Anda di halaman 1dari 47

KOLABORASI

MULTIPIHAK
DALAM
RESPONS
COVID-19
Laporan untuk minggu tgl. 29 Juni – 3 Juli
2020
DAFTAR ISI:
• Jumlah organisasi per kegiatan dari data base pemetaan siapa-
melakukan-apa-di mana (hal. 4)
• Permasalahan utama yang diangkat dalam minggu ini, 29 Juni – 3 Juli
2020 (hal. 6) dan permasalahan tambahan yang diidentifikasi (hal.7)
• Update progress, permasalahan dan usulan solusi dari Klaster
Nasional Penanggulangan Bencana (8 – 44)
6 (enam) Klaster Nasional yang aktif: update untuk tgl. 29 Juni-3 Juli 2020
No. Klaster – Sub Klaster Update pada hal.
 1 Logistik 8
 2 Pengungsian dan Perlindungan, sub klaster: Shelter 13
 3 Pengungsian dan Perlindungan, sub klaster: Air, Sanitasi dan Hygiene Belum ada update
 4 Pengungsian dan Perlindungan, sub klaster: Koordinasi dan Manajemen Tempat Penampungan (KMTP) Belum ada update
 5 Pengungsian dan Perlindungan, sub klaster: Perlindungan Anak Belum ada update
 6 Pengungsian dan Perlindungan, sub klaster: Perlindungan Lansia, Orang dengan Disabilitas dan 15
Kelompok Rentan lainnya
 7 Pengungsian dan Perlindungan, sub klaster: Perlindungan dan Penanganan terhadap Kekerasan 18
Berbasis Gender dan Pemberdayaan Perempuan
 8 Pengungsian dan Perlindungan, sub klaster: Dukungan Psikososial 23
 9 Pengungsian dan Perlindungan, kelompok kerja: Bantuan Non Tunai Belum ada update
 10 Pengungsian dan Perlindungan, kelompok Kerja Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat 25
 11 Pendidikan 28
 12 Ekonomi – sub klaster Ketahanan Pangan 30
 13 Kesehatan 32
 14 Kesehatan, sub klaster: Kesehatan Reproduksi 37
 15 Kesehatan, sub klaster: Gizi 40
16 Kesehatan, sub klaster: Kesehatan Jiwa Belum ada update
 17 Pemulihan Dini 42
Pemetaan siapa-melakukan-apa-di mana (3w)
(data: 25 Juni 2020: 244 organisasi; 2.760 kegiatan)
A ir , S a n ita si d a n H y g ien e 40
D u k u n g a n P sik o so sia l 18
S h elter 35
K ea m a n a n 2
K eseh a ta n 120
K eseh a ta n R ep r o d u k si 11
L o g isti k 1
Area Kegiatan

K eta h a n a n P a n g a n d a n P er t a n ia n 19
K M TP 3
S o sia l ek o n o m i 19
K o o r d in a si ( ter m a su k k o o r d in a si lo g isti k ) 21
G iz i 17
P er lin d u n g a n d a n P en a n g a n a n K BG 17
P en d id ik a n 27
P er lin d u n g a n A n a k 12
P er lin d u n g a n L D R 16
0 20 40 60 80 100 120 140

Jumlah organisasi/lembaga/institusi/universitas/badan PBB


Progress, permasalahan dan usulan solusi*

*Catatan – warna:
Coklat: permasalahan, usulan solusi dan target baru.
Hijau: permasalahan dan solusi yang disampaikan dalam laporan sebelumnya dengan
progress berwarna kuning.
Permasalahan utama yang diangkat pada beberapa diskusi di
minggu 29 Juni – 3 Juli 2020
1. Pemulihan ekonomi yang juga terkait dengan masalah ketahanan pangan dan
pertanian adalah salah satu kunci penanganan COVID-19:
• saat ini menurut catatan ada 38 organisasi/lembaga non pemerintah yang bergerak dalam bidang
tersebut.
• belum dipahami adanya koordinasi yang jelas untuk bidang pemulihan ekonomi serta ketahanan
pangan dan pertanian bagi pelaku non pemerintah di tingkat pusat dan daerah.
 Diperlukan dorongan agar koordinasi bidang Pemulihan Ekonomi bisa berjalan
dengan melibatkan para pelaku non pemerintah.
2. Kolaborasi dengan sektor swasta: memerlukan kejelasan bagi sektor swasta dengan para pelaku
kemanusiaan lainnya untuk membangun kerja bersama.
 Diperlukan dorongan pemerintah agar kolaborasi antara sektor swasta dengan para
pelaku kemanusiaan untuk bekerja sama khususnya dalam bidang pemulihan
ekonomi serta ketahanan pangan dan pertanian dapat berjalan baik.
3. Pendidikan: anak adalah masa depan bangsa Indonesia. Anak, guru dan orangtua di wilayah 3T mengalami
permasalahan ketersediaan internet dan piranti pendukungnya.
 Diperlukan dorongan kebijakan dan koordinasi untuk perluasan dan pengadaan
internet baik dari sisi pemerintah maupun sektor swasta.
Tambahan permasalahan yang disampaikan:
• Tim Percepatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (RR) untuk Sulawesi
Tengah dan NTT akan selesai masa tugasnya pada tanggal 31
Desember 2020:
• Kelembagaan seperti apa yang akan mengawal proses Rehabilitasi dan
Rekonstruksi (RR) paska 31 Desember 2020?
• Bagaimana komitmen pembiayaan untuk mendanai RR dari APBN paska 31
Desember 2020?

• Catatan:
• Per tanggal 29 Juni 2020, jumlah huntap yang terbangun di Sulawesi Tengah baru mencatai
630 dari 11.300 yang ditargetkan.
1 Progres Klaster Logistik terkait Penanganan Covid-19
(dihimpun dari hasil diskusi sampai 03 Juli 2020)
Klaster Logistik
Progress: 1. Koordinasi Logistik:
• Koordinasi Umum dilakukan secara berkala setiap bulan (sebelumnya setiap 2 mingguan).
• Koordinasi Umum dengan Provinsi dilakukan secara ad-hoc, termasuk pemetaan Kapasitas logistik. Aktivasi Klaster
Logistik ditingkat Provinsi sedang diinisiasi.
• Koordinasi Khusus yang difasilitasi:
(i) Logistik medis terkait APD dan Alkes (Kemenkes, Kemenperin, BNPB)
(ii) Mekanisme penerimaan bantuan Luar Negeri (BNPB, ALFI, Bea Cukai)
(iii) Advokasi penambahan titik masuk bantuan Internasional (BNPB, ALFI)
(iv) Kendala rantai pasok komoditas pangan (Kemenko Kesra, ALI, ALFI, Kemenko Ekonomi)
2. Managemen Informasi :
• Portal IM khusus Indonesia telah diluncurkan oleh Klaster Logistik Global, memuat berbagai dokumen (dalam
proses): Konsep Operasi, SOP, Notulen Rapat, Aturan terkait, dll. (https://logcluster.org/countries/IDN);
• Share point yang menyimpan berbagai dokumen, daftar penyedia layanan logistik, daftar kontak, dll. (
https://wfp.sharepoint.com/sites/KlasterNasionalLogistik);
• Pemetaan kapasitas produsen lokal terkait APD dan Alkes, dan sharing informasi kepada yang membutuhkan.
• Memperbaharui Peta Konsep Operasi sesuai dengan penambahan layanan kepabeanan didaerah (titik masuk di
Medan , Surabaya, Bali , Semarang dan Makasar) serta pelibatan dunia usaha dalam menyediakan layanan logistic.
 
1 Progres Klaster Logistik terkait Penanganan Covid-19
(dihimpun dari hasil diskusi sampai 03 Juli2020)
Klaster Logistik
Progress: 3. Layanan Logistik (disediakan oleh Dunia Usaha):

• ALFI:
1. Layanan kepabeanan di entry points untuk semua pihak (a) Bandara Soekarno-Hatta, (b) Bandara Halim Perdana
Kusuma,(c) Pelabuhan Tanjung Priok; (d) Surabaya; (e) Semarang; (f) Medan; (g) Makassar; (h) Denpasar
2. Penyediaan layanan transportasi darat untuk logistik medis dari titik masuk ke berbagai Provinsi (user: BNPB)

• PT. Pos Indonesia:


1. Penyediaan ruangan penyimpanan dikantor-kantor Pos seluruh Indonesia;
2. Penyediaan layanan transportasi darat untuk logistik medis dan bansos ke berbagai Provinsi (user: Kemenkes,
Kemensos, BNPB);

• ASPERINDO
1. Fokus pada pengiriman logistik medis via udara ke berbagai Provinsi.
2. Penyediaan layanan transportasi darat untuk logistik medis dan non medis;

• Kapasitas Tambahan dari Dunia Usaha: Pemetaan Kapasitas Logistik sedang berlangsung di beberapa Provinsi:
o Layanan: Storage, Cold Storage, Handling, and Transport
o Menyusun dan menyepakati mekanisme aktivasi dukungan dunia usaha
1 Permasalahan dan Usulan Solusi Klaster Logistik terkait Penanganan Covid-19
(dihimpun dari hasil diskusi sampai 03 Juli 2020)
No Permasalahan Solusi Target/progress
1 Menyusul berakhirnya status masa Sudah dipastikan bahwa akses ke Sudah berjalan
tanggap darurat Covid-19 pada tanggal fasilitas rush handling tetap tersedia
29 Mei, maka saat ini status keadaan setelah 29 Mei dan dapat diakses oleh
darurat pandemi nasional berada komunitas kemanusiaan seperti biasa
dibawah Keputusan Presiden. Fasilitas tanpa adanya hambatan yang
Rush Handling masih sangat dibutuhkan dilaporkan. Organisasi/instansi
di Bandara Soekarno Hatta untuk pengimpor barang diharapkan
memfasilitasi proses kepabeanan secara melakukan koordinasi dengan BNPB
cepat (dalam 1 hari). lebih awal sebelum kedatangan barang
di Indonesia. ALFI adalah clearing agent
resmi ditunjuk BNPB untuk menangani
proses kepabeanan di berbagai entry
points.
Pengaktifan titik masuk di Surabaya, Perlu diinformasikan kepada Otoritas BNPB
Makassar, Semarang, Medan, dan masyarakat kemanusiaan terkait
Denpasar. pengaktifan titik-titik masuk ini dan
Mekanisme Penerimaan.
2 Pemanfaatan data dan informasi Memetakan produsen lokal Kuesioner telah di bagikan ke sektor
produsen lokal belum sepenuhnya berdasarkan wilayah dan kapasitas, swasta untuk di lengkapi
dimanfaatkan dengan baik. sehingga dapat dimanfaatkan oleh
Pemerintah Daerah.
1 Permasalahan dan Usulan Solusi Klaster Logistik terkait Penanganan Covid-19
(dihimpun dari hasil diskusi sampai 03 Juli 2020)

No Permasalahan Solusi Target/progress


1 Meningkatnya kasus Covid19 di beberapa Provinsi Akan dilakukan pemetaan kapasitas Sedang berlangsung. Target
membuat Kebutuhan akan sumber daya dan logistik untuk Provinsi yang memiliki dalam 2-3 minggu kedepan
kapasitas logistik semakin meningkat. Sesuai kasus Covid-19 relatif tinggi dan/atau dilakukan pemetaan kapasitas
permintaan BNPB, PMI saat ini telah mengerahkan Provinsi yang sudah memiliki Klaster logistik di provinsi berikut:
dukungan logistik tambahan kepada Provinsi Jawa Logistik. Klaster Nasional Logistik juga Jawa Timur, Sulawesi Selatan,
Timur dan Sulawesi Selatan. Untuk mengantisipasi akan memfasilitasi mekanisme Jawa Barat, Jawa Tengah,
lonjakan kebutuhan sumber daya maupun kapasitas aktivasi dari sumber daya logistik Kalimantan Selatan, Sumatera
logistik, Klaster Logistik akan melakukan pemetaan tersebut. Selatan, Papua, Banten, Nusa
kapasitas logistik di beberapa Provinsi yang Tenggara Barat dan Bali
memiliki kasus Covid19 yang relatif tinggi dan
meningkat, hal ini dilakukan melalui dukungan
Klaster Logistik tingkat Provinsi dan Dunia Usaha.

2 Barang bantuan medis (baik import Pemerintah Advokasi lebih intensif tentang Dalam pembahasan
maupun bantuan) sebagian besar masih masuk pemanfaatan titik masuk alternatif
melalui Jakarta. Hal ini membuat pendistribusian yang telah disiapkan ALFI untuk
bantuan Kemanusiaan menjadi lebih lama bantuan internasional maupun
prosesnya dikarenakan adanya proses transit yang barang import Pemerintah, meliputi:
lebih lama. Surabaya, Makassar, Semarang,
Medan, dan Denpasar.
1 Permasalahan dan Usulan Solusi Klaster Logistik terkait Penanganan Covid-19
(dihimpun dari hasil diskusi sampai 03 Juli 2020)

No Permasalahan Solusi Target/progress


3 Pengelolaan bantuan logistik di tingkat Beberapa anggota Klaster Logistik Direncanakan dalam beberapa tahap:
hilir (di level Kelurahan/RW/RT) bersama Pujiono Centre & Sejajar 1. Diskusi peningkatan kesadaran
mendapatkan perhatian serius terkait melihat ada peluang intervensi untuk bersama ditingkat LSM/masyarakat
protokol kesehatan, penanganan barang, peningkatan kesadaran dasar bidang tentang pentingnya manajemen
penyimpanan, pendistribusian dan logistik di level masyarakat, melalui
pencatatan. Hal tersebut sering sekali kegiatan sosialisasi menggunakan logistik yang baik, tanggal 16-18 Juni.
luput dari aspek pemantauan dan forum-forum yang ada di daerah, (total peserta 130 laki-laki dan 347
evaluasi, sehingga aturan dan standar pelatihan dasar logistik kepada petugas perempuan);
yang ditetapkan kurang efektif bidang logistik, hingga mengadakan
pelaksanaannya di level tersebut. dialog strategis logistik terkait 2. Dialog Rantai Pasok strategis terkait
implementasi kebijakan yang aturan/regulasi yang menghambat
ditetapkan Pemerintah. operasi logistik (Agustus);

3. Pelatihan untuk anggota TAGANA ,


KalSel dan JaTim tanggal 25-26 Juni;
(total peserta 82 laki-laki/13
perempuan)
2 Progres Sub-Klaster Shelter terkait Penanganan Covid-19
(dihimpun dari hasil diskusi sampai 03 Juli 2020)
Klaster Pengungsian dan Perlindungan: Sub-klaster Shelter
Progress: • Manajemen Informasi pada pandemi COVID19
• Dashboard pengumpulan informasi 3W telah tersedia. Update pemetaan sumber daya ini disampaikan dalam
setiap pertemuan. 47 lembaga yang melingkupi 24 propinsi, tercatat mengisi informasi 3W dengan prosentase
terbanyak adalah melakukan kegiatan edukasi/kampanye publik/manajemen informasi terkait Shelter pada masa
pandemi ini.
• Chatbot - SHIRIN (layanan percakapan melalui aplikasi WhatsApp secara otomatis) untuk memudahkan akses
informasi terkait COVID19 telah tersedia.
• Panduan penyediaan Shelter Berbasis Masyarakat untuk sarana Karantina dan Isolasi terkait COVID-19.
• Panduan untuk Pekerja dan Relawan Kemanusiaan dalam Konteks Pandemik COVID-19
Permasalahan dan Usulan Solusi Sub-Klaster Shelter terkait Penanganan Covid-19
2 (dihimpun dari hasil diskusi sampai 03 Juli 2020)
No Permasalahan Solusi Target
1 Penyusunan dokumen bersama dengan Pengembangan panduan intervensi shelter Masih berlanjut.
anggota Klaster Shelter terkait panduan lainnya:
penyelenggaraan bantuan (konstruksi dan 1. Panduan untuk memberikan bantuan bencana
distribusi) di Sulawesi Tengah alam (banjir, gempa/tsunami/ tanah longsor)
pada situasi COVID19
2. Panduan pencegahan COVID19 di proyek
pembangunan di Sulawesi Tengah
3. Panduan distribusi bantuan pangan dan non
pangan pada masa COVID19 – Sulawesi Tengah
2 Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan Penyusunan modul untuk pelatihan singkat Minggu ke 4 bulan Juni 2020
dalam mekanisme koordinasi dan Tagana dan Dinas Sosial sedang dalam proses
pengetahuan tentang Shelter untuk
Tagana dan Dinas Sosial terkait materi
Shelter
6 Progres Sub-klaster Perlindungan Lansia, Orang dengan Disabilitas dan Kelompok Rentan Lainnya (LDR) terkait
Penanganan Covid-19
(dihimpun dari hasil diskusi sampai 03 Juli 2020)

Klaster Pengungsian dan Perlindungan: Sub-klaster Perlindungan LDR


Progress: • Diskusi untuk persiapan kenormalan yang baru, untuk memastikan aspek perlindungan kelompok LDR dapat
terfasilitasi dengan baik.

• Penyusunan policy brief untuk normal baru yang inklusif.

• Penyusunan 'Paket Pelatihan Inklusif' untuk bisa disebar kepada siapapun yang membutuhkan: OMS atau badan-
badan pemerintah seperti Tagana, peksos, dll.

• Kegiatan mitra yang terus berlanjut:


- Paket Bantuan Perlindungan untuk disabilitas dan lansia,
- assessment inklusif,
- sarana cuci tangan aksesibel, peningkatan kapasitas organisasi lokal dan masyarakat,
- pembuatan materi KIE,
- advokasi kebutuhan layanan yang inklusif di tiap-tiap daerah.

• Panduan komunikasi yang aksesible dapat dipakai lintas sector; Melakukan aksi bersama untuk survey aksesibilitas,
KIE, dan Gerakan Mari Saling Menjaga
6
Permasalahan dan Usulan Solusi Sub-klaster Perlindungan Lansia, Orang dengan Disabilitas dan Kelompok
Rentan Lainnya (LDR) terkait Penanganan Covid-19
(dihimpun dari hasil diskusi sampai 03 Juli 2020)
No. Permasalahan Solusi Target
1 Banyak pihak yang masih belum mau memberikan akses kepada panduan Advokasi secara luas melalui Berlanjut
kenormalan baru yang disusun, sehingga kesempatan untuk memberikan kolaborasi multipihak
masukan teknis terkait perlindungan kelompok LDR dalam skema
kenormalan baru masih sulit.

2 Untuk situasi kenormalan yang baru, belum ada policy brief yang bisa secara Pengembangan Policy Brief untuk Akhir bulan Juni
umum menjadi panduan untuk lintas sector dalam pengembangan panduan menjawab isu tersebut dan sebagai 2020
kenormalan yang baru yang inklusif. Ada beberapa aspek dalam normal dukungan teknis bagi lintas sektor
baru yang menjadi tantangan bagi kelompok LDR (contoh: aturan jaga jarak
yang menyulitkan proses KBM bagi siswa dengan kebutuhan khusus, atau
disabilitaslain yangmembutuhkan pendampingan dalam aktifitas
kesehatannya.

3 Aksesibilitas dan diseminasi informasi normal baru yang masih belum Sosialisasi dan dukungan teknis
tersosialisasi dengan baik. Banyak pihak membuat informasi/edukasi namun mengenai panduan aksesibilitas
masih belum aksesibel. informasi.

16
6 Permasalahan dan Usulan Solusi Sub-klaster Perlindungan Lansia, Orang dengan Disabilitas dan Kelompok
Rentan Lainnya (LDR) terkait Penanganan Covid-19
(dihimpun dari hasil diskusi sampai 03 Juli 2020)

No. Permasalahan Solusi Target


3 Untuk sektor pendidikan, perlu diperhatikan kebutuhan anak Perlu memasukan teknis kenormalan baru Secepatnya
berkebutuhan khusus yang kesulitan untuk bisa menjaga jarak untuk pendidikan anak/ orang dengan
ataupun menggunakan masker dalam proses pembelajaran disabilitas seperti penyediaan masker
dalam skema kenormalan baru (contoh: anak tuli perlu membaca transparan (untuk standarnya perlu arahan
gerak bibir sehingga akan sulit jika harus menggunakan masker dan dukungan dari klaster kesehatan).
kain)
4 Kurangnya informasi dan layanan yang aksesible bagi lansia,
orang dengan disabilitas dan kelompok rentan Lainnya
5 Kurangnya data yang akurat untuk lansia, disabilitas dan Membangun jejaring untuk pendataan serta Berlanjut
kelompok rentan lainnya menghubungkan OMS dengan instrumen
pemerintah yg ada: tagana,peksos, pandu
lansia, dll.
Penyediaan dukungan teknis bagi lintas sector Sepanjang masa
yang membutuhkan respon
6 Pendidikan untuk anak disabilitas yang kesulitan menjangkau Memberikan masukan untuk panduan belajar Berlanjut
pola belajar jarak jauh yang masih belum aksesibel jarak jauh yang dikembangkan sektor
pendidikan
7 Rencana penggunaan panti-panti rehabilitasi untuk pusat isolasi, Advokasi untuk memastikan adanya protokol  Berlanjut
ada resiko penghuni panti terpapar virus. yang jelas untuk melindungi penghuni panti.

17
7 Progres Sub-klaster Perlindungan dan Penanganan Terhadap Kekerasan Berbasis Gender dan Pemberdayaan
Perempuan terkait Penanganan Covid-19
(dihimpun dari hasil diskusi sampai 03 Juli 2020)
Klaster Pengungsian dan PerlindunganSub-klaster Perlindungan dan Penanganan terhadap KBG dan Pemberdayaan Perempuan
Progress: • Keberlanjutan layanan pendampingan korban kekerasan berbasis gender (Kekerasan Terhadap Perempuan)
menggunakan protokol layanan KBG pada masa pandemic COVID19 di DKI Jakarta

• Protokol:
1. Penerimaan pengaduan layanan hotline
2. Penerimaan pengaduan melalui email
3. Layanan pertemuan tatap muka
4. Layanan penjangkauan
5. Layanan antar jemput klien
6. Pendampingan dalam proses hukum (kepolisian, kejaksaan, maupun persidangan)
7. Layanan pendampingan korban
8. Rujukan rumah aman dan layanan kesehatan
7 Progres Sub-klaster Perlindungan dan Penanganan Terhadap Kekerasan Berbasis Gender dan Pemberdayaan
Perempuan terkait Penanganan Covid-19
(dihimpun dari hasil diskusi sampai 03 Juli 2020)
Klaster Pengungsian dan Perlindungan: Sub-klaster Perlindungan dan Penanganan terhadap KBG dan Pemberdayaan Perempuan
Progress: • Pegumpulan data primer (wawancara dan FGD) dan persiapan pengembangan kebijakan terkait pencegahan dan
penanganan KBG (Bappenas-KPPPA-UNFPA)
• Implementasi protokol pencegahan dan penanganan KBG dalam masa COVID19 oleh UPT P2TP2A di DKI Jakarta, NTT,
Kalimantan Barat dan persiapan implementasi di Depok, Bekasi, Lombok Utara dan Sulawesi Tengah – dibawah
koordinasi KPPPA (Wahana Visi Indonesia, LPSDM, UNFPA)
• Distribusi 400 kit individu untuk penyintas korban kekerasan terhadap perempuan (UNFPA)
• Dukungan APD untuk pekerja sosial pencegahan dan penaganan KBG (KPPPA, EMPU, KPKPST dan Forum Pengada
Layanan)
• Penguatan sektor kesehatan dalam pencegahan dan penanganan kasus KBG (Kemenkes)
• Memperkuat atau membangun mekanisme rujukan layanan berbasis masyarakat dengan mekanisme pemerintah yang
ada. (LPSDM, Kapal Perempuan, Libu Perempuan, KPKPST, Sikola Mobine – NTB dan Sulawesi Tengah)
• Bantuan langsung distribusi kepada perempuan terdampak di DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Jawa
Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Sumatera Barat, Yogyakarta,
Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah (Kapal Perempuan, Yayasan Kerti Praja, UNFPA)
• Penguatan kapasitas desa yang tergabung pada Satgas Covid 19 tentang peran perempuan dalam krisis untuk
pencegahan dan penanganan KBG dalam masa krisis (Papua dan DKI Jakarta, UNDP)
• Penguatan kebijakan-kebijakan dan pengembangan KIE (semua anggota sub Klaster KBG)
• Distribusi bantuan makanan dan vitamin kepada 132 Ibu Hamil dan 368 Lansia setiap bulan di Palu , Sigi Donggala (YKP,
LIBU Perempuan, KPKPST, UNFPA)
7 Progres Sub-klaster Perlindungan dan Penanganan Terhadap Kekerasan Berbasis Gender dan Pemberdayaan
Perempuan terkait Penanganan Covid-19
(dihimpun dari hasil diskusi sampai 03 Juli 2020)
Klaster Pengungsian dan Perlindungan: Sub-klaster Perlindungan dan Penanganan terhadap KBG dan Pemberdayaan Perempuan
Progress: • Advokasi dengan pemerintah dan lembaga terkait Penyediaan Layanan Management Kasis di RSUD pilot dan sesi
pembelajaran bagi tenaga kesehatan dan polisi (UNDP)
• Asistensi penguatan peraturan Bupati Kab. Sigi dan Donggala Tentang Sistem Penanganan Kasus Kekerasan Terhadap
Perempuan dan Anak– Sulawesi Tengah (KPKPST)
• Memberikan layanan kesehatan mental dan dukungan psikososial (konseling online, konseling email, pemeriksaan
psikologis, rujukan) secara online dan offline kepada penyintas KBG dan keluarga. (Yayasan Pulih)
• Memberikan psikoedukasi/KIE melalui sosial media (webinar, IG, twitter, FB) terkait penanganan dan pencegahan KBG
dan terkait kesehatan mental dan dukungan psikososial untuk dampak Covid-19 lainnya. (Yayasan Pulih)
• Fasilitasi telaah cepat terkait gender di Indonesia (laporan tersedia) (CARE)
• Pengembangan panduan pengembangan dana desa untuk response COVID19 (CARE, partners for resilience Indonesia)
• Diskusi kebujakan untuk prioritas tentang kebutuhan remaja dan anak muda dalam masa pandemic COVID19
(Kemenko PMK, Kemenkes, Kemendikbud, UNFPA)
• Pelibatan orang muda dalam berbagai survey, FGD dan diskusi onlne melalui media social (UNFPA)
• Fasilitasi konseling untuk remaja dan pemuda yang emerlukan (Yaysasan Siklus, UNALA, UNFPA)
• Pelibatan influencer sebagai Community of Practice dalam memperkuat pelibatan masyarakat melalui digital content
(UNFPA)
• Diskusi lanjutan terkait penyelesaian protokol rumah aman (Kemenkes, Kemensos)
7 Progres Sub-klaster Perlindungan dan Penanganan Terhadap Kekerasan Berbasis Gender dan Pemberdayaan
Perempuan terkait Penanganan Covid-19
(dihimpun dari hasil diskusi sampai 03 Juli 2020)
No Permasalahan Solusi Target Penyelesaian

1 Advokasi berkelanjutan, penguatan institusi dalam pelaksanaan Bekerja bersama mitra di pusat dan Advokasi terus berjalan via
pencegahan dan penanganan KBG. daerah melalui koordinasi Sub webinar, rapat-rapat
Klaster KBG koordinasi
2 Rumah aman untuk korban kekerasan berbasis gender: akses Prosedur perlu dipermudah bagi Advokasi masih terus
untuk rumah aman adalah untuk mereka yang bebas covid. korban kekerasan berbasis gender. berjalan
Untuk mendapatkan surat bebas covid, prosedur cukup
panjang (antri, test, dll.) yang menjadi kesulitan untuk mereka Kemenkes sedang membuatkan
korban kekerasan berbasis gender. protokok akses rumah aman yang
tidak memberatkan penyintas
Draft sudah dikembangkan dan
sedang dalam proses finalisasi

3 Ketidakpahaman integrase Gender dan Integrasi pencegahan Pengembangan tool untuk integrasi September
dan penanganan Kekerasan Berbasis Gender dalam respon Gender dan integrasi Pencegahan
bencana alam dan non alam dan Penangaan KBG untuk
digunakan oleh Klaster
Perlindungan

21
7 Progres Sub-klaster Perlindungan dan Penanganan Terhadap Kekerasan Berbasis Gender dan Pemberdayaan
Perempuan terkait Penanganan Covid-19
(dihimpun dari hasil diskusi sampai 03 Juli 2020)
No Permasalahan Solusi Target Penyelesaian
4 Belum tersosialisasikan protokol penanganan korban kasus Sensitisasi pelaksanaan protokol Sensitisasi ditargetkan
kekerasan untuk P2TP2A/UPTD Provinsi dan dilaksanakan pada bulan
ke seluruh unit pelaksana di level provinsi dan kabupaten Kabupaten Juni, sedang dijadwalkan
dengan KPPPA
Bekerja bersama mitra di pusat dan (kemungkinan awal Juli)
daerah, Pemerintah dan LSM2
terkait

22
8 Progres Sub-klaster Dukungan Psikososial terkait Penanganan Covid-19
(dihimpun dari hasil diskusi sampai 03 Juli 2020)

Klaster Pengungsian dan Perlindungan: Sub Klaster Dukungan Psikososial

Progress: • Pertemuan sub-klaster Dukungan Psikososial dan sub-klaster Kesehatan Jiwa (Klaster Kesehatan) ke-2
mempresentasikan dan membahas sejumlah penelitian/survei dan sejumlah hasil layanan pada tanggal 12 Juni
2020

• Persiapan melakukan kegiatan piloting peningkatan kapasitas TAGANA untuk konteks respon Covid-19 ke-5
provinsi bekerja sama dengan WFP, dimana dukungan psikososial menjadi salah satu sesi yang akan
disampaikan. Peserta yang diharapkan adalah koordinator TAGANA (minimal TAGANA Madya), Dinsos (kepala
bagian dan kepala seksi). Materi pelatihan seputar kompetensi umum ditambah pedoman pekerja dan relawan
kemanusiaan; dan kompetensi khusus dalam sektoral seperti logistik, shelter, nutrisi, LDP dan KMTP.

• Berpartisipasi dan memberikan revisi secara tertulis bagi Pedoman Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial
yang disusun oleh Direktorat Kesehatan Jiwa dan Napza Kementerian Kesehatan RI pada tanggal 3 Juni 2020.

• Sudah ada diskusi dengan mitra Kemensos (Tearfund) dan bersedia untuk mengalokasikan 25% dari SDM yang
dimiliki untuk pekerjaan IM sub klaster DP, recruitment sudah selesai tinggal menunggu informasi lanjutan dari
Tearfund (personil tersebut akan tersedia di bulan Juli)

• Penyusunan materi infografis Piskosos untuk relawan yang diambil dar panduan relawan dan pekerja
kemanusiaan
8 Permasalaan dan Usulan Solusi Sub-klaster Dukungan Psikososial terkait Penanganan Covid-19
(dihimpun dari hasil diskusi sampai 03 Juli 2020)
No Kondisi Saat Ini / Permasalahan Solusi Target
1 Dukungan psikososial belum menyatukan Menyatukan strategi dan menyamakan pemahaman Berlanjut
langkah dengan kesehatan jiwa walaupun mengenai konsep IASC’s MHPSS yang berhubungan
sudah ada inisiasi awal untuk berkoordinasi. dengan sistem rujukan dari dukungan psikososial ke
Pedoman Dukungan Kesehatan Jiwa dan kesehatan jiwa yang lebih intensif, serta memastikan dua
Psikososial masih fokus pada kesehatan jiwa, sub klaster saling berkoordinasi
belum aspek sosial termasuk partisipasi,
pemulihan bagi kelompok yang lebih luas, dll

2 Kapasitas dukungan psikososial masih terbatas Perlu ada peningkatan kapasitas dukungan psikososial Berlanjut
kepada pekerja dan relawan kemanusiaan/sosial

3 Ada kesenjangan dalam hal pemahaman Memastikan adanya hasil penelitian/studi ataupun Sepanjang masa
terkait situasi kesehatan jiwa, dengan belum informasi terkait capaian layanan untuk mengetahui respon
adanya laporan hasil/capaian layanan kelompok masyarakat berisiko yang membutuhkan
psikososial/kesehatan jiwa yang disatukan oleh layanan dukungan psikososial bahkan rujukan ke
dua sub klaster kesehatan jiwa yang lebih intensif
4 Adanya kebutuhan personil secara penuh Desk Relawan bersedia membantu. Diperlukan surat Minggu ke-2 Juli.
untuk mengkompilasi informasi 3W mitra sub permintaan dari Kemensos.
klaster DP, hasil studi, dan inventori terkait

5 Perlu adanya materi KIE dalam bentuk Akan diupayakan tim pendukung Sub Klaster Dukungan Berlanjut
infografis mengenai dukungan psikososial dari Psikososial dari mitra-mitra sub klaster
Pedoman Pekerja dan Relawan Kemanusiaan
10 Progres Kelompok Kerja Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat terkait Penanganan Covid-19
(dihimpun dari hasil diskusi sampai 03 Juli 2020)

Klaster Pengungsian dan Perlindungan: Kelompok Kerja Komunikasi Risiko Pelibatan Masyarakat
Progress: • Panduan Pelibatan Masyarakat versi 1.
• Menyusun mekanisme umpan balik yang bisa diakses masyarakat.
• Mendokumentasikan inspirasi praktik baik Warga Bantu Warga: https://s.id/praktikbaikcovdi19.
• Dukungan untuk provinsi dan kabupaten/kota untuk menyusun strategi diseminasi informasi, dimulai dari Sulteng.
• Pembentukan kolaborasi sub-nasional yang inisiasinya didukung oleh Pokja Pelibatan Masyarakat: NTT dan Sulteng
(reaktivasi).
• Kolaborasi sub-nasional yang sudah berdiri sendiri: DIY (dikoordinir FPRB DIY), Bali (difasilitasi Kopernik).
• Penjangkauan (outreach) panduan-panduan terkait perluasan pergerakan dan penyiapan ke kenormalan baru perlu
dibuat dalam strategi komunikasi dan penjangkauan yang efektif, dengan kerjasama multipihak.
• Lokalatih untuk menyusun strategi komunikasi & penjangkauan agar terjadi perubahan perilaku diadakan tgl. 17 Juni
2020.
• Pokja RCCE yang diampu BNPB telah memberikan dukungan langsung kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan
COVID-19. Sudah dilakukan 313 briefing pers langsung dengan lebih dari 700 pakar. Chatbot COVID-19 mencapai 2,5
juta orang; situs web COVID-19 milik Pemerintah (www.covid19.go.id) mencapai 20,1 juta pengguna dari 17 Maret -
12 Juni 2020, dengan 62,7 juta tampilan halaman; platform perpesanan SMS dengan Operator Jaringan Seluler
mencapai 200.000.000 orang dengan pesan terkait COVID setiap minggu;
• Sejak April empat briefing media online bekerja sama dengan Asosiasi Jurnalis Independen (AJI) dengan lebih dari
1000 jurnalis dan peserta menghadiri sesi online.
• Kemitraan dengan Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah 350.000 orang di 34 distrik telah dijangkau dengan
intervensi kesadaran dan perubahan perilaku.
10 Progres Kelompok Kerja Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat terkait Penanganan Covid-19
(dihimpun dari hasil diskusi sampai 03 Juli 2020)

Klaster Pengungsian dan Perlindungan: Kelompok Kerja Komunikasi Risiko Pelibatan Masyarakat
Progress: • Kampanye digital # COVID19Diaries UNICEF, yang diluncurkan pada bulan April, sejauh ini telah mencapai 30,9 juta
orang dan melibatkan 1 juta lebih lanjut pada platform media sosial UNICEF Indonesia / U-Report melalui 500 cerita
yang dibagikan oleh kaum muda. Sesi kesehatan mental online dengan para ahli kesehatan mental diselenggarakan
untuk 50 remaja dan disiarkan langsung di Facebook kepada 1.300 pengguna. Ini diikuti oleh lokakarya online dengan
remaja, termasuk remaja penyandang cacat, untuk membuat materi KIE yang sesuai.
• Pengumuman Layanan Publik Radio tentang 'sholat di rumah,' imunisasi, dan 'jangan bepergian setelah Ramadhan'
ditayangkan di RRI (Radio Republik Indonesia) yang dikelola pemerintah dan 55 stasiun radio swasta, yang mencapai
13.122.930 orang.
• Empat video PSA yang menampilkan tokoh masyarakat (Nicholas Saputra, Dian Sastro, Ferry Salim) disebarluaskan di
media sosial dengan topik isolasi diri, dukungan lansia dan kebaikan dalam konteks COVID-19.
• UNICEF melakukan dua polling U-report tambahan untuk lebih dari 4.000 pemuda. Dua tantangan utama untuk
belajar dari rumah adalah kurangnya bimbingan guru (38%) dan masalah internet (35%).
10
Permasalahan Utama Kelompok Kerja Pelibatan Masyarakat terkait Penanganan Covid-19
(dihimpun dari hasil diskusi sampai 03 Juli 2020)
No Kondisi Saat Ini / Permasalahan Solusi Target
1 Pemulihan Ekonomi masih menjadi isu yang tidak Mengusulkan pengaktifan koordinasi • Mengadvokasi Koordinasi
berinduk di daerah dan bantuan-bantuan tidak pemulihan ekonomi. antar klaster.
saling terkoordinasikan. • Mengadvokasi rekan-rekan
di daerah membuat inisiatif
pemasaran.
2 Perlu ada kerjasama di sub-nasional untuk Perlu strategi penjangkauan ke Akan didorong di NTT dan DKI,
penerapan Panduan Shelter sebagai Tempat Isolasi kelompok sasaran yang sesuai dengan bekerja sama dengan jejaring.
Mandiri dan Karantina Mandiri yang disusun oleh jenis akomodasi: pemerintah
Sub klaster Shelter agar strategi komunikasi dan kabupaten/kota, pemerintah desa,
penjangkauan tepat sasaran dan efektif OMS.
dilaksanakan

3 Keresahan di masyarakat terkait penanganan tes, • Melakukan One-Stop-Information • Lembaga yang bersedia
dan efek domino dari tes: karantina/isolasi mandiri, Shop/Kiosk di daerah-daerah menjadi mitra dan punya
tidak bisa melakukan aktivitas ekonomi, diskriminasi akses ke masyarakat
dan stigmatisasi, pemulasaran jenazah untuk orang • Menyusun adokasi perlindungan • Media, pemerintah,
negative COVID. data ODP/PDP masyarakat
• Menyusun paket pendampingan
karantina dan pembekalan • Relawan seperti TAGANA,
pendamping relawan PMI, relwan desa,
dll.
11 Progres Klaster Pendidikan terkait Penanganan Covid-19
(dihimpun dari hasil diskusi sampai 03 Juli 2020)

Klaster Pendidikan
Progress: • Pembuatan platform storage materi offline di Kemenag untuk mendukung ketersediaan materi-materi pengayaan
pendukung BDR (Belajar Di Rumah) offline

• Anggota Klaster Pendidikan memberikan support sebagai narasumber pada seri Webinar yang diselenggarakan oleh
Kemendikbud Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Menengah dan Khusus. Webinar diselenggarakan tanggal 29
Juni – 13 Juli 2020

• Pembuatan panduan belajar dari rumah (BDR) untuk anak dengan disabilitas – proses pembuatan sementara berjalan
target pertengahan Juli bisa diselesaikan.

• Anggota klaster Pendidikan mengusulkan topik-topik Webinar untuk Guru-guru PAUD kepada Direktorat GTK PAUD.
Saat ini masih sementara didiskusikan secara internal oleh tim konten GTK PAUD

• Meninjau ulang rencana response klaster pendidikan


11 Permasalahan dan Usulan Solusi Klaster Pendidikan terkait Penanganan COVID-19
(dihimpun dari hasil diskusi sampai 03 Juli 2020)
No Kondisi Saat Ini / Permasalahan Solusi Target
1 Keterbatasan akses internet, tidak tersedianya 1. Pemanfaatan Dana Desa untuk penyediaan listrik, akses internet, Selesai
listrik, TV dan Radio pembuatan Radio Komunitas yang bisa digunakan sebagai media RCCE
(Tidak semua daerah memiliki stasiun radio dan PJJ
local 2. Advokasi provider internet dan pihak swasta untuk perluasan cakupan berlanjut
Perlu panduan pembuatan materi PJJ jaringan.
menggunakan media Radio)

2 Pemantauan aktivasi Pos Pendidikan Daerah Seknas SPAB perlu memantau jumlah daerah yang membentuk Pos Berlanjut
(Informasi Manajemen) Pendidikan

3 Kesiapan sekolah termasuk guru menghadapi 1. Kapasitasi guru untuk PJJ dan Luring – melalui Webinar Berlanjut
Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun
Ajaran dan Tahun Akademik Baru di Masa
Pandemi Corona Virus Disease (COVID-19)
4 Kesiapan sekolah (Zona Hijau) dalam Support dari actor klaster WASH dan keterlibatan sector swasta untuk Berlanjut
memenuhi daftar periksa terutama terkait provision sarana CTPS.
ketersediaan sarana CTPS dan thermogun
12 Progres Sub Klaster Ketahanan Pangan dan Pertanian terkait Penanganan Covid-19
(dihimpun dari hasil diskusi sampai 03 Juli 2020)

Klaster Ekonomi: Sub Klaster Ketahanan Pangan dan Pertanian


Progress:
• Diskusi terkait sistem logistik pangan nasional dengan pemangku kepentingan telah dilaksanakan oleh Dewan
Ketahanan Pangan (dikoordinasikan oleh Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian selaku sekretariat Dewan
Ketahanan Pangan) untuk mendiskusikan rekomendasi perbaikan sistem logistik pangan, terutama selama masa
pandemi COVID-19.

• Untuk menjawab permasalahan terkait logistik pangan dan saprodi pertanian, peta jalan/roadmap ‘Upaya Mitigasi
terkait Dampak COVID-19 dan Langkah Kebijakan pada Sistem Pangan di Indonesia’ difokuskan pada kebijakan terkait
logistik serta agro-input (dukungan pada kebijakan akan dimulai segera setelah mendapat persetujuan dari
BAPPENAS).

• Update 3W sub klaster: Total 19 organisasi non-pemerintah yang mendukung sub klaster Ketahanan Pangan dengan
berbagai kegiatan (38 kegiatan untuk respon Covid-19), seperti dukungan kebun pangan keluarga, pendampingan
kepada petani, bantuan sarana prasarana produksi pertanian dan perikanan, bantuan pangan, dan bantuan non
tunai. Total dana dukungan sebesar ± 9 milyar Rupiah.

• Diskusi dengan sektor swasta untuk mengidentifikasi peran swasta dalam ketahanan pangan, terutama dalam masa
pandemi, mulai dilakukan.
12 Permasalahan Utama Klaster Ekonomi – Sub Klaster Ketahanan Pangan dan Pertanian
(dihimpun dari hasil diskusi sampai 03 Juli 2020)
No Kondisi Saat Ini / Permasalahan Solusi Target
1 Saat ini, klaster ekonomi sebagai klaster induk dari sub-klaster Melakukan diskusi untuk mengkoordinasikan klaster ekonomi di Juli 2020
ketahanan pangan belum melakukan koordinasi secara tingkat nasional dengan berbagai stakeholder yang berperan.
menyeluruh, terutama koordinasi dengan organisasi non-
pemerintah. Klaster ekonomi menjadi sangat penting karena
sektor ekonomi menjadi sektor yang sangat terdampak COVID-
19 dan sebagian besar dukungan organisasi non-pemerintah
berupa pemulihan sektor ekonomi/ penghidupan masyarakat.
2 Adanya permasalahan pada distribusi/ logistik, baik yang terkait Diskusi antara stakeholders yang mendukung penguatan sistem Berlanjut
komoditas pangan maupun sarana prasarana produksi (saprodi) logitisk pangan nasional (Kementan, Kemen BUMN, dan
Pertanian stakeholder lainnya).

Kementan mengirimkan surat kepada Gubernur/ Kepala Daerah


dan K/L untuk menjamin distribusi pangan antar daerah dapat
dilakukan walaupun dalam masa pandemi dan pembatasan
sosial.

Kementerian Pertanian melalui Badan Ketahanan Pangan


memberikan subsidi distribusi pangan dari daerah surplus ke
daerah minus untuk menjaga pasokan, Kementan
menandatangani MoU dengan sektor swasta dan para distributor
pangan, dan menyediakan data terkini terkait supply-demand.
Kemajuan Kalster Kesehatan dalam respon COVID-19
13 (dihimpun dari hasil diskusi sampai 03 Juli 2020)
Klaster Kesehatan
Laporan Mendukung Pemerintah Indonesia, bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Satuan Tugas untuk Percepatan
baru: Respons COVID-19:
• Kordinasi, Perencanaan, Risiko dan Analisa Kebutuhan:
o Kemenkes melakukan dua batch pelatihan penyegaran virtual untuk memperkuat situs pengawasan sentinel untuk
memantau tren dalam transmisi komunitas COVID-19, sambil terus mendeteksi virus influenza. Pelatihan ini diadakan
pada 25 - 26 Juni yang dihadiri oleh 133 staf dari 26-influenza-like sentinel disease (ILI), sementara pada 29 - 30 Juni
dihadiri oleh 35 staf dari 6 situs infeksi pernapasan akut (SARI). Para peserta termasuk dokter, perawat, teknisi
laboratorium dan petugas dari Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten dari tingkat daerah.
o Pada tanggal 26 Juni, WHO mengadakan pertemuan mingguan kedua belas dari mitra pembangunan utama untuk
membahas dan mengoordinasikan intervensi tanggapan COVID-19. Bank Pembangunan Asia (ADB), Departemen Luar
Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT), Kedutaan Besar Kanada, UNICEF, Program Pangan Dunia (WFP), USAID,
CDC AS, dan Bank Dunia bergabung dalam pertemuan tersebut.
o WHO, ILO dan UNDP akan mendukung pemerintah dan bersama-sama mengadakan serangkaian webinar untuk
sektor swasta pada bulan Juli tentang "Bisnis yang tidak biasa dalam 'normal baru'". Webinar akan membahas topik-
topik berikut: Standar kesehatan dan keselamatan untuk bisnis selama COVID-19: Industri makanan, Sektor
transportasi, Kegiatan massal dan acara olahraga, Hotel dan pariwisata.
• Komunikasi Risiko:
o WHO secara teratur berbagi pesan kesehatan penting di situs web dan platform media sosial - Twitter dan Instagram.
Lebih dari 30 infografis telah diterbitkan termasuk sebuah video tentang mitos-buster: “Apakah sepatu menyebarkan
COVID-19?".
Kemajuan Kalster Kesehatan dalam respon COVID-19
13 (dihimpun dari hasil diskusi sampai 03 Juli 2020)
Klaster Kesehatan
Laporan baru: • Laboratorium dan Riset:
 Selama pertemuan pada tanggal 23 Juni, WHO, Institut Nasional Kesehatan dan Pengembangan Penelitian
(NIHRD) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (US CDC) membahas persiapan pelatihan untuk
pengujian PCR: enam batch pelatihan direncanakan untuk siswa laboratorium dan satu untuk Badan Pengawas
Obat dan Makanan Indonesia (BPOM). Sesi praktis akan dilakukan selama dua minggu di provinsi berikut: Aceh,
Bali, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jakarta, Jambi, Lampung, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan,
Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat, Papua Barat, dan Yogyakarta . WHO dan CDC AS akan mendukung NIHRD untuk
mengembangkan modul pelatihan.

• Surveilans – Manajemen Klinis – Pengendalian dan Pencegahan Infeksi (PPI):


 WHO dan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) mendukung Departemen Kesehatan dalam memperluas
pelacakan kontak di seluruh negeri.

• KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK-ANAK:


 Pada 24 Juni, 9 organisasi PBB, termasuk Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), Kantor Komisaris Tinggi
PBB untuk Hak Asasi Manusia (UHCHR), Dana Anak-anak PBB (UNICEF), Program Pembangunan Perserikatan
Bangsa-Bangsa (UNDP), Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan
Perempuan (UN WOMEN), Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), Kantor PBB untuk Narkoba
dan Kejahatan (UNODC), UNFPA, dan WHO, mendukung pernyataan Antar-Lembaga tentang kekerasan terhadap
perempuan dan anak perempuan selama COVID-19
13 Kemajuan Kalster Kesehatan dalam respon COVID-19
(dihimpun dari hasil diskusi sampai 03 Juli 2020)
Klaster Kesehatan
Laporan  WHO menerbitkan ringkasan kebijakan pada awal April tentang peran sektor / sistem kesehatan dalam menangani kekerasan
baru: terhadap perempuan selama tanggapan COVID-19.
 WHO terus mendukung pemerintah untuk meminimalkan risiko pada populasi rentan, termasuk perempuan dan anak-anak
selama respons COVID-19.
o WHO mendukung Kemenkes dalam menyusun pedoman nasional tentang kesehatan mental dan dukungan psikososial
(MHPSS) untuk memastikan pendengaran yang tidak menghakimi dan empatik, dan respons yang disesuaikan dengan
kebutuhan, keprihatinan dan pengalaman para penyintas / korban;
o WHO mendukung Kemenkes dalam analisis program kegiatan imunisasi untuk melindungi anak-anak dari penyakit yang
dapat dicegah dengan vaksin, dan layanan kesehatan seksual, reproduksi dan ibu, untuk menyoroti pentingnya
kesinambungan kegiatan2 ini selama pandemi
o WHO menerjemahkan dan menerbitkan 13 infografis tentang kekerasan dalam rumah tangga selama pandemi dan akan
melanjutkan keterlibatan publik secara teratur melalui media sosial untuk menyebarluaskan informasi yang
menggambarkan mekanisme penanggulangan, langkah-langkah potensial yang dapat diambil, dan pesan positif seputar
kesetaraan gender.
• Keberlanjutan Layanan Esensil Kesehatan:
 WHO mendukung Kementerian Kesehatan (Depkes) untuk mengurangi dampak COVID-19 dan mempertahankan
layanan penting untuk kontrol demam berdarah. Untuk mitigasi dampak COVID-19 dan mempertahankan kegiatan
layanan esensil pengendalian DBD, maka beberapa intervensi telah dilakukan seperti berikut:
 Pedoman: Surat edaran dari Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes, mengenai kontinuitas
program pengendalian DBD disebarluaskan ke semua provinsi dan kabupaten pada 06 April.
Kemajuan Kalster Kesehatan dalam respon COVID-19
13 (dihimpun dari hasil diskusi sampai 03 Juli 2020)
Klaster Kesehatan
Kegiatan o Untuk mengurangi dampak COVID-19 dan mempertahankan kegiatan pengendalian demam berdarah yang penting,
baru: intervensi dilakukan di bidang-bidang berikut:
 Surveilans: WHO mendukung surveilans sentinel untuk menilai tingkat koinfeksi antara demam berdarah dan
COVID-19 di Bandung, Jawa Barat, bekerja sama dengan DCP dan Sekretariat Dengue Universitas Padjajaran.
 Diagnosis: WHO merekomendasikan tes diagnostik cepat protein (RDT) non-struktural protein 1 untuk diagnosis
awal di puskesmas untuk semua kasus DBD yang diduga dalam waktu lima hari setelah demam.
 Kontrol vektor: Partisipasi dan kesadaran masyarakat telah ditingkatkan untuk langkah-langkah pengurangan
sumber. Insektisida rumah tangga komersial dapat digunakan untuk mengendalikan populasi Aedes atau fogging
dapat dilakukan, tetapi hanya jika penyelidikan epidemiologis terpenuhi, misalnya, jika larva Aedes ditemukan di
rumah-rumah di sekitar kasus COVID-19 yang dikonfirmasi.
 Logistik: Stok RDT dan insektisida yang memadai telah dipastikan untuk semua provinsi untuk mencegah dan
mengendalikan wabah..
 Sumber daya manusia: webinar rutin dan komunikasi dengan petugas program demam berdarah di tingkat daerah
melalui platform online telah berlanjut sejak Maret untuk memastikan bahwa semua kegiatan pengendalian demam
berdarah dilaksanakan dan untuk memperkuat pemantauan dan evaluasi program.
 Dari 23 hingga 25 Juni, Kantor Regional WHO untuk Asia Tenggara menyelenggarakan pertemuan konsultatif
mengenai adaptasi intervensi untuk pencegahan dan pengendalian penyakit yang ditularkan melalui vektor selama
pandemi COVID-19 dan untuk memfasilitasi pembelajaran silang di antara negara-negara anggota. Indonesia
berbagi pengalaman tentang kegiatan pengendalian penyakit berbasis vektor berbasis masyarakat dan sekolah yang
secara efektif mengendalikan wabah demam berdarah pada awal 2020
14 Isu dan Rekomendasi Klaster Kesehatan dalam respon COVID-19
(dihimpun dari hasil diskusi sampai 03 Juli 2020)

No Isu Rekomendasi Target


1 Koordinasi Sektor Kesehatan masih belum maksimal, belum Koordinasi dengan mitra, donor Masih terus diadvokasi
ada koordinasi kesehatan secara umum, masih dilakukan yang relevan dan Kementerian terutama dengan
langsung oleh masing-masing sub-klaster dengan program / Kesehatan. KEMENKES
mitra terkait seperti Sanitasi Air-Kebersihan, Gizi, Layanan
Kesehatan, dll.
2 Mitra masih mengalami kesulitan memperoleh data untuk Terus mencoba mendapatkan Terus mengadvokasi untuk
analisis situasi, fakta melalui informasi yang telah mendapatkan informasi
disebarluaskan dan tersedia untuk untuk analisis situasi
umum maupun yg ada antar
lembaga.
Progres Sub-klaster Kesehatan Reproduksi terkait Penanganan Covid-19
14 (dihimpun dari hasil diskusi sampai 03 Juli 2020)
Klaster Kesehatan : Sub Klaster Kesehatan Reproduksi
Progress: • Advokasi keberlanjutan layanan esensial kesehatan reproduksi (Kemenkes, IBI, IDI, BKKBN, IAC, PKBI, UNFPA, WHO):
1. Ketersediaan darah aman (Bank Darah di Rumah Sakit, Unit Transfusi Darah/PMI),
2. Layanan Ibu hamil beresiko tinggi dan melahirkan,
3. ketersediaan APD untuk bidan2 dalam mendukung layanan Kesehatan Reproduksi dan KB,
4. ketersediaan alat kontrasepsi,
5. ketersediaan ARV bagi ODHA,
6. Mekanisme rujukan Ibu melahirkan pada saat pandemi Covid19)
• Ketersediaan pedoman2 Kesehatan Keluarga (Kespro) dan sesitisasi/webinar2 yang diperlukan pada masa COVID19 (Kemenkes)
• Pelaksanaan programme rutin Pedoman Paket Pelayanan Awal Minimum (PPPAM) dengan adaptasi protokol COVID19
(Kemenkes)
• Fasilitasi Rapat Koordinasi Sub Klaster Kespro untuk komponen (Ibu hamil, KB, HIV, Balita, Lansia, Remaja, KBG)
• Penyusunan Pedoman dan Petunjuk Teknis Pelayanan dan Ketersediaan Kontrasepsi pada situasi krisis (BKKBN, UNFPA)
• Penyusunan Pedoman Paket Pelayanan Awal Minimum untuk Layanan Kesehatan Reproduksi Lansia (Kemenkes, UNFPA)
• Dukungan bantuan APD untuk Praktek Bidan Mandiri dalam mendukung pelayanan kesehatan reproduksi termasuk Keluarga
Berencana/ Pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan (IBI, BKKBN, DOCTORSHARE, UNFPA)
• Dukungan bantuan 600 Kit individu (Kit Ibu hamil, Kit ibu melahirkan, Kit bayi baru lahir) untuk Ibu yang paling membutuhkan
(IBI, UNFPA)
• Supervisi pelaksanaan kewaspadaan standar, layanan ANC online dan kelahiran, pelatihan online (IBI, DOCTORSHARE)
• Pelaksanaan pelayanan kesehatan reproduksi esensial (PKBI)
• Edukasi, pelaksanaan pelayanan KB, telemedicine, Distribusi APD di Batang dan Brebes (JHPIEGO)
• Monitoring ketersediaan ARV, dan memastikan pasien untuk terapi ARV (IAC)
• Penguatan pengumpulan data di 412 klinik bidan mandiri (IBI, UNFPA)
• Data Ibu Hamil terkait COVID19 sudah tersedia di data gugus tugas (Kemenkes)
14 Permasalahan dan Rekomentasi Solusi Sub-klaster Kesehatan Reproduksi terkait Penanganan Covid-19
(dihimpun dari hasil diskusi sampai 03 Juli 2020)

No Permasalahan Solusi Target Penyelesaian


1 Pelaksanaan prokokol layanan ibu hamil dan melahirkan yang Advokasi dan diskusi untuk Juni - Juli
tidak dipahami sepenuhnya oleh tenaga kesehatan dan fasilitas penerapan protokol penanganan
kesehatan yang dapat mempengaruhi penyelamatan jiwa pelayanan ibu hamil dan ibu
bersalin dengan benar
2 Koordinasi yang belum terlalu intens dibawah sub klaster Memperkuat koordinasi sub Klaster Berlanjut
kesehatan reproduksi, pelibatan Non pemerintah dalam kesehatan reproduksi dilevel pusat
memastikan pelayanan yang terintegrasi, tidak tumpeng tindih dan daerah
sangat diperlukan
3 Keterbatasan APD untuk tenaga2 bidan dalam masa transisi Advokasi dan dukungan APD untuk Berlanjut
COVID19 dan masa new normal. Saat ini IBI melaporkan 4 tenaga2 bidan
bidan yang terinfeksi COVID19 positif
4 Data ibu hamil yang positif COVID-19 tidak tersedia di Advokasi ketersediaan data COVID- Berlanjut
dashboard gugus tugas, yang tersedia hanya data berdasarkan 19 untuk kelompok rentan
jenis kelamin dan usia. (ibuhamil, orang dengan disabilitas
5 Penurunan jumlah pengguna alat kontrasepsi yang menurun Memperkuat strategi pelayanan KB Berlanjut
drastic (perkiraan hamper 40% antara Maret – akhir april), dalam masa COVID19, dengan
potensi untuk meningkatnya jumlah ibu hamil secara cepat mengikuti SOP, membatasi layanan
dalam masa pandemic COVID19; kehamilan yang tidak tatap wajah dan mekanisme
direncanakan/diinginkan distribusi alat kontrasepsi

38
14 Permasalahan dan Rekomentasi Solusi Sub-klaster Kesehatan Reproduksi terkait Penanganan Covid-19
(dihimpun dari hasil diskusi sampai 03 Juli 2020)

No Permasalahan Solusi Target Penyelesaian


5 Gangguan dalam memenuhi kebutuhan pelayanan Kesehatan Perlunya koordinasi untuk Berlanjut
 Petugas kesehatan sibuk dengan respons COVID-19 keberlanjutan dan pemerataan
 Fasilitas kesehatan tutup atau membatasi layanan bantuan APD bagi penguatan
 Kurangnya ketersediaan APD layanan kesehatan reproduksi dan
KB di fasilitas kesehatan
6 Masyarakat (termasuk ibu hamil) menahan diri dari Perlunya edukasi yang sederhana Berlanjut
mengunjungi fasilitas kesehatan karena kekhawatiran tentang terkait protocol COVID19 pada ibu
paparan COVID-19 atau karena pembatasan mobilitas hamil
7 Pelatihan bagi provider berhenti atau tidak berjalan dengan Perlunya mengembangkan Berlanjut
optimal mekanisme inovatif online bagi
tenaga2 kesehatan dengan Bahasa
yang sederhana dan mudah
dimengerti

39
15 Progres Sub Klaster Gizi terkait Penanganan Covid-19
(dihimpun dari hasil diskusi sampai 03 Juli 2020)

Klaster Kesehatan: Sub Klaster Gizi


• Progress: • Komunikasi resiko- pembuatan dan diseminasi KIE gizi untuk masyarakat, dan spesifik untuk remaja, ibu hamil, ibu
menyusui, bayi dan balita ke 34 provinsi
• Diseminasi pedoman teknis layanan gizi pada masa pandemi Covid-19
• Pemberian Makanan Tambahan- Biskuit MT untuk Ibu hamil dan balita, dengan prioritas pada ibu hamil KEK (Kurang
Energi Kronis) dan Balita gizi kurang
• Webinair isu gizi oleh Pemerintah, Profesi, Mitra Pembangunan, LSM
• Koordinasi Rutin Sub Klaster Gizi setiap dua minggu. Telah terlaksananya pertemuan Sub Klaster Gizi sebanyak 3 kali.
• Terbentuknya Pokja Pemberian Makan Bayi dan Anak dengan rencana membuat himbauan bantuan pangan ramah gizi,
pemantauan distribusi susu formula, pernyataan bersama terkait dukungan Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA)
pada 1000 HPK, pembuatan protokol/SoP konseling PMBA secara daring dan survey dampak covid terhadap PMBA.
• Telah terlaksananya pertemuan koordinasi POKJA PMBA sebanyak 3 kali.
15 Permasalahan dan Usulan Solusi Sub Klaster Gizi terkait Penanganan Covid-19
(dihimpun dari hasil diskusi sampai 03 Juli 2020)
No Permasalahan Solusi Target
1 Memastikan seluruh masyarakat Status Gizi kelompok  Memastikan ketersediaan Makanan Tambahan untuk  Berlanjut
rawan (Ibu Hamil, Ibu Menyusui, Bayi dan Balita) kelompok rentan seperti Ibu Hamil KEK dan balita gizi
sebelum pandemi kurang
2 Gizi, khususnya pada kelompok rawan, belum menjadi  Memastikan penyebaran materi KIE, protokol,
perhatian/bagian dari response panduan dan infografik ke setiap pemerintah daerah.
3 Layanan kesehatan terganggu (Posyandu, Puskesmas,  Sosialisasi dengan berbagai cara tentang gizi tepat
dll) pada masa covid (sesuai usia)
 Penyusunan rencana kontinjensi
4 Masalah ekonomi yang menyebabkan sulitnya  Menyusun rencana tanggap darurat sub klaster gizi
keluarga membeli pangan sehat, terutama keluarga
dengan ibu hamil dan balita  Gizi Buruk  Membuat laporan donasi susu formula yang tidak
terkontrol
 Sosialisasi pedoman penanganan gizi & rencana
5 Bantuan pangan  paket bantuan sebaiknya pangan tanggap darurat gizi kepada sektor terkait
bergizi seperti Telur, Kacang Hijau, Sarden  Meningkatkan kerjasama multi pihak untuk
mendukung intervensi gizi khususnya pada kelompok
6 Bantuan Susu Formula yang tidak terkontrol rentan

41
16 Permasalahan dan Usulan Solusi Klaster Nasional Pemulihan Dini/Platform Koordinasi Multi-Pihak
(dihimpun dari hasil diskusi sampai 03 Juli 2020)
Klaster Pemulihan Dini: Mitigasi Dampak Sosial Ekonomi dari Pandemi COVID-19
Progress: Dukungan koordinasi Pemerintah Pusat dan Daerah dalam mengurangi dampak sosial ekonomi dari COVID-19
Informasi • Persiapan mekanisme koordinasi lintas sektor di tingkat nasional dan daerah.
progress ini • Pemetaan kesenjangan kapasitas koordinasi di 7 propinsi (DKI, Jabar, Sulteng, NTB, Papua, Gorontalo dan Riau), dan persiapan
menangkap dukungan koordinasinya
informasi yang • Persiapan dukungan koordinasi ditingkat nasional.
diberikan oleh
total 30 Dukungan peningkatan efektifitas distribusi perlindungan sosial yang ada maupun initiative baru
organisasi • Pelaksanaan survey rumah tangga dengan SMERU dan bekerja sama dengan UNICEF dan BPS; 20,000 responden
anggota • Penilaian cepat kebutuhan pemulihan dini untuk pandemi COVID oleh WVI; respond (900 keluarga dan 943 anak)
UN/HCT Group • Pelaksanaan survey Persiapan mekanisme sikronisasi data untuk bantuan tunai antara Kemendes dan Kemensos
untuk MSRP • Pelaksanaan analisa pembiayaan inovatif.
Prioritas 5 • Pelaksanaan pengembangan instrumen pemantauan dana desa dengan Kemendes.
• Penyesuaian operasional program pengaduan terhadap layanan public - SP4N-LAPOR!
• Penyusunan kerangka kerja untuk mengsinergikan sistem pelaporan antara Pemda dan Pusat.
• Penyusunan mekanisme analisis data besar (big data)
• Expansi kerjasama dengan penyedia layanan digital

Dukungan pemangku kepentingan di sektor usaha dan UMKM


• Bersama Kemenkop melaksanakan survey untuk MSME (Micro Small Medium Enterprises) dengan LPEM UI; 1100 responden
• Advokasi dan sikronisasi panduan “new normal “ untuk sektor usaha produktif
• Persiapan kajian spesifik untuk sektor unggulan di 7 propinsi

Dukungan penyediaan bantuan bagi penduduk/kelompok rentan


• Pelaksanaan survey gender dan unpaid worker dengan JPAL; target 2000 responden
• Pelaksanaan kegiatan advokasi dan pelatihan inklusi dengan Kemensos dan Dinas Kesehatan DKI; disabiltas (10 kegiatan
training/advokasi dilakukan), perlindungan terhadap GBV
16Permasalahan dan Usulan(dihimpun
Solusi Klaster Nasional Pemulihan Dini/Platform Koordinasi Multi-Pihak
dari hasil diskusi sampai 03 Juli 2020)
Permasalahan Solusi Target
• Disparitas kapasitas pemerintah • Persiapan mekanisme koordinasi lintas sektor di tingkat nasional dan April – Juli
daerah dalam menjalankan koordinasi daerah.
response krisis • Pemetaan gap kapasitas koordinasi di 7 propinsi; DKI, Jabar, Sulteng, NTB,
Papua, Riau, dan Gorontalo. Cakupan jumlah kegiatan di 7 wilayah
propinsi menunjukkan perbedaan yang signifikan. Untuk Indonesia bagian
barat, dari total 49 kegiatan yang dilaporkan, sekitar 41% (20 kegiatan)
berada di wilayah Jawa.
• Persiapan dukungan peningkatan kapasitas koordinasi dan penguatan Sudah berjalan
platform.

• Belum berjalannya mekanisme umpan • Memobilisasi sistem umpan balik proaktif untuk pelayanan publik terkait
balik proaktif dari warga pada pandemic COVID-19 dari masyarakat melalui refocussing program SP4N-
pelaksanaan kegiatan respons dan LAPOR!
penyediaan layanan publik yang
penting • Bantuan teknis pengelolaan sistem manajemen informasi risiko dan Mei - Juli
aplikasi diseminasi informasi COVID-19
• Keterbatasan akses data dan mobilitas • Memanfaatkan analisis data besar (Big Data) sesuai dengan kode etik
orang dalam melakukan persiapan privasi data dan standar internasional untuk penggunaan data secara etis.
dan pelaksanaan intervensi respon. • Identifikasi solusi digital yang dapat membantu mengumpulkan dan
berbagi informasi dan menyediakan layanan telekomunikasi kepada Mei - Juli
warga negara
• Advokasi dan sinkronisasi panduan sectoral untuk usaha produktif – “new
normal”
16 Permasalahan, Solusi dan Progres Klaster Nasional Pemulihan Dini/Platform Koordinasi Multi-
Pihak
(dihimpun dari hasil diskusi sampai 03 Juli 2020)
Permasalahan Solusi Target
Belum tersedianya • Penilaian dampak sosial-ekonomi pada: Mei – Juni > Assessment 1
analisis dampak sosial • Sektor-sektor dengan dampak signifikan terhadap ketenagakerjaan Juni – Sept > Assessment
ekonomi yang dapat (informal)/UMKM perubahan dan laporan
memberikan acuan secara • Rumah tangga termasuk dampak sekunder dan tersier yang potensial dari periodic (per 2 mingguan)
komprehensif dalam aspek mata pencaharian, pekerjaan, akses ke layanan sosial, dan
penyusunan program penguatan resistensi terhadap guncangan; berfokus terutama pada
perlindungan masyarakat kelompok rentan.
dan melibatkan aktor-
aktor non-pemerintah • Dukungan kebijakan dan intervensi program untuk mengurangi dampak, Mei – Agustus> Study dan
mencegah tergelincir kembali ke kemiskinan dan meningkatkan ketahanan. penyusunan instrument
• Meningkatkan efektifitas instrumen perlindungan sosial yang ada dan Agust – Dec > piloting
mengusulkan pendekatan pembiayaan inovatif; Pelibatan actor non-
public. Juni – Sept > pengembangan
• Mendukung formulasi sistem pemantauan distribusi dana desa untuk dan testing
kegiatan padat karya sebagai bagian dari perlindungan sosial; ketahanan Oct –Dec > penerapan
ekonomi masyarakat
Mei – Juni > Gender
• Melaksanakan kajian fokus gender untuk menangkap isu kekerasan berbasis Juli – Agust > Kelompok rentan
gender dan kelompok rentan; peningkatan kesadaran kepada kebutuhan
khusus penyandang disabilitas.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai