Anda di halaman 1dari 16

Evaluasi Kontrak Pengembangan

Migas Non Konvensional di


Indonesia
By:
Febby Gita Samban
Jisman 1401347
Ratih Tunjungsari 1401280
Reskiana 1401204
Bryan Imanuel R 1501469
OUTLINE
• PENDAHULUAN
• PERMASALAHAN
• METODOLOGI
• HASIL DAN ANALISA
• KESIMPULAN
PENDAHULUAN
Potensi MNK Indonesia (Shale Oil, Shale Gas,
Tight Sand Gas, Gas Metana Batubara, dan
Methane-Hydrate) dengan jumlah sumber daya
di tempat dinilai layak dikembangkan untuk
meningkatkan pendapatan negara dan
memberikan kontribusi sebesar-besarnya bagi
perekonomian nasional sesuai dengan amanat
UU No. 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas
Bumi
PERMASALAHAN
Sebagian besar dari Wilayah Kerja Migas Non
Konvensional yang sudah menandatangani
kontrak dengan pemerintah tidak melakukan
komitmen-komitmen kerja dalam kontrak
tersebut (Laporan Tahunan SKKMIGAS,2016).
METODOLOGI
• Pengumpulan Data
• Melakukan Kajian Ulang
• Melakukan Evaluasi
• Membandingkan Kedua Model Kontrak
Pengembangan
HASIL DAN ANALISA
HASIL DAN ANALISA
Ada skenario dalam perkiraan produksi sumuran
yaitu:

1. Skenario Pesimis
2. Skenario Moderat
3. Skenario Optimis
HASIL DAN ANALISA
HASIL DAN ANALISA
Rencana Pengembangan
Rencana pengembangan WK MNK berdasarkan
karakteristik area prospek dan aspek
operasional.
HASIL DAN ANALISA
Tahap Eksplorasi/Pilot
Melakukan evaluasi reservoir secara intensif
berdasarkan data yang diperoleh dari sampel
core (dari sumur eksplorasi).
HASIL DAN ANALISA
Skala Pengembangan
• Maks. sumur yang dapat di bor sebanyak 20
• Sumur akan dibor dengan jarak 60 Acres
dengan panjang horizontal 2000ft dan jarak
antar horizontal 1300ft
HASIL DAN ANALISA
Evaluasi Keekonomian
Menganalisis kelayakan rencana pengembangan
MNK berdasarkan potensi dan kondisi
permukaan serta infrastruktur dengan,
menggunakan parameter-parameter dan
asumsi- asumsi perhitungan (terms and
conditions, produksi, harga gas, dan
investasi/expenditures)
HASIL DAN ANALISA
Hasil Evaluasi Keekonomian
• Sensitivitas
KESIMPULAN
Evaluasi keekonomianpengembangan MNK
menunjukkan bahwa model kontrak PSC lebih
menarik bagi kontraktor jika diterapkan pada
WK yang mempunyai tingkat produksi pesimis
sampai dengan moderat. Sedangkan model
kontrak GS akan lebih menarik bagi kontraktor
diterapkan pada WK yang mempunyai tingkat
produksi tinggi.
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai