Keamanan Susu
Kandungan Susu:
✔ Protein 3,2%
✔ Lemak 3,8%
✔ Laktosa 4,7%
✔ Air 87,2%
✔ Mineral 0,8%
✔ Bahan Kering 12,7% (Hadiwiyoto, 1994).
Pemeriksaan Susu
Kimia
Biol
Fisik o gi
Menggunakan zat Mikr
a bakte oskopis
sa, Warn kimia atau reaksi
Bau, Ra kimia tertantu
riolo
g i s
,
bioke da
mis n
Pemeriksaan Fisik Susu
(Yusuf, 2010)
Pemeriksaan Fisik Susu
Uji Alkohol
Prinsip :
Protein susu diselubungi oleh
mantel air. Susu yang rusak akan
bercampur dengan alcohol yang
berdaya dehidrasi sehingga Prosedur
protein akan berkoagulasi.
Semakin tinggi derajat asam susu
Uji Didih
Uji didih
Prosedur
Prosedur
(Puspitarini
(Aninditadan
danKenjnowaty, 2015)
Soyi, 2017).
Pemeriksaan Biologi Susu
Prinsip : menunjukan jumlah mikroba yang terdapat dalam suatu produk dengan cara menghitung
koloni bakteri yang ditumbukan pada media agar.
Masukkan 25 ml susu ke 1 ml pengenceran 10-1 diambil Dari masing-masing pengenceran Diinkubasikan pada suhu 3-7º C
Prosedur dalam wadah steril yang kemudian diambil 1 ml untuk dimasukkan ke selama 24-48 jam, dan semua
sudah berisi 225 mllarutan diencerkan menggunakan dalam cawan petri steril secara koloni yang tumbuh dihitung
buffer peptone. BPW 9 ml sebagai duplo, kemudian dituang media cair sebagai TPC dengan metode
Homogenkan. pengeceran 10-2, lalu diulangi plate count agar (PCA) sebanyak Bacteriological Analytical Manual
lagi sampai dengan 20 ml dan dihomogenkan. (BAM)
pengenceran 10-5.
(Hadiwiyoto, 1994).
(SNI, 2010)
Pembahasan
Ciri khas susu yang baik dan normal adalah susu tersebut terdiri dari konversi
Pemeriksaan Organoleptik warna kolostrum yang berwarna kuning dengan warna air susu yaitu putih, jadi
susu normal itu berwarna putih kekuning-kuningan.
Pengujian dengan menggunakan indra penciuman dilakukan dengan membaui
susu tersebut, apabila baunya normal maka susu berkualitas baik. Selain itu
Aroma susu bisa berubah apabila ada pertumbuhan mikroba di dalam susu
(susu menjadi asam) atau aroma lainnya (bukan aroma susu) akibat senyawa
aroma ini diserap oleh lemak susu. (Yusuf, 2010).
Lemak merupakan sumber utama nutrisi yang ada dalam susu. Pada umumnya
komposisi susu sapi terdiri atas air dan bahan kering dimana salah satunya
adalah lemak.
Komposisi lemak susu akan semakin menurun karena pemberian
konsentrat. Hal ini disebabkan kandungan protein yang cukup tinggi
Uji Kadar Lemak dalam konsentrat memacu produksi asam propionat. Pakan hijauan
menghasilkan banyak asetat sebagai bahan baku sintesis lemak susu. Seperti
halnya protein susu, kadar lemak susu akan menurun dengan meningkatnya
produksi susu.
Contoh pembacaan hasil uji kadar lemak susu kambing peranakan etawa
yang tidak di pasteurisasi menghasilkan 4,5% (Yusa et al., 2017)
Pembahasan
Perkiraan Jumlah
Waktu methylen blue luntur Kualitas Susu
Bakteri (CFU/ml)
Perhitungan Terhadap Jumlah Sumber utama kontaminasi bakteri berasal dari udara, debu, peralatan yang
Bakteri kotor, petugas, dll, dengan demikian prosedur pembersihan dan sanitasi
merupakan pengendali kualitas yang paling penting
(Anindita dan Soyi, 2017).
Kandungan mikroba yang tinggi menyebabkan susu cepat rusak (Djaafar dan
Rahayu, 2007).
Penghitungan Koloni
Pilih dan hitung cawan-cawan yang mempunyai jumlah koloni 25-250 dan koloni yang tumbuh
hitung sebagai total mikroba
Gunakan colony counter untuk menghitung koloni dan berilah tanda padak oloni yang sudah
dihitung untuk menghindari penghitungan ulang.
SNI 01-3141-1998
1. Total Plate Count : 1x106 CFU/ml
2. Salmonella : negatif
3. E. coli (patogen) : negatif
4. Coliform : 20/ml
5. Streptococcus : negatif
6. Staphylococcus aureus : 1x102/ml
Kriteria Susu ASUH
• Tidak mengandung atau tidak bersentuhan dengan barang atau zat yang
diharamkan, Tidak mengandung agens penyebab penyakit, misalnya
mikroba penyebab penyakit hewan menular (bakteri tipus, TBC) dan
residu bahan berbahaya (antibiotik, logam berat, pestisida, hormon),
Tidak dikurangi atau ditambah sesuatu apa pun, dan Mengandung zat
gizi dalam jumlah yang cukup.
(Gustiani, 2009).
Daftar Pustaka
Anindita, N. S dan Soyi, D. S. 2017. Studi kasus: Pengawasan Kualitas Pangan Hewani melalui Pengujian Kualitas Susu Sapi yang Beredar
di Kota Yogyakarta. Jurnal Peternakan Indonesia. 19(2): 96-105
Badan Standardisasi Nasional. 2011. Standar nasional Indonesia susu segar. Bagian 1-Sapi SNI- 3141.1-2011. Badan Standardisasi Nasional,
Jakarta. www.bsn.go.id. Diakses pada tanggal 18 juni 2020.
Djaafar, T. F. dan S. Rahayu. 2007. Cemaran Mikroba Pada Produk Pertanian, Penyakit yang Ditimbulkan dan Pencegahannya. Jurnal
Litbang Pertanian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. 26(2) : 67-75.
Gustiani, E. 2009. Pengendalian Cemaran Mikroba Pada Bahan Asal Pangan Ternak (Daging dan Susu) Mulai Dari Peternakan Sampai
Dihidangkan. Jurnal Litbag Pertanian. 28(3): 96-100.
Hadiwiyoto, S. 1994. Pengujian Mutu Susu dan Hasil Olahannya. Liberty, Yogyakarta.
Jaman, M. F. V., Suada, I. K dan Sampurna, I. P. 2013. Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawa Selama Penyimpanan Suhu Ruang Ditinjau
dari Rasa, pH dan Uji Alkohol. Indonesia Medicus Veterinus. 2(5) : 469-478.
Puspitarini, O. R dan Kentjonowaty, I. 2015. Pengaruh Lama Simpan pada Refrigrator Terhadap Kualitas Susu Kambing Pasteurisasi.
Dinamika Rekasatwa. 8(1).
Daftar Pustaka
Sanam, A. B., Swacita, I. B. N dan Agustina, K. K. 2014. Ketahanan Susu Kambing Peranakan Ettawah Post-Thawing pada Penyimpanan
Lemari Es Ditinjau dari Uji Didih dan Alkohol. Indonesia Medicus veterinus. 3(1) : 1-8.
Suardana, I. W. dan I. B. N. Swacita. 2009. Higiene Makanan. Kajian Teori dan Prinsip Dasar. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas
Udayana, Denpasar.
Yusuf, R. 2010. Kandungan Protein Susu Sapi Perah Friesian Holstein Akibat Pemberian Pakan yang Mengandung Tepung Katu (sauropus
androgynus (l.) merr) yang Berbeda. Jurnal Teknologi Pertanian. 6 (1): 1-6.
Zurriyati Y., R.R. Noor dan R.R.A. Maheswari. 2011. Analisis molekuler genotipe kappa kasein (κ-kasein) dan komposisi susu kambing
Peranakan Etawah, Saanen dan Persilangannya. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner. 16(1) : 61-70.