Anda di halaman 1dari 64

Setting Up Emergency Medical Service

 
Intensive Course & Workshop
 
Dr Sutomo Hospital Surabaya
Emergency Medicine & Disaster Management Working Group

Module
Day 5
Day 5

Bencana
1.00 Triage-Transportasi
Receiving area

1.30 Skill  45 min


Skill Resusitasi Jantung Paru 45 min

1.00 Komunikasi medik


1.00 Skill Demonstration (plenary)

Soal –1 Group Work + Presentation


2.00 Soal – 2 Group Work + Presentation
Skala Musibah

Bencana
Peningkatan (Mass disaster)

Musibah masal
(Mass casualties)

Gawat sehari-hari
Disaster = bencana
Jumlah korban banyak,
melebihi kapasitas pertolongan yang tersisa
Fasilitas umum dan medik rusak / hancur

Kobe, Japan 1995 Aceh, 2004


1. Natural disaster
Sarana hancur
2. Man-made
disaster

• kecelakaan industri
– Chernobyl (nuklir),
– Bhopal (kimia)
– Concorde crash
• perang, terorisme
– Invasi ke Iraq
– WTC New York
3. Complex disaster
Garis pemisah
tidak jelas
siapa kawan
siapa lawan
Evacuation in (Mass) Disaster
Coba tarik garis “zoning”

• Memisahkan fasilitas pertolongan dari


daerah bahaya
• Mengusahakan akses keluar masuk
penolong lancar
• Menata agar jenazah tidak menghalangi
pertolongan bagi yang masih hidup
DAERAH AMAN
DAERAH BAHAYA - obati
TRIAGE - kirim / rujukan
- Pilih-pilah
HOT ZONE
Treat
or send

Collect
and sort

Evakuasi
menjauhi
sumber
bencana

Pengaturan area (zoning) di lokasi bencana


+ +

Evakuasi
menjauhi
sumber
bencana

Pengaturan akses masuk keluar


LOKASI MUSIBAH

POS LAPANGAN
1. Memilah, kategori-kan
Triage lapangan 2. Terapi cepat dengan sarana minimal
3. Rujuk tepat

Puskesmas

RS kecil

RS Kabupaten

Jenis FASILITAS RS
cedera JARAK
Triage = memilih (sorting)
Musibah massal Bencana

• Korban sedikit, • Bencana besar, korban


fasilitas cukup banyak, fasilitas hancur

• Jang paling berat • Yang ringan dan


ditolong dulu meski kemungkinan hidup besar
banyak biaya dan obat ditolong dulu karena tidak
banyak biaya dan obat

• Yang ringan ditolong


• Yang berat ditolong
belakangan
belakangan
Sistim Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
POS POS Pusat Pengendali
LAPANGAN DEPAN Pertolongan Medik

• Awam Umum Petugas • Dokter • Dokter Spesialis


• Awam Khusus Ambulans • Perawat • Perawat Terdidik

KOMUNIKASI

TRANSPORTASI

+
Korban Ambulans Puskesmas
RS Kelas C RS Kelas B / A

Intra RS Intra RS
Pra RS
•Antar RS
Cara mengangkat begini merusak
tulang belakang yang cedera
Transportasi
• Gunakan spine-board atau brancard yang
alasnya datar dan keras agar punggung
tidak melengkung
• Tidak boleh pakai bantal dikepala
• Fixasi leher agar tidak banyak gerak
• Fixasi tubuh agar tidak terjatuh
• Usahakan posisi tubuh pasien selalu datar
Breathing harus terus dibantu, + Oksigen
Infus harus tetap menetes, tidak boleh berhenti
Jika perlu posisi shock, tetap dipertahankan selama di jalan
Inti sari tata laksana transportasi

• Pasien sesedikit mungkin digerakkan


• Semua extremitas dijaga lurus,
gerakan sesedikit mungkin

• Jangan mengangkat dengan punggung


membungkuk (risiko HNP).
Kerjakan dengan punggung lurus,
dengan kekuatan otot paha
Atap tinggi
agar dapat bekerja
di dalamnya

Head-clearance tinggi
Petugas dapat memberi
pertolongan lanjutan
seraya ambulans jalan
Oxygen, Ambu-bag, Ventilator
BP, infusion, bandages
Drugs (vasopressor)
EKG & DC shock
Pertahankan posisi korban tetap datar
selama diangkut
Komunikasi untuk memberi berita ke tempat
rujukan, pasien sakit apa dan sudah dilakukan apa
Receiving area

• Triage lagi
• Beri Oxygen dulu
• Pasang infus / IV line
• Primary Survey
• Periksa lain-lain
– Darah lengkap, periksa khusus
– foto sinar-X
Beri label identitas
segera

1. Identifikasi
2. Prioritas
Airway – amankan dulu
• Jaw thrust segera diikuti pemasangan pipa
oro / naso pharynx
• kalau perlu, dan fasilitas ada,
segera intubasi trachea
• Suction, bersihkan pharynx dari cairan,
darah, muntahan
• Jika muntah banyak  miringkan badan
dengan cara log-roll
Cegah muntahan
masuk paru

Posisi miring
Nafas, beri Oksigen

• Beri oksigen, paling sedikit 60%


• Hitung Frekwensi nafas, apakah > 30 ? Tanda
Tersengal-sengal ? distress
• Adakah gerak cuping hidung (flaring nostril) nafas (+)
• Adakah cekungan sela iga waktu inspirasi berikan
nafas buatan
Bantuan oksigenasi

• Beri oksigen > 60%

• Jika ada distress, segera


beri nafas buatan
Dekompresi pneumotoraks (tension)
harus dikerjakan selama Survei Primer
TIDAK PERLU MENUNGGU X-ray thorax
Posisi shock ANGKAT
KEDUA
TUNGKAI

300 - 500 cc darah


dari kaki pindah ke
sirkulasi sentral
Shock ?

• Perfusi :
– pucat - dingin - basah
– cap. refill time lambat (kuku, telapak)
• Nadi > 100
• Tekanan darah < 100 (atau 90) mmHg
Pasang infus / jalur IV
• Untuk mengatasi shock
• Untuk memasukkan obat

• Kalau sudah ada satu infus, pasang


infus satu lagi
– ambil sampel darah untuk cari donor
segara pasang sticker nama pasien
– pilih vena besar
– gunakan jarum besar
– cairan harus dapat diguyur
Nadi masih teraba di: Tek darah masih
– art. radialis > 80 mmHg
– art. femoralis > 70 mmHg
– art. carotis > 60 mmHg
Hentikan perdarahan segera
Perdarahan 20 cc / menit = 1200 cc / jam

+ bebat tekan
Evaluasi kesadaran

• AVPU
• Bila TIK tinggi, segera
rubah posisi jadi head up
(jika tekanan darah stabil)
Mobilisasi SDM
= manfaatkan tenaga yang ada

• Dokter ?
• Mungkin cuma Anda sendiri
• Perawat?

• Orang awam? • Ada banyak


Manfaatkan tenaga
yang ada
Manfaatkan tenaga yang ada
Musibah masal = bencana kecil
dapat digunakan melatih sistem

Bencana
Peningkatan (Mass disaster)

Musibah masal
(Mass casualties)

Gawat sehari-hari
?
Receiving area Skills

• Triage
• Primary Survey
Receiving area Skills

• Beri Oxygen dulu


• Primary Survey
• Pasang infus / IV line
• Periksa lain-lain
– Darah lengkap, periksa khusus
– foto sinar-X
Receiving area Skills

• Triage
• Labeling
Setting up radio-communication posts
Koordinasi dari
Pusat Pengendali Pertolongan Medik
Peralatan komunikasi
• Pemancar – penerima (transceiver)
– rig : unit meja, pakai accu mobil / listrik DC,
power tinggi, jangkauan ratusan km
– HT : unit tangan, pakai baterai, power rendah,
jangkauan 5-10 km
• Tilpon
– fixed line (kawat) : percakapan, fax, sms
– wireless : percakapan, sms, picture message
– tilpon satelit langsung
• Internet / e-mail service
Pilihan frekwensi gelombang transceiver
untuk koordinasi musibah masal dan bencana
• VHF
– untuk garis pandang lurus
– jangkauan puluhan km
– mudah terhalang gedung beton, gunung
– sistim simplex, bicara harus bergantian
• UHF
– untuk garis pandang lurus
– jangkauan beberapa ratus meter saja
– dapat menembus bangunan umumnya
– sistim simplex, bicara harus bergantian
Pilihan frekwensi gelombang transceiver
untuk koordinasi musibah masal dan bencana

• SSB (Single Side Band)


– dipancarkan ke lapis udara troposfir dan
dipantulkan kembali ke bumi
– jangkauan ribuan km
– mudah terganggu cuaca
– sistim semi-duplex, bicara dapat serentak
Pusat Koordinasi

RS Pukesmas
Transmisi sukar Gunung
terhalang gunung

Puskesmas
Pantai

Puskesmas
Jalan raya t a i
p an
aris
G
Bagaimana jika VHF terhalang gunung ?

• Buat sistim berantai antar Puskesmas


• Buat stasiun relay otomatik
Pusat Koordinasi

RS Pukesmas
Transmisi sukar Gunung
terhalang gunung

Puskesmas
Pantai

Puskesmas
Jalan raya t a i
p an
aris
G
radio VHF untuk jarak pandangan mata (straight horizon)
radio SSB u/ koordinasi antar pulau sampai > 1000 km
(misi medik ‘92 Tsunami Flores & ‘99 Timor Timur)

antena SSB

antena VHF
Perlengkapan antena di Puskesmas
dapat dibuat sendiri
ACEH
TSUNAMI

Intra
Hospital
Service

Surabaya
City East East
Java Indonesia
5000 km

Meulaboh
5000 km --- 220 million

Tsunami

Bali

1000 km – 110 million


Medical Communication
• Sebut siapa yang bicara
• Sebut siapa yang Anda tuju
• Sebut permasalahan yang ada
– gunakan bahasa sederhana
– subjek-predikat-obyek
– ulangi perintah yang diterima
• Jangan pakai bahasa berbunga-bunga dan
bicara putar-putar
Pusat Koordinasi
sama
RS atau
beda ?
Frekwensi koordinasi

frekwensi chatting

Komunikasi jenis simplex


- bicara harus bergantian
- sinyal yang kuat akan menutup
sinyal yang lemah
Jangan menyela pembicaraan tanpa
minta izin dulu
?
Medical Com skills
(plenary demonstration)

• Demo tata cara komunikasi medik antara


Pusat Komando di RS dengan 2 – 3
puskesmas
– roll call
– radio check
– rujukan

Anda mungkin juga menyukai