Anda di halaman 1dari 29

POSISI ASWAJA DI TENGAH

ALIRAN ATAU FAHAM LAIN


MATERI : 3
MATA KULIAH : ASWAJA
PRODI : SI, DKV, BP, TI, TE, TIF, TS, DP.
SEMESTER : GASAL
BEBAN SKS : 2 SKS
PENGAMPU : SYAMSUL MA’ARIF, MSI
FAKULTAS : SAINS DAN TEKNOLOGI UNISNU
JEPARA
KELOMPOK/SEKTE DALAM ISLAM

 Syi’ah, secara bahasa: Pengikut atau pendukung.


Secara istilah: Para pendukung Ali bin Abi Thalib.
 Pendapat Syi’ah:

 Imamah merupakan hak Ali bin Abi Thalib yang


telah ditetapkan berdasarkan nash al-Qur’an
maupun wasiat Nabi saw, baik secara implisit
maupun ekplisit.
 Syi’ah meyakini imamah tidak akan jatuh ke
tangan orang lain selain keturunan Ali bin Abi
Thalib, dan jika jatuh ke tangan orang lain, maka
hal tersebut disebabkan karena kezaliman orang
tersebut.
- Imamah bukan merupakan masalah kemaslahatan umat
yang diperoleh dengan cara pemilihan umum, tetapi
merupakan permasalahan pokok dalam agama Islam
(ruknuddin) yang tidak mungkin disembunyikan dan
disepelekan oleh Rasu-Rasul Allah SWT ataupin diserahkan
pada umat.
 Akidah dan ajaran Syi’ah
1. keyakinan Syi’ah tentang imam mereka.
- Syi’ah sepakat bahwa para nabi dan imam Syi’ah
ma’shum (terhindar dari perbuatan dosa kecil dan besar).
- Syi’ah sepakat bahwa tawalli (menolong para imam) dan
tabarri (meninggalkan musuh-musuhnya) adalah wajib
hukumnya, baik dalam bentuk ucapan, perbuatan, dan
keyakinan. Dalam hal ini, sebagian pengikut kelompok
Syi’ah Zaidiyyah tidak sependapat.
2. Kitab-Kitab Suci Syi’ah
- Al- Jami’ah : lembaran yang panjangnya sekitar 70 hasta
mencakup semua persoalan halal dan haram
- Shahifah Dzu’abah as-Saif : lembar-lembar kertas milik
Nabi saw yang selalu digantungkan di bahu pedang beliau.
Isinya tentang hukum diyat dan sedikit persoalan lainnya.
- Shahifah an-Namus : lembar-lembar yang berisi nama
pengikut sekaligus para mereka hingga hari kiamat.
- Shahifah al-Abhah: lembar-lembar yang berisi 60 kabilah
Arab yang halal darahnya.
- Al-Jafr al-Abyadh, menurut Abu Abdillah berisi Zabur
Dawud, Taurat Musa, Injil Isa, Suhuf Ibrahim, halal dan
haram, serta al-Jafr al-Ahmar yang berisi senjata yang
hanya terbuka karena darah untuk berperang.
- Mushaf Fatimah, menurut mereka, tidak ada satu
ayatpun dari al-Qur’an.
3. Empat Kitab hadits Syi’ah
 Dalam hal penulisan hadits, Syiah mengaku bahwa
penulisan hadits mereka sudah dimulai sejak zaman
Nabi saw.
 Menurut Syi’ah, Nabi saw adalah orang pertama yang
menulis hadits melalui tangan imam pertama, Ali bin
Abi Thalib.
 Keempat kitab hadits induk yang menjadi rujukan
utama Syi’ah setelah al-Qur’an:
1. al-Kafi 2. Man layahdhuruhul Faqih 3. Tahdzib al-
Ahkam 4. al-Istibshar.
 Kelompok-kelompok Syi’ah
Syahrastani membagi kelompok syi’ah menjadi lima:
- Kaisaniyah,
- Zaidiyah
- Imamiyah
- Ghullat
- Ismailiyyah
 Asy’ariyah membagi Syi’ah menjadi 3 kelompok:
- Syi’ah Gholiyah terbagi menjadi 15 kelompok
- Syi’AH Imamiyah (Rafidhah) terbagi menjadi 14
kelompok.
- Syi’ah Zaidiyyah menjadi 6 kelompok.
 Khawarij
- Secara bahasa Khawarij adalah bentuk
jamak dari kata kharijah, artinya kelompok
yang menyempal.
- Secara istilah Khawarij adalah orang-orang
yang menyatakan keluar dari kepemimpinan
Ali bin Abi Thalib setelah terjadinya
peristiwa tahkim (arbitrase).
- Nama lain Khawarij: Haruriyah, Nawashib,
dan Syurrah.
 Akidah dan Ajaran Khawarij
- Semua kelompok Khawarij sependapat bahwa
mereka tidak mengakui kepemimpinan Usman bin
Affan dan Ali bin Abi Thalib. Mereka mendahulukan
keyakinan tersebut di atas segala-galanya.
- Khawarij berpendapat, tidak sah perkawinan
kecuali dengan orang yang sepakat mengenai
keyakinan mereka.
- Khawarij mengkafirkan orang yang melakukan
dosa besar dan tidak wajib mentaati imam yang
menyalahi sunnah.
 Semua sekte Khawari sepakat dalam beberapa hal,
yaitu:
1. Khalifah tidak terpilih kecuali melalui pemilihan
bebas yang sah, dilakukan oleh mayoritas umat
(bukan hanya sekelompok kalangan terbatas), dan
kepemimpinannya terus diakui selama dia berlaku
adil dan menegakkan ajaran agama, jauh dari
kesalahan dan kedoliman. Jika dia melanggar
wajib dipecat atau dibunuh.
2. Pengangkatan pemimpin tidak wajib menurut
syari’at, namun boleh. Seumpama harus
mengangkat pemimpin, karena maslahat dan
kebutuhan bukan karena dalil agama.
4. orang yang berbuat dosa dianggap kafir.
Kesalahan berpendapat adalah dosa, bila tidak
sesuai dengan kebenaran yang mereka yakini.
Karena itulah mereka mengkafirkan Ali bin Abi
Thalib karena telah bertahkim, demikian pula
Thalhah dan Zubair.
 Sekte-Sekte Khawarij: Azariqah (punah), Najdat
(punah), Shafariyah (punah), ‘Ajariyah (punah),
Ibadhiyah ( masih berkembang sampai
sekarang).
 Murji’ah
- Nama Murji’ah diambil dari kata irja’ atau
arja’a yang bermakna penundaan, penangguhan
dan pengharapan.
- Secara Istilah, Murji’ah adalah orang yang
menunda penjelasan kedudukan seseorang yang
bersengketa, yaitu Ali bin Abi Thalib dengan
Muawiyah serta para pasukannya pada hari
kiamat kelak.
 Akidah dan Ajaran Murji’ah
- Menunda hukuman atas Ali, Muawiyah, Amr bin
Ash dan Abu Musa al- Asy’ari yang terlibat tahkim
kepada Allah swt pada hari kiamat kelak.
- Pelaku dosa besar atau kecil tidak membuat
pelakunya keluar dari iman.
 Menyerahkan keputusan kepada Allah SWT atas
muslim yang melakukan dosa besar.
 Meletakkan iman lebih utama daripada amal.
 Memberikan pengharapan kepada muslim yang
berdosa besar untuk memperoleh ampunan dan
rahmat Allah SWT.
 Sekte Murji’ah
- Terdapat problem yang cukup mendasar. Ketika para
pakar mengklasifikasikan sekte-sekte Murji’ah, karena
disebabkan adanya beberapa tokoh aliran pemikiran
keagamaan yang diakui pengamat sebagai pengikut
Murji’ah, misalnya, Wasil bin Atha’ dari Mu’tazilah, Abu
Hanifah dari Ahlussunnah wal Jama’ah. Oleh karena itu,
menurut Asy syahrastany sekte-sekte Murji’ah sebagai
berikut:
 Murji’ah Khawarij
 Murji’ah Qadariyah
 Murji’ah Jabariyah
 Murji’ah Murni
 Murji’ah Sunni
 Menurut Imarah, sekte Murjiah ada 12, yaitu:
1) Al-Jahmiyah, pengikut Jahm bin Shafyan
2) Ash-Shalihiyah pengikut Abu Musa Ash- Shalahiy
3) Al-Yunusiyah, pengikut Yunus As-Samary
4) Asy-syamriayah pengikut Abu Samr dan Yunus
5) Asy-Syawbaniyah pengikut Abu Shafyan
6) Al-ghailaniyah pengikut Abu Marwan Al-ghaylan
7) An-Najariyah pengikut al-Husainbin Muhammmad an-najr
8) Al-hanafiyah pengikut Abu Hanifah An-nu’an
9) As-sabibiyah pengikut Muhammad bin sabib
10) Al-Muaziyah pengikut Muad ath-Thawmy
11) Al-Murisiyah pengikut Basr al-Murisy
12) Al-karamiyah pengikut Muhammad bin Karam as-sijistani
 Jabariyah
- secara bahasa, jabariyah mengandung arti memaksa
dan mengharuskan melakukan sesuatu.
- secara istilah jabariyah adalah suatu kelompok atau
aliran yang menghilangkan perbuatan manusia dalam arti
yanag sesungguhnya dan menyandarkanya kepada Allah
SWT.
 Paham jabariyah pertama kali diperkenalkan oleh ja’d
bin dirham (w. 124 H) yang kemudian disebarluaskan
oleh Jahm Shafwan (125 H) dari Khurasan.
 Dalam sejarah teologi Islam, Jahm Shafwan tercatat
sebagai pendiri aliran jahmiyah dalam kalangan
Murji’ah. Ia menjadi sekretaris Suraih bin al-Harits dalam
gerakan melawan Muawiyah
 Para pemuka dan ajaran pokok Jabariyah
- Jahm bin Shafwan
Ajaran pokoknya:
1) manusia tidak mampu untuk berbuat apa-apa.ia tidak
mempunyai daya, tidak mempunyai kehendak sendiri, dan
tidak mempunyai pilihan
2) surga dan neraka tidak kekal. Tidak ada yang kekal selain
Allah SWT.
3) iman adalah makrifat atau membenarkan dalam hati.
Dalam hal ini, sama dengan konsep iman yang diajukan
Murji’ah.
4) kalam Allah SWT adalah mahluk. Allah maha suci dari
segala sifat dan keserupaan dengan manusia seperti
berbicara, mendengar dan melihat. Allah SWT tidak bisa
dilahat dengan indra mata di ahirat kelak.
 Ja’d bin Dirham
Ajaran pokoknya:
1. Al-Qur’an adalah mahluk. Oleh karena itu,
dia baru. Sesuatu yang baru tidak dapat
disifatkan kepada Allah.
2. Allah tidak mempunyai siafat yang serupa
dengan mahluk, seperti berbicara, meliahat dan
mendengar
3. manusia dipaksa oleh Allah dalam segala-
galanya.
 Al-najjar
Ajaran pokoknya:
1. Allah menciptakan segala perbuatan
manusia, tetapi manusia mengambil bagian
atau peran dalam mewujudkan perbuatan
itu. Inilah yang disebut kasab dalam teori al-
Asy’ari.
2. Allah tidak dapat dilihat di ahirat. Akan
tetapi, Allah dpat memindahkan potensi hati
(makrifat) pada mata sehingga manusia
dapat melihat Allah SWT.
 Adh-dhirar
Ajaran pokoknya:
1. suatu perbuatan dapat ditimbulkan oleh dua
pelaku secara bersamaan, artinya, perbuatan
manusia tidak hanya ditimbulkan oleh Allah, tetapi
juga oleh manusia. Manusia mempunyai turut
berperan dalam mewujudkan perbuatan-
perbuatannya.
2.Allah dapat dilihat di ahirat melalui indra ke
enam.
3. Hujjah yang dapat diterima setelah Nabi saw
adalah ijtihad. Hadits ahad tidak dapat dijadikan
sumber dalam menetapkan hukum.
 Qadariyah
- secara bahasa qadariyah mengadung arti
kemampuan dan kekuatan.
- secara istilah qadariyah adalah aliran yang
percaya bahwa segala tindakan manusia
tidak diintervensi oleh Allah SWT.
- Aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap
orang adalah pencipta bagi segala perbuatan.
Ia dapat berbuat sesuatu atau
meninggalkannya atas kehendaknya sendiri.
 Para ahli teologi mengatakan, Qadariayah
pertama kali dimunculkan oleh Ma’bad al-Juhni
dan Ghailan ad-dimasky.
 Ajaran pokok Qadariyah
- manusia berkuasa atas perbuatannya, manusia
yang melakukan baik atas kehendak maupun
kekuasaan sendiri dan manusia pula yang
melakukan atau yangf menjahui perbuatan-
perbuatan jahat atau kemauan dan dayanya
sendiri.
 Mu’tazilah
- secara bahasa, Mu’tazilah mempunyai arti
memisahkan diri.
- secara istilah Mu’tazilah adalah kelompok yang
memisahkan diri dari orang lain.
- istilah ini diambil berdasarkan sejarah awal
kemunculan kelompok ini, yakni sejak pemisahan diri
tokoh mu’tazilah yang bernama Washil bin atha dari
majlis hasan al-basri.
 Mu’tazilah muncul sejak era dinasti Umayyah. Namun
berkembang pesat pada era Abbasiyah.
 Mayoritas ulama mengatakan pimpinan mu’tazilah
adalah Washil bin Atha
 Akidah dan Ajaran Mu’tazilah
- Lima dasar utama (al-Ushul al-Khamsah)
1) prinsip tauhid (keesaan Allah)
2) adl (keadilan)
3) al-Wa’d al-Wa’id (janji dan ancaman)
4) al-manzilah baina al-manzilatain ( tempat di
antara dua tempat).
5) Amar ma’ruf nahi munkar
- mengandalkan akal secara penuh dalam masalah
akidah (kedudukan akal di atas al-Qur’an dan
hadits)
 Sekte-sekte Muktazilah:
 Alwasiliyah

 Al-hudzailiyyah
 An-Nazhzhamiyah
 Al-kabithiyah dan al-Haditsiyah

 Al-bisyariyyah
 Al-muammariyah
 Al-madariyyah
 As-tsumamiyah

 Al-hisyamiyyah
 Al-jahizhiyyah
 Al-Khayyathiyyah dan al-ka’biyyah

 Al-jubaiyyah dan al-bahsaniyyah


POSISI ASWAJA DI TENGAH ALIRAN
ATAU FAHAM LAIN
o Sistem doktrin Aswaja lahir dalam kerangka
merespons perkembangan pemikiran keagamaan
umat Islam pada masanya yang cenderung ekstrim
kanan dan kiri terutama dalam persoalan kalam
atau aqidah. Al- Asyari hadir untuk menengahi
kedua pemikiran tersebut. Misalnya,
 Ekstrimitas antara golongan Qadariyah dan
Jabariyah dalam soal kebebasan tindakan manusia.
 Antara golongan rasionalis-liberal (mu’tazilah)
dengan konservatif tekstual (Ahlul hadits) tentang
sifat-sifat Tuhan. Dua term inilah yang paling
krusial dalam perdebatan masalah Kalam atau
aqidah.
 Dalam soal kebebasan bertindak golongan qodariyah
mempercayai kebebasan manusia. Allah menurut
mereka telah memberikan kemampuan kepada
manusia untuk bertindak bebas, oleh karena itu ia
harus bertanggung jawab atas akibat-akibatnya.
 Golongan jabariyah menyakini bahwa manusia tidak
bebas. Seluruh tindakan manusia sudah ditentukan dan
diatur Allah SWT. tindakan manusia adalah
keterpaksaan.
 Dalam hal ini Asy’ari menengahi keduanya melalui
teori kasab. Menurut teori ini, perbuatan manusia
tidak dilakukan dalam keadaan bebas dan tidak dalam
keterpaksaan. (manusia berencana, Allah yang
menentukan).
 Terkait masalah hubungan syara’ (nash) dengan
akal. Aliran Aswaja mengambil sikap moderat
(tawassut) dan seimbang (tawazun). Menurut aliran
Aswaja semua kewajiban agama hanya dapat
diketahui melalui informasi syara’. Sedangkan
terkait dengan keyakinan hanya dapat dicapai
dengan penalaran akal.
 Secara umum aswaja menempatkan nash di atas
akal baik dalam bidang aqidah, syariah maupun
tasawuf. Tetapi tetap memberikan peran akal
sesuai dengan porsinya.
 Dasar aqidah Aswaja: al-Qur’an, Hadits, ijma’
ulama, dan argumentasi akal yang sehat.
 Moderat (jalan tengah) dan tasamuh
(toleransi) merupakan ciri utama Aswaja
yang menjadikan aswaja tetap eksis sampai
sekarang dan menjadi golongan mayoritas di
belahan dunia.
DAFTAR PUSTAKA
 Abdurrahman Nafis, dkk, Risalah ahlussunnah wal
Jama’ah: Dari Pembiasaan Menuju Pemahaman dan
Pembelaan Akidah Amaliah,Surabaya: Khalista, 2012.
 A. Busayri Harits, Islam NU; Pengawal Tradisi Sunni
Indonesia, SurabayaL: Khalista, 2010.
 Ahmad Muhibbin Zuhri, Pemikiran KH.M.Hasyim Asyari
Tentang Ahlus sunnah wal jamaah, 2010.
 Muhyiddin Abdussomad, Hujjah NU: Akidah-Amaliah-
Tradisi, Surabaya: Khalista, 2012.
 Muhammad Idrus Ramli, Pengantar Sejarah Ahlussunnah
Wal Jamaah,Surabaya: Khalista, 20011.
 Abdul Muchit Muzadi, NU dalam Perspektif Sejarah dan
Ajaran,Surabaya: Khalista,2006.
 Wa ALLAHU A’lamu bi Shawab.

Anda mungkin juga menyukai