Anda di halaman 1dari 24

RIVIEW JOURNAL

“Fire Tests on Composite Steel-


Concrete Beams Prestressed with
External Tendons”

Oleh:
Putu Ayu Priska Dewi
POKOK IDENTITAS JURNAL
BAHASAN Judul : Fire tests on composite
steel-concrete beam
01. Pendahuluan prestressed with external
tendons

02. Studi Eksperimental Penulis : Huanting Zhoua, Shaoyuan


Lia, Lu Chenb,Chao Zhangc
Nama Jurnal: Journal of Constructional
03. Hasil Studi Eksperimental
Steel Research
Penerbit : Elsevier
04. Studi Numerik Vol/Thn : 143/2018
Halaman : 10 halaman
05. Kesimpulan a
School of Civil Engineering and Architecture, Wuhan University of
Technology, China
b
China Construction Seventh Engineering Division. Corp.,China
c
College of Civil Engineering, Tongji University, China
01
PENDAHULUA
N
Latar Belakang
Sedikit data eksperimen mengenai perilaku
balok komposit baja-beton prategang pada
Keunggulan balok komposit baja-beton saat kebakaran
prategang
memiliki perilaku elastis di bawah beban yang lebih Struktur
prategang
vs Struktur
non-prategang
berat
meningkatkan kapasitas ultimit
mengurangi berat baja struktural
lebih mampu menahan retak Lebih sensitif terhadap api

meningkatkan perilaku terhadap getas dan fatigue


Dilakukan studi eksperimental mengenai perilaku
balok komposit baja-beton prategang dengan
Balok komposit prategang tendon
tendon eksternal terhadap api.
eksternal lebih banyak digunakan sebagai
perkuatan struktur
02
STUDI
EKSPERIMEN
TAL
2.1 Benda Uji
Tabel 2.1 Ringkasan studi uji kebakaran

Perbedaan pada rasio beban

Perbedaan pada rasio prategang

Gambar 2.1 Detail balok komposit prategang

Seluruh balok memiliki penampang yang sama

Konfigurasi untaian kabel dipertimbangkan


yakni lurus dan menekuk

Metode pasca-tegangan digunakan untuk


menerapkan gaya pretensi

Dipasang stiffeners dan end plates


Gambar 2.1 Lanjutan Gambar 2.2 Benda uji sebelum dicor

Material propertis:

Baja tendon berkekuatan tinggi dengan kekuatan leleh Kuat leleh untuk tulangan 360 MPa
1862 MPa
Kuat tekan 60 hari untuk beton adalah 34,6 MPa Kuat leleh untuk baja (balok baja) 315 MPa
2.2 Alat Uji

Gambar 2.4 Lokasi termokopel


Gambar 2.3 Tungku dan penempatan benda uji

Tungku dapat mensimulasikan kondisi pembebanan Respon termal dan mekanis dari balok yang diuji
gabungan antara suhu, gaya dan membatasi boundary selama uji kebakaran dimonitor dengan termokopel dan
conditions elemen struktur yang terpapar selama insiden transduser perpindahan.
kebakaran.
2.3 Prosedur Pengujian
Beban dua titik diterapkan pada benda
uji.Pembebanan dilakukan secara bertahap hingga
mencapai nilai target. Kekuatan target kemudian
dipertahankan selama 30 menit sebelum pemanasan
dimulai.
Uji kebakaran dihentikan saat beban kerja tidak dapat
ditopang oleh balok yang diuji.
03
HASIL STUDI
EKSPERIMENT
AL
3.1 Respon Termal

(a) Balok baja (b) Untaian kabel prategang (c) Pelat beton

Gambar 3.1 Temperatur pada balok PCB-4

Suhu seluruh benda uji memiliki pola yang serupa. Tebal pelat pada badan yang lebih tipis mengakibatkan bagian
badan/web mengalami peningkatan suhu yang lebih cepat. Temperatur pelat beton pada penampang komposit meningkat secara
perlahan dan stabil dibandingkan dengan temperatur penampang balok baja.
3.2 Respon Struktur
(Defleksi pada Tengah Bentang)

● Perilaku defleksi balok PCB-1, dari 20ºC sampai 230ºC


defleksi meningkat secara linier dan lambat
Gambar 3.2 (a) Kurva temperatur-defleksi PCB-1
● Dari 230ºC sampai 529ºC defleksi meningkat lebih cepat.
Pada tahap ini, gaya pretensi pada untaian kabel menurun
secara signifikan karena regangan termal yang diinduksi
oleh api.
● Di atas 529ºC, defleksi meningkat pesat yang disebabkan
oleh kendurnya untaian kabel dan penurunan sifat material
baja dan beton.

Gambar 3.3 (a) Kurva temperatur-rasio prategang PCB-1


3.2 Respon Struktur
(Defleksi pada Tengah Bentang)

● Perilaku linier PCB-2 berakhir pada suhu yang lebih


tinggi 283ºC dibandingkan PCB-1.
Gambar 3.2 (b) Kurva temperatur-defleksi PCB-2
● Setelah tahap awal, defleksi PCB-2 meningkat lebih
lambat dibandingkan dengan PCB-1.
● Untuk tahap akhir, defleksi PCB-2 meningkat dengan
cepat, mirip dengan perilaku PCB-1.
● Untaian kabel menjadi kendur pada suhu 750ºC, di mana
balok PCB-2 mencapai status kegagalannya.

Gambar 3.3 (b) Kurva temperatur-rasio prategang PCB-2


3.2 Respon Struktur
(Defleksi pada Tengah Bentang)

● Balok PCB-3 menunjukkan perilaku defleksi linier yang


sama dengan balok PCB-1 pada tahap pemanasan awal. Gambar 3.2(c)Kurva temperatur-defleksi PCB-3
● Setelah tahap awal, defleksi PCB-3 meningkat lebih lambat
dibandingkan dengan PCB-1.
● Untuk tahap terakhir, defleksi PCB-3 meningkat dengan
cepat.
● Untaian kabel menjadi kendur setelah 657ºC. Kurva rasio
prategang mengalami sedikit fluktuasi pada suhu 570ºC.

Gambar 3.3 (c) Kurva temperatur-rasio prategang PCB-3


3.2 Respon Struktur
(Defleksi
(Defleksi pada
padaTengah
TengahBentang)
Bent ang)

● Beam PCB-4 menunjukkan perilaku defleksi linier yang


mirip dengan PCB-3 pada tahap pemanasan awal. Kurva temperatur-defleksi PCB-4
Kur va t e mpe r a t ur - d e f l e ks i PCB- 4
● Setelah tahap awal, tegangan awal pada untaian kabel
menurun drastis pada 201ºC.
● Pada tahap akhir, defleksi balok meningkat pesat.
● Defleksi PCB-4 berkembang lebih lambat daripada defleksi
PCB-3 pada tahap akhir, karena konfigurasi untaian kabel
yang berbeda di kedua balok.

Kurva temperatur-rasio prategang PCB-4


Kur va t e mpe r a t u r - r a s i o pr a t e ga ng PCB- 4
Tabel 3.1 Rangkuman hasil tes pemanasan
3.2 Respon Struktur
(Slip Aksial)

● Slip antara balok dan pelat beton dapat diabaikan


antara 20ºC hingga 300ºC.
● Ketika suhu di atas 300ºC, slip meningkat seiring
dengan kenaikan suhu.
● Namun, secara garis umum besarnya slip dari balok
yang diuji dapat diabaikan (kurang dari 0,1 mm di
Gambar 3.4 Perbandingan slip aksial seluruh benda uji
semua balok).
3.2 Respon Struktur
(Mode Kegagalan)

• Semua balok gagal karena kehilangan


kekuatan lentur pada suhu tinggi.
• Ditemukan retakan pada permukaan
samping pelat beton.
• Ketika balok uji mendekati kegagalan pada
suhu tinggi, sumbu netral berada di bagian
beton.

Gambar 3.5 Mode kegagalan pada seluruh benda uji


04
STUDI
NUMERIK
Untuk lebih memahami perilaku balok komposit prategang terhadap api, studi numerik
menggunakan perangkat lunak elemen hingga (FE) ABAQUS dilakukan untuk
memodelkan uji api.

• pelat beton disambung menggunakan elemen DC3D8 untuk analisis perpindahan


panas dan C3D8 untuk analisis struktur.
FE model PCB-4
• Balok baja disambung menggunakan elemen DS4 untuk analisis perpindahan panas
dan S4 untuk analisis struktur.
• Permukaan atas, sayap atas balok baja diasumsikan sempurna diikat dengan
permukaan bawah pelat beton.

Hasil dari studi numerik akan dibandingkan dengan hasil studi ekperimental.
Distribusi temperatur

Distribusi tegangan
Perbandingan hasil studi numerik
dan studi eksperimental

Temperatur pada pelat beton Defleksi PCB-4

Temperatur pada balok baja Prategang


05
KESIMPULAN
● Rasio beban berpengaruh negatif terhadap suhu
kegagalan balok komposit prategang, semakin
● Balok komposit prategang yang diselidiki tanpa
besar rasio beban, semakin rendah suhu
proteksi kebakaran memiliki ketahanan api 20
kegagalan. Pengaruh prategang awal pada
menit sampai 30 menit. Tegangan pada untaian
untaian kabel terhadap suhu kegagalan tidak
kabel pada suhu tinggi memiliki pengaruh penting
signifikan pada balok yang diuji, sedangkan
pada perilaku balok.
kekenduran pada untaian kabel menyebabkan
kegagalan pada balok pada suhu tinggi.
● Balok komposit prategang dengan untaian kabel
menekuk memiliki ketahanan api yang lebih tinggi ● Model numerik yang dikembangkan dalam
daripada balok yang diuji prategang oleh untaian makalah ini secara memadai memprediksi
kabel lurus. perilaku kebakaran dari balok komposit
prategang, yang dapat digunakan dalam studi
parametrik lebih lanjut.
SEKIAN

THANKS!

Anda mungkin juga menyukai