Teori Ekonomi Makro 2020 Sebelum Mid
Teori Ekonomi Makro 2020 Sebelum Mid
Teori Ekonomi Makro 2020 Sebelum Mid
Oleh :
KREST D. TOLOSANG, SE MSi
1
TEORI EKONOMI MAKRO
FEKON UNSRAT
2
TEORI
TEORI EKONOMI
EKONOMI MAKRO
MAKRO
A.MASALAH EKONOMI MAKRO
Masalah Ekonomi Makro adalah
masalah-masalah yang berkaitan
dengan kebijakan pengelolaan dan
pengendalian umum terhadap
perekonomian agar perekonomian
tersebut bisa bekerja dan
bertumbuh secara seimbang.
3
Masalah Kebijaksanaan Makro mencakup 2
masalah pokok yakni :
5
PENGANGGURAN
DEFINISI : Orang yang berada pada usia angkatan kerja yang
tidak mempunyai pekerjaan atau sedang mencari pekerjaan.
6
* KETIMPANGAN ATAU KETIDAKSEIMBANGAN
NERACA PEMBAYARAN
Neraca Pembayaran ( Balance of Payment )
ialah : Catatan yang sistematis tentang
transaksi ekonomi internasional antara
penduduk suatu negara dengan penduduk
negara lain dalam jangka waktu tertentu
yang memuat laporan rugi laba berupa
ringkasan keluar masuk barang, jasa, dan
asset perekonomian selama periode
tertentu biasanya satu tahun
7
SYARAT NERACA PEMBAYARAN
Saldo Neraca Pembayaran harus sama dengan nol, jika
neraca pembayaran tidak seimbang maka akan
berpengaruh terhadap nilai tukar mata uang. Jika saldo
neraca pembayaran defisit ( < 0 ) maka permintaan
terhadap mata uang asing akan meningkat dan
penawaran terhadap mata uang domestik
bertambah,sehinggga menyebabkan melemahnya nilai
tukar mata uang domestik. Sebaliknya jika jika saldo
neraca pembayaran surplus ( > 0 ) maka permintaan
terhadap mata uang domestik akan meningkat dan
penawaran terhadap uang asing akan bertambah sehingga
akan memperlemah ekspor ke luar negeri sebab nilai
tukar mata uang domestik semakin kuat.
8
2. Masalah Makro Jangka
Panjang
Masalah Makro jangka panjang adalah
masalah pertumbuhan ekonomi yakni
bagaimana mengatur perekonomian agar
ada kesertasian antara pertumbuhan
penduduk,pertambahan kapasitas produksi
dan ketersediaan dana untuk investasi.
Masalah makro jangka panjang pada
dasarnya adalah juga bagaimana
menghindari ketiga penyakit tersebut
diatas dalam jangka waktu yang panjang
( 5, 10, dan 25 tahun ).
9
B. KERANGKA ANALISA MAKRO
11
Dimana Kegiatan Ekonomi Makro Dilakukan ?
12
PASAR BARANG
Di pasar barang permintaan total dari masyarakat
yakni Q ( GDP ) akan barang-barang dan jasa-jasa
bertemu dengan seluruh barang-barang dan jasa-
jasa yang di tawarkan oleh produsen di
masyarakat dalam suatu periode, pada tingkat
harga P yang bertemu di titik ekuilibrium ( E )
,sehingga dengan mempelajari pasar barang dan
jasa dalam makro ekonomi maka kita akan
mengetahui tinggi rendahnya inflasi atau gerak
harga umum dan naik turunnya gerak produksi total
atau GDP.
13
PASAR UANG
14
PASAR TENAGA KERJA
16
Pelaku Kegiatan Ekonomi Makro
Dalam Teori Ekonomi Makro
digolongkan lima pelaku
kegiatan ekonomi yaitu :
1. Rumah Tangga
2. Produsen
3. Pemerintah
4. Lembaga-lembaga keuangan
5. Negara-negara lain
17
Teori Makro Ekonomi Klasik
Ahli Ekonomi Klasik yang dimotori oleh Adam
Smith (1776) mengemukakan inti pendapat mereka
bahwa :
Suatu perekonomian yang diatur oleh “ The Invisible
Hand ” atau Mekanisme Pasar akan selalu berada
dalam penggunaan tenaga kerja (full employment).
Pandangan ini didasarkan pada keyakinan bahwa di
dalam perekonomian tidak akan terdapat kekurangan
permintaan.
Menurut Jean Baptiste Say (Say’s Law) bahwa “every
supply creates it’s own demand” atau “setiap penawaran
menciptakan sendiri permintaan terhadapnya.”
18
Menurut J.B Say : bahwa setiap perekonomian jarang terjadi
kelebihan produksi, namun jika masalah kelebihan produksi
terjadi maka keadaan itu hanya bersifat sementara karena
mekanisme akan membuat penyesuain-penyesuain sehingga
akhirnya jumlah produksi akan turun ke sektor-sektor yang
mengalami kelebihan produksi dan akan naik ke sektor-sektor
dimana permintaan terhadap produksi mereka sangat
berlebihan.
Berdasarkan pandangan tersebut diatas maka ahli-ahli
ekonomi dari mazhab klasik berkeyakinan bahwa :
dalam suatu perekonomian akan senantiasa terwujud keadaan
dimana jumlah seluruh penawaran barang-barang dalam
perekonomian (aggregat supply) dan penggunaan tenaga
kerja penuh (full employment) = keseluruhan permintaan
terhadap barang-barang tersebut (aggregat demand)
sehingga kekurangan permintaan tidak akan terjadi. Atau AS
= AD
19
Pandangan yang dikemukakan sebelumnya masih terfokus
pada perekonomian subsisten yang belum mengenal konsep
tabungan (saving). Bagaimana jika masyarakat menyisihkan
sebagian dari pendapatannya untuk ditabung ? Sehingga
akan timbul kelebihan produksi akibat tidak terbelinya semua
barang yang di produksi atau kekurangan permintaan
sehingga AS tidak sama dengan AD.
Ahli – ahli klasik tetap berkeyakinan bahwa tidak akan terjadi
kekurangan permintaan sebab semua tabungan sektor
rumah tangga yang tercipta pada penggunaan tenaga kerja
penuh (full employment) akan digunakan oleh para
pengusaha untuk melakukan investasi.
Oleh karena itu jumlah pengeluaran agregat (meliputi
konsumsi rumah tangga + investasi oleh pengusaha) = nilai
seluruh produksi yang diciptakan oleh sektor perusahaan
pada kondisi full employment.
20
Keseimbangan diantara keinginan rumah tangga dalam
menawarkan tabungan mereka dengan keinginan para
pengusaha untuk melakukan investasi tercapai ketika I
=s
Jumlah tabungan rumah tangga pada waktu
perekonomian mencapai full employment akan selalu
sama dengan jumlah seluruh investasi yang akan
dilakukan oleh para pengusaha.
Jika terjadi ketidakseimbangan atau ketidaksamaan
diantara penawaran tabungan oleh rumah tangga dan
permintaan tabungan oleh pengusaha maka akan terjadi
perubahan-perubahan dalam suku bunga yang pada
akhirnya akan menciptakan keadaan dimana tabungan
yang tercapai pada tingkat penggunaan tenaga kerja =
investasi oleh perusahaan-perusahaan.
21
Ahli ekonomi klasik berpendapat bahwa kebocoran
akibat pengeluaran sektor rumah tangga yaitu tabungan
akan selalu diimbangi oleh suntikan (aliran masuk) yang
sama besarnya ke dalam aliran pengeluaran tersebut
yaitu investasi yang dilakukan oleh para pengusaha.
Y= C + S = C + I ATAU S = I
Keyakinan Para ahli Klasik bahwa pada umumnya perekonomian
akan mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh (full
employment ), juga didasarkan pada keyakinan bahwa jika terjadi
pengangguran, maka mekanisme pasar akan menciptakan
penyesuaian-penyesuaian didalam pasar tenaga kerja sehingga
akhirnya pengangguran dapat dihapuskan dan tidak selalu terjadi
dalam perekonomian. Jika dalam perekonomian terjadi
pengangguran maka para penganggur akan bersedia bekerja pada
tingkat upah yang lebih rendah yang berlaku di pasar.
22
TEORI MAKRO KEYNES
John Maynard Keynes mengkritik pandangan-pandangan para ahli
Makro Klasik melalui bukunya The General Theory of
Employment,Interest,and Money (1936). Menurut Keynes bahwa
tingkat kegiatan perekonomian tidak selalu mencapai tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh (full employment) justru sebaliknya
yang terjadi yakni perekonomian selalu menghadapi masalah
pengangguran dan penggunaan tenaga kerja penuh (full employment)
jarang terjadi.
Fakta membuktikan bahwa teori makro klasik tidak mampu mengatasi
depresi ekonomi dunia yang terjadi pada tahun 1930-an yang melanda
hampir seluruh negara di dunia.
Menurut Keynes penggunaan tenaga kerja penuh adalah keadaan yang
jarang terjadi dalam perekonomian dimana hal ini disebabkan karena
kekurangan permintaan agregat yang terjadi dalam perekonomian.
23
Perbedaan pendapat antara kaum Klasik dengan Keynes terletak
dalam dua hal :
1. Faktor-Faktor yang menentukan tingkat Tabungan, tingkat
investasi dan suku bunga dalam prekonomian
2. Sifat-sifat perkaitan antara tingkat upah dengan penggunaan
tenaga kerja oleh pengusaha.
Menurut Keynes besarnya tabungan yang dilakukan oleh rumah
tangga bukan tergantung pada tinggi rendahnya suku bunga atau
S = f (i) namun tergantung pada tinggi rendahnya pendapatan
rumah tangga atau S = f (Y), yang memiliki korelasi yg
cenderung positif.
Keynes juga berpendapat bahwa tingkat investasi bukan hanya
ditentukan semata oleh tingkat bunga atau I = f (i) melainkan juga
oleh beberapa faktor penting lainnya yakni : keadaan ekonomi
pada masa kini, ramalan perkembangan di masa depan, dan
luasnya perkembangan teknologi yang berlaku .
24
Keynes tidak setuju bahwa fleksibilitas suku bunga akan
selalu menjamin berlakunya keseimbangan n diantara jumlah
tabungan pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh
dengan jumlah investasi yang dilakukan oleh para
pengusaha.
Menurut pendapat Keynes bahwa pada umumnya investasi
yang dilakukan oleh para pengusaha adalah lebih kecil dari
jumlah tabungan yang dilakukan rumah tangga pada waktu
tercapai full employment. Oleh karena itu pengeluaran
agregat dalam perekonomian adalah lebih rendah dari
produksi barang-barang pada saat full employment.
Kekurangan dalam pengeluaran agregat ini akan
menimbulkan pengangguran dalam perekonomian.
Keynes berpendapat bahwa suku bunga ditentukan oleh
permintaan uang (Md) dan penawaran uang (Ms) 25
Keynes juga mengkritik pandangan ahli makro klasik yang
menjelaskan bahwa tingkat upah gampang mengalami
perubahan yang akan menjamin tercapainya tingkat full
employment dan menghapuskan pengangguran. Menurut
Keynes bahwa dalam kenyataan yang terjadi dalam
perekonomian moderen adalah tingkat upah tidak mudah
mengalami penurunan karena adanya serikat pekerja yang
selalu menentang setiap upaya ntuk menurunkan tingkat
upah, sehingga sebagai akibatnya pengangguran menjadi
lebih sukar untuk dihapuskan.
John Maynard Keynes merupakan pencetus lahirnya ilmu
ekonomi makro sebab ia menganalisis kegiatan
perekonomian sebagai suatu keseluruhan, dan lebih
menganalisis perekonomian dari sisi permintaan.
Kaum klasik cenderung menganalisis perekonomian
secara mikro dan dari sisi penawaran
26
Keynes berpendapat bahwa tingkat kegiatan
ekonomi masyarakat ditentukan oleh besarnya
permintaan efektif (effective demand) yakni
permintaan yang disertai oleh kemampuan untuk
membayar barang dan jasa yang diminta tersebut
yang terjadi dalam perekonomian.
Tingkat full employment dalam perekonomin
tergantung pada sampai dimana besarnya
permintaan efektif yang tercipta dalam
perekonomian.
Semakin besar permintaan efektif maka makin
kecil jurang antara tingkat kegiatan ekonomi yang
tercapai dengan tingkat kegiatan ekonomi pada
tingkat full employment pengangguran akan
semakin rendah.
27
Keynes menjelaskan bahwa pengeluaran agregat
atau Aggregat Demand dalam suatu perekonomian
ditentukan oleh : Konsumsi Rumah Tangga (C),
Investasi atau penanaman modal (I), Pengeluaran
pemerintah (G) dan Ekspor (X), Impor (M) atau ;
Y = C+I+G+(X-M)
C dipengaruhi oleh Pendapatan (Yd), I dipengaruhi
oleh efisensi marjinal modal atau batas
pengembalian modal dan tingkat bunga, G
dipengaruhi oleh pajak atau Tax, Ekspor dan Impor
dipengaruhi oleh perkembangan perekonomian
dunia.
28
Kaum klasik sangat mengagungkan mekanisme pasar
sehingga menganjurkan agar peranan pemerintah
dikurangi bahkan tidak diperbolehkan turut campur
atau mengatur perekonomian, pemerintah hanya
boleh mengatur urusan-urusan politik dan publik
seperti kesehatan, pertahanan keamanan dan
pendidikan.
Keynes menganjurkan agar pemerintah harus turut
campur dalam mengatur kegiatan perekonomian
sebab tanpa turut campu pemerintah dalam mengatur
perekonomian maka akan menimbulkan terjadinya
kegagalan pasar (market failure) seperti yang terjadi
pada depresi raksasa perekonomian tahun 1930-an.
29
Perbedaan Pandangan antara kaum Klasik dengan Keynes
Mengenai Penentu Tabungan
r Sf S
r1
S
Sf
ro
S1
0 S
0
So S1 Yo Y1 Yf Y
Versi Klasik
Tingkat bunga dan tabungan (-) VERSI KEYNES
Jika Y rendah maka S negatif , setelah Y
memiliki hub.positif
melebihi Yo maka masyarakat
Keterangan : r = Tingkat Bunga menabung sebagian dari pendapatannya
semakin tinggi Y maka S juga semakin
S = Jumlah Tabungan Masyarakat
banyak
30
Y = Pendapatan Nasional
Pandangan Keynes Tentang Penentu Suku Bunga
Suku Bunga Mso Ms1
E
rO
E1
r1
Md
Po
P1
AD
Y
0 Yo Y1
Pendapatan Nasional Riil
34
2. Aggregate Supply (AS)/ Penawaran Agregat
AS adalah kuantitas output total atau nilai produk nasional
yang tersedia dan siap ditawarkan pada berbagai tingkat
harga
Perubahan AS sangat ditentukan oleh output potensial (GNP)
dan biaya-biaya input. Pertumbuhan output potensial dan
kenaikan biaya input dapat mempengaruhi nilai AS. Output
potensial dapat berubah melalui perubahan hal berikut ini :
Pertumbuhan Input (modal, tenaga kerja, dan tanah) akan
meningkatkan output potensial dan sekaligus menaikkan
Aggregate Suplly (AS)
Teknologi da efisiensi ; Peningkatan efisiensi, usaha inovasi
dan perbaikan teknologi akan meningkatkan output potensial
dan sekaligus Aggregate Supply.
35
KURVA AGGREGATE SUPPLY
P LRAS
SRAS
P3
D
Tingkat Harga
P2
C
P1
Po B
A
Yf Y
0
Pendapatan Nasional Riil
Kurva AS menanjak dari kiri bawah ke kanan atas. Pada awalnya yakni ketika pendapatan nasional
rendah dan pengangguran tinggi ( AB) tingkat harga relatif stabil (P0 ke P1). Setelah mendekati tingkat
kesempatan kerja penuh ( BC), tingkat harga akan mengalami kenaikan yang lebih pesat.Perubahan hargamenjadi semakin
36
cepat jika tingkat kesempatan kerja penuh telah tercapai dan kegiatan ekonomi masih berkembang dan meningkat lebih
Kurva penawaran agregat (AS) dibedakan dalam 2 bentuk yakni :
37
Tingkat Harga dan Keseimbangan Pendapatan Nasional
P LRAS
SRAS
P3 E3
Tingkat Harga
AD3
P2 E2
AD2
P1
Po E1
A AD1
0 Y1 Yf Y3 Y
Pendapatan Nasional Riil
Jika harga faktor produksi tetap maka AS dlm perekonomian ditunjukkan oleh kurva SRAS. Jika AD sebesar AD1 maka
keseimbangan Pendapatan Nasional riil tercapai pada titik E1 dimana tingkat harga sebesar P1 dan Pendapatan Nasional
sebesar Y1. Perubahan komponen AE dan Md,Ms akan menggeser kurva AD dari AD1 ke AD2 sehingga keseimbangan
baru tercapai pada titik E2,berarti perekonomian mencapai full employment sehingga pendapatan nasional mencapai Yf dan
38