Kewarganegaraan memiliki
pengertian lebih luas dari
warganegara.
Kewarganegaraan memiliki
pengertian tidak sebatas keanggotaan
seseorang dari organisasi negara,
tetapi meluas kepada hal-hal yang
terkait dengan warganegara dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pengertian kewarganegaraan
Ditilik dari dua perspektif yaitu :
perspektif ide kewarganegaraan dan
perspektif warganegara sebagai subjek politik.
Pertama, ditilik dari perspektif ide kewarganegaraan, maka dapat dipilah
pengertian kewarganegaraan menjadi enam, yaitu :
(a) kewarganegaraan sebagai konstruksi legal (hukum);
(b) kewarganegaraan diartikan sebagai posisi netralitas;
(c) kewarganegaraan sebagai keterlibatan dalam kehidupan komunal
(bersama, bermasyarakat);
(d) kewarganegaraan dikaitkan dengan upaya pencegahan (amilioration)
terhadap konflik-konflik berdasarkan perbedaan kelas;
(e) kewarganegaraan sebagai upaya pemenuhan diri (self-sufficiency); dan
(f) kewarganegaraan sebagai proses “hermeneutik” yang berupa dialog
dengan tradisi, hukum, dan institusi.
Hak-hak Warganegara
Masyarakat politik pada dasarnya merupakan
perkembangan dari masyarakat alamiah (natural society),
dengan hak-hak alamiah berkembang menjadi masyarakat
politik.
Hak untuk bekerja dan imbalan yang adil (pasal 28D, ayat
2).
Hak memperoleh suaka politik dari negara lain (pasal 28G, ayat
2).
Hak hidup sejahtera lahir dan batin (pasal 28H, ayat 1).
Lanjutan :
Hak mendapatkan kemudahan dan memperoleh
kesempatan dan manfaat yang sama (pasal 28H, ayat 2).