitas di yang nyaman  
 mengajarkan O : Tanda vital
tempat tidur
teknik untuk TD: 130/80 mmHg
berhubungan mengurangi Nadi: 90x/mnt
rasa nyeri Suhu : 37,6ºC
dengan
seperti RR: 22x/mnt
keterbatasan relaksasi dan
distraksi A: masalah belum
lingkungan
 Mengobservas teratasi
peralatan terapi i tingkatan  
nyeri P: intervensi di
  lanjutkan
 
 
  S : pasien
Resiko infeksi Tanda-tanda
mengatakan terjadi
berhungan dengan infeksi setelah infeksi pada luka
bekas operasi
prosedur invasif post op hilang
 
pembedahan O: Tanda vital
TD: 130/80 mmHg
Nadi: 90x/mnt
Suhu : 37,6ºC

RR: 22x/mnt

A:masalah belum
teratasi
 
P: intervensi di
lanjutkan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai