Anda di halaman 1dari 16

TOKSIKOLOGI

KASUS KERACUNAN HEROIN

• UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
Seorang bayi perempuan usia 10 bulan
ditemukan oleh ibu kandungnya tidak sadarkan
diri di kamarnya
RIWAYAT

• Bayi perempuan usia 10 bulan dengan riwayat pertumbuhan dan


perkembangan normal dan lahir pervaginam

• Pada hari kematiannya, bayi tersebut bangun pada pukul 09.00 pagi tanpa
tampak rewel ataupun sakit

• Bayi ini diberi makan terakhir pada pukul 16.00 oleh ayah kandungnya

• Ayah, ibu, tante, dan saudara kandungnya sedang menonton tv kemudian


pada pukul 20.00 ibu bayi menemukan bayi tersebut tidak sadarkan diri

• Bayi tersebut langsung di bawa ke IGD setempat namun dinyatakan


meninggal (DOA)
RIWAYAT
• Pemeriksaan di rumah bersih dan rapi dengan mainan
anak yang sesuai

• Tidak ada tanda-tanda penyalahgunaan obat di dalam


rumah

• Kamar bayi rapi dengan tempat tidur untuk bayi

• Tidak tampak bantal yang banyak

• Tidak ada tanda-tanda kekerasan


PEMERIKSAAN LUAR
• Pertumbuhan normal dengan tinggi badan 28 inchi dan berat badan 20 lbs

• Terdapat rigor mortis dan lebam mayat telah sempurna di bagian posterior dan
bercak-bercak pada bagian anterior

• Rambut berwarna gelap dengan kepala dalam batas normal

• Fontanella anterior tertutup

• Masing-masing telinga ditindik satu kali

• Kornea tampak berawan dengan iris berwarna coklat tua

• Hidung, bibir, dan mulut dalam batas normal

• Terdapat beberapa gigi pada rahang


PEMERIKSAAN LUAR

• Tidak teridentifikasi adanya jejas di leher

• Thorax dan abdomen dalam batas normal

• Ekstremitas tumbuh secara simetris dengan ukuran yang sama

• Terdapat satu buah tusukan jarum pada fossa antecubital kiri

• Panjang jari-jari tangan dan kaki pendek

• Genitalia eksterna adalah genitalia perempuan


PEMERIKSAAN LUAR
• Pada punggung tidak didapatkan bukti adanya penyakit alamiah.

• Pada area lumbosacral dan bokong menunjukkan adanya Mongolian spot


yang irregular.

• Tanda-tanda intervensi medis termasuk: tusukan jarum pada kedua kaki


bagian depan, dan endotracheal tube.

• Pada saat autopsy, tidak ada indikasi yang didapatkan dari riwayat atau
investigasi kriminal awal terhadap adanya overdosis yang disengaja, dan
bekas-bekas tusukan jarum tersebut diperkirakan berasal dari tindakan
medis.

• Sampel jaringan tidak diambil dari daerah penyuntikan untuk pemeriksaan


toksikologi atau histologi.
PEMERIKSAAN DALAM

• Pemeriksaan dalam ditemukan edema generalisata


dan kongesti pada parenkim pulmo dengan isi
lambung berwarna putih sebanyak 12 ml.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pada pemeriksaan mikroskopis, temuan-temuan dinyatakan
tidak berarti selain ditemukan adanya edema alveolar
dengan area yang luas serta adanya kongesti vascular
generalisata pada histologi paru.

• Pemeriksaan X-ray, autopsy, pemeriksaan darah, viral


nucleic acid sequences, kultur, tes metabolic, serta
pemeriksaan genetika dan histopatologi dinyatakan tidak
ada kelainan.

• Pemeriksaan X-ray ditinjau oleh spesialis radiologi


pediatric.
PEMERIKSAAN TOKSIKOLOGI
• Pada pemeriksaan toksikologi didapatkan morphine 1092 ng/mL,
codeine 74 ng/mL, dan 6-monoacetyl-morphine 359 ng/mL pada
darah jantung.

• Morphine 803 ng/g, codeine 54 ng/g pada jaringan liver, dan


morphine 181 ng/mL ditemukan pada vitreous humor.

• Metabolit 6-monoacetyl-morphine tidak ditemukan di liver.

• Sample vitreous humor dinyatakan kurang layak untuk pemeriksaan


lebih lanjut.

• Tidak ada hasil toksikologi lain yang dinyatakan positif dari


specimen-specimen tersebut.
PEMERIKSAAN TOKSIKOLOGI
PEMBAHASAN
• Dari pemeriksaan-pemeriksaan yang sudah dilakukan menunjukkan terdapat komponen
heroine, 6-MAM sebanyak 359 ng/mL pada darah jantung bayi tersebut.

• Pada kematian mendadak yang berhubungan dengan keracunan heroin pada orang
dewasa, level 6-MAM berkisar antara 1-80 ng/g

• Dalam literatur, level terapeutik dari morfin untuk bayi telah diteliti sebagai analgesik
yang aman dan adekuat, tetapi penggunaan heroin pada bayi sejauh ini belum pernah
dilaporkan. Dengan demikian level 6-MAM yang signifikan masih belum dapat
menentukan

• Pada laporan kasus ini, ditemukan morfin darah sebanyak 1092 ng/ml pada darah
jantung dan terdapat satu bekas tusukan jarum di fossa antecubiti sinistra.

• Penelitian autopsy intoksikasi heroin pada orang dewasa menunjukkan toksikologi


morfin pada satu penelitian berkisar antara 0-2800 ng/ml, dan 50-1200 ng/ml pada
penelitian yang lain.
PEMBAHASAN
• Interpretasi dari toksikologi post-mortem pediatrik dinyatakn tidak akurat karena berdasarkan
dari literatur untuk toksikologi dewasa.

• Selain itu, bayi memiliki perbedaan fisiologis yang penting yang kemungkinan dapat
mempengaruhi analisis dan interpretasi data tersebut.

• Sebagian besar opioid dimetabolisme melalui CYP-mediated oxidation, akan tetapi


morphine, hydromorphone, dan oxymorphone melalui proses glukoronidasi.

• Enzim UGT utama yang berperan dalam metabolisme opioid melalui proses glukoronidasi
adalah UGT2B7.

• Aktivitas enzim UGT2B7 menunjukkan angka yang signifikan pada beberapa pasien.

• Meskipun data mengenai metabolism heroin pada bayi saat ini belum ada, beberapa
penelitian telah memulai penggunaan morfin untuk analgesik pada anak yang menujukkan
berat badan dan bukan usia bayi yang artinya luas permukaan merupakan indikator terbaik
dari kemampuan metabolisme.
PEMBAHASAN
• Faktor-faktor tambahan yang juga relevan dapat meliputi fungsi ginjal
karena ekskresi obat dapat mengalami penurunan pada neonatus. Laju
filtrasi glomerulus berkisar antara 2-4 ml/min saat lahir, 8-12 ml/min
saat usia 3 hari, dan 120 ml/min saat mencapai usia 5 bulan.

• Pada orang dewasa, penurunan fungsi ginjal dapat meningkatkan


toksisitas pada pasien-pasien dengan penurunan clearance ginjal
yangsecara langsung berhubungan dengan akumulasi metabolit
morphine-6-glucuronide.

• Faktor-faktor tersebut bersamaan dengan faktor lainnya berkontribusi


terhadap ambang toksisitas dan lethal dari komponen-komponen
tersebut, dan dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk lebih memahami
seluruhnya.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai