Anda di halaman 1dari 16

PEMANTAUAN IBU

Memantau Kontraksi uterus


 Periksa frekuensi dan lama kontraksi uterus setiap
jam selama fase laten dan setiap 30 menit selama
fase aktif. Gunakan jarum detik yang ada pada
jam, letakkan tangan penolong diatas uterus dan
palpasi jumlah kontraksi yang terjadi dalam kurun
waktu 10 menit. Tentukan durasi atau lama setiap
kontraksi yang terjadi. Diantara dua kontraksi akan
terjadi relaksasi dinding uterus.
PEMANTAUAN IBU
KU Ibu
 Nilai kondisi kesehatan dan kenyamanan ibu selama
persalinan
 Nadi, tekanan darah dan suhu tubuh
 Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit
 Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam (lebih
sering jika diduga adanya penyulit), ingat jangan
menilai tekanan darah pada saat kontraksi karna
pada saat ini tekanan darah meningkat 10 mmHg.
 Nilai dan catat temperatur tubuh ibu setiap 2 jam
(lebih sering jika ada peningkatan yang mendadak
atau diduga adanya infeksi)
 Kandung kemih
Jika kandung kemih wanita benar-benar penuh
(distensi) dan tidak mampu berkemih dan
mengosongkan kandung kemihnya,anda harus
mengambil keputusan untuk melakukan
kateterisasi guna menghindari trauma kandung
kemih, ketidaknyamanan abdomen bagian bawah.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam
memutuskan perlunya melakukan kateterisasi
adalah sebagai berikut:
 Ketidaknyamanan bagi wanita
 Peningkatan resiko infeksi kandung kemih akibat
kateterisasi.

Volume urin, protein dan aseton


 Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu
sedikitnya setiap 2 jam (setiap kali ibu
berkemih).
Hidrasi
 Cairan
 Mual dan muntah
 Keringat

Kondisi umum
– Keletihan dan penurunan kondisi fisik
– Perilaku dan respon terhadap persalinan
– Nyeri dan kemampuan koping.
Gejala dan tanda kala dua persalinan adalah
 Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan
terjadinya kontraksi (DORAN)
 Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada
rektum dan/atau vaginanya(TEKNUS)
 Perineum menonjol (PERJOL)
 Vulva-vagina dan spingter anus membuka
(VULNUSKA)
 Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.
KEMAJUAN PERSALINAN
Menilai kemajuan persalinan dengan melihat
pembukaan serviks dan penurunan kepala.
 Pembukaan serviks diketahui dengan cara
melakukan pemeriksaan dalam.
 Menilai penurunan kepala melalui palpasi
abdomen
– 5/5, kepala masih bisa diraba dengan 5 jari,
artinya kepala belum masuk pintu atas
panggul.
– 4/5, kepala masih bisa diraba dengan 4 jari,
artinya kepala sudah masuk 1 jari kedalam
pintu atas panggul.
– 3/5, kepala masih bisa diraba dengan 3 jari,
artinya kepala sudah masuk 2 jari kedalam
pintu atas panggul.
– 2/5, kepala masih bisa diraba dengan 2 jari,
artinya kepala sudah masuk 3 jari kedalam
pintu atas panggul.
– 1/5, kepala masih bisa diraba dengan 1 jari,
artinya kepala sudah masuk 4 jari kedalam
pintu atas panggul.
– 0/5, kepala tidak dapat diraba lagi di dinding
abdomen, artinya kepala sudah masuk
semuanya kedalam pintu atas panggul.
PEMANTAUAN JANIN
Evaluasi kesejahteraan janin selama kala II
persalinan adalah lanjutan evaluasi
kesejahteraan janin selama kala I persalinan :
 Denyut jantung janin
Catat dan nilai denyut jantung janin (DJJ)
setiap 30 menit (Lebih sering jika ada tanda-
tanda gawat janin). Kisaran DJJ normal 120-
160 x/menit.
ketuban
Warna dan adanya air ketuban janin
 Nilai kondisi ketuban setiap kali melakukan periksa dalam dan nilai
warna air ketuban jika selaput ketuban sudah pecah.
Lambang-lambang yang digunakan untuk menilai warna air ketuban:
 U : selaput ketuban utuh (belum pecah)
 J : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih.
 M : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur
 mekoneum.
 D : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur
 darah
 K : selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban kering.
Penyusupan (molase) tulang kepala janin
 Penyusupan adalah indikator penting
tentang seberapa jauh kepala bayi dapat
menyesuaikan diri terhadap bagian keras
(tulang) panggul ibu. Semakin besar derajat
penyusupan atau tumpang tindih antar
tulang kepala semakin menunjukan resiko
disporposi kepala panggul (CPD).
Lambang-lambang yang digunakan untuk menilai
penyusupan antar tulang kepala.
0 : tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan
mudah dapat dipalpasi.
1 : tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.
2 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih
tetapi masih dapat dipisahkan.
3 : tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak
dapat dipisahkan

Anda mungkin juga menyukai