Anda di halaman 1dari 18

PENALARAN SEBAGAI BASIS BERPIKIR KRITIS DAN TEORITIS

KELOMPOK 1

DINDA AULIA
DHILA ASYFARANIE DAMAYANTI SEFTI SABILLA AZIZ

03112180008 03111180067 03111180038


PENALARAN (REASIONG)

Dapat dikatakan bahwa penalaran adalah proses berpikir logis dan sistematis untuk
membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan (belief) terhadap suatu pernyataan atau asersi
(assertion). Pernyataan ini dapat berupa teori (penjelasan) tentang suatu fenomena atau
realitas alam, ekonomi, politik, atau social.
UNSUR DAN STRUKTUR PENALARAN

ASERSI KEYAKINAN ARGUMENTASI


PENGERTIAN ASERSI

Suatu pernyataan (biasanya positif) yang menegaskan bahwa sesuatu (misalnya teori) adalah benar.

FUNGSI ASERSI

Asersi berfungsi sebagai premis dan konklusi. Premis adalah asersi yang digunakan untuk
mendukung suatu konklusi. Konklusi adalah asersi yang diturunkan dari serangkaian asersi. Suatu
argument paling tidak berisi satu premis dan satu konklusi. Karena premis dan konklusi keduannya
merupakan asersi, konklusi (berbentuk asersi) dalam suatu argument dapat menjadi premis dalam
argument yang lain.
ASUMSI

Asumsi adalah asersi yang diyakini benar


meskipun orang tidak dapat mengajukan atau
JENIS
menunjukan bukti tentang kebenarrannya
ASERSI
secara meyakinkan atau asersi yang orang
bersedia menerima sebagai benar untuk
keperluan diskusi atau debat.

HIPOTESIS PERNYATAAN FAKTA

Hipotesis adaalah asersi yang kebenarannya Pernyataan fakta adalah asersi


belum atau tidak diketahui tetapi diyakini bahwa yang bukti kebenarannya diyakini
asersi tersebut dapat diuji kebenarannya. Untuk sangat kuat atau bahkan tidak
disebut sebagai hipotesis, suatu asersi juga harus dapat dibantah. Contohnya, semua
mengandung kemungkinan salah. Bila tidak ada orang akan meninggal.
kemungkinan salah, suatu asersi akan menjadi  
pernyataan fakta.
KEYAKINAN

Keyakinan terhadap asersi adalah tingkat kebersediaan untuk menerima bahwa asersi tersebut benar. Keyakinan
diperoleh karena kepercayaan tentang kebenaran yang diletakkan pada asersi. Suatu asersi dapat dipercaya karena
adanya bukti yang kuat untuk menerimanya sebagai hal yang benar. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa keyakinan
merupakan produk, hasil, atau tujuan suatu penalaran. Berbagai faktor mempengaruhi tingkat keyakinan seseorang atas
suatu asersi. Karakteristik (sifat) asersi menentukan mudah-tidaknya keyakinan seseorang dapat diubah melalui
penalaran.
PRORERITAS KEYAKINAN

KEADABENARAN
BERMUATAN NILAI

BUKAN PENDAPAT BERKEKUATAN

BERTINGKAT VERIDICAL

BERBIAS BERKETERTEMPAAN
ARGUMEN

Dalam kehidupan sehari-hari, istilah argumen sering digunakan secara keliru untuk menunjukan
ketidakpastian, perselisihan pendapat, atau bahkan pertengkaran mulut. Dalam pengertian ini argumen
mempunyai konotasi negative, sedangkan dalam arti postitif argument dapat disamakan dengan penalaran logis
untuk menjelaskan atau mengajukan bukti rasional tentang suatu asersi.
JENIS ARGUMEN

ARGUMEN ARGUMEN ARGUMEN ARGUMEN


DEDUKTIF INDUKTIF ANALOGI SEBAB-
AKIBAT
ARGUMEN DEDUKTIF

Proses penyimpulan yang berawala dari suatu pernyataan umum (premis) yang disepakati ke pernyataan khusus sebagi
simpulan (konklusi). Argumen deduktif disebut juga argumen logis sebagai pasangan argumen ada benarnya. Argumen logis
adalah argument yang asersi konklusinya tersirat atau dapat diturunkan/ dideduksi dari asersi-asersi lain yang diajukkan.
Disebut argumen logis karena kalau premis-premisnya benar konklusinya harus benar.

Penlaran deduktif berlangsung dalam 3 tahap yaitu :


Penentuan pernnyataan umum (premis major) yang menjadi basis penalaran.
Penerapan konsep umum kedalam situasi khusus yang dihadapi (proses deduksi).
Penarikan simpulan secara logis yang berlaku untuk situasi khusus tersebut.
ARGUMEN INDUKTIF

Argumen induktif lebih bersifat sebagai argumen ada benarnya (plausible argumnet). Dalam argumen logis,
konklusi merupakan implikasi dari premis. Dalam argumen ada benarnya (plausible), konklusi merupakan
generalisasi dari premis sehingga tujuan argumen adalah untuk meyakinkan bahwa probabilitas atau kebolehjadian
(likelihood) kebenaran konklusi cukup tinggi atau sebaliknya, ketakbenaran konklusi cukup rendah kebolehjadiannya
(unlikely)..
ARGUMEN ANALOGI

Argumen induktif sebenarnya merupakan salah satu jenis penalaran nondeduktif. Salah satu penalaran lainnya
adalah argumen dengan analogi (argument by analogy). Penalaran dengan analogi adalah penalaran yang menurunkan
konklusi atas dasar kesamaan atau kemiripan (likeness) karakteristik, pola, fungsi, atau hubungan unsur (sistem) suatu
objek yang disebutkan dalam suatu asersi.
ARGUMEN SEBAB-AKIBAT

Menyatakan konklusi sebagai akibat dari asersi tertentu merupakan salah satu
bentuk argumen yang disebut argumen dengan penyebaban (argument by
causation) atau generalisasi kausal (causal generalization).

Kaidah untuk menguji adanya hubungan kausal adalah apa yang disebut
kaidan kecocokan (method of agreement), kaidan kecocokan negatif (negative
canon of agreement) dan kaidah perbedaan (method of difference) yang
dikemukakan oleh John Stuart Mill ( sehingga seluruh kaidah disebut dengan
kaidah Mill)
Karena tujuan argumen adalah untuk mengevaluasi dan mengubah
keyakinan, ada kalanya argument yang jelek dapat meyakinkan banyak
orang. Orang-orang sering terkecoh oleh atau mengecoh dengan argument.
Kecohan atau salah nalar adalah argument yang dpat membujuk meskipun
penalarannya mengandung cacat. Kecohan dapat terjadi akibat stratagem
atau akibat salah logika.
01
STRATAGEM
Pendekatan atau cara-cara untuk mempengaruhi keyakinan orang dengan cara
selain mengajukan argumen yang valid atau masuk akal (reasonable argument). Cara-
cara ini dpat berupa persuasi tak langsung, membidik orangnya, menyampingkan
masalah pokok, misrepresentasi, imbauan cacah, imbauan autoritas, imbauan tradisi,
dilemma semu, dan imbauan emosi. Pada umumnya stratagem digunakan dengan niat
semata-mata untuk memenangkan posisi dan bukan untuk mencari solusi yang terbaik.
Argumen yang valid tidak selalu dapat membujuk sehingga stratagem sering
digunakan tanpa melibatkan salah nalar.
02 SALAH NALAR

Kesalahan konklusi akibat tidak diterapkannya kaidah-kaidah penalaran yang valid. Beberapa bentuk
salah nalar adalah menegaskan konsekuen, menyangkal anteseden, pentaksaan, perampatan-lebih,
parsialitas, pembuktian analogis, perancuan urutan kejadian dengan penyebabab, dan pengambilan konklusi
pasanagan.
Thank You
Ada pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai