Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS & DESAIN SISTEM

PERENCANAAN
By:
Ridwan Andi Kambau
SISTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE (SDLC)
–SIKLUS HIDUP PEMBANGUNAN SISTEM
• SDLC terdiri dari empat fase dasar, yaitu :
– Planning (Perencanaan)
– Analysis (Analisis)
– Design (Perancangan)
– Implementation (Implementasi-Pelaksanaan)
• Setiap fase termasuk langkah-langkah
didalamnya akan menghasilkan dokumen
yang memberikan pemahaman terhadapa
proyek
Fase I : Perencanaan
• Fase ini adalah proses dasar untuk
memahami kenapa sistem informasi harus
dibangun.
• Fase Perencanaan juga menetapkan
bagaimana tim proyek membangun sistem
informasi.
• Fase Perencanaan terdiri dari dua langkah
perencanaan
Dua Langkah Perencanaan
1. Inisiasi Proyek, mengidentifikasi nilai bisnis
dari organisasi (Bagaimana menekan biaya
dan meningkatkan pendapatan)
2. Manajemen Proyek, Manajer proyek
membuat rencana kerja, menyusun staff dan
memakai teknik untuk mengendalikan tim
proyek dan mengarahkan untuk mengikuti
SDLC.
Fase II: Analisis
• Fase analisis menjawab pertanyaan:
– siapa yang akan menggunakan sistem?
– Apa yang dapat dilakukan oleh sistem?
– Dimana dan kapan sistem digunakan?
• Selama fase ini tim proyek menginvestigasi
sistem yang sudah ada, mengidentifikasi
kemungkinan peningkatan sistem yang ada, dan
membangun konsep pengembangan.
• Fase ini terdiri dari tiga tahap analisis
Tiga Tahap Analisis
1. Strategi Analisis, dibuat untuk membimbing tim
proyek dalam bekerja dan menganalisis termasuk
sistem yang sudah ada.
2. Pengumpulan Requirement, Analisis ini digunakan
untuk merancang konsep sistem baru, dimana
konsep ini digunakan untuk membuat model
analisis.
3. Proposal Sistem, proposal ini dipresentasikan
kepada sponsor proyek(pemodal) atau orang yang
menentukan jalan atau tidaknya proyek ini.
Fase III : Perancangan
• Pada fase ini ditetapkan bagaimana operasional
sistem :
– Bagaimana hardware, software, dan network
infrastructure; user interface, form, dan report akan
digunakan.
– Bagaimana specific program, database dan file akan
diperlukan.
• Pada fase ini juga ditetapkan apakah sistem akan
dibuat atau dibeli.
• Fase ini biasanya yang paling lama dan paling
mahal biayanya dari keseluruhan proses
Empat Langkah Perancangan
1. Strategi Perancangan, menetapkan apakah sistem akan
dibangun sendiri atau diserahkan kepada pihak luar
perusahaan.
2. Perancangan Arsitektur, ini menggambarkan hardware,
software dan network infrastructure yang akan digunakan.
3. Spesifikasi Database dan File, dokumen ini
mendefenisikan apa dan dimana data disimpan.
4. Perancangan Program, mendefenisikan apa yang perlu
ditulis/coding dan apa yang akan dilakukan oleh program
tersebut.
Fase IV: Pelaksanaan
Tiga Langkah Pelaksanaan
1. Konstruksi Sistem, sistem dibangun dan dites
untuk memastikan apakah sudah sesuai dengan
rancangannya.
2. Instalasi, mempersiapkan untuk mendukung
sistem yang diinstal.
3. Rencana Pendukung, termasuk didalamnya
review (peninjauan kembali) setelah
implementasi.
METODOLOGI
PEMBANGUNAN SISTEM
Metodologi
• Metodologi adalah pendekatan formal dalam
pelaksanaan SDLC.
• Metodologi sangat bervariasi tergantung dari
apakah penekanannya terhadap proses bisnis
(fokus pada proses) atau data pendukung
bisnis(fokus pada data).
Metodologi Fokus Proses
• Pada metodologi ini fokus pada
mendefinisikan aktivitas-aktivitas yang
berhubungan dengan sistem
• Konsentrasi pada menunjukkan konsep
sistem sebagai perangkat proses dengan
aliran informasi keluar dan masuk melalui
suatu proses.
Metodologi Fokus Data
• Metodologi ini fokus pada
mendefinisikan isi dari tempat
penyimpanan data dan bagaimana data
tersebut diorganisasikan.
• Metodologi fokus data ini menggunakan
model data sebagai konsep inti dari
sistem
Metodologi Berorientasi Objek
• Metodologi ini mencoba menyeimbangkan
fokus antara proses dan data.
• Unified Modeling Language (UML) digunakan
untuk menggambarkan konsep sistem
sebagai koleksi dari objek-objek yang
menggabungkan data dan proses.
Kategori Metodologi
Pembangunan Sistem
1. Kategori I : Perancangan Terstruktur (Structured Design)
– Waterfall Development
– Parallel Development
2. Kategori II : Pembangunan Aplikasi Secara Cepat (Rapid
Application Development-RAD)
– Phased Development
– Prototyping
– Throwaway Prototyping
3. Kategori III : Pembanguan Secara Cerdas (Agile
Development)
– Extreme Programming (XP)
Kriteria Dalam Memilih Metodologi
Clarity of User Requirements
(Kejelasan User Requirement)

• Metodologi RAD seperti prototyping and


throwaway prototyping biasanya lebih
cocok saat user requirements belum
jelas sehingga disediakan prototipe agar
user berinteraksi lebih awal dengan
sistem,
Familiarity with Technology (Kedekatan
dengan Teknologi)

• Jika sistem dirancang tanpa pendekatan


dengan basis teknologi, resiko akan
meningkat karena tool mungkin tidak
sanggup melakukan apa yang
diperlukan.
System Complexity
(Kompleksitas Sistem)
• Sistem kompleks membutuhkan analisis dan
perancangan yang hati-hati dan detil.
• Tim Proyek yang mengikuti metodologi
phased development cenderung memberikan
sedikit perhatian pada analisis domain
masalah secara lengkap yang kemudian
dilakukan pada metodologi yang lain.
System Reliability
(Kehandalan Sistem)
• Kehandalan Sistem adalah faktor penting
dalam pembangunan sistem.
• Metodologi berbasis Throwaway
prototyping sangat cocok saat kehandalan
sistem menjadi prioritas utama.
• Metodologi berbasis Prototyping bukan
pilihan yang tepat karena kurang hati-hati
dalam fase analisis dan perancangan.
Short Time Schedules
(Jadwal Dengan Waktu Sempit)
• Metodologi berbasis RAD sangat cocok
dengan proyek dengan waktu sangat
terbatas karena dapat meningkatkan
kecepan pengembangan.
• Metodologi berbasis Waterfall adalah
pilihan yang buruk saat waktu sangat
berharga karena metode ini sulit
melakukan perubahan jadwal.
Visibilitas Jadwal
• Metodologi berbasis RAD banyak
dilakukan pada awal pengambilan
keputusan desain kritikal proyek,
konsekuensinya proyek ini akan
membantu manajer proyek mengenali
resiko dan tetap pada ekspektasi yang
diharapkan.
Keahlian & Peran Tim Proyek
• Proyek harus berisi orang-orang dengan variasi
keahlian agar proyek bisa berhasil.
• Enam keahlian utama yang harus dimiliki oleh
seorang analist:
– Technical
– Business
– Analytical
– Interpersonal
– Management
– Ethical
Kategori Analist
• Business Analyst
• Systems Analyst
• Infrastructure Analyst
• Change Management Analyst
• Project Manager
Peran Tim Proyek
Kesimpulan
• The Systems Development Lifecycle terdiri
dari empat tahap : Planning, Analysis, Design,
and Implementation
• Ada enam major development methodologies:
the waterfall method, the parallel development
method, the phased development method,
system prototyping, design prototyping, and
agile development.
• Ada lima major team roles: business analyst,
systems analyst, infrastructure analyst, change
management analyst and project manager.

Anda mungkin juga menyukai