Anda di halaman 1dari 21

ETIKA HUKUM KESEHATAN

DOKTER, PASIEN, DAN HUKUM

Tugas ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah Etika Hukum Kesehatan

Oleh :
Eni Mahyuni (1920322012)

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


H. Ikhsan Yusda, PP, SH, LLM
OUT LINE

• BAB I PENDAHULUAN
• BAB II PEMBAHASAN
• BAB III PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Pasal 28H (1) Pelayanan


Hak dan
UUD RI 1945 kesehatan
kewajiban Terjadinya
Hak untuk melibatkan
pasien dan sengketa antara
mendapatkan Hubungan
dokter akibat dokter dengan
kesehatan dan langsung
hubungan pasien
pelayanan dokter dengan
hukum
kesehatan pasien

4
Rumusan Masalah

• Apa pengertian dokter dan pasien menurut undang-undang


• Apa saja hak dan kewajiban dokter dan pasien
• Apa hubungan hukum dokter dengan pasien dalam pemberikan pelayanan
kesehatan
• Hubungan hukum dokter dengan pasien
• Apa saja tanggung jawab dokter dalam hukum perdata
• Apa saja tanggung jawab dokter dalam hukum pidana
Tujuan Makalah

• Dapat menjelaskan arti dokter dan pasien menurut undang-undang


• Dapat menjelaskan apa saja hak dan kewajiban dokter dan pasien
• Dapat menjelaskan apa hubungan hukum dokter dengan pasien dalam pemberian
pelayanan kesehatan
• Dapat menjelaskan hubungan hukum dokter dengan pasien
• Dapat menjelaskan apa saja tanggung jawab dokter dalam hukum perdata
• Dapat menjelaskan apa saja tanggung jawab dokter dalam hukum pidana
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Dokter dan Pasien menurut undang-undang

Dokter adalah orang yang memiliki kewenangan


dan izin sebagaimana mestinya untuk
melakukan pelayanan kesehatan, khususnya
memeriksa dan mengobati penyakit dan Pasien adalah setiap orang yang
dilakukan menurut hukum dalam pelayanan melakukan konsultasi masalah
kesehatan. kesehatannya untuk memperoleh
Dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter pelayanan kesehatan yang diperlukan
spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi spesialis baik secara langsung maupun tidak
lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran langsung kepada.
gigi baik di dalam maupun di luar negeri yang
diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

8
Hak dan Kewajiban Dokter
Menurut UU Praktik Kedokteran UU No.29 Tahun 2004

Hak Dokter : pasal 50


• Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai standar profesi dan
standar prosedur operasional
• Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi dan standar operasional prosedur
• Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya
• Menerima imbalan jasa

Kewajiban Dokter : pasal 51


• Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur
operasional serta kebutuhan medis pasien
• Merujuk pasien ke dokter lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik,
apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan
• Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien
itu meninggal dunia;
• Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang
lain yang bertugas dan mampu melakukannya
• Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran
Hak dan Kewajiban Pasien
Menurut UU Praktik Kedokteran UU No.29 Tahun 2004
Hak Pasien : pasal 52
• Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis yang akan dilakukan dokter
• Meminta pendapat dokter lain
• Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis
• Menolak tindakan medis yang akan dilakukan dokter bila ada keraguan
• Mendapatkan isi rekam medis.

Kewajiban Pasien : pasal 53


• Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya
• Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter
• Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan
• Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
Hubungan Hukum antara Dokter dengan Pasien dalam
Memberikan Pelayanan Kesehatan
• Hubungan hukum antara dokter dengan pasien telah terjadi sejak zaman Yunani
kuno, dimana hubungan ini merupakan hubungan yang sangat pribadi yang
didasarkan atas kepercayaan dari pasien terhadap dokter, karena dokter
memberikan pengobatan kepada yang membutuhkan, disebut dengan transaksi
terapeutik.
• Transaksi terapeutik adalah perjanjian antara dokter dan pasien berupa hubungan
hukum yang melahirkan hak dan kewajiban antara dokter dan pasien (subjek
hukum) yang berupaya untuk menyembuhkan pasien, yang merupakan objek dari
perjanjian ini dan menimbulkan akibat hukum.
• Kedudukan dokter dianggap lebih tinggi oleh pasien dan peranannya lebih penting
daripada pasien, karena keadaan psikobiologisnya memberikan peringatan bahwa
ia merasa sakit, dan dalam hal ini dokterlah yang dianggapnya mampu
menolongnya dan memberikan bantuan pertolongan.
Hubungan Hukum Dokter dengan Pasien

• Hubungan hukum dokter dengan pasien akan menempatkan dokter dan pasien
berada pada kesejajaran, salah satu bentuk kesejajaran dalam hubugan hukum
dokter pasien adalah melalui informed consent atau persetujuan tindakan
medik. Sehingga setiap apa yang dilakukan oleh dokter terhadap pasien tersebut
harus melibatkan pasien dalam menentukan apakah sesuatu tersebut dapat atau
tidak dapat dilakukan atas dirinya dan pasien berhak memutuskan apakah
menerima atau menolak sebagian atau seluruhnya rencana tindakan dan
pengobatan yang akan dilakukan oleh dokter terhadap dirinya.
Hubungan Hukum Dokter dengan Pasien

Hubungan hukum dokter pasien yang sesuai Pasal 1320 KUH Perdata yang
mengatur syarat-syarat sahnya sebuah perjanjian atau perikatan hukum. Syarat-
syarat tersebut yaitu antara lain :
1. Pelaku perjanjian harus dapat bertindak sebagai subjek hukum.
2. Perjanjian antara subjek hukum tersebut harus atas dasar sukarela dan tanpa
paksaan.
3. Perjanjian tersebut memperjanjikan sesuatu di bidang pelayanan kesehatan.
4. Perjanjian tersebut harus atas sebab yang halal dan tidak bertentangan
dengan hukum.

13
Hubungan Hukum Dokter dengan Pasien

• Dalam hubungan antara dokter dan pasien sering timbul masalah dengan adanya
dugaan terjadinya kelalaian medis, hal itu dapat juga disebabkan karena kurangnya
pemahaman atau persepsi yang sama atas hak dan kewajiban baik pemberi
dan penerima pelayanan kesehatan.
• Hal yang sangat mendasar dalam pelayanan kesehatan yang selalu
dipermasalahkan masyarakat adalah menyangkut keterbukaan, transparansi, mutu
pelayanan, penerapan aturan, kedisiplinan waktu, sehingga sering diduga
melakukan kelalaian medis atau musibah klinis.
Tanggung Jawab Dokter dalam Hukum Perdata
• Dokter sebagai tenaga professional bertanggung jawab dalam setiap tindakan medis yang
dilakukan dokter terhadap pasien. Dalam menjalankan tugas profesionalnya didasarkan pada
niat baik yaitu berupaya dengan sungguh-sungguh berdasarkan pengetahuannya yang
dilandasi dengan sumpah dokter, kode etik kedokteran dan standar profesinya untuk
menyembuhkan atau menolong pasien. Tanggung jawab ini merupakan tanggung jawab etis.
• Berdasarkan Pasal 1367 KUH Perdata, tanggung jawab tersebut dapat mengandung
beberapa aspek yaitu dapat ditimbulkan karena “wanprestasi” (tidak memenuhi prestasi),
karena perbuatan melanggar hukum (onrecht matigedaad), dapat juga karena kurang hati-
hatinya mengakibatkan matinya orang (moedwillige/onrecht matigedoodslag) dan juga
karena kurang hati-hatinya mengakibatkan cacat badan.
• Gugatan untuk membayar ganti rugi atas dasar persetujuan atau perjanjian yang terjadi
hanya dapat dilakukan bila memang ada perjanjian dokter dengan pasien. Menurut Pasal
1426 KUH Perdata ganti rugi yang lazim dipergunakan ialah uang, selain uang yaitu
pemulihan keadaan semula (innatura) dan larangan untuk mengulangi, . Keduanya ini kalau
tidak ditepati dapat diperkuat dengan uang paksa, tetapi uang paksa bukan merupakan
bentuk atau wujud ganti rugi.
Tanggung Jawab Dokter dalam Hukum Perdata

Tanggung Jawab Perdata Dokter Karena Perbuatan Melanggar Hukum


(onrechtmatige daad) berdasarkan Pasal 1365 KUH Perdata. Adanya tindakan atau
perbuatan Unsur-unsur yang tersimpul dari perumusan Pasal 1365 adalah:
1. Perbuatan itu harus melawan hukum (onrecht matigedaad)
2. Pelakunya mempunyai unsur salah
3. Tindakan atau perbuatan itu menimbulkan kerugian.

16
Tanggung Jawab Dokter dalam Hukum Pidana

• Perbuatan criminal malpractice apabila memenuhi rumusan delik pidana, yaitu


perbuatan tersebut harus merupakan perbuatan tercela dan dilakukan sikap bathin yang
salah, yaitu berupa kesengajaan, kecerobohan atau kealpaan. Kesalahan atau kelalaian
tenaga kesehatan dapat terjadi di bidang hukum pidana, diatur antara lain dalam Pasal 263,
267, 294 Ayat (2), 299, 304, 322, 344, 347, 348, 349, 351, 359, 360, 361 dan 531 KUHP.
• Beberapa contoh dari criminal malpractice yang berupa kesengajaan adalah membocorkan
rahasia kedokteran, melakukan aborsi tanpa indikasi medis, tidak melakukan kewajiban
dalam memberikan pertolongan kepada seseorang yang dalam keadaan emergency,
melakukan eutanasia, menerbitkan surat keterangan dokter yang tidak sesuai dengan kondisi
yang sebenarnya, membuat visum et repertum yang tidak benar, dan memberikan
keterangan yang tidak benar di sidang pengadilan dalam kapasitasnya hadir sebagai saksi
ahli, pasal 79 huruf c Undang-Undang Praktik Kedokteran juga mengatur mengenai
tanggung jawab dokter untuk menjalankan profesinya
• Dalam Pasal 51 Undang-Undang Praktik Kedokteran, setiap dokter atau dokter gigi yang
dengan sengaja tidak memenuhi kewajibannya dipidana dengan pidana kurungan paling
lama satu tahun atau denda paling banyak Rp. 50.000.000.000,00- (lima puluh
juta rupiah).
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan

• Hubungan hukum yang terjadi antara pasien dengan dokter dalam memberikan pelayanan
kesehatan berupa perjanjian antara dokter dan pasien yang melahirkan hak dan kewajiban
antara keduanya yang menimbulkan akibat hukum yang disebut dengan transaksi terapeutik
• Hubungan hukum dokter dengan pasien akan menempatkan dokter dan pasien berada pada
kesejajaran, salah satu bentuk kesejajaran dalam hubugan hukum dokter pasien
adalah melalui informed consent atau persetujuan tindakan medik.
• Didalam melaksanakan pelayanan kesehatan, dokter memiliki tanggung jawab etis. Apabila
terjadi wanprestasi atau perbuatan melanggar hukum, Menurut Pasal 1426 KUH Perdata
ganti rugi yang lazim dipergunakan ialah uang, selain uang yaitu pemulihan keadaan semula
(innatura) dan larangan untuk mengulangi.
• Salah satu kesalahan atau kelalaian tenaga kesehatan dapat terjadi di bidang hukum pidana
yaitu criminal malpractice apabila memenuhi rumusan delik pidana, yaitu perbuatan
tersebut harus merupakan perbuatan tercela dan dilakukan sikap bathin yang salah, yaitu
berupa kesengajaan, kecerobohan atau kealpaan. Dalam Pasal 51 Undang-Undang Praktik
Kedokteran, setiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja tidak memenuhi
kewajibannya dipidana dengan pidana kurungan paling lama satu tahun atau denda
paling banyak Rp. 50.000.000.000,00- (lima puluh juta rupiah).
Saran

• Segala sesuatu yang dilakukan oleh dokter terhadap pasiennya dalam upaya
penyembuhan penyakit pasien adalah merupakan perbuatan hukum yang kepadanya dapat
dimintai petanggung jawaban hukum, dituntut profesionalisme, memberikan pelayanan
medik adalah sebuah perbuatan hukum. Sebaiknya tindakan profesional kedokteran harus
selalu sesuai dengan kode etik profesional dan sumpah jabatan dokter.

Anda mungkin juga menyukai