KELOMPOK 1
DINDA AULIA
DHILA ASYFARANIE DAMAYANTI SEFTI SABILLA AZIZ
Dapat dikatakan bahwa penalaran adalah proses berpikir logis dan sistematis untuk
membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan (belief) terhadap suatu pernyataan atau asersi
(assertion). Pernyataan ini dapat berupa teori (penjelasan) tentang suatu fenomena atau
realitas alam, ekonomi, politik, atau social.
UNSUR DAN STRUKTUR PENALARAN
Suatu pernyataan (biasanya positif) yang menegaskan bahwa sesuatu (misalnya teori) adalah benar.
FUNGSI ASERSI
Asersi berfungsi sebagai premis dan konklusi. Premis adalah asersi yang digunakan untuk
mendukung suatu konklusi. Konklusi adalah asersi yang diturunkan dari serangkaian asersi. Suatu
argument paling tidak berisi satu premis dan satu konklusi. Karena premis dan konklusi keduannya
merupakan asersi, konklusi (berbentuk asersi) dalam suatu argument dapat menjadi premis dalam
argument yang lain.
ASUMSI
Keyakinan terhadap asersi adalah tingkat kebersediaan untuk menerima bahwa asersi tersebut benar. Keyakinan
diperoleh karena kepercayaan tentang kebenaran yang diletakkan pada asersi. Suatu asersi dapat dipercaya karena
adanya bukti yang kuat untuk menerimanya sebagai hal yang benar. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa keyakinan
merupakan produk, hasil, atau tujuan suatu penalaran. Berbagai faktor mempengaruhi tingkat keyakinan seseorang atas
suatu asersi. Karakteristik (sifat) asersi menentukan mudah-tidaknya keyakinan seseorang dapat diubah melalui
penalaran.
PRORERITAS KEYAKINAN
KEADABENARAN
BERMUATAN NILAI
BERTINGKAT VERIDICAL
BERBIAS BERKETERTEMPAAN
ARGUMEN
Dalam kehidupan sehari-hari, istilah argumen sering digunakan secara keliru untuk menunjukan
ketidakpastian, perselisihan pendapat, atau bahkan pertengkaran mulut. Dalam pengertian ini argumen
mempunyai konotasi negative, sedangkan dalam arti postitif argument dapat disamakan dengan penalaran logis
untuk menjelaskan atau mengajukan bukti rasional tentang suatu asersi.
JENIS ARGUMEN
Proses penyimpulan yang berawala dari suatu pernyataan umum (premis) yang disepakati ke pernyataan khusus sebagi
simpulan (konklusi). Argumen deduktif disebut juga argumen logis sebagai pasangan argumen ada benarnya. Argumen logis
adalah argument yang asersi konklusinya tersirat atau dapat diturunkan/ dideduksi dari asersi-asersi lain yang diajukkan.
Disebut argumen logis karena kalau premis-premisnya benar konklusinya harus benar.
Argumen induktif lebih bersifat sebagai argumen ada benarnya (plausible argumnet). Dalam argumen logis,
konklusi merupakan implikasi dari premis. Dalam argumen ada benarnya (plausible), konklusi merupakan
generalisasi dari premis sehingga tujuan argumen adalah untuk meyakinkan bahwa probabilitas atau kebolehjadian
(likelihood) kebenaran konklusi cukup tinggi atau sebaliknya, ketakbenaran konklusi cukup rendah kebolehjadiannya
(unlikely)..
ARGUMEN ANALOGI
Argumen induktif sebenarnya merupakan salah satu jenis penalaran nondeduktif. Salah satu penalaran lainnya
adalah argumen dengan analogi (argument by analogy). Penalaran dengan analogi adalah penalaran yang menurunkan
konklusi atas dasar kesamaan atau kemiripan (likeness) karakteristik, pola, fungsi, atau hubungan unsur (sistem) suatu
objek yang disebutkan dalam suatu asersi.
ARGUMEN SEBAB-AKIBAT
Menyatakan konklusi sebagai akibat dari asersi tertentu merupakan salah satu
bentuk argumen yang disebut argumen dengan penyebaban (argument by
causation) atau generalisasi kausal (causal generalization).
Kaidah untuk menguji adanya hubungan kausal adalah apa yang disebut
kaidan kecocokan (method of agreement), kaidan kecocokan negatif (negative
canon of agreement) dan kaidah perbedaan (method of difference) yang
dikemukakan oleh John Stuart Mill ( sehingga seluruh kaidah disebut dengan
kaidah Mill)
Karena tujuan argumen adalah untuk mengevaluasi dan mengubah
keyakinan, ada kalanya argument yang jelek dapat meyakinkan banyak
orang. Orang-orang sering terkecoh oleh atau mengecoh dengan argument.
Kecohan atau salah nalar adalah argument yang dpat membujuk meskipun
penalarannya mengandung cacat. Kecohan dapat terjadi akibat stratagem
atau akibat salah logika.
01
STRATAGEM
Pendekatan atau cara-cara untuk mempengaruhi keyakinan orang dengan cara
selain mengajukan argumen yang valid atau masuk akal (reasonable argument). Cara-
cara ini dpat berupa persuasi tak langsung, membidik orangnya, menyampingkan
masalah pokok, misrepresentasi, imbauan cacah, imbauan autoritas, imbauan tradisi,
dilemma semu, dan imbauan emosi. Pada umumnya stratagem digunakan dengan niat
semata-mata untuk memenangkan posisi dan bukan untuk mencari solusi yang terbaik.
Argumen yang valid tidak selalu dapat membujuk sehingga stratagem sering
digunakan tanpa melibatkan salah nalar.
02 SALAH NALAR
Kesalahan konklusi akibat tidak diterapkannya kaidah-kaidah penalaran yang valid. Beberapa bentuk
salah nalar adalah menegaskan konsekuen, menyangkal anteseden, pentaksaan, perampatan-lebih,
parsialitas, pembuktian analogis, perancuan urutan kejadian dengan penyebabab, dan pengambilan konklusi
pasanagan.
Thank You
Ada pertanyaan?